Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elis Tryana Maharani

NIM : 185090700111022

KELAS : AGAMA ISLAM B

NO. ABSEN : 03

Resume materi 6 (Implementasi Iman Dantaqwa Dalam Kehidupan)

❖ Pengertian Iman Dan Taqwa


Iman : Kata iman dalam bahasa Arab adalah bentuk masdar (noun) dari fi'il (verb) amana yang
artinya percaya (meyakini) iman juga bisa diartikan sebagai kepercayaan artinya sikap mental
seseorang dalam percaya dan meyakini sesuatu untuk dipercaya. Secara istilah iman adalah
mengucapkan dengan lisan (iqraar lisany) dan membenarkan dengan hati (tasdbiq qalby) dan
melaksanakan dengan keseluruhan anggota badan (‘amal rukny).
Taqwa berasal dari bahasa Arab yang artinya takut, menjaga, merawat, dan melindungi,
menurut arti etimologisnya, taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
dimanifestasikan dalam pengamalan ajaran Islam secara lengkap dan konsisten (istiqomah)
Allah SWT.
❖ Terbentuknya Iman :
1. Fitrah Ilahi : Dalam iman, elemen utamanya adalah hati sebagai pengatur jiwa, hati
memainkan peran yang sangat penting dalam mewujudkan iman pada seseorang. Hati
dengan Karakternya yang berubah inilah yang menentukan keteguhan iman seseorang.
Tujuan fitrah Allah adalah ciptaan Allah, manusia diciptakan oleh Allah untuk memiliki
naluri agama, yaitu agama Tauhid. Fitrah ini selamanya ada dalam diri manusia dan tidak
berubah.
2. Ikhtiar Insani :
a. Penciptaan Lingkungan Sosial Yang Kondusif : Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan
dengan sifat tauhid, tuhan dan menyembah hanya kepada Allah. Namun, sifat ini
tetap ada potensial jika tidak dikembangkan oleh manusia. Nabi SAW bersabda:
“Tidaklah seorang itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, (bertauhid), kemudian
kedua orangtuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
b. Pelatihan Diri :
1. Dzikir, Tafakkur dan Tadabbur
Iman dapat terbentuk melalui dzikir, yaitu mengingat Allah SWT, dan menyebut
nama-nama-Nya di setiap saat dan berbagai kondisi.
2. Ibadah
Iman bisa dibentuk melalui ibadah. Seseorang akan mendapatkannya ketenangan
dan keimanan dengan menerapkan hukum Islam.
Ibadah merupakan tugas utama yang diemban manusia sebagai hamba Tuhan.
Dalam Islam, ibadah dibagi menjadi dua bagian:
• Ibadah mahdhah yaitu ibadah yang telah ditentukan waktu, tata cara dan
syarat-syarat pelaksanaannya oleh Allah dan rasulnya yang tidak boleh
diubah, baik ditambah maupun dikurangi.
• Ibadah ghairu mahdhah yaitu pengabdian yang dilakukan oleh manusia yang
diwujudkan dalam bentuk segala aktivitas dan kegiatan hidup yang
dilaksanakan dalam konteks mencari ridho Allah SWT.
3. Doa
Doa artinya memohon kepada Allah SWT, permohonan dalam sholat dirumuskan
dalam rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh orang yang berdoa, seolah-olah
jika dia berhadapan dengan Allah SWT. Berdoa adalah keinginan spiritual yang
sangat dibutuhkan manusia dalam kehidupannya saat ini dapatkan nikmat dan
dapatkan ujian dari Allah. Berdoa adalah fitrah manusia, apalagi bagi seorang
muslim shalat adalah akhlak dan naluri penyerahan diri yang dalam kepada Allah
yang selalu memberi perlindungan.
4. Hidayat
• Keyakinan terbentuk pada manusia melalui proses dan usaha yang panjang,
antara lain berpikir, dzikir, berdoa dan beribadah. Iman juga terbentuk
melalui petunjuk Allah SWT, hidayah adalah penyebab utama, karena
seseorang tidak dapat membuat orang lain percaya tanpa bimbingan dari
Tuhan. Bahkan Rasulullah SAW, tidak bisa memberikan tuntunan kepada
orang lain Yang dia cintai ini terjadi ketika Nabi berduka atas kematian
pamannya Abu Thalib.
• Kata hidayah dalam bahasa Arab berarti petunjuk menurut Muhammad
Abduh, tuntunan adalah “petunjuk halus yang menyampaikan atau
membawa kepada apa yang ditujui dan diingini”. Abduh menambahkan, ada
lima macam petunjuk yang diberikan Allah kepada manusia:
a. Hidayah al-wijdan al fitri (petunjuk insting dan intuisi)
b. Hidayah al-hawas (petunjuk indrawi)
c. Hidayah al-aql (petunjuk akal)
d. Hidayah al-din (petunjuk agama)
e. Hidayah a-taufiq (petunjuk khusus)
• Secara umum umat Islam telah mengetahui bahwa keimanan memiliki enam
rukun yang telah dihafal sejak kecil, namun nyatanya masih banyak sekali
tingkah laku atau perbuatan umat Islam yang jelas-jelas melanggar. Ajaran
Islam. Mengapa itu bisa terjadi? Umat Islam hanya mampu menghafal rukun
dan rukun iman tanpa mengetahui bagaimana mengimplementasikan dan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Iman tidak hanya
diucapkan dari mulut ke mulut, tetapi diiringi dengan pembenaran di dalam
hati dan diterapkan dalam bentuk perbuatan. Begitu ketiga hal ini tidak
dapat dipisahkan. Karena ucapan dan pembenaran saja sudah tidak masuk
akal. Demikian juga, perbuatan atau perbuatan yang diucapkan tanpa
pembenaran dan kesaksian di hati tidak ada gunanya.
❖ Konsekuensi Iman Kepada Malaikat
Seorang mukmin harus meyakini dan meyakini bahwa Allah SWT adalah pencipta,
penyelenggara dan pemberi rizki, yang tidak memiliki sekutu bagi-Nya. Tidak ada hal sekecil
apa pun yang terjadi di alam tetapi atas kemauan dan untuk pengetahuan-Nya. Jadi, jika
seseorang sudah mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya yang menciptakan, mengatur,
dan memberi rizki, itu tepat apakah dia menyembah selain Allah? Tentunya tidak, sebaliknya
ia harus menyerahkan nyawanya hanya kepada Allah SWT, ikhlas mengabdi kepada-Nya, ini
akibat dari pengakuannya bahwa tidak ada tuhan yang berhak. untuk disembah selain Allah.
❖ Konsekensi Iman Kepada Malaikat
Malaikat adalah makhluk suci Tuhan, tanpa dosa, karena mereka bukan tidak pernah
melanggar perintah Allah. Kami sebagai orang beriman yang beriman malaikat harus
mengetahui dan memahami tujuan kita mempercayai mereka. Allah SWT menciptakan
bidadari dengan berbagai tugas, termasuk membantu urusan manusia. Ibarat bidadari yang
mengatur dan menangani janin dalam kandungan ibu, mengirimkan hujan, mencatat
perbuatan manusia, memberi rizki dan perintah-perintah lain dari Allah SWT. Ini memiliki
konsekuensi bagi kita untuk selalu menyayangi mereka, meneladani mereka karena tidak
melakukan maksiat dan melanggar perintah Allah.
❖ Konsekuensi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Seorang mukmin tidak hanya mengkonfirmasi dengan hatinya, atau mengatakan secara lisan
bahwa dia percaya pada kitab-kitab Allah. Bahkan itu tidak dikatakan orang beriman sampai
dia benar-benar mempraktikkannya. Ketika kami bersumpah bahwa Allah menurunkan
Alquran kepada Muhammad SAW, maka konsekuensinya kita harus melaksanakan apa yang
ingin disampaikan kitab Allah secara keseluruhan tanpa kecuali.
Isi Al-Qur'an adalah inti ajaran Islam, jika kita menjalankan apa yang terkandung di dalamnya
berarti kita menjalankan syari'at Islam. Adapun kitab-kitab yang diturunkan sebelum Alquran,
seperti Taurat, Zabur, Alkitab, sikap seorang muslim sangat jelas yaitu meyakini keberadaan
dan kebenaran kitab-kitab tersebut selama belum ada perubahan. Validitas kitab suci selain
Al-Qur'an kini diragukan. Buku tersebut diperbanyak sesuai dengan misi para pemuka agama
yang merumuskan kembali agamanya. Al-Qur'an sebagai pedoman kebangkitan yang diterima
manusia di masa lalu. Semua pesan Tuhan yang telah di zaur, Taurat dan Injil telah
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dalam Alquran dan kewajiban seorang Muslim
adalah percaya pada Al-Qur'an dengan sepenuh hati, praktikkan apa yang dikatakan dan
landasannya.
❖ Konsekuensi Iman Kepada Rasul-Rasulnya
• Risalah yang dibawakan oleh para rasul (utusan) berisi misi ketuhanan, memiliki satu
tujuan yaitu membimbing umat manusia di jalan yang benar dan disertai dengan tuntunan
sunnah. Pengiriman para nabi (rasul) kepada umatnya sebagai pelengkap eksistensi
manusia. Sebagai pembenaran nalar yang telah diberikan oleh Allah agar tidak ada bukti
bagi manusia.
• Al-Qur’an menuntut kita untuk memiliki keyakinan pada semua utusan dan percaya bahwa
Tuhan telah memberi mereka. Karena memiliki keyakinan pada utusan tertentu akan
menjauhkan kita dari tuntunan Tuhan, kecuali meminta kita untuk percaya bahwa
Muhammad adalah khatim al-anbiya I (penutup rasul), dia memberitakan semua pesan
alam yang valid sampai akhir zaman.
❖ Konsekuensi Iman Kepada Hari Akhir
Seperti yang kita ketahui bersama, kepercayaan pada kiamat mencakup beberapa hal, antara
lain hari penghakiman, hari balas dendam, hari menyalahkan, dan kepercayaan pada surga
dan neraka. Bersikaplah serius tentang konsekuensi dari keyakinan di hari terakhir, dan secara
aktif bersiap untuk hari terakhir. Gunakan waktu di dunia ini untuk beribadah dan
menghindari dosa, karena di kehidupan selanjutnya setiap orang akan mendapatkan pahala
atas perbuatannya di dunia.
❖ Konsekuensi Iman Kepada Qadha Dan Qadar
Kami percaya dan percaya bahwa Allah SWT telah memutuskan segalanya dengan gaya mini.
Dia telah mengatur dan menetapkan peraturan untuk semua makhluk jauh sebelum Allah
menciptakan semua makhluk. Tidak ada yang terjadi, tapi itu direncanakan dan ditentukan
oleh Allah SWT. Implikasi dari kepercayaan pada qodho dan qodar adalah bahwa kita tidak
Saat kita mengalami musibah atau kesusahan, kita bisa menyalahkan Allah atau partai politik
lainnya. Terutama menyalahkan takdir dan hujatan terhadap Allah. Sebaliknya, kita harus
menerimanya dengan sabar dan toleran. Hal ini dibarengi dengan keyakinan penuh bahwa
Allah Maha Tahu dan segala sesuatu pasti memiliki hikmah yang tersembunyi, karena
terkadang orang membenci sesuatu, bahkan jika itu baik untuk dirinya dan dirinya. Allah tidak
akan mempersulit hamba-hamba-Nya melebihi kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai