oleh:
ELIS TRYANA MAHARANI
185090700111022
Asisten:
Muhammad Nazli Nashri 175090701111014
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
𝛻. 𝐷 = 𝑞 (1.3)
𝛻. 𝐵 = 0 (1.4)
Dalam bentuk diferensial, persamaan maxwell dalam domain frekuensi dapat dituliskan
sebagai berikut :
E : medan listrik (Volt/m)
B : fluks atau induksi magnetik (Weber/m2 atau Tesla)
H : medan magnet (Ampere/m)
j : rapat arus (Ampere/m2)
D : perpindahan listrik (Coulomb/m2)
q : rapat muatan listrik (Coulomb/m3)
Persamaan (1.1) diturunkan dari hukum Faraday yang menyatakan bahwa perubahan fluks
magnetik menyebabkan medan listrik dengan gaya gerak listrik berlawanan dengan variasi fluks
magnetik yang menyebabkannya. Persamaan (1.2) merupakan generalisasi teorema Ampere
dengan memperhitungkan Hukum Kekekalan Muatan. Persamaan tersebut menyatakan bahwa
medan magnet timbul akibat fluks total arus listrik yang disebabkan oleh arus konduksi dan arus
perpindahan. Persamaan (1.3) menyatakan Hukum Gauss yaitu fluks elektrik pada suatu ruang
sebanding dengan muatan total yang ada dalam ruang tersebut. Sedangkan persamaan (1.4) yang
identik dengan persamaan (1.3) berlaku untuk medan magnet, namun dalam hal ini tidak ada
monopol magnetik.
Hubungan antara intensitas medan dengan fluks yang terjadi pada medium dinyatakan oleh
persamaan berikut:
𝐵 = 𝜇𝐻 (2.1)
𝐷 = 𝜀𝐸 (2.2)
𝐸
𝑗 = 𝜎𝐸 = 𝜌 (2.3)
dimana
μ : permeabilitas magnetik (Henry/m)
ε : permitivitas listrik (Farad/m)
σ : konduktivitas (Ohm-1/m atau Siemens/m)
ρ: tahanan-jenis (Ohm.m)
Untuk menyederhanakan masalah sifat fisik medium, diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropik). Dengan demikian, akumulasi muatan seperti dinyatakan
pada persamaan (2.3) tidak terjadi dan persamaan Maxwell dapat dituliskan kembali sebagai
berikut
𝜕𝐻
𝛻 × E = −𝜇 𝜕𝑡 (3.1)
𝜕𝐸
𝛻 × H = 𝜎𝐸 + 𝜀 𝜕𝑡 (3.2)
𝛻. E= 0 (3.3)
𝛻. 𝐻 =0 (3.4)
Dengan operasi curl terhadap persamaan (3.1) dan (.2) serta mensubstitusikan besaran -
besaran yang telah diketahui pada persamaan (3) akan kita peroleh pemisahan variabel E dan H
sehingga:
𝜕𝐸 𝛿2 𝐸
𝛻 × 𝛻 × 𝐸 = −𝜇𝜎 𝜕𝑡 − 𝜇𝜀 𝜕𝑡 2 (4.1)
𝜕𝐻 𝛿2 𝐻
𝛻 × 𝛻 × 𝐻 = −𝜇𝜎 𝜕𝑡 − 𝜇𝜀 (4.2)
𝜕𝑡 2
Jika variasi terhadap waktu dapat direpresentasikan oleh fungsi periodik sinusoidal maka:
𝐸(𝑟, 𝑡) = 𝐸0 (𝑟)𝑒 𝑖𝜔𝑡 (4.5)
𝐻(𝑟, 𝑡) = 𝐻0 (𝑟)𝑒 𝑖𝜔𝑡 (4.6)
dimana Eo dan Ho masing-masing adalah amplitudo medan listrik dan medan magnet dan
𝜔 adalah frekuensi gelombang EM.
Kemudian dari persamaan 4 c dan d dapat ditulis menjadi :
𝛻 2 𝐸 = (𝑖𝜔𝜇𝜎 − 𝜔2 𝜇𝜀)𝐸 (5.1)
𝛻 2 𝐻 = (𝑖𝜔𝜇𝜎 − 𝜔2 𝜇𝜀)𝐻 (5.2)
Pada kondisi yang umum dijumpai dalam eksplorasi geofisika (frekuensi lebih rendah dari
10 Hz, medium bumi) suku yang mengandung 𝜀(perpindahan listrik) dapat diabaikan terhadap
suku yang mengandung 𝜎 (konduksi listrik) karena harga
𝜔𝜇𝜎 >> 𝜔2 𝜇𝜀 untuk 𝜇 = 𝜇0 = 4𝜋10−7 𝐻/𝑚
Pendekatan tersebut adalah aproksimasi keadaan kuasi - stasioner dimana waktu tempuh
gelombang diabaikan. Eliminasi kebergantungan medan terhadap waktu seperti dilakukan untuk
memperoleh persamaan 5 selain dimaksudkan untuk menyederhanakan persamaan namun juga
untuk lebih mengeksplisitkan aprokmasi keadaan kuasi-stasioner tersebut. Dengan demikian
persamaan gelombang 4c dan 4d menjadi persamaan difusi
𝛻2𝐸 = 𝑘2𝐸 (6.1)
𝛻2𝐻 = 𝑘2𝐻 (6.2)
Dimana
Naidu, G.D., 2012. Magnetotellurics: Basic Theoretical Concepts, in: Deep Crustal Structure of the
Son-Narmada-Tapti Lineament, Central India. Springer Berlin Heidelberg, Berlin, Heidelberg,
pp. 13–35.
Simpson, F., Bahr, K., 2005. Practical magnetotellurics. Cambridge University Press, Cambridge,
UK ; New York.
Siripunvaraporn, W., Egbert, G,. Lenbury, Y., and Unyeshima, M. 2003. Three-dimensional
magnetotelluric inversion: data-space method. Physics of the Earth and Planetary Interiors 150,
3-14
Telford, W., Geldart M.L.P. dan Sheriff R.E. 1990. Applied Geophysic Second Edition. Cambridge:
Cambridge University Press.
Wannamaker, P.E., J.A.Stodt, and L.Rijo. 1995. A stable finete element solution for two dimensional
Magnetotellurik Modeling. Geophysical Journal of the Royal Astronomical Society
Wilhelms, W., Franke, A., Borne, R., and Spitzer, K. 2008. Magnetotelluric Inversion Studies for the
1D Case. Technische Universitat Berkagademie Freiberg
LAMPIRAN