Oleh:
Arga Nanda Aprilla (195090701111015)
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA, FAKULTAS
MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
i. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini praktikan diharapkan dapat
menentukan frekuensi dominan (fo), amplifikasi (A), dan indeks kerentanan
seismik (Kg) menggunakan metode HVSR (Horizontal Vertical Spectral Ratio).
ii. Abstrak
Telah dilakukan penelitian indeks kerentanan seismik Kg untuk daerah
Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya. Terdapat 5 titik pengukuran mikrotremor
pada daerah ini. Data diolah dengan menggunakan metode HVSR (Horizontal
to Vertical Spectral Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
frekuensi dominan (fo) di daerah penelitian berkisar antara 0,40 – 4.97 Hz,
H/V amplifikasi (A) antara 1,56 – 5,88, dan nilai indeks kerentanan seismik
(Kg) berkisar antara 1,79 – 19,7. Dari hasil perhitungan ini, indeks kerentanan
seismik (Kg) di plotting dengan menggunakan software Arcgis untuk
dilakukannya interpolasi. Persebaran secara spasial indeks kerentanan
seismik menunjukkan bahwa hampir seluruh daerah penelitian merupakan
daerah yang mempunyai kerentanan yang sedang hingga tinggi terhadap
bahaya gempa bumi. Kerentanan yang tertinggi tersebar di bagian timur laut
daerah penelitian. Telah diketahui bahwa daerah ini mendapatkan pengaruh
yang tinggi dari aktivitas Sesar Opak.
c. TA 3
e. TA 5
Dibawah ini merupakan tabel rangkuman dari data data penting yang
dimiliki tiap titik.
Tabel 4.1 Data tiap titik perekaman
Dari sini kita mengetahui bahwa daerah yang berada di Timur laut
merupakan daerah yang rawan. Selain akan sering terasa gempa kecil daerah ini
akan mengalami dampak yang lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya
apabila terjadi gempa yang memiliki magnitudo besar. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh struktur geologi yang ada di daerah tersebut. Sebuah sumber menyebutkan
bahwa pada daerah yang kita amati terdapat sesar yang aktif, yaitu Sesar Opak.
Sesar Opak merupakan sesar aktif dari pantai selatan ke utara Yogyakarta. Hal inilah
yang menyebabkan adanya mikrotremor pada daerah ini.
Sesar Opak merupakan sesar aktif yang memanjang di Sungai Opak dari
pantai selatan ke utara Yogyakarta. Gempabumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei
2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter di Yogyakarta disebabkan adanya gerakan aktif
dari sesar Opak yang menimbulkan kerusakan sangat parah termasuk pada daerah
pengamatan. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri merupakan wilayah yang
termasuk dekat dengan zona tumbukan lempeng serta memiliki struktur geologi
yang kompleks. Kondisi tatanan tektonik yang begitu kompleks menyebabkan
wilayah Yogyakarta dan sekitarnya telah menjadi kawasan seismik aktif dengan
frekuensi kegempaan yang sangat tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya
pemahaman mengenai karakteristik gempa bumi di suatu daerah, khususnya untuk
daerah kegempaan aktif. Pengetahuan mengenai karakteristik gempa bumi yang
mempengaruhi seismisitas seperti wilayah Yogyakarta dapat dipelajari melalui
analisis seismisitas (Marsyelina, dkk., 2014).
v. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 titik
pengukuran mikrotremor pada daerah ini. Data telah diolah dengan
menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi dominan (fo) di daerah
penelitian berkisar antara 0,40 – 4.97 Hz, H/V amplifikasi (A) antara 1,56 –
5,88, dan nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar antara 1,79 – 19,7.
Daerah yang berada di Timur laut merupakan daerah yang rawan. Selain akan sering
terasa gempa kecil daerah ini akan mengalami dampak yang lebih besar
dibandingkan dengan daerah lainnya apabila terjadi gempa yang memiliki
magnitudo besar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh struktur geologi yang ada di daerah
tersebut. Sebuah sumber menyebutkan bahwa pada daerah yang kita amati
terdapat sesar yang aktif, yaitu Sesar Opak. Sesar Opak merupakan sesar aktif dari
pantai selatan ke utara Yogyakarta.
vi. Daftar Pustaka
Marsyelina, M., Wibowo, N. B., Darmawan, D. 2014. Karakteristik
mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak,
kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jurnal Sains Dasar. 3(1) 95 – 101.
Saaduddin, Sismanto, Marjiyono. 2015. PEMETAAN INDEKS KERENTANAN
SEISMIK KOTA PADANG SUMATERA BARAT DAN KORELASINYA
DENGAN TITIK KERUSAKAN GEMPA BUMI 30 SEPTEMBER 2009.
Academia-Industry Linkage. Vol.8 Hal 459-466.
Susilanto, P., Ngadmanto, D., Daryono, Hardy, T., Pakpahan, S. 2016.
Penerapan Metode Mikrotremor HVSR untuk Penentuan Respons
Dinamika Kegempaan di Kota Padang. Jurnal Lingkungan dan
Bencana Geologi, Vol. 7 No. 2, Hal 79 - 88.
vii. Lampiran
TA 1
TA 2
TA 3
TA 4
TA 5