Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ilham Khairy

NIM : 185090700111010

ISLAM DAN POLITIK

Beberapa hal yang patut mendapatkan kajian untuk masa depan politik islam

1. Definisi secara holistic (menyeluruh) bahwa islam mampu menyelesaikan persoalan dan
pertentangan di kalangan internal umat islam sendiri, baik secara ilmiah maupun praktis
terutama dalam hal mengelola sistem kenegaraan dan pemerintahan.
2. Mengikat asingnya keterlibatan umat islam dalam kehidupan politik kenegaraan maka untuk
menghilangkan kecanggunan itu perlu dilakukan secara berangsur-angsur.
3. Kareana partai politik tidak hanya seni mengatur kekuasaan dalam tingkat sebuah entitas politik,
maka studi dan praktek politik di era globalisasi perlu dilakukan di tataran internasional.

Dalam Bahasa Indonesia politik diartikan:

- Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan seperti tentang pemerintahan, dasar-


dasar pemerintahan.
- Segala urusan dan Tindakan (kebijakan, siasat) mengenai pemerintahan, negara atau terhadap
negara lain.
- Kebijakan bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah.

Islam memahami politik bukan hanya soal yang berurusan dengan pemerintahan saja, terbatas pada
politik structural formal belaka, namun menyangkut kulturasi politik secara luas. Politik bukan berarti
perjuangan menduduki posisi eksekutif, legislative maupun yudikatif. Lebih dari itu, ia meliputi
serangkaian kegiatan yang menyangkut kemaslahatan umat dalam kehidupan jasmani maupun rohani,
dalam hubungan kemasyarakan secara umum dan hubungan masyarakat sipil dengan Lembaga
kekuasaan.

Politik islam sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari sejarah islam yang multiinterpretatif . pada sisi lain
hamper setiap muslim percaya pentingnya prinsip-prinsip islam dalam kehidupan politik. Pada saat yang
sama karena sifat islam yang multiinterpretatif itu, tidak pernah ada pandangan tunggal mengenai
bagaimana seharusnya islam dan politik dikaitkan secara pas. Bahkan banyak pendapat yang berbeda.
Beberapa bahkan saling bertentangan mengenai hubungan yang sesuai antara islam dan politik.
Di kalangan umat islam sampai sekarang terdapat tiga aliran yang melatar belakangi timbulnya teori
politik islam dimana ketiganya lebih banyak mempermasalahkan tentang hubungan antara islam dan
Negara.

1. Aliran pertama berpendirian bahwa islam adalah suatu agama yang sempurna dan yang lengkap
dengan pengaturan bagi segala aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan bernegara.
2. Aliran kedua, mengatakan bahwa islam tidak ada hubungan sama sekali dengan Negara, maka
hubungan antara islam dan Negara harus dipisahkan.
3. Aliran ketiga, aliran yang menolak pendapat bahwa islam adalah suatu agama yang serba
lengkap dan bahwa islam terdapat sistem kenegaraan tetapi aliran ini juga menolak pendapat
yang mengatakan antara agama dan Negara harus dipisahkan.

Nilai- nilai politik yang konstitusional yang terdapat dalam Al-Quran pada dasarnya terdiri atas :

1. Musyawarah
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Kebebasan
4. Prinsip Persamaan
5. Prinsip Anti Politik Uang
6. Prinsip boleh meminta pertanggungjawaban Pemimpin Pemerintahan dan ruang lingkup patuh
kepadanya,

Islam dan politik mempunyai titik singgung erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata
kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai
kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekedar sebagai
sarana menduduki posisi dan otoritas formal dlam struktur kekuasaan.

Dalam ajaran Islam, pemenuhan keadilan dan kesejahteraan merupakan keharusan bagi suatu
pemerintahan -tak perlu berlabel Islam- yang didukung oleh masyarakat. Rasulullah SAW sendiri
sebenarnya memberikan syarat, bahwa kekuasaan memang bukan tujuan dari kaum muslimin.
Rasulullah sendiri merancangkan usaha perbaikan budaya politik atau pelurusan pengelolaan kekuasaan
dan menghimbau kaum muslimin terutama ulama dan para elite politiknya untuk menjadi moralis
politik.

Politik merupakan cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-
undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan
manusia, dalam kamus bahasa arab politik terambil dari kata sasa yasusu yang diartikan mengemudi,
mengatur, mengendalikan dan sebagainya. Namun didalam Al-Quran tidak ditemukan kata tersebut,
akan tetapi bila berpijak dari makna esensinya term politik bisa menggunakan hukum atau hikmat yang
artinya kebikjaksanaan atau kemampuan menangani satu masalah sehingga mendatangkan manfaat dan
menghindarkan dari mudarat.

Anda mungkin juga menyukai