Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Ilham Khairy (185090700111010)

PARADIGMA QUR’ANI DALAM PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI

Pengetahuan:

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melaluitangkapan panca indera, intuisi, dan
firasat.

Ilmu:

Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikna, diorganisasi dan diinterpretasi, sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, yang sudah teruji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
Secara etimologis kata ilmu berarti “kejelasan”, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan.

Teknologi:

Teknologi adalah produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah
satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Pada dasarnya teknologi
memiliki karakteristik objektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral karena memiliki
potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Jenis-jenis paradigma:

1. Paradigma Sekuler
Paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Dikarenakan
dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan. Agama tidak ditolak
eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya.
2. Paradigma sosialis
Paradigma dari ideologi sosialisme yang menolak eksistensi agama sama sekali. maka agama
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan IPTEK. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan
dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya Materialisme
Dialektis.
3. Paradigma islam
Paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam
menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang
ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu
asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.

Pendekatan agama dengan IPTEK

1. Pendekatan konflik
Agama sama sekali bertentangan dengan IPTEK (Sains) atau IPTEK (Sains) membatalkan agama.
2. Pendekatan kontras
Agama dan IPTEK (Sains) sangat berbeda satu sama lain sehingga secara logis tidak mungkin ada
konflik di antara keduanya. Agama dan sama sama valid, tetapi harus teliti memisahkan yang
satu dari yang lainnya.
3. Pendekatan kontak
Agama dan IPTEK (Sains) berbeda. Akan tetapi Sains selalu mempunyai implikasi-implikasi bagi
agama, begitu juga sebaliknya. Sains dan agama niscaya berinteraksi satu sama lain. Oleh karena
itu, agama dan teknologi pun tidak boleh mengabaikan perkembangan baru dalam sains.
4. Pendekatan konfirmasi
Agama berperan positif dalam mendukung pertualangan ilmiah. Ia mengupayakan cara-cara
yang ditempuh agama, tanpa sama sekali mencampuri sains, untuk dapat meretas jalan bagi
beberapa ide, dan bahkan merestui penyelidikan ilmiah akan kebenaran.

Integrasi Iman dan IPTEK

Pengetahuan pada hakikatnya adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tingginya
derajat pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan untuk kesombongan, tapi untuk memperbanyak
syukur atas nikmat pengetahuan yang diberikan. Agar pengetahuan dapat membimbing seseorang
menuju Allah, maka pengisiannya harus bersentuhan dengan unsur fitri manusia seperti roh, qalbu, akal,
dan nafsu. Penguasaan, pengembangan, dan pendayagunaan iptek yang tidak disertai dengan keluhuran
akhlak atau budi pekerti dan IPTEK, akan membawa manusia atau suatu bangsa menuju kepada
penderitaan dan kesengsaraan atau bahkan kehancuran. Oleh karena itu, penguasaan, pengembangan,
dan pendayagunaan IPTEK harus selalu berada di jalur nilai keimanan dan kemanusiaan yang luhur.

Dalam pandangan islam, antara islam, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat hubungan yang
harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya
terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syariah, dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu, dan amal
saleh.

Anda mungkin juga menyukai