Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE MAGNETIK

Oleh
Nama : Ach. Zulvi Nurin Naufal
NIM : 161810201029
Kelas : Geofisika A
Asisten : Silvia Luluil Maknun
Tanggal Praktikum : 5 April 2019

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi dengan menggunakan prinsip fisika.
Geofisika digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi yang
melibatkan pengukuran permukaan dari parameter fisika yang dimilki oleh batuan
yang ada di bawah permukaan bumi. Metode fisika umumnya dibagi menjadi metode
aktif dan pasif. Metode aktif adalah suatu metode yang dilakukan dengan membuat
medan buatan kemudian mengukur resons yang dilakukan oleh bumi. Sedangkan
metode pasif adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur medan alami
yang dipancarkan oleh bumi. Dalam hal ini medan buatan adalah suatu getaran atau
gelombang yang dapat menimbulkan suatu respon seperti ledakan dinamit, dan
pemberian arus listrik(Djuri, 1996).
Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik yang didasarkan pada pengukuran
variasi intensitas medan magnetik dipermukaan bumi. Variasi intensitas magnetik
disebabkan oleh adanya distribusi batuan dan magnetisasi dibawah permukaan
bumi yang bisa disebabkan oleh adanya perubahan struktur geologi dibawah
permukaan bumi.Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari susseptibilitas
magnetic masing-masing batuan. Batuan dengan kandungan mineral-mineral
tertentu dapat dikenal dengan baik dalam eksplorasi geomagnet,yang dimunculkan
sebagai anomali.
Data magnetik yang digunakan dalam praktikum ini berdasarkan modul
praktikum geofisika 2019.Metode megnetik mempunyai besar dan variasi arah
(vektor) sedangkan gravitasi memiliki besar dan satu arah (ke pusat bumi).
Menggunakan software mapsource data tersebut di inputkan dan didapatkan lintasan
pengambilan data. Data tersebut juga diolah menggunakan surfer untuk mendapatkan
peta kontur daerah tersebut. Berdasarkan peta kontur ini didapatkan informasi –
informasi medan magnet berdasarkan warna.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan pada praktikum pengolahan data magnetik
adalah :
1. Bagaimana pengolahan data metode magnetik ?
2. Bagaimana perolehan besar medan magnet dari satu tempat tapi dengan waktu
yang berbeda ?
3. Bagaimana menginterpretasi data magnetik secara sederhana?

1.3 Tujuan
Tujuan yang digunakan pada praktikum pengolahan data magnetik adalah :
1. Mengetahui pengolahan data metode magnetic.
2. Mengetahui perolehan besar medan magnet dari satu tempat tapi dengan
waktu yang berbeda.
3. Mengetahui caramenginterpretasi data magnetik secara sederhana.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian magnetik ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami salah satu metode geofisika yaitu metode magnetik.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang berhuungan dengan metode magnetik
maupun pengolahan menggunakan software surfer8.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil yang didapat serta menjelaskan proses
pengolahan data secara umum.
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1. Metode Magnetik


Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan etahdan paengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetic (Santoso,2002).
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi
benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas). Variasi yang
terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi
intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk
distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Data pengamatan magnetik lebih
menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik
memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan
magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering
digunakan dalamu eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan
mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda
arkeologi (Blakely, 1995).
2.2 Medan Magnet Utama
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas
lebih dari 104 km2. Proses rata-rata ini tidak menghilangkan beberapa medan
periodik yang berasal dari luar demikian juga spektrum panjang gelombang dari
medan magnet utama dan medan magnet local. Karena medan magnetik utama
bumi berubah terhadap waktu maka untuk menyeragamkan nilai-nilai medan
utama magnetik bumi, idibuat standard nilai yang disebut dengan International
Geomagnetics Reference Field (IGRF). Harga medan magnet utama ini ditentukan
berdasarkan kesepakatan internasional dibawah pengawasan International
Association of Geomagnetic and Aeronomy (IAGA) (Humphreys, 1984).
IGRF diperbaharui tiap 5 tahun sekali dan diperoleh dari hasil pengukuran
rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam waktu satu
tahun. Nilai-nilai IGRF tersebut dibuat kontur isomagnetik yang menggambarkan
kontur, dimana kontur tersebut mempunyai nilai deklinasi, inklinasi dan intensitas
medan magnetik yang sama. Peta kontur ini menunjukkan variasi medan magnetik
di permukaan bumi dan digunakan sebagai data referensi yang memperlihatkan
distribusi intensitas, deklinasi dan inklinasi medan magnetik bumi. Intensitas
medan magnetik bumi berkisar antara 25.000 – 65.000 nT, sedangkan untuk
wilayah Indonesia daerah yang terletak di utara khatulistiwa mempunyai intensitas
sekitar 40.000 nT dan di selatan khatulistiwa berkisar 45.000 nT(Humphreys,
1984)
Menurut (Indratmoko 2009) , Perputaran dari efek dynamo dengan cakram
diandaikan sebagai inti bumi yang berputar relatif terhadap gulungan kawat,
sehingga timbul medan listrik yang kemudian menimbulkan arus listrik dalam
koil. Beda potensial pada cakram :
1
 E.dr =  vxB.dr =  Brdr = 2 Ba
2
(1)

Impedansi dari rangkain tersebut tergantung dari tahan total R dan induksi diri
dari koil L sehingga
1 I
Ba 2 = IR + L (2)
2 t
jika M adalah induksi bersama dari cakram dan koil, maka hubungan medan
dengan arus adalah
B  M 
a 2 B = MI L = − R B (3)
t  2 
 M − 2L 
B = B0 exp  t  (4)
 2L 
Menurut (Sartono.1998), pertambahan yang begitu besar pada t yang besar
adalah tidak sesuai dengan kenyataan. Penyelesaian persamaan (4) diperoleh
dengan anggapan kecepatan sudut ω konstan, tanpa memperhatikan intensitas
medan magnet. Gaya Lorentz berlawanan dengan arah rotasi sehingga torsi
penggerak konstan. Apabila medan magnet bertambah besar maka torsi juga
bertambah sehingga ω berkurang sampai mencapai kesetimbangan pada kecepatan
ω0. Magnitudo dari medan magnet tidak bergantung ω tetapi hanya bergantung
pada torsi pengerak.

Gambar 1. Sistem efek dynamo.


(Sumber : Sartono.1998)

2.3 Medan magnetik utama bumi (Main field)


Menurut (Sartono.1998),pengaruh medan magnetik utama bumi 99% dan
variasinya terhadap waktu sangat lambat dan kecil.

Gambar 2.3 Distribusi Intensitas Medan Magnet Bumi


(Sumber: Sartono.1998)
Medan magnetik luar (external field), pengaruh medan luar berasal dari
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan
oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini tehadap waktu jauh lebih cepat.
Intensitas medan magnet yang terukur diatas permukaan bumi selalu
mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan ini dapat terjadi dalam waktu
yang relatif singkat ataupun lama. Berdasarkan beberapa factor penyebabnya
perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi antara lain :
1. Variasi Sekuler
Variasi sekuler ialah variasi medan bumi yang berasal dari variasi medan magnet
utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub magnetik bumi. Pengaruh
variasi sekuler telah diantisipasi dengan cara memperbarui dan menetapkan nilai
intensitas medan magnet utama bumi yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun
sekali.
2. Variasi Harian
Variasi harian ialah variasi medan magnet bumi yang sebagian besar bersumber
dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran arus listrik
didalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel terionisasi oleh
radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber
medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma dengan periode
24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya berkisar 2 gamma
dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan
yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
Badai magnetik ialah gangguan yang bersifat sementara dalam medan magnetik
bumi dengan magnetik berkisar 1000 gamma. Factor penyebabnya diasosiasikan
dengan aurora. Meskipun waktunya acak tetapi kejadian ini sering muncul dalam
interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan dengan sunspot
(Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung menyebabnya rusaknya data
pengamatan.
2.4 Anomali Magnetik
Anomali magnetik merupakan medan magnetik yang bersumber dari sebaran
benda atau batuan bawah permukaan bumi yang termagnetisasi. Menurut Telford
et.al. suatu volume batuan yang terdiri atas mineral-mineral magnetik dapat
dinggap sebagai dipol magneti (Humphreys, 1984).

Gambar 2.1 Anomali magnetik dari batuan atau benda anomali bawah permukaan
bumi
(Sumber : Humphreys, 1984)
Menurut (Indratmoko 2009) , Secara umum magnetisasi yang terjadi pada
benda atau batuan tergantung dari rekam jejaknya selama ia berada di dalam
medan magnet utama bumi sehingga magnetisasinya tergantung dari induksi
magnetik yang diterima dari medan magnet utama bum tersebut. Berdasarkan
gambar diatas, potensial magnetik seluruh volume batuan bisa dirumuskan dalam
persamaan
𝜕
𝑉(𝑟⃗⃗⃗0 ) = −𝐶𝑚 𝑀 𝜕 ∫ 𝑑𝑉/|𝑟⃗⃗⃗0 − 𝑟| (2.1)
𝑎

dengan M menyatakan momen dipol magnetik per satuan volume, adapun Cm


adalah suatu tetapan. Dengan demikian induksi magnetik total batuan dapat
dirumuskan

𝐵 ⃗⃗ (𝑟). ∇ [ 1 ] 𝑑𝑉
⃗ (𝑟⃗⃗⃗0 ) = 𝐶𝑚 ∇ ∫ 𝑀 (2.2)
|𝑟
0⃗⃗⃗⃗ −𝑟 |

Induksi magnetik pada persamaan (2) ini disebut sebagai anomali magnetik,
dimana medan ini bersama-sama dengan medan magnet utama bumi B0 berada di
titik pengukuran. Oleh karena itu, medan magnetik total yang terukur di suatu titik
lokasi sebenarnya merupakan gabungan medan magnet utama bumi dan anomali
magnetik dengan asumsi medan magnetik luar diabaikan. Berdasarkan hal ini
persamaan medan magnetik total dapat dinyatakan
⃗⃗⃗⃗
𝐵𝑟 = ⃗⃗⃗⃗ ⃗ (𝑟⃗⃗⃗0 )
𝐵0 + 𝐵 (2.3)
BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode peneltian adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut juga
sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan penelitian. Dalam hal ini
terdapat rancangan penelitian, jenis dan sumber data penelitian, variabel penelitian
dan skala pengukuran, metode analisis data dan kerangka pemecahan masalah.
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian Metode Magentik secara garis besar ditunjukkan dengan
skema rancangan kegiatan penelitian ditampilkan dalam bentuk diagram alir
ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian


Langkah awal untuk melakukan penelitan metode magnetik yaitu dengan
melakukan identifikasi permasalahan terkait metode magnetik tersebut. Dilanjutkan
dengan melakukan kajian pustaka mengenai cara pengukuran menggunakan GPS,
baik dengan latitude, longitude dan untuk evalasi yang terjadi. Melalui kajian pustaka
ini, penelitian mengumpulkan dan mendapatkan sumber-sumber data. Selain itu,
dilakukan pula operasional pada variable-variable yang akan digunakan untuk
menunjang kegiatan peneltian yang akan dilakukan. Kemudian akan diperoleh hasil
berupa angka yaitu berupa besarnya nilai Tobs, Tigrfdan ∆TVH untuk yang kemudian
dianalisis. Dari hasil tersebut akan didapatkan kesimpulan berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan.
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang dapat diambil adalah data kuantitatif, yang artinya data hasil
dapat dihitung secara rinci dengan menggunakan penetilitian yang akurat. Sehingga
didapatkan nilai elevasi, latitude, longitude dan garis bujur selatan dan timur sehingga
dapat diolah lagi datanya menjadi nilai Tobs, Tigrfdan ∆TVH. Data tersebut kemudian
diolah kedalam data mapsource dan surfer.
3.3 Defisini Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
3.3.1 Variabel Penelitian
Terdapat 3 macam variable yang digunakan dalam kegiatan penelitian kali ini,
yaitu variable bebas, variable terikat dan variable kontrol. Variabel yang digunakan
saat penelitian pemetaan sederhana menggunakan metode magnetik yaitu variabel
bebasnya adalah pada waktu dan tempat yang akan kita ukur. Variabel terikat dalam
metode magnetik sederhana menggunakan Tobs, Tigrfdan ∆TVHyang merupakan faktor
yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh variabel bebas
sedangkan variable kontrol dalam penelitan kali ini adalah nilai longitude, latitude
dan elevasi yang menyebabkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
tetap konstan.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian metode magnetik adalah kita mendapatkan nilai hasil berupa nilai
derajat elevasi, longitude, latitude dan sudut bujur lintang selatan dan timur. Lalu
akan diolah data sehingga menghasilkan data berupa nilai Tobs, Tigrfdan ∆TVH yang
selanjutnya akan diaplikasikan kedalam bentuk gambar kontur dengan aplikasi map
source dan surfer.
Tabel 3.1 Pengamatan
• Nilai altitude, longitude dan elevasi
No. Nama Titik Altitude Longitude Elevasi Ket
1
2
3
4
BAB 4. HASILDAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pengolahan awal data magnetik yakni sebagai berikut:

Nama Posisi Elevasi(m) Waktu


No
Titik Bujur Lintang Z Jam Menit
1 NL41N 113.3927 -7.98931 507.260071 6 37
2 NL42N 113.3932 -7.98862 512.312317 6 44
3 NL43N 113.3933 -7.98772 516.507568 6 50
4 NL44N 113.3943 -7.98795 527.682556 6 56
5 NL46N 113.3957 -7.98741 572.262817 7 1
6 NL47N 113.3967 -7.98714 575.796631 7 5
7 NL48N 113.3975 -7.98768 569.926697 7 11
8 NL49N 113.3983 -7.9881 557.684814 7 17
9 NL50N 113.3988 -7.98751 551.498901 7 22
10 NL51N 113.3988 -7.98899 526.000061 7 30
11 NL52N 113.399 -7.98995 538.895935 7 40
12 NL53N 113.3987 -7.99069 539.800354 7 46
13 NL54N 113.3981 -7.98704 551.117188 7 50
14 NL55N 113.3972 -7.98652 567.807129 8 16
15 NL56N 113.3961 -7.98662 577.840027 8 25
16 NL57N 113.3935 -7.98695 525.514893 8 35
17 NL56N 113.3952 -7.98824 554.987183 8 48

Pembacaan (nT) Waktu


Base
1 2 3 4 5 Jam Menit
44462 44444.4 44436.3 44427.9 44456.5 6 37 44652.1
44403.9 44396 44375.1 44371.9 44385.7 6 45 44649.7
44356 44360.5 44331.5 44378 44373.3 6 53 44649.8
44444.7 44433.7 44434.7 44428.8 44443.5 7 1 44644.1
44571.1 44620.1 44565.1 44582.8 44582 7 9 44646.5
44584 44504.6 44589.7 44641.9 44573.9 7 17 44645.2
44264.6 44308.8 44280.4 44219.3 44310.6 7 25 44644.9
43754.3 43822.7 43914 43840.8 43783.5 7 33 44647
43938.5 43940.7 44088.8 44046.1 44016.8 7 41 44646.4
44536.8 44598.3 44565 44534.4 44546.4 7 49 44646.2
44554.2 44259.3 44525.2 44545.7 44547 7 57 44648.4
44914.8 44842.9 45054.3 45027.9 44933.3 8 5 44649
44706.4 44526.7 44485.2 44643.4 44670.6 8 13 44649
44499.6 44435.9 44459.1 44387.8 44365.2 8 21 44655.2
44296.3 44045.9 44340.2 44282 44202.7 8 29 44656.1
44604.7 44327.3 44276.7 44392.3 44566.6 8 37 44659
44644.4 44669.4 44679.3 44701.1 44714 8 45 44663.6

T-IGRF
Tobs t2 ΔT-VH ΔT
(nT)

33,343.20 44445.42 0 44654 55,756.22


33,342.80 44386.52 480 77975.17 89,018.89
33,342.30 44359.86 960 180047.7 191,065.26
33,342.20 44437.08 1440 350871.6 361,966.46
33,341.20 44584.22 1920 590446.8 601,689.85
33,340.90 44578.82 2400 898773.4 910,011.36
33,341.20 44276.74 2880 1275851 1,286,786.95
33,341.60 43823.06 3360 1721681 1,732,162.20
33,341.40 44006.18 3840 2236261 2,246,926.20
33,342.40 44556.18 4320 2819593 2,830,807.25
33,342.60 44486.28 4800 3471677 3,482,820.56
33,342.90 44954.64 5280 4192512 4,204,123.39
33,341.20 44606.46 5760 4982098 4,993,363.04
33,340.80 44429.52 6240 5840435 5,851,523.98
33,340.70 44233.42 6720 6767524 6,778,416.83
33,341.80 44433.52 7200 7763364 7,774,456.04
33,341.80 44681.64 7680 8827956 8,839,295.73

Gambar 4.1 Hasil Plot 2D menggunakan Software Surver sebelum dilakukan


koreksi
Gambar 4.2 Hasil Plot 3D menggunakanSoftware Surversebelumdilakukankoreksi

Gambar 4.3 Hasil Plot 2D menggunakan Software Surver setalah dilakukan


koreksi

Gambar 4.2 Hasil Plot 3D menggunakan Software Surver setelah dilakukan


koreksi
Gambar 4.3 Hasil Plot menggunakan Software Google Earth

4.2 Pembahasan
Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang termasuk
kedalam metode geopotensial. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan pengolahan data standar, yaitu hasil yang diperoleh merupakan data
anomali magnetik total (dalam nT) setelah dikoreksi variasi harian dan IGRF.
Koreksi dengan menggunakan IGRF dilakukan untuk menghilangkan efek-efek
diurnal medan magnet, yang disebabkan oleh pasang surut bulan dan pasang surut
matahari.Medan magnet ialah ruang di mana sebuah benda yang berada di dalamn
ruang itu mendapat gaya magnet. Makin besar kekuatan suatu magnet, makin
besar pula medan magnetnya. Medan magnet Bumi mempengaruhi benda benda
yang ada di permukaan Bumi bahkan hingga ke luar angkasa Semakin jauh dari
Bumi pengaruh magnetnya semakin melemah. Eksplorasi menggunakan metode
magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi data lapangan,
processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau
kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan etahdan
paengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan
pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian
(diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk
interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh
peta anomali magnetik.
Data yang diolah terdapatwaktu juga mempengaruhi besar medan magnet
pada tempat itu. Hal ini dikarenakan adanya pergeseran lempeng bumi yang
ment\yebabkan pusat magnet juga bergeser. Besar medan magnet tiap tempat juga
berbeda, hal ini tiap tempat memiliki karakteritik yang tidak sama, serta kita juga
tidak mengetahui apakah dibawah tempat itu tidak ada pengganggu yang dapat
mengganggu medan magnet. Medan magnet dari suatu tempat ke tempat lain bisa
saja berbeda, bahkan disatu tempat kalau kita mengukurnya di waktu yang
berbeda pun besarnya akan berbeda nantinya. Penghitungan besar medan magnet
kita juga membutuhkan persamaan polinomial, persamaan ini digunakan untuk
menyelaraskan waktu saat di base dan waktu saat pengukuran.
Hasil pada gambar merupakan gambaran tentang struktur pada bawah
permukaan daerah penelitian. Dari gambar dapat diketahui penyebaran anomaly
medan magnet memiliki nilai yang relative tinggi. Dari nilai tersebut anomali
medan magnet dapat digolongkan termasuk dalam anomali magnet positif.
Anomali magnet positif ditafsirkan berkaitan dengan bahan-bahan yang bersifat
ferromagnetik dimana memeliki supsetibilitas yang besar dan lebih dari satu
seperti contohnya batuan sedimen, batuan beku dan metamorf. Akan tetapi pada
anomali medan magnet tersebut juga terdapat nilai negative, jadi dapat
disimpulkan pula bahwa pada daerah penelitian ini juga terdapat bahan-bahan
yang bersifat diamagnetic yang memiliki nilai supsetibilitas rendah dan negative
seperti contohnya lumpur, pasir dan kerikil.Dari penampang yang telah dibuat
diatas, dapat kita golongkan pula bahwa supsetibilitas dari bahan atau batuan
yang terkandung adalah termasuk golongan diamagnetic.Bahan diamagnetisme
dalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau
molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol. Bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi
medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah
gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis
yang arahnya berlawanan.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada pengolahan data metode magnetik adalah
sebagai berikut:
1. Metodemagnetic merupakan metode yang berdasarkan pengukuran anomali
geomagnetik yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau
permeabilitas magnetik suatu jebakan dari daerah magnetik di sekelilingnya.
2. Metode magnetic dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan minyak
bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian
prospek benda-benda arkeologi.
3. Eksplorasi yang dilakukan umumnya yaitu, akuisisi data lapangan,
processing, interpretasi. Pada tahap processing dilakukan koreksi diurnal,
koreksi IGRF, koreksi topografi, dan koreksi lainnya. Dan pada tahap
interpretasi dilakukan interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif.

5.2 Saran
Saran untuk melakukan penelitian selanjutnya di harapkan lebih teliti
dalam pembacaan data agar data yang diperoleh lebih valid dan untuk melakukan
pengolahan data lebih lanjut mengenai jenis batuan yang terkandungnya bisa
menggunakan jenis software lainnya. Pemahaman mengenai software Mapsource
juga diperlukan. Sebelum mengolah data, sebaiknya praktikan memahami
mengenai pengolahan data menggunakan metode magnetik.
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, Richard j., 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetik Aplication.
Newyork : Cambridge University Press.
Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri, dan Sukido. 1996. Peta Geologi Lembar Purwokerto-
Tegal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi:Bandung.
Humphreys, D.R. 1984. The Creation of Planetary Magnetik Fields. Creation
Research Society Quarterly Journal (CRSQ). Vol. 21. Number 3 (December
1984).
Indratmoko, Putu., Nurwidyanto, M irham., Yulianto, Tony. 2009. Interpretasi
Bawah Permukaan Daerah Manivestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten
Bantul DIY dengan Metode Magnetik. Jurnal Berkala Fisika Vol.12, No.4;
Oktober 2009, ISSM: 1410-9662. Universitas Diponegoro.
Sartono.1998.Geofisika Eksplorasi. Dewan Riset Nasional.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB. Bandung.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys, D.A. (1976). Applied Geophysics.
Cambridge: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai