DASAR TEORI
3
yang menimbulkannya. Inti yang kaya akan unsur besi dan nikel, yang
merupakan konduktor listrik yang baik dan bagian luar inti yang cair
memungkinkan sebagai gerak mekanik untuk muatan listrik. (Anonim,1:2017)
4
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
(Anonim,19:2017)
3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam
medan magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya
diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodanya acak tetapi kejadian ini sering
muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan
dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat
mengacaukan hasil pengamatan. (Anonim,19:2017)
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target
dari survei magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali magnetik berkisar
ratusaan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih
besar dari 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis besar
anomali ini disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnet
induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar pada
magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetnya serta sangat
rumit diamati karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami
sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual
Magnetismyang merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
(Anonim,19:2017)
5
2. Inklinasi (I) adalah sudut antara medan magnet total dengan bidang
horisontal yang dihitung dari horisontal menuju ke bidang vertikal
ke bawah (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total).
3. Intensitas horisontal (H) adalah magnitudo dari medan magnet total
pada arah horisontal.
4. Medan magnet total adalah magnitudo dari medan vektor magnet
total.
1. Koreksi harian
6
Koreksi harian adalah koreksi yang dilakukan terhadap data magnetik
terukur untuk menghilangkan pengaruh medan magnet luar atau variasi harian.
2. Koreksi IGRF
Koreksi IGRF adalah koreksi yang dilakukan terhadap data medan
magnet terukur untuk menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi.
H = Ho + ∆ H +Hvar (2.14)
Dimana H mrupakan medan magnetik bumi, Ho merupakan medan
magnetik utama bumi dan ∆H merupakan medan anomali magnetik, atau alam
menentukan anomali magnetiknya dapat dituliska
∆H = H - Ho – Hvar (2.15)
Dengan H merupakan medan magnetik bumi atau medan magnet total
yang terukur, Ho merupakan medan magnetik utama bumi berdasarkan IGRF
dan Hvar merupakan koreksi medan magnet variasi harian. (Anonim,20:2017)
1. Diamagnetik
Material-material dimana atom-atom pembentukannya memiliki
elektron yang telah jenuh yang mana tiap elektronnya berpasangan dan
mempuyai spin yang berlawanan dalam setiap pasangannya. Sehingga ketika
diberikan medan magnet luar maka elektron-elektron tersebut akan berpresesi
menghasilkan medan magnet baru menentang medan magnet luar. Nilai dari
suseptibilitasnya negatif, sehingga intensitas induksinya aka berlawanan arah
dengan gaya magnetnya atau medan polarisasi. Contohnya: batuan kuarsa,
marmer, graphite, rock salt dan gypsum. (Anonim,13:2017)
7
Gambar 2.2. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan
diamagnetik.
2. Paramagnetik
Material yang memiliki nilai suseptibilitas yang positif dan
sangat kecil. Paramagnetik muncul dalam bahan yang atom-atomnya memiliki
momen magnetik yang permanen dan berinteraksi satu sama lain dengan sangat
lemah. Apabila tidak terdapat medan magnet luar momen magnetik ini akan
berorientasi. Secara acak, jika diberikan medan magnet luar maka momen
magnetik ini akan cenderung menyearahkan arah momen magnetiknya dengan
medan magnet luar, tetapi dilawan oleh kecenderungan momen untuk berorientasi
oleh akibat gerak termalnya. Perbandingan momen yang menyearahkannya
dengan medan ini bergantung pada kekuatan medan magnet luar dan
temperaturnya. Nilai suseptibilitas positif dan berbanding terbalik dengan
temperatur absolut. Jumlah elektron ganjil, momen magnet atomya searah dengan
medan polarisasi. Contohnya: olivine, pyroxene, amphibole dan biotit.
(Anonim,13:2017)
8
3. Ferromagnetik
Material yang memiliki banyak elektron bebas pada tiap kulit
elektronnya, hal ini menyebabkan batuan ini sangat mudah berinduksi oleh medan
luar, bahan ini memiliki nilai suseptibilitas positif dan besar. Pada bahan ini
sejumlah kecil medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat penyearahan
yang tinggi pada momen dipole magnetik atomnya. Penyearahan ini dapat
bertahan sekalipun medan magnet luar yang diberikan telah hilang. Hal ini dapat
terjadi karena momen dipole magnetik atom dari bahan-bahan menyearahkan
gaya-gaya yang kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang
sempit momen ini disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada
lagi. Daerah ruang tempat momen dipole magetik disearahkan ini disebut daerah
magnetik. Pada temperatur diatas suhu kritis yang disebut titik curie. Gerak termal
acak sudah cukup besar untuk merusak keteraturan penyearahan ini pada bahan
ferromagnetik berubah menjadi paramagnetik. Contohnya: besi.
(Anonim,14:2017)
4. Ferrimagnetik
Medium ini juga hampir sama dengan medium ferromagnetik tetapi
sebagian ada yg berbeda arah momen magnetiknya. Tanpa adanya pengaruh
kuat medan luar, arah momen magnetik paralel dan saling berlawanan, tetapi
berbeda dengan antiferromagnetik, momen paralelnya lebih besar dibandingkan
momen anti paralelnya. Medium ferro-, anti ferro, dan ferrimagnetik
dipengaruhi oleh suhu, dimana jika medium ini dipanaskan sampai pada suhu
terntentu maka medium ini akan berubah menjadi medium paramagnetik.
Batasan tersebut dinamakan suhu curie . Contohnya: ferrite.
9
10
Gambar 2.5. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan
Ferrimagnetik.
5. Antiferromagnetik
Suatu bahan batuan akan mempunyai sifat-sifat yang ditunjukkan
olehantiferromanetik pada saat benda ferromagnetik naik sesuai dengankenaikan
temperature yang kemudian hilang setelah temperature mencapaititik curie (4000C-
700 0C). Harga momen magnetic kecil hingga sampai nol karna momen magnetik
saling tolak menolak. Nilai suseptibiltasnya kecil yang sama seperti bahan
paramagnetik umumnya contohnya: hematite dan chromium. (Anonim,14:2017)
11
Gambar 2.7 Ilustrasi Pengukuran Base Rover
12
2.7.2. Downward Continuation
Parameternya :
H adalah jarak pada ground unit, yang relatif digunakan untuk kelanjutan
kebawah pada observasi .
R adalah bilangan gelombang (radians per ground unit) Catatan r = 2πk
dimana k adalah 1 lingkaran per ground unit
Ground unit adalah satuan yang akan digunakan untuk peng-grid-an
(misal dalam meter, feet,dsb).
Downward continuation digunakan untuk memperkuat respon dari sumber
pada kedalaman dengan lebih efektif. Hal ini dapat diartikan
pengukurannya menjadi lebih dekat dengan sumbernya. II.
(Anonim,21:2017)
13
apabila lokasi tersebut memiliki luas area yang relatif sempit. Namun hal ini tidak
dapat diterima apabila luas daerah pengambilan data sangat luas karena
melibatkan nilai lintang dan bujur yang bervariasi, dimana harga medan magnet
bumi berubah secara bertahap. (Anonim,22:2017)
14