Anda di halaman 1dari 23

INTERAKSI MATERIAL BERMUATAN

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu mengikuti mata kuliah
Fisika Teknik

Disusun oleh :
Nama : Noviyanto
NIM : 161047029

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu baik materi maupun pikirannya.

Dan kami harap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, maka masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

yogyakarta, 10 september 2017

penyusun
Daftar isi

Kata pengantar.............................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................................ ii
Bab I pendahuluan........................................................................................................ 3
A. Latar belakang............................................................................................... 3
B. Rumusan masalah.............................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................................ 3
Bab II Pembahasan........................................................................................................ 5
A. Elektron……………………………………………………………………….. 5
B. Material…………………………………………………………………….…. 6
C. Interaksi……………………………………………………………………… 7
D. Mekanika kuantum…………………………………………………………… 9
E. Sifat-sifat kuantum…………………………………………………………… 10
F. Interaksi atom material bermuatan elektro................................................................... 11
G. Sintesa Interaksi Material………………………………………………... 12
H. material radiasi sinar x……………………………………………………….. 14
I. interaksi material dengan foton............................................................................. 18
Bab III Penutup............................................................................................................. 19
A. Penutup............................................................................................................. 19
B. Kesimpulan........................................................................................................ 19
Daftar pustaka............................................................................................................... 20
Bab I pendahuluan

A. Latar belakang

Pandangan terhadap alam semesta ini dapat menjadi lebih baik jika diketahui
komponen-komponen dasar materi penyusun benda-benda di alam semesta serta
interaksi antar komponen-komponen dasar tersebut. Sejauh ini, telah dapat diketahui
adanya empat bentuk interaksi material yang bertanggung jawab terhadap berbagai
macam interaksi antar materi. Secara umum, konsep interaksi digunakan untuk
menyatakan hubungan timbal-balik antara objek-objek yang ditinjau. Konsep ini
bermanfaat terutama untuk analisa bentuk hubungan antar objek materi. Keempat
interaksi material tersebut adalah: interaksi gravitasi, elektromagnetik, nuklir lemah
dan nuklir kuat, interaksi antar atom atau molekul.

B. Rumusan masalah
1. Definisi elektron secara pemahaman sederhana sampai pemahaman sainstek
2. ciri-ciri dari material
3. definisi interaksi dari material atom elektron
4. apa sebab terjadinya sebuah interaksi material pada atom yang bermuatan
elektron
5. kenapa foton bisa mempengaruhi terjadinya sebuah interaksi material
C. Tujuan
1. referensi ilmu pengetahuan terhadap interaksi material bermuatan elektro
2. wawasan baru tentang ilmu fisika teknik terutama dalam mengetahui foton
Bab II Pembahasan

A. Elektron

Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun sub struktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron
memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron
adalah setengah nilai integer dalam satuan ħ, yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Anti
partikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, tetapi bermuatan
positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan
dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau
lebih) foton sinar gama.

Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga


partikel lepton pertama, berpartisipasi dalam interaksi gravitasi,
interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah. Sama seperti semua materi, elektron
memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga
ia dapat bertumbukan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena
elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum
yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.

Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk menjelaskan
sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal tahun 1838;
nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh
fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai
partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.

Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas termal,
elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif
terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron tersebut juga
akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia
dapat menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama
dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron, membentuk atom. Namun, elektron
hanya mengambil 0,06% massa total atom. Gaya tarik Coulomb antara elektron dengan
proton menyebabkan elektron terikat dalam atom. Pertukaran ataupun perkongsian elektron
antara dua atau lebih atom merupakan sebab utama terjadinya ikatan kimia.

Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam alam semesta diciptakan pada


peristiwa Big Bang (ledakan besar), namun ia juga dapat diciptakan melalui peluruhan
beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar
kosmis memasuki atmosfer. Elektron dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan
positron, maupun dapat diserap semasa nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan
laboratorium modern dapat digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron
individual. Elektron memiliki banyak kegunaan dalam teknologi modern, misalnya
dalam mikroskop elektron, terapi radiasi, dan pemercepat partikel.

B. Material

Massa invarian sebuah elektron adalah kira-kira 9,109 × 10−31 kilogram, ataupun
setara dengan 5,489 × 10−4 satuan massa atom. Berdasarkan prinsip kesetaraan massa-
energi Einstein, massa ini setara dengan energi rihat 0,511 MeV. Rasio antara
massa proton dengan massa elektron adalah sekitar 1836.Pengukuran astronomi
menunjukkan bahwa rasio massa proton terhadap elektron tetap bernilai sama paling
tidak selama setengah usia alam semesta, seperti yang diprediksikan oleh Model
Standar.

Elektron memiliki muatan listrik sebesar -1,602 × 10−19 coulomb,yang digunakan


sebagai satuan standar untuk muatan partikel subatom. Di bawah ambang batas
keakuratan eksperimen, muatan elektron adalah sama dengan muatan proton, namun
memiliki tanda positif. Oleh karena simbol e digunakan untuk merujuk pada muatan
elementer, elektron umumnya disimbolkan sebagai e−, dengan tanda minus
mengindikasikan muatan negatif. Positron disimbolkan sebagai e+ karena ia memiliki
ciri-ciri yang sama dengan elektron namun bermuatan positif.

Elektron memiliki momentum sudut intrinsik atau spin senilai 1⁄2.Sifat ini biasanya
dinyatakan dengan merujuk elektron sebagai partikel spin-1⁄2.Untuk partikel seperti ini,
besaran spinnya adalah √ 3 ⁄2 ħ[cat 3]
manakala hasil pengukuran proyeksi spin pada
sumbu apapun hanyalah dapat bernilai ±ħ⁄2. Selain spin, elektron juga memiliki momen
magnetikintrinsik di sepanjang sumbu spinnya.Momen magnetik elektron kira-kira
sama dengan satu magneton Bohr,dengan konstanta fisika sebesar 9,274 009 15(23) ×
10−24 joule per tesla.Orientasi spin terhadap momentum elektron
menentukan helisitas partikel tersebut.

Elektron tidak memiliki substruktur yang diketahui. Oleh karena itu, ia


didefinisikan ataupun diasumsikan sebagai partikel titik ataupun muatan titik dan tidak
beruang.Pemantauan pada satu elektron tunggal dalam perangkap
Penning menunjukkan batasan atas jari-jari partikel sebesar 10−22 meter.Terdapat
sebuah tetapan fisika yang disebut sebagai "jari-jari elektron klasik" yang bernilai
2,8179 ×10−15 m. Namun terminologi ini berasal dari perhitungan sederhana yang
mengabaikan efek-efek mekanika kuantum. Dalam kenyataannya, jari-jari elektron
klasik tidak memiliki hubungan apapun dengan struktur dasar elektron.

Terdapat partikel elementer yang secara spontan meluruh menjadi partikel yang
lebih ringan. Contohnya adalah muon yang meluruh menjadi elektron, neutrino,
dan antineutrino, dengan waktu paruh rata-rata 2,2 × 10−6 detik. Namun, elektron
diperkirakan stabil secara teoretis: elektron merupakan partikel teringan yang
bermuatan, sehingga peluruhannya akan melanggar kekekalan muatan. Ambang bawah
eksperimen untuk rata-rata umur paruh elektron adalah 4,6 × 1026 tahun, dengan taraf
keyakinan sebesar 90%.

C. Interaksi

Elektron menghasilkan medan listrik yang menarik partikel bermuatan positif


seperti proton dan menolak partikel lain yang bermuatan negatif. Kekuatan gaya
tarik/tolak ini ditentukan oleh Hukum Coulomb. Ketika elektron bergerak, ia
menghasilkan medan magnetik. Hukum Ampère-Maxwell menghubungkan medan
magnetik dengan gerak massa elektron (arus listrik) terhadap seorang pengamat.
Medan elektromagnetik partikel bermuatan yang bergerak diekspresikan
menggunakan potensial Liénard–Wiechert, yang berlaku bahkan untuk partikel yang
bergerak mendekati kecepatan cahaya.
Sebuah partikel bermuatan q (kiri) bergerak dengan kecepatan v melalui medan magnetik B yang
diorientasikan menuju pembaca. Untuk sebuah elektron, q bernilai negatif, sehingga ia mengikuti
lintasan yang membelok ke atas.

Ketika sebuah elektron bergerak melalui medan magnetik, gaya Lorentz akan
memengaruhi arah lintasan elektron tegak lurus terhadap bidang medan magnet dan
kecepatan elektron. Gaya sentripetal ini menyebabkan lintasan elektron berbentuk
heliks. Percepatan yang dihasilkan dari gerak melengkung ini menginduksi elektron
untuk memancarkan energi dalam bentuk radiasi sinkrotron. Emisi energi ini kemudian
dapat mementalkan elektron, dikenal sebagai Gaya Abraham-Lorentz-Dirac, yang
menciptakan gesekan yang memperlambat elektron. Gaya ini disebabkan oleh reaksi
balik medan elektron terhadap dirinya sendiri.

Dalam elektrodinamika kuantum, interaksi elektromagnetik antara partikel


dimediasi oleh foton. Elektron terisolasi yang tidak dipercepat tidak dapat memancar
ataupun menyerap foton; apabila ia menyerap atau memancarkan foton, ini berarti
pelanggaran hukum kekekalan energidan momentum. Walau demikian, foton maya
dapat mentransfer momentum antar dua partikel bermuatan. Adalah pertukaran foton
maya ini yang menghasilkan gaya Coulomb. Emisi energi dapat terjadi ketika elektron
yang bergerak dibelokkan oleh sebuah partikel bermuatan seperti proton. Percepatan
elektron menghasilkan pancaran radiasi Bremsstrahlung.
Di sini, Bremsstrahlung dihasilkan oleh elektron e yang dibelokkan oleh medan listrik dari inti atom.
Perubahan energi E2 − E1 menentukan frekuensi ffoton yang dipancarkan.

Tumbukan lenting antara sebuah foton (cahaya) dengan sebuah elektron bebas
disebut sebagai hamburan Compton. Tumbukan ini menghasilkan transfer momentum
dan transfer energi antar partikel, yang mengubah panjang gelombang foton
sejumlah geseran Compton.[cat 7] Besaran maksimum geseran panjang gelombang ini
adalah h/mec, yang dikenal sebagai panjang gelombang Compton.[89] Untuk sebuah
elektron, ini bernilai 2,43 × 10−12 m.[60] Apabila panjang gelombang cahayanya panjang
(contohnya panjang gelombang cahaya tampak adalah 0,4–0,7 μm), geseran panjang
gelombang menjadi sangat kecil. Interaksi antara cahaya dengan elektron bebas seperti
ini disebut sebagai hamburan Thomson.[90]

Kekuatan relatif interaksi elektromagnetik antara dua partikel bermuatan seperti


elektron dengan proton diberikan oleh konstanta struktur halus. Nilai konstanta ini
tidak memiliki dimensi dan merupakan nisbah dua energi: energi elektrostatik tarikan
(ataupun tolakan) pada pemisahan satu panjang gelombang Compton dengan energi
rihat muatan. Ia bernilai α ≈ 7,297353 × 10−3, ataupun kira-kira sama dengan 1⁄137.[60]

Ketika elektron dan positron bertumbukan, keduanya akan memusnahkan satu


sama lainnya, menghasilkan dua atau lebih sinar foton gama. Jika elektron dan
positronnya memiliki momentum yang dapat diabaikan, atom positronium dapat
terbentuk sebelum pemusnahan, menghasilkan dua atau tiga foton sinar gama berenergi
sebesar 1,022 MeV.[91][92] Di sisi lain, foton berenergi tinggi dapat berubah menjadi
elektron dan positron kembali dalam suatu proses yang dinamakan produksi pasangan,
namun hanya terjadi dengan keberadaan partikel bermuatan di dekatnya, seperti inti
atom

D. Mekanika kuantum

Dalam mekanika kuantum, perilaku elektron dalam atom dijelaskan menggunakan orbital, yang
merupakan sebuah distribusi probabilitas dan bukannya orbit. Pada gambar di atas, bagian berwarna
menunjukkan probabilitas relatif "penemuan" elektron yang memiliki energi sesuai dengan bilangan
kuantum pada titik tersebut.

Dalam disertasi tahun 1924 berjudul Recherches sur la théorie des quanta (Riset
mengenai Teori Kuantum), fisikawan Perancis Louis de Broglie berhipotesis bahwa
semua materi memiliki gelombang De Broglie yang mirip dengan cahaya. Ini berarti
bahwa di bawah kondisi yang tepat, elektron dan semua materi dapat menunjukkan
sifat-sifat seperti partikel maupun seperti gelombang. Sifat korpuskular partikel dapat
didemonstrasikan ketika ia dapat ditunjukkan memiliki posisi terlokalisasi dalam ruang
sepanjang trayektorinya pada waktu apapun. Sifat seperti gelombang dapat dipantau
ketika seberkas cahaya dilewatkan melalui celah-celah paralel dan menghasilkan pola-
pola interferensi.

Pada tahun 1927, efek interferensi ini berhasil ditunjukkan juga berlaku bagi berkas
elektron oleh fisikawan Inggris George Paget Thomson menggunakan film logam tipis
dan oleh fisikawan Amerika Clinton Davisson dan Lester Germer menggunakan
kristal nikel. Suksesnya prediksi de Broglie turut membantu Erwin Schrödinger yang
pada tahun 1926 mempublikasikan persamaan Schrödinger yang secara sukses
mendeskripsikan bagaimana gelombang elektron merambat. Daripada menghasilkan
penyelesaian yang menentukan lokasi elektron seiring dengan berjalannya waktu,
persamaan gelombang ini dapat digunakan untuk memprediksikan probabilitas
penemuan sebuah elektron dekat sebuah posisi. Pendekatan ini kemudian disebut
sebagai mekanika kuantum, yang memberikan perhitungan keadaan energi elektron
atom hidrogen dengan sangat tepat. Ketika spin dan interaksi antara banyak elektron
diperhitungkan, mekanika kuantum memungkinkan konfigurasi elektron dalam atom
bernomor atom lebih tinggi daripada hidrogen diprediksi dengan tepat.

Pada tahun 1928, berdasarkan karya Wolfgang Pauli, Paul Dirac menghasilkan model
elektron, persamaan Dirac, yang konsisten dengan teori relativitas, dengan menerapkan
pertimbangan relativitas dan simetri ke dalam perumusan Hamiltonan mekanika
kuantum medan elektro-magnetik. Agar dapat memecahkan berbagai masalah dalam
persamaan relativistiknya, pada tahun 1930, Dirac mengembangkan model vakum
sebagai lautan partikel tak terhingga yang berenergi negatif (dikenal sebagai laut
Dirac). Ini mengantar Dirac memprediksikan keberadaan positron, antimateri dari
elektron. Partikel positron ditemukan pada tahun 1932 oleh Carl D. Anderson, yang
menyerukan dinamakannya elektron biasa sebagai negatron, dan elektron digunakan
sebagai istilah generik untuk merujuk pada kedua partikel tersebut. Penggunaan istilah
'negatron' kadang-kadang masih dapat ditemukan sekarang, dan dapat disingkat
menjadi 'negaton'.

Pada tahun 1947, Willis Lamb, berkolaborasi dengan murid pascasarjananya Robert
Retherford, menemukan bahwa keadaan kuantum tertentu atom hidrogen, yang
seharusnya berenergi sama, bergeser relatif terhadap satu sama lain. Pergesaran ini
disebut sebagai geseran Lamb. Pada waktu yang bersamaan, Polykarp Kusch, bekerja
dengan Henry M. Foley, menemukan bahwa momen magnetik elektron sedikit lebih
besar daripada yang diprediksikan oleh teori Dirac. Perbedaan kecil ini kemudian
disebut sebagai anomali momen dipol magnetik elektron. Untuk memecahkan masalah
ini, teori yang disebut elektrodinamika kuantum dikembangkan oleh Sin-Itiro
Tomonaga, Julian Schwinger dan Richard P. Feynman pada akhir tahun 1940-an.

E. Sifat-sifat kuantum

Seperti semua partikel, elektron dapat berperilaku seperti gelombang. Ini disebut
sebagai dualitas gelombang-partikel dan dapat ditunjukkan menggunakan percobaan
celah ganda. Sifat bak gelombang elektron mengizinkannya melewati kedua celah
paralel secara bersamaan dan bukannya hanya melewati satu celah. Dalam mekanika
kuantum, sifat bak gelombang suatu partikel dapat dideskripsikan secara matematis
sebagai fungsi bernilai kompleks yang disebut sebagai fungsi gelombang (ψ). Ketika
nilai mutlak fungsi ini di kuadratkan, nilai pengkuadratan ini akan memberikan
probabilitas pemantauan suatu partikel dekat seuatu lokasi, disebut sebagai rapatan
probabilitas.

Contoh gelombang antisimetrik untuk keadaan kuantum dua fermion identik pada kotak dua
dimensi. Jika partikel bertukar posisi, fungsi gelombang membalikkan tandanya.

Elektron yang satu dengan elektron yang lainnya tidak dapat dibedakan karena sifat
fisika intrinsiknya. Dalam mekanika kuantum, hal ini berarti bahwa sepasang elektron
yang berinteraksi haruslah dapat bertukar posisi tanpa adanya perubahan keadaan
sistem yang terpantau. Fungsi gelombang fermion, termasuk pula elektron, adalah
antisimetrik, berarti bahwa ia berubah tanda ketika dua elektron bertukaran;
yakni ψ(r1, r2) = −ψ(r2, r1), dengan variabel r1 dan r2 adalah elektron pertama dan
kedua. Oleh karena nilai mutlak tidak berubah ketika berubah tanda, ini berarti bahwa
terdapat probabilitas yang tidak berubah. Berbeda dengan fermion, boson seperti foton
memiliki fungsi gelombang simterik.[71]

Dalam kasus antisimetri, penyelesaian fungsi gelombang untuk elektron yang


berinteraksi menghasilkan probabilitas yang bernilai nol untuk tiap pasangan elektron
menduduki lokasi ataupun keadaan yang sama. Hal ini dikenal dengan nama asas
pengecualian Pauli. Asas ini menjelaskan banyak sifat elektron.

F. Interaksi atom material bermuatan elektro

Pandangan terhadap alam semesta ini dapat menjadi lebih baik jika diketahui
komponen-komponen dasar materi penyusun benda-benda di alam semesta serta
interaksi antar komponen-komponen dasar tersebut. Sejauh ini, telah dapat diketahui
adanya empat bentuk interaksi material yang bertanggung jawab terhadap berbagai
macam interaksi antar materi. Secara umum, konsep interaksi digunakan untuk
menyatakan hubungan timbal-balik antara objek-objek yang ditinjau. Konsep ini
bermanfaat terutama untuk analisa bentuk hubungan antar objek materi. Keempat
interaksi material tersebut adalah: interaksi gravitasi, elektromagnetik, nuklir lemah
dan nuklir kuat, interaksi antar atom atau molekul.

Interaksi gravitasi bersifat tarik-menarik (selalu tarik-menarik) antar partikel-


partikel materi. Hukum Newton tentang gravitasi universal menyatakan, besar interaksi
tarik-menarik antar dua partikel materi sebanding dengan massa kedua partikel tersebut
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan keduanya. Interaksi ini
memiliki jangkauan yang amat jauh (tak hingga), karena bila terdapat partikel-partikel
materi maka tentu terjadi interaksi gravitasi. Interaksi gravitasi inilah yang
menyebabkan partikel materi mengumpul menjadi satu hingga terbentuk planet-planet,
bintang-bintang, yang menyusun tata surya serta galaksi. Konsep interaksi memerlukan
adanya partikel interaktif untuk menyatakan gagasan hubungan antar partikel materi.
Dalam hal interaksi gravitasi, interaksi antar partikel materi dilakukan oleh partikel
interaktif graviton. Graviton bersifat tak bermassa, sehingga jangkauan interaksinya
meliputi jarak tak hingga dan bergerak dengan kecepatan cahaya. Karena kekuatan
interaksi gravitasi sangat lemah (paling lemah bila dibandingkan dengan tiga interaksi
yang lain), maka sukar untuk mendeteksi keberadaan graviton ini.

Interaksi material berikutnya, interaksi elektromagnetik, terjadi antara partikel-


partikel bermuatan listrik (atau partikel bermuatan saja). Berbeda dengan interaksi
gravitasi yang bersifat hanya tarik-menarik, interaksi elektromagnetik bisa tarik-
menarik maupun tolak-menolak. Sesama proton atau sesama elektron, interaksi yang
terjadi bersifat tolak-menolak. Hal ini disebabkan karena proton memiliki muatan
sejenis dengan proton lain-katakanlah bermuatan listrik positip dan demikian juga
interaksi antar elektron yang dicirikan dengan muatan listrik-katakanlah negatif.
Sebaliknya, terjadi interaksi tarik-menarik antara proton dan elektron, karena mereka
berbeda muatan!

Sebagaimana interaksi gravitasi memerlukan ide graviton, interaksi


elektromagnetik juga perlu ide-katakanlah foton. Sejauh ini diketahui, foton tak
bermassa. Struktur atom dapat dipahami sebagai interaksi tarik-menarik antara proton
(inti) dan elektron yang mengelilingi inti. Demikian juga dengan struktur molekul, zat
padat dan zat cair. Interaksi elektromagnetik memiliki kekuatan interaksi yang relatif
lebih besar yakni sekitar 1 dengan 37 nol dibelakangnya bila dibandingkan dengan
kekuatan interaksi gravitasi.

Interaksi nuklir lemah memiliki jangkauan interaksi paling pendek bila dibanding
dengan interaksi material yang lain. Interaksi ini memiliki kekuatan interaksi relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan interaksi gravitasi yakni sekitar 1 dengan 34 nol
di belakangnya.

Interaksi nuklir lemah berperan dalam koreksi susunan inti atom. Inti atom yang
tersusun dari sejumlah proton dan sejumlah neutron dengan perbandingan yang tak
harmonis akan berusaha mendapatkan komposisi yang proporsional dengan melakukan
peluruhan partikel beta. Partikel interaktif interaksi lemah diemban oleh boson madya,
sebagai penghubung antara kuark (partikel elementer penyusun proton dan neutron)
dan lepton.

Interaksi nuklir kuat bertanggung jawab terhadap penggabungan kuark menjadi


proton atau neutron, serta penggabungan keduanya menjadi inti atom. Interaksi nuklir
kuat antar kuark dihubungkan oleh partikel interaktif yang disebut gluon,
menggabungkan kuark-kuark terikat menjadi nukleon. Dan juga, interaksi antar hadron
(misal, proton dan neutron) yang dihubungkan oleh meson, yang mengikat nukleon
menjadi inti atom. Interaksi nuklir kuat berperan penting dalam jangkauan pendek dan
memiliki kekuatan interaksi relatif paling besar bila dibandingkan dengan kekuatan
interaksi material yang lain.

G. Sintesa Interaksi Material

Sebelum adanya formulasi interaksi gravitasi Newtonian, belumlah diketahui


apakah fenomena jatuhnya benda ke bumi adalah fenomena yang sama dengan gerak
bulan mengelilingi bumi. Berdasarkan analisa data pengamatan astronomi yang
dilakukan Kepler dalam formulasi kinematika gerak benda langit-Hukum Kepler,
Newton menyatakan dalam bentuk yang lebih umum, bahwa interaksi benda jatuh ke
bumi dan interaksi planet mengelilingi bumi adalah jenis interaksi yang sama-interaksi
gravitasi.
Interaksi gravitasi dalam formulasi Hukum Gravitasi Universal lebih lanjut
disempurnakan oleh Einstein dalam Teori Relativitas Umum. Relativitas Umum
berbasiskan asas kesetaraan yang mengatakan bahwa, hukum-hukum alam harus
dituliskan dalam bentuk demikian sehingga tak mungkin membedakan antara medan
gravitasi serbasama dengan suatu kerangka acuan yang dipercepat. Dengan Teori
Relativitas Umum, garis edar planet Merkurius yang berinteraksi dengan matahari
(juga dengan planet-planet lain) dapat dijelaskan secara lebih akurat bila dibandingkan
dengan menggunakan Hukum Gravitasi Universal. Meski demikian, Hukum Gravitasi
Universal cukup memadai untuk keperluan praktis karena bentuknya yang lebih
sederhana.

Interaksi elektromagnetik pada mulanya juga dipahami secara terpisah sebagai


interaksi listrik dan interaksi magnetik. Kenyataannya, keduanya merupakan dua aspek
dari satu sifat materi, yakni muatan listrik. Sementara muatan listrik yang diam relatif
terhadap pengamat hanya menimbulkan medan listrik, pengamat menimbulkan medan
listrik dan medan magnetik-medan elektromagnetik.

Interaksi elektromagnetik yang diformulasikan oleh Maxwell berdasarkan simetri


permasalahan yang telah dilakukan Faraday. Karya Faraday menunjukkan bahwa
perubahan medan magnet terhadap waktu menimbulkan medan listrik, sedangkan karya
Maxwell menunjukkan bahwa perubahan medan listrik terhadap waktu menimbulkan
medan magnet. Dari formulasi interaksi elektromagnetik Maxwell, dapat diprediksi
adanya gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan kecepatan cahaya.
Keberadaan gelombang elektromagnetik dibuktikan secara eksperimental oleh Hertz,
memiliki banyak penerapan dalam teknologi modern, misalnya gelombang radio. Ini
salah satu bukti keterkaitan erat antara fisika teoritik dengan teknologi.

Hal yang sama berlaku bagi interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah yang
pada mulanya dipahami sebagai bentuk interaksi yang berbeda. Formulasi interaksi
elektrolemah (sintesa interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah) oleh Salam,
Weinberg, Glashow menyatkan bahwa, pada dasarnya tak ada perbedaan mendasar
antara partikel interaktif elektromagnetik (foton) dan partikel interaktif nuklir lemah
(boson madya) pada tingkat energi tinggi; meskipun pada tingkat energi rendah, foton
dan boson madya tampak berbeda. Fenomena ini dikenal sebagai perusakan simetri
serta merta (spontaneous symmetry breaking). Kebenaran teori Salam, Weinberg,
Glashow terbukti secara eksperimental dengan ditemukannya partikel boson madya
W+,W- dan Z0 .

Sintesa interaksi material berikutnya adalah sintesa interaksi elektrolemah dengan


interaksi nuklir kuat sebagai interaksi terpadu akbar. Gagasan interaksi terpadu akbar
ini menyatakan, bahwa pada energi yang sangat tinggi (energi penyatuan akbar)
interaksi elektromagnetik, interaksi nuklir lemah dan interaksi nuklir kuat memiliki
kekuatan yang sama sebagai satu macam interaksi.

H. material radiasi sinar x


Sinar X adalah salah satu radiasi gelombang elektromagnetik buatan yang memiliki
panjang gelombang sangat pendek 10-7m s/d 10–9 m sehingga memiliki daya
tembus yang tinggi terhadap material yang dilaluinya.
Radiasi dibagi menjadi 2 jenis:
.1Radiasi Pengion
.2Radiasi Non Pengion
•Pada tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),
seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman melakukan
penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam
agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia
membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia
mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas
meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat
tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap
berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui
terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar.
Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui .
Tahun 1895 itu Roentgen melakukan penelitian sinar-X untuk mengetahui sifat-
sifatnya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X :
•Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
•Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi.
Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
•Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap
oleh timbal setebal 1,5 mm.
•Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
•Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto
tulang tersebut pada pelat fotografi. Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2.
Foto tulang tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.
•Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan
yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X
berbeda dengan sinar katoda .)
SPEKTRUM GELOMBANG

SIFAT SIFAT SINAR X

.1Daya tembus
Sinar X dapat menembus bahan atau massa yang padat
.2Penyebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder(radiasi
hambur) pada bahan atau zat yang dilalui
.3Penyerapan ( Absorbtion)
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau
kepadatan bahan atau zat tersebut.
.4Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink
sulfide memendarkan cahaya (luminisensi.)
.5Ionisasi
Sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-
partikel atau zat tersebut
.6Efek Biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi
.7Fotografi
Sinar X dapat menghitamkan film
PROSES PEMBANGKITAN SINAR X
Syarat syarat terjadinya sinar X:
•Adanya emisi elektron yang didapat dari pemanasan filament
•Beda potensial yang tinggi.
•Focusing Cup,untuk mengarahkan arah laju elektron
•Ada target, material khusus untuk tumbukan elektron
•Lintasan elektron Hampa Udara

Penjelasan Singkat
•Filament pada katoda dipanaskan sehingga terbentuk emisi elektron.Saat tegangan
tinggi di alirkan pada kutub anoda dan katoda,maka elektron akan bergerak ke arah
anoda dan menumbuk target.Hasil tumbukan ini mengakibatkan terjadinya
beberapa reaksi sehingga 99% energi dikonversi menjadi panas dan 1% menjadi
sinar X.
•Laju elektron diarahkan dengan focusing cup
•Lintasan elektron harus hampa udara
.1Pemanasan Filament
Pemanasan filament akan menghasilkan emisi elektron.Arus pemanasan filament
(Ih) biasanya berkisar 2A – 9A
.2Tegangan Tinggi (KV)
Tegangan tinggi pada anoda (+) dan katoda (-) berkisar antara 40KV-150
KV.Tegangan ini berfungsi untuk menarik elktron dari katoda ke anoda.
.3Rotary anoda
Saat elektron akan menumbuk target pada anoda, anoda berotasi untuk memberikan
spot / titik tumbuk yang merata.
.4Tabung sinar X harus hampa udara,agar elektron bisa melintas dari katoda
menuju anoda
.5Karena 99% energi hasil tumbukan elektron diubah menjadi panas,maka tabung
X Ray dilapisi dengan gelas envelope dan oli pendingin untuk sirkulasi panas dan
isolasi terhadap tegangan tinggi yang ada pada anoda dan katoda.
Interaksi Materi
Saat elektron bertumbukan dengan material khusus pada target,akan terjadi proses
yang menghasilkan radiasi:
.1Proses eksitasi
.2Proses Bremstrahlung
Proses Eksitasi
•Proses eksitasi adalah proses berpindahnya elektron ke kulit yang lebih luar,
proses ini akan diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu berpindahnya elektron dari kulit
yang lebih luar mengisi posisi kosong yang ditinggalkan elektron tersebut.
•Pada proses de-ekitasi ini akan diikuti dengan memancarkan radiasi sinar-x
karakteristik
Proses Bremsstrahlung
•Apabila elektron yang bergerak mengenai suatu atom,maka secara tiba2 laju
elektron diperlambat secara drastis oleh atom tersebut sehingga mengubah arah
lajunya.Saat proses perlambatan ini,elektron melepaskan energi berupa sinar X
Bremstrahlung
•Makin besar nomor atom bahan penyerap akan menghasilkan fraksi sinar-x
bremsstrahlung yang lebih besar
PARAMETER UTAMA DALAM PROSES PEMBANGKITAN X RAY
Tegangan Tabung (kV)
•Mempercepat elektron menuju katoda.
•Semakin tinggi tegangan yang diberikan akan semakin tinggi daya tembus sinar-x
terhadap objek.
Arus Tabung
•Filamen (katoda) adalah sebagai sumber emisi elektron yang dipengaruhi oleh
besarnya arus filamen (Ih) yang diberikan, makin tinggi arus maka jumlah elektron
akan semakin banyak pula.
•Intensitas sinar-x yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan jumlah elektron
yang menumbur target per detik.
•Intensitas sinar-x yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya arus tabung
(mA)
Material Target (anoda)
•Material pembentuk target (anoda) akan sangat mempengaruhi jumlah sinar-x per
unit yang dihasilkan
•Material juga akan mepengaruhi sinar-x type mana yang akan dihasilkan
(karakteristik atau bremsstrahlung)
Diposkan oleh Erwin Candra A.P di 16:59
Posted by Babeh Edi at 04:06 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: FISIKA RADIASI
Wednesday, 1 February 2012
1.5TEORI KWANTUM RADIASI
Hukum klasik menyatakan besarnya tenaga radiasi sebagai fungsi dari pada
frekwensi dan suhu mutlaknya.
Besarnya tenaga radiasi persatuan frekwensi persatuan volume didalam medan
radiasi telah dihitung oleh Rayleigh – Jeans (1900) , dan untuk frekwensi tinggi
oleh Wien ( 1896 ). Kedua hukum ini menunujukkan adanya sifat diskontinu dari
tenaga radiasi untuk frekwensi menengah, dimana besarnya tenaga menjadi tak
hingga . Dilemma ini dipecahkan oleh Max Planck ( 1901 ) dengan menurunkan
suatu rumus interpolasi terhadap hukum Rayleigh-Jeans dan Wien.
I. interaksi material dengan foton
Pada bahan (material), kuasipartikel foton adalah foton yang dipengaruhi oleh
interaksinya dengan material. Kuasipartikel foton memiliki hubungan khusus antara
panjang gelombang dan energi (hubungan dispersi) seperti yang ditentukan oleh
indeks refraksi material. Kuasipartikel foton juga disebut polariton, terutama
kuasipartikel yang terletak dekat resonansi material. Misalnya, sebuah eksiton-
polariton adalah superposisi sebuah eksiton dan foton; fonon-polariton adalah
superposisi sebuah fonon dan foton.

lubang adalah kuasipartikel yang tidak memiliki elektron dalam suatu keadaan
tertentu; lubang sering digunakan untuk menyebut keadaan kosong pada pita
valensi suatu semikonduktor. Sebuah lubang memiliki muatan yang berlawanan
dengan muatan elektron.

Fonon adalah eksitasi kolektif yang terkait dengan getaran atom pada struktur
kristal rigid. Fonon merupakan bentuk kuantum dari gelombang suara.

Magnon adalah eksitasi kolektif yang terkait dengan struktur putaran elektron pada
tingkatan kristal. Magnon merupakan bentuk kuantum dari gelombang putar.

Roton adalah eksitasi kolektif yang terkait dengan rotasi cairan (biasanya
supercairan). Roton merupakan bentuk kuantum dari vorteks.

Plasmon adalah eksitasi kolektif yang merupakan kuantum dari osilasi plasma
(elektron di dalamnya berosilasi sekaligus terhadap semua ion).

Polaron adalah kuasipartikel yang terbentuk ketika sebuah elektron berinteraksi


dengan polarisasi ion sekitarnya.

Eksiton is adalah elektron dan lubang yang terikat bersama.

Plasmariton adalah fonon optik dan fonon terselubung yang terdiri dari plasmon
dan foton.

Dalam fisika, kuasipartikel dan eksitasi kolektif (keduanya sangat terkait satu
sama lain) adalah fenomena emergens yang terjadi ketika suatu sistem kecil yang
rumit seperti benda padat bertingkah seolah-olah sistem tersebut terdiri dari partikel
lemah yang berinteraksi di ruang bebas. Contohnya, ketika sebuah elektron
melintasi semikonduktor, gerakannya diganggu dalam berbagai cara oleh
interaksinya sendiri dengan elektron lain dan inti atom; namun demikian, elektron
tersebut hampir bertingkah layaknya elektron dengan massa berbeda yang bergerak
tanpa gangguan melintasi ruang bebas. "Elektron" dengan massa berbeda ini
disebut "kuasipartikel elektron". Pada contoh lain, gerak agregat elektron pada pita
valensi suatu semikonduktor sama seperti semikonduktor yang dipenuhi
kuasipartikel positif (lubang elektron). Kuasipartikel atau eksitasi kolektif lain
meliputi fonon (partikel yang berasal dari getaran atom dalam benda padat),
plasmon (partikel yang berasla dari osilasi plasma), dan lain-lain.
Partikel-partikel ini disebut "kuasipartikel" apabila terkait dengan fermion
(seperti elektron dan lubang elektron), dan disebut "eksitasi kolektif" apabila terkait
dengan boson (seperti fonon dan plasmon), namun perbedaan yang pastinya belum
disepakati secara luas.

Konsep kuasipartikel merupakan konsep terpenting dalam fisika materi padat


karena kuasipartikel adalah salah satu cara menyederhanakan persoalan benda
banyak dalam mekanika kuantum.

Bab III Penutup

A. kesimpulan
Dari paparan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah "Interaksi material bermuatan" dapat ditarik kesimpulan bahwa elektron
merupakan bagian penting dalam sebuah atom karena dengan adanya elektron
dapat menghasilkan sesesuatu hal yang merubah kehidupan di dunia saintek.
B. saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih detail menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
berkualitas lagi yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. untuk saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis.
Daftar pustaka

Hadi, Miftachul. 2003. Grup Fisika Teoritik dan Komputasi

http://www.fisika.lipi.go.id/webfisika/content/interaksi-material-dan-partikel-elementer

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kuasipartikel

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Elektron

https://www.radioaktif.com/sinarx

Anda mungkin juga menyukai