Dalam mempelajari ilmu kelistrikan dan Elektronika, salah satu pengetahuan dasar yang penting untuk
dikuasai adalah mengetahui besaran-besaran maupun satuan-satuan unit yang terdapat dalam ilmu listrik
dan Elektronika ini. Pengetahuan tentang Besaran maupun Satuan Listrik dan Elektronika ini dapat
membantu kita dalam merancang, merakit serta menganalisa sebuah rangkaian Listrik/Elektronika. Tanpa
pengetahuan dasar ini, kita tidak akan dapat mengetahui secara pasti nilai-nilai komponen
listrik/elektronika, nilai-nilai hasil pengukuran tegangan dan arus listrik serta tidak dapat melakukan
perhitungan dalam rangkaian seperti menghitung jumlah daya listrik yang dipergunakan, menyusun
rangkaian seri/paralel resistor dan lain sebagainya.
Prefix/Awalan Satuan SI
Yang dimaksud dengan Prefix Satuan SI adalah awalan yang digunakan dalam satuan SI untuk membentuk
sebuah satuan yang menandakan kelipatan dari satuan tersebut. Dibawah ini adalah Prefix satuan SI yang
pada umumnya digunakan dalam ilmu kelistrikan dan Elektronika.
a. Tegangan Listrik
Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan
dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang
mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial
listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat
bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di
dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
Penetapan untuk satuan tegangan listrik 1 Volt terjadi jika dapat mengalirkan arus 1 ampere dalam tahanan
listrik 1 Ohm.
1 V = 0,001 KV = 10-3 KV
1 V = 0,000 001 MV= 10-6MV
b. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan
couloumb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat
lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan
resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung
pada voltabese dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
Penetapan untuk satuan arus listrik 1 Ampere ialah arus dalam cairan nitrat-perak dapat memisahkan dan
melekatkan sejumlah 1,118 milligram perak dalam waktu 1 detik.
1 mA = 0,001 A = 10-3 A
1 µA = 0,000 001 A = 10-6 A
c. Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm.
yang dapat dirumuskan dengan R adalah hambatan (Ohm) V adalah tegangan (Volt) I adalah arus (ampere)
Penetapan untuk satuan tahanan listrik Tahanan listrik 1 Ohm ialah nilai tahanan dari air raksa dalam gelas
erpenampang 1 mm2 setinggi 106,3 cm pada suhu 0o C 1 Ω = 0,001 K Ω = 10-3 K Ω
e. Muatan Listrik
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya
pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk
menggambarkan muatan. sistem satuan internasional dari satuan Q adalah coloumb, yang merupakan 6.24
x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif)
maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya
kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan
tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan
kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron
yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan). Penetapan untuk satuan
muatan listrik 1 Coulomb ialah arus sebesar 1 Ampere engalir selama 1 detik atau
Q=Ixt
Keterangan :
Q = Muatan listrik ( Coulomb )
I = Arus Listrik ( Ampere )
t = Waktu ( detik )
f. Kapasitansi
Kapasitansi adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah
potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah
kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah
tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah: C = Q/V C adalah
kapasitansi yang diukur dalam Farad Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb V adalah voltase yang
diukur dalam volt Unit SI dari kapasitansi adalah farad; 1 farad = 1 coulomb per volt.
g. Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik
secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktasi
sendiri. Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari
rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Satuan induktansi dalam satuan internasional adalah
weber per ampere atau dikenal pula sebagai henry (H). Induktansi muncul karena adanya medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh hukum ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika
mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut,
induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan
GGL yang dihasilkannya.
i. Fluks Magnet
Fluk magnetik adalah ukuran total medan magnetik yang menembus bidang. secara matematis fluk
maknetik didefinisikan sebagi perkalian skalar antara induksi magnetik (B) dengan luas bidang yang tegak
lurus pada induksi magnetik tersebut.
j. Daya listrik
Didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah
watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).bisa juga
diartikan besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah
Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P
dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum Joule,
Penetapan untuk satuan daya listrik 1 Watt ialah tegangan sebesar 1 Volt mengalir arus sebesar 1 Ampere
dengan faktor kerjaatau Cos φ = 1 ( antara tegangan dan arus sefasa )
P = V x I x Cos φ
Keterangan :
P = Daya Listrik ( Watt )
V = Tegangan listrik ( Volt )
I = Arus listrik ( Ampere )
Cos φ = Faktor daya
a. Spesifikasi Komponen
Spesifikasi suatu komponen seharusnya juga diketahui oleh pembuat suatu peralatan, sehingga dalam
perancangannya dapat mempergunakan komponen yang paling efektifdan murah untuk suatu aplikasi
tertentu. Sebelum kita melihat spesifikasi yang sebenarnya, kita harus terlebih dahulu memperhatikan
berbagai komponen yang dipergunakan dalam industri elektronika. Komponen ini dapat dikelompok kan
sebagai berikut:
Bagian mekanik, seperti casis logam dan siku-siku, kawat, papan rangkaian tercetak (selanjutnya
disebut PCB), konektor, plug dan soket;
Komponen pasif, seperti resistor tetap dan variabel, kapasitor tetap dan variabel, induktor;
Komponen aktif, seperti dioda, transistor, thyristor, FETdan IC.
Perancang harus mempergunakan spesifikasi untuk memilih komponen yang paling cocok. Untuk aplikasi
tertentu spesifikasi komponen bergantung pula pada:
Harga disesuaikan produk.
Ketersediaan suku cadang.
Standarisasi dalam organisasi.
Format untuk Spesifikasi Komponendapat dibagi sebagai berikut:
Piranti, tipe dan keluarga
Gambaran singkat tentang pirant dan aplikasi yang diharapkan, untuk menunjang dalam pilihan
ini.
Penggambaran outline yang menunjukan dimensi mekanis dan sambungan.
Penjelasan terperinci singkat tentang karakteristik kelistrikan yang terpenting dan batas maksimum
nilai mutlak dari tegangan, arus dan daya.
Data kelistrikan lengkap termasuk angka-angka, grafik yang diperlukan dan kurva karakteristik.
Perincian tentang metoda pemeriksaan pabrikasi.
Angka-angka tentang reliabi litas atau batas kegagalan.
Terlepas dari masalah harga, kita harus memperhatikan semua aspek yang berikut ini:
1. Dimensi fisik: yaitu panjang, diameter, bentuk kawat penyambungdan bentuknya sendiri.
2. Rentangan resistansi: nilai maksimum dan minimumnya.
3. Toleransi seleksi: nilai seleksi maksimum dan minimum dari resistor, misalnya ± 2 %, ± 5 %, ± 10
% atau ± 20 % .
4. Rating daya: daya maksimum dalam watt yang dapat didisipasikan biasanya dinyatakan pada
temporatur 70° C (komersial), 125° (militer).
5. Koefisien temperatur: perubahan resistansi menurut temperatur dinyatakan dalam bagian-bagian
per sejuta (ppm) per °C. Oleh karena "koefisien" menunjukan bahwa terjadi fungsi linier, maka
istilah karakteristik sekarang lebih disukai.
6. Koefisien tegangan: perubahan resistansi menurut tegangan yang terpasang dinyatakan dalam ppm
per volt.
7. Tegangan kerja maksimum: tegangan maksimum yang dapat dipasangkan pada ujung-ujung
resistor.
8. Tegangan breakdown: tegangan maksimum yang dapat dipasang diantara badan resistor dan
menyentuh konduktor luar, yaitu tegangan breakdown dari pelapis yang mengisolasi resistor itu.
9. Resistansi penyekat (insulation resistance): resistansi dari pelapis yang mengisolasi.
10. Stabilitas umur pembebanan: perubahan resistansi setelah waktu operasi yang disebutkan, dengan
beban penuh pada 70° C. Waktu operasi biasanya diambil 1000 jam.
11. Shelf stability: perubahan resistansi selama disimpan biasanya dinyatakan untuk 1 tahun.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam memilih komponen yang benar adalah sebagai berikut :
Tentukan secara definitif aplikasinya: keperluannya untuk apa
Buatlah daftar untuk persyaratan:seperti dimensi, nilai, toleransi dsb.
Ceklah lembar data singkat untuk mendapatkan tipe yang cocok.
Perhatikan batas-batas lainnya yang mungkin: ada tidaknya, harga dll.
Ceklah spesifikasi komponen yang lengkap
Evaluasi
b. Spesifikasi Perlengkapan
Format standard dari spesifikasi suatu perlengkapan elektronika adalah :
1. Diskripsi dan nomor tipe
Sebuah catatan singkat yang menyatakan dengan jelas apa yang harus dikerjakan oleh instrumen
itu dan maksud aplikasinya.
2. Data kelistrikan
Karakteristik prinsip, misalnya Output, taraf tegangan, Frekuensi, Impedansi, Rentangan,
Akurasi, Distorsi, Karakteristik temperatur.
Kebutuhan daya Sumber tegangan: 120 V atau 240 volt ac, fasa tunggal, frekuensi 50 Hz
sampai 60 Hz dengan daya 250 Watt.
3. Data lingkungan: Rentangan temperatur kerja, Kelembaban,Klasifikasi, Test getaran, Angka untuk
MTBF.
4. Data mekanik: Dimensi, Bobot.
Beberapa perlengkapan elektronika yang dipakai secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Instrumen ukur elektronika
Instrumen pembangkit sinyal
Sumber-sumber daya
Perlengkapan komunikasi
Instrumen pengolah data
Elektronika konsumen
Sistem kontrol
Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai istilah dan pernyataan-pernyataan dalam
sebuah spesifikasi, apalagi saat membeli sebuah instrumen baru yang tidak begitu dikenal. Jikalau ada
keraguan arti dari beberapa spesifikasi, mintalah penjelasan dari pabrik atau pergunakanlah buku petunjuk
spesifikasi standar dari instrumen tersebut. Tidak ada untungnya dengan berpura-pura sudah mengerti.
Dalam sebuah industri elektronika tentunya tak luput dari pengetesan peralatan yang diproduksi, dan ini
dilakukan oleh ahli tes pada bagian perbaikan. Untuk itu tentunya diperlukan sebuah informasi cara
pengetesan suatu peralatan dengan menggunakan spesifikasi tes. Spesifikasi test tentunya merupakan
dokumen yang perlu pemahaman, ini mencakup semua aspek dari karakteristik instrumen, hal-hal yang
harus dicek, disetel, diukur, dan direkam (dicatat).
c. Spesifikasi Tes
Spesifikasi Tes adalah informasi yang diperlukan oleh bagian test, perbaikan, atau ahliahli instalasi
agar mereka dapat mencek apakah instrumen atau sistim memenuhi standar penampilan yang
dipersyaratkan.
Lembaran standar untuk menuliskan spesifikasi tesyang logis tentang test dan penyetelan sebagai berikut :
Judul, nomor tipe instrumen, nomor seri, spesifikasi, tanggal pengeluaran
Daftar perlengkapan test yang diperlukan untuk melaksanakan test
Pemeriksaan kesinambungan, isolasi, dan resistansi (dengan daya dipadamkan)
d. Kalibrasi Peralatan
Kebijakan pemeliharaan tipe tertentu suatu sistem dapat mencakup program detail tentang kalibrasi
ulang dan langkah-langkah pencegahan lainnya. Yang dimaksud kalibrasi ulang adalah menseting kembali
peralatan yang sudah dipakai selama periode atau waktu tertentu dengan cara membandingkan peralatan
yang sama dan masih standar, sehingga alat tersebut dapat berjalan normal kembali.
LEMBAR JAWAB :
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. ..............
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................ ...............
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................... ................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................... .................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................... ..................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................ ...................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................... ....................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................... .....................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................... ......................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................... .......................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
a. Hukum OHM
Seperti yang telah saya bahas diatas bahwa ahli fisika berkebangasaan Jerman yang bernama George
Simon Ohm, telah berhasil menemukan hubungan antara besar beda potensial dengan besarnya kuat arus
yang mengalir. Pernyataan Ohm yang dikenal dengan nama hukum Ohm berbunyi, Kuat arus yang mengalir
dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu jika suhu
penghantar tetap.
Dari pernyataan Ohm diatas dapat dirumuskan bahwa,
Keterangan :
V = Beda Potensial (volt)
I = Kuat arus (ampere)
R = Hambatan (Ohm)
b. Hukum KIRCHOFF
Pada rangkaian listrik kita dapat menggabungkan beberapa rangkaian sederhana yang disebut dengan
rangkaian majemuk. Rangkaian majemuk mengikuti hukum Kirchhof diantaranya yaitu:
Hukum Kirchoff I
”Jumlah arus yang menuju (masuk) titik percabangan sama dengan arus yang meninggalkan (keluar)
dari titik percabangan ”, sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut,
∑iMasuk = ∑ikeluar
∑iMasuk = ∑ikeluar
I1 + I2 + I3 = I4 + I5
Hukum Kirchoff II
” Dalam sebuah rangkaian tertutup jumlah gaya gerak listrik (E) sama dengan jumlah penurunan
potensial (i.R)” sehingga dapat dirumuskan,
∑ E = ∑i.R
c. Hukum COULOMB
Pengertian muatan listrik menunjukkan bahwa muatan tidak menyebar pada daerah tertentu melainkan
berkumpul dalam satu titik. Pada tahun1785 Charles Coulomb mengadakan penelitian pertama tentang gaya
yang ditimbulkan oleh dua benda yang bermuatan dengan alat yang bernama neraca puntir coulomb. Dari
hasil percobaan tersebut, Coulomb berkesimpulan :
“Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik adalah berbanding lurus
dengan perkalian antara masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua muatan titik tersebut.”
Gambar 1 -1
Gambar 1-1 menunjukkan dua muatan titik QI dan Q2terpisah pada jarak r dengan QI terletak di pusat
koordinat sumbu XYZ. Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya elektrostatika pada muatan Q 2 akibat
muatan QI adalah :
dan besamya :
Dengan cara matematika konstanto E0 yang disebut permitivitas ruang hampa didefinisikan sebagai
Eo= 8, 85432 x 10-12 C2/N.m2 = 8, 85432 x 10-12 F/m
d. Hukum FARADAY
Michael faraday (1791-1867), seorang ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:
1. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (flux) yang konstan,
maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi.
2. Perubahan flux medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan menimbulkan
tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai fenomena induksi
elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan induksi yang ditimbulkan dalam
“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar yang berada diantara medan magnetik”
f. Hukum LENZ
Pada tahun 1835 seorang ilmuwan jenius yang dilahirkan di
Estonia, Heinrich Lenz (1804-1865) menyatakan bahwa:
LEMBAR JAWAB :
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................... .
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................... ..
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................ ...
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................... ....
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................... .....
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................... ......
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................... .......
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................... ........
...........................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
a. Ampere meter
Ampere meter berfungi untuk mengukur arus pada
suatu rangkaian elektronika maupun rangkaian elektrikal,
ampere meter memiliki satuan A (ampere) atau biasa di
tulis dengan rumus I, dan ini susunan tangganya µA, mA,
A, kA, cara kerja alat ini adalah dengan menderetkannya,
atau memasang sacara seri kedalam suatu penghantar,
biasanya Ampere meter dapat bekerja bila sobat pasang di
bagian penghantar paling ujung.
Gambar diatas adalah gambar cara pengukuran Arus listrik dengan menggunakan Ampere meter. Ampere
meter biasa dipasang bersama alat yang akan diukur arusnya, misalnya pada Jet pump, atau pada panel box
b. Volt Meter
d. Ohm meter
Ohm meter berfungsi untuk megukur tahanan atau
hambatan suatu rangkaian yang biasa digunakan untuk
mengetahui tersambung tidaknya rangkaian satu ke
rangkaian yang lain. Ohmmeter sangatlah penting
dikalangan teknisi dan tukang sevice, begitupun dengan
sobat yang ingin mencoba menjadi seorang teknisi
maka sangat perlu memahami tentang ohm meter ini.
Ohm dilambangkan dengan Ω. Cara memakai ohm
meter adalah dengan cara meletakan jarum ukur satu ke
ujung satu dan jarum ukur dua ke ujung lain.
e. Watt meter
Watt meter berfungsi untuk mengukur daya yang
dihasilkan oleh suatu komponen atau rangkaian,
hitungan watt sering digunakan oleh pegawai PLN untuk
mengecek seberapa banyak daya yang dikeluarkan oleh
satu ruamah. Kenapa watt begitu populer karena watt
sangat menentukan biaya yang akan kita keluarkan,
karena hitungan watt adalah hitungan seberapa banyak
sobat menggunakan listrik.
Karena watt adalah arus daari beban dikali tegangan dari
Sumber dan hasilnya Daya (watt)
g. Megger
Yang dapat diukur oleh meger adalah ketahanan isolasi dari
suatu rangkaian elektrik,biasa digunakan oleh para teknisi untuk
mengukur ketahanan isolasi suatu listrik bertegangan tinggi.
Karena kekuatan isolasi sangatlah penting bila tegangannya
tinggi. Isolasi adalah zat atau alat yang diapai untuk
membungkus atau nelindungi penghantar arus listrik dengan
sentuhan langsung manusia, misalnya dalam kabel terdapat
isolasi yaitu ada yang terbuat dari karet dan zat isolasi lain.
h. Taco meter
Sebenarnya alat ukur ini tidaklah sesuai dengan materi
kelistrikan karena alat ini diguanakan untuk mengukur seberapa
cepat putaran yang diperoleh oleh suatu benda. Namun banyak
sekali anak kelistrikan, khususnya yang sedang mempelajari
kinerja motor listrik yang menggunakan Taco meter untuk
mengukur seberapa cepat kecepatan motor listrik dan seberapa
efisienkah daya yang dikeluarkan. RPM adalah satuannya
i. Osciloscope
Sejujurnya saya belum pernah melihat apalagi menggunakannya,
namun saya mendapat alat ukur ini dari situs lain. Alat ukur ini
berfungsi untuk mengukur atau memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dalam bentuk sinyal digital. Sehingga
dapat diteliti dan dipelajari beberapa fungsi lain dari alat ukur ini
antara lain : untuk menyelidikigejala yang bersipat periodik,
mengetahui beda pasa masukan dan keluarn, dan mengukur
amplitudo yang dihasilkan oleh radio dan generator pembangkit
sinyal Osciloscope biasanya dilengkapi dengan tabung CRT atau
sinar katoda
Dibawah ini adalah alat ukur yang jarang diketahui oleh
masyarakat umum namun sangat penting bagi para teknisi
elektronika, perbaikan alat rumah tangga dan mekanika namanya
Maniford Gauge
Satu lagi alat yang bukan alat ukur listrik murni, namun alat
ukur ini sangat penting bagi kamu yang merencanakan
memasang instalasi rumah karena alat ukur ini berfungsi untuk
mengukur intensitas cahaya pada suatu ruangan, sobat bisa
mengatur seberapa watt lampu yang digunakan pada ruangan
tertentu, penerangan cukup dan daya yang dikeluarkan
mininimun, hal ini tentunya dapat menguntungkan pengguna
rumah
l. Tang ampere
Biasa digunakan untuk mengukur arus, sama seperti
ampere meter, namun perbedaannya adalah sobat dapat
membawa tang ampere ini kemapun asal akan jangan ke
alam akhirat..... maksudnya?
Penggunaan tang ampere yang lebih mudah membuat tang
ampere sangat digemari oleh para teknisi, karena hanya
dengan memasukan kabel berarus listrik kedalam
lingkupan tang ampere dan hasilnya dapat terlihat.
m. Avo meter
Avometer adalah alat ukur kombinasi dari 3 alat ukur yang
sangat penting bagi seorang teknisi listrik yaitu Ampere, Volt, dan Ohm
meter. Avometer adalah alat ukur yang sangat umum digunakan oleh para
ahli karena selain dengan keunggulannya mencakup banyak fungsi, namun
harganya yang murah dan barang yang mudah dibawa adalah keunggulan
lain dari Avometer.
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………
Dan ada juga yang disebut TOR (Thermal Overload Relay) di gunakan pada kontrol motor 3 fasa dan akan
di akhir.
Biasanya arus yang diamankan miniature circuit breaker relatif kecil itu wajar karena MCB adalah
pengaman arus rendah. Berikut Kisaran Arus : 2A, 4A, 10A, Dan 32A ada juga yang menyebutkan hingga
64A itu untuk 3 fasa. MCB digunakan untuk rangkaian 1 fasa untuk pengaman instalasi rumah sederhana
dan biasanya terdapat pada KWH sebagai pengguna pembatas. Pemakaian MCB juga digunakan untuk
rangkaian 3 fasa biasanya digunakan untuk rumah yang
memiliki PHB sebagai papan hubung dan digunakan untuk pemakain
besar lainnya.
j. Thermostat
Thermostat adalah alat pemutus hubungan arus listrik dengan
suhu. thermostat ini sangat sering digunakan untuk alat pengaman
listrik. Misal pada lilitan motor listrik apabila terjadi panas berlebihan
pada motor listrik. maka termostat akan memutuskan arus listrik maka
motor akan aman dari resikjo terbakar.
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
RANGKAIAN LISTRIK
Rangkaian listrik terdiri atas dua jenis yaitu seri dan paralel. Selain itu ada juga gabungan dari dua
jenis rangkaian listrik, yang disebut rangkaian campuran. Sehingga, terdapat tiga bentuk rangkaian listrik
yaitu rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran. Perbedaan jenis rangkaian listrik ini terletak pada cara
merangkainya. Rangkaian listrik seri disusun secara sejajar, sedangkan rangkaian listrik paralel disusun
secara bersusun atau bercabang. Sedangkan rangkaian campuran merupakan kombinasi dari rangkaian seri
dan paralel. Penerapan rangkaian seri dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pada lampu senter.
Pernahkah sobat idSCHOOL memperhatikan senter? Biasanya, lampu senter tersusun atas dua batu baterai
dan sebuah lampu. Batu baterai sebagai sumber tegangan dan lampu pada senter disusun secara seri.
Sedangkan instalasi listrik pada rumah-rumah merupakan contoh penyusunan rangkaian listrik secara
paralel. Rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran memiliki karakteristik dan rumus yang berbeda. Untuk
lebih detailnya, simak pembahasan lanjutan mengenai karakteristik pada rangkaian listrik seri, paralel, dan
campuran berikut ini.
b. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel memliki ciri yang dapat dikenali, yaitu susunan rangkaiannya memiliki cabang.
Instalasi listrik di suatu rumah biasanya menggunakan susunan rangkaian pararlel. Meskipun sedikit lebih
rumit dari rangkaian seri, rangkaian paralel memiliki banyak keuntungan.
c. Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Secara umum, karakteristik
dan hukum yang berlaku pada rangkaian campuran juga mengikuti keduanya.
atau sebaliknya untuk melakukan transformasi Delta (∆) ke Star (Υ), menggunakan rumus:
I1 I2
Mesh A Mesh B
Pada rangkaian gambar diatas terdapat dua mesh, yaitu mesh A dan mesh B. Pada mesh A dibentuk dari
rangkaian ABCDA, Terdapat E1, R1, R3 Dan R5. Sedangkan pada mesh B dibentuk dari rangkaian DCEFD,
Terdapat E2, R2, R3 Dan R4.
Contoh soal:
Perhatikan skema rangkaian pada gambar dibawah ini.
I1 I2
Mesh A Mesh B
I3
E1 – E2 = I1 ( R1 + R3 + R5 ) – I2 . R3
6V – 12 = I1 ( 2 + 3 + 6 ) – I2 . 3
-6 = 11I1 – 3I2 .......................................................................................... (1)
E2 – E3 = I2 ( R2 + R3 + R4 ) – I1 . R3
12 – 9 = I2 ( 1 + 3 + 4 ) – I1 . 3
3 = 8I2 – 3I1
3 = -3I1 + 8I2 ........................................................................................ (2)
I1 = 5,4333
11
I1 = 0,4939 Ampere
I1 I2
Loop A Loop B
pada rangkaian diatas terdiri dari dua loop, loop A dan loop B. pada loop A mengalir arus I 1 yang arahnya
searah dengan jarum jam. Sedangkan pada loop B mengalir arus I 2 yang arahnya berlawanan dengan arah
jarum jam. Pada metode arus loop yang perlu diperhatikan bahwa aliran arus mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif.
Persamaan rangkaian diatas menggunakan metode arus loop adalah:
Pada loop A: E1 = I1 ( R1 + R3 + R5 ) + I2 . R3
Pada loop B: E2 = I2 ( R2 + R3 + R4 ) + I1 . R3
Contoh soal:
Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini.
I1 I3
I2
Jika :
R1 = 15 Ohm, R2 = 20 Ohm, R3 = 30 Ohm dan V = 10
Volt, hitung :
a. R total
b. I
c. VR1, VR2 dan VR3
Berapa nilai R1, R2 dan R3 jika nilai dari Ra = 2 Ohm, Rb = 4 Ohm dan Rc = 6 Ohm
Berapa nilai Ra, Rb dan Rc jika nilai dari R1 = 2 Ohm, R2 = 4 Ohm dan R3 = 6 Ohm
c. Elektromagnet
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan
menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada pita tape
recorder, motor listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan
listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat
timbul garis gaya magnet melingkar seperti tampak pada gambar disamping.
Prinsip elektromagnetik Gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari
serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik. Sebatang
kawat posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, arus menuju keatas
arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung
berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak
oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang
didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah
garis gaya sekitar kawat melingkar.
Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup
(James Clerk Maxwell, 1831-1879) Arah arus kedepan (meninggalkan kita)
maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah
arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri. Aturan
sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, arah ibu jari
menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari
menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan.
Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis
gaya elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada
penampang kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah
jarum jam seperti tampak pada gambar disamping. Elektromagnetik sekeliling
kawat Ketika arah arus listrik DC meninggal kan kita (tanda silang penampang
kawat), garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan
jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar
intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro- magnet yang
mengelilingi sepanjang kawat tersebut.
Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan
timbul medan magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan
seperti tampak pada gambar disamping. Pengaruh gaya gerak magnetik akan
melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan warna arsir. Gaya gerak
magnetik (Θ) sebanding lurus dengan jumlah belitan (N) dan besarnya arus
yang mengalir (I), secara singkat gaya gerak magnet sebanding dengan
amper-lilit.
Θ = I . N [Θ] = Amper-turn
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….……………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
a. Elemen Volta
Alessandro Volta (1745 – 1827) menemukan bahwa pasangan logam tertentu dapat membangkitkan
GGL, gaya gerak listrik ini menyebabkan arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian. Pasangan logam
tersebut adalah Cu (tembaga) dan Zn (seng). Sumber tegangan pertama yang dapat mengalirkan arus listrik
cukup besar adalah elemen Volta. H2SO4 yang dipakai sebagai elektrolit akan terdisosiasi menjadi H+ dan
SO4-2. Energi yang diperlukan untuk menggerakkan elektron-elektron dari elektroda Zn ke elektroda Cu
dan jumlah energi per satuan muatan yang tersedia dari elemen Volta dinyatakan dalam satuan volt atau
joule per coulomb. Adanya gelembung-gelembung ini dikarenakan gas hidrogen tidak dapat bersenyawa
dengan Cu, akibatnya menghalangi jalannya aliran listrik sehingga lampu tidak menyala.Sebagai kutub
positif (anoda) dalam elemen Volta adalah Cu sedangkan Zn sebagai kutub negatif (katoda) dan
H2SO4 encer sebagai larutan elektrolit yang berakibat terdisosiasi menjadi ion 2H+ dan SO4 2-.
c. Aki (Accumulator)
Aki merupakan sumber tegangan yang berasal dari reaksi kimia, sebagaimana elemen Volta dan
elemen kering. Aki terdiri atas karet keras atau kaca yang berbentuk bak dan berisi larutan asam sulfat pekat
Pemakaian aki
Pada pemakaian aki terjadi proses perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Pemakaian aki di
antaranya untuk menyalakan tape recorder, radio, TV. Pada saat aki digunakan maka terjadi proses kimia
sehingga aki dapat mengalirkan arus listrik, proses kimia yang terjadi adalah lapisan pada katoda dan anoda
sedikit demi sedikit berubah menjadi timbal oksida (PbO).Sehingga potensial kedua kutub menjadi sama,
dan arus listrik tidak dapat mengalir, dalam hal ini aki dikatakan kosong. Kemampuan aki untuk
mengalirkan arus listrik dapat dipulihkan kembali dengan jalan mengalirkan arus listrik searah dari sumber
arus yang lain melalui kedua kutubnya.
Pengisian aki
Pada proses pengisian aki ini terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Gambar di bawah
ini menunjukkan cara atau proses pengisian aki.
Karena ada aliran arus listrik dari luar, maka kedua kutub anoda dan katoda dari PbO berubah menjadi
PbO2 dan Pb. Peristiwa mengalirkan arus listrik ke dalam aki ini disebut mengisi atau dalam bahasa sehari-
hari disebut menyeterum aki.
d. Genset
Genset (generator set) adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut
sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu
engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator
sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau
mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau gulungan
tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).
Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine memutar rotor pada generator sehingga
timbul medan magnit pada kumparan stator generator, medan magnit yang timbul pada stator dan
berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz. Arus listrik
yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan tegangan di antara kedua kutub generatornya
sehingga apabila dihubungkan dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika
sebagai P (daya) = V (tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt Ampere. Rumusan fisika
Kapasitas daya
Power Factor (Faktor Daya) yang juga selalu ditulis sebagai cos Ø, merupakan bagian yang cukup
penting dalam pengoperasian suatu Generator Listrik. Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan
berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar
kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem pembangkit atau sistem beban listrik, sehingga perlu adanya
usaha untuk memperbaiki faktor daya tersebut. Untuk kepentingan perbaikan faktor kerja ini, diperlukan
pemasangan beberapa unit kapasitor yang dihubungkan secara paralel terhadap sistem pembangkit listrik
ayng kita kenal sebagai Capacitor Bank dan dilengkapi dengan Power Factor Automatic Regulator (pengatur
otomatis kerja Capacitor) dan berfungsi memperbaiki faktor daya pembangkit melalui pengoperasian secara
automatis unit-unit kapasitor berdasarkan besar/kecilnya beban kerja pembangkit (daya reaktif).
Rumus : 0.21 x P x t
Misalkan : Daya Genset X adalah 100KVA, dilakukan pemanasan selama 1 jam, Berapa solar yang
dibutuhkan per jamnya?
Jawabannya adalah : 0.21 x 100 x 1 = 21
Adalah 21 liter perjam solar yang dikonsumsi Genset X
Fungsi Genset
Genset (Generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternative, seperti ketika
suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik padam/off, atau keadaan dimana tidak ada
pasokan jaringan listrik di daerah tersebut, atau juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik
tambahan.
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………………
……………………………………………………………………………………………
KOMPONEN PASIF
a. RESISTOR
Tahanan listrik adalah suatu komponen yang banyak sekali digunakan dalam rangkaian elektronika.
Fungsi utama dari resistor adalah menahan (menghambat) arus listrik, sedangkan fungsi-fungsi lainnya
adalah digunakan sebagai pembagi tegangan, pembagi arus serta sebagai tegangan bias pada rangkaian
transistor. Untuk mengetahui besarnya nilai resistansi suatu resistor, bisa ditentukan dengan cara dihitung
berdasarkan kode warna atau diukur dengan menggunakan AVO meter. Resistor merupakan perangkat
elektronika yang paling banyak digunakan dalam listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai
cara, antara lain ada yang dibuat dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu
kerangka. Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan tempereatur yang tinggi. Selain resistor
jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau dari karbon. Resistor ini kurang tahan
terhadap temperatur tinggi sehingga hanya digunakan untuk arus kecil atau elektronika.
Kode warna
Harga tahanan dari resistor dapat dibaca langsung pada badanya. Akan tetapi, yang paling lazim
dipakai adalah pembacaaan melalui lukisan gelang-gelang berwarna (4 buah gelang) yang disebut kode
warna. Dibawah ini merupakan tabel kode warna beserta nilainya.
Resistor khusus
Selain resistor yang disebutkan diatas, terdapat juga resistor yang tidak linier. Resistor jenis ini
memiliki nilai tahanan yang dapat berubah-ubah dipengaruhi oleh besaran-besaran fisika, yaitu cahaya, suhu
/ temperatur, tegangan, dll.
1. NTC Thermistor ( NTC = Negative temperature coefficient)
Resistor ini memiliki sifat peka terhadap perubahan suhu atau temperatur. Pada suhu rendah / normal,
memiliki nilai tahanan yang besar. Sebaliknya pada suhu yang tinggi (panas) nilai tahananya menjadi
turun atau mengecil. Resistor ini banyak digunakan untuk sistem yang berpengaruh pada perubahan
temperatur. Misalnya refrigerator, pendingin ruangan, dll.
b. KAPASITOR ( KONDENSATOR )
Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidak seimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya bebentuk tabung. Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan
nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub postif dan negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau, dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan
18
elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 10 elektron. Kemudian Michael
Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = C.V
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak
(t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis
sebagai berikut :
C = (8.85 x 10) (k A/t)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Tabel 2.1 Konstanta bahan (k) Udara vakum k=1
Aluminium oksida k=8
Keramik k = 100 - 1000
Gelas k=8
Polyethylene k=3
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada
di pasaran memiliki satuan : μF, nF dan pF.
1 Farad = 1.000.000 μF (mikro Farad)
1 μF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 μF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 μμF (mikro-mikro Farad)
-6
1 μF = 10 F
-9
1 nF = 10 F
-12
1 pF = 10 F
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan
elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Simbolnya
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas.
Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas
tertulis kapasitansinya sebesar 100μF25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai
kapasitansi 100 μF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 volt. Kapasitor yang
ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka,
satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai
nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya,
berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.
RANGKAIAN KAPASITOR
Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin kecil. Di bawah ini
contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.
Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin besar. Di
bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.
FUNGSI KAPASITOR
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :
a. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS)
b. Sebagai filter dalam rangkaian PS
c. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
b. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
c. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
c. INDUKTOR
Induktor adalah sebuah lilitan, mempunyai symbol L dengan satuan Henry ( H ). Perhitungan pada
rangkaian inductor sama dengan perhitungan pada resistor. Dalam penggunaannya, inductor diterapkan pada
beberapa komponen diantaranya adalah transformator.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu
atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik yaitu untuk menaikan tegangan
dari pembangkit listrik, untuk ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan
listrik akan didistribusikan. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang
lain; dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara
rangkaian. Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Rangkaian Kapasitor dengan reaktansi XC diberikan sumber tegangan AC 50 Hz, maka akan mengalir arus
sebesar I dan pada ujung Kapasitor akan terukur drop tegangan sebesar VbC. Diagram lingkaran dengan
jari-jari lingkaran luar drop tegangan VbC, dan jari-jari lingkaran dalam besarnya arus i. Bentuk gelombang
tegangan dan arus beban Kapasitor, tampak bahwa arus i yang melewati Kapasitor mendahului (leading)
terhadap tegangan VbC sebesar 900. Perhatikan gambar berikut :
Bentuk gelombang arus i dan drop tegangan induktor VbL, arus I dijadikan referensi dari 0 0 sampai
360 . drop tegangan UbL mendahului arus I sebesar = 900. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban
0
Persamaan induktor :
XL = .L = 2 π . f . L
Contoh:
Induktor murni sebesar 10,8 H, dihubungkan dengan sumber tegangan AC 340 sin 314t. Tentukan besarnya
arus sesaat!
Jawaban:
d. Beban Impedansi
Beban listrik dikenal tahanan R, Kapasitor C atau induktor L.
Beban Kapasitor dan induktor jarang digunakan sendiri, yang umum
adalah tahanan R digabungkan dengan Kapasitor C atau induktor L.
Impedansi (Z) adalah gabungan tahanan R dengan induktor L atau
gabungan R dengan Kapasitor C seperti tampak pada gambar
disamping.Persamaan impedansi:
Z=V/I
Z = Impedansi (Ω)
V = Tegangan efektif (V)
I = Arus efektif (A)
Contoh:
Sumber tegangan bolak-balik 100 V, dirangkaikan dengan beban impedansi Z dan menarik arus 80 mA.
Hitung besarnya impedansi?
Jawaban:
Z = V / I = 100 / 80 mA = 1,25 kOhm
L
e. Rangkaian R – L
R XL
Ketika sebuah hambatan ( R ) dipasang seri dengan
sebuah inductor ( L ) dan dihubungkan dengan sumber
AC
tegangan AC seperti tampak pada gambar disamping, maka
persamaan arus dan tegangannya adalah :
Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿2 ( Ohm )
I=V/Z
f. Rangkaian R – C
Ketika sebuah hambatan ( R ) dipasang seri dengan
R XC
sebuah kapasitor ( C ) dan dihubungkan dengan sumber
tegangan AC seperti tampak pada gambar disamping, maka AC
g. Rangkaian R – L - C
Ketika sebuah hambatan ( R ) dipasang seri dengan R XC
XL
sebuah kapasitor ( C ) dan induktor ( L ) dan dihubungkan
dengan sumber tegangan AC seperti tampak pada gambar AC
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….……
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
KOMPONEN AKTIF
Apa itu komponen aktif dan pasif? Perlu diketahui bahwa komponen elektronika terbagi menjadi dua
bagian yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen Aktif adalah komponen elektronika yang
dalam pengoperasiannya perlu sumber arus dan tegangannya sendiri.sedangkan Komponen Pasif
merupakan komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan sumber tegangan dan
arus tersendiri, Komponen aktif itu seperti dijelaskan diatas bahwa dia memerlukan sumber arus dan
tegangan tersendiri saat pengoperasiannya. Contoh – contoh dari komponen aktif ini antara lain :
a. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Transistor through-hole
(dibandingkan dengan pita ukur sentimeter) Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan
arus output Kolektor. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Jensi-Jenis Transistor
Cara kerja transistor hampir sama dengan resistor yang mempunyai tipe dasar modern. Tipe dasar modern
terbagi menjadi 2, yaitu Bipolarjun junction Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field Effect transistor
atau FET. BJT dapat bekerja bedasarkan arus inputnya, sedangkan FET bekerja berdasarkan tegangan
inputnya. Dalam dunia elektronika modern, transistor merupakan komponen yang sangat penting terutama
dalam rangkaian analog karena fungsinya sebagai penguat. Rangkaian analog terdiri dari pengeras suara,
sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Tidak hanya rangkaian analog, di dalam rangkaian digital
juga terdapat transistor yang digunakan sebagai saklar dengan kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat di rangkai sehingga berfungsi sebagai logic gate. Jenis-Jenis Transistor juga berbeda-beda,
berdasarkan kategorinya dibedakan seperti materi semikonduktor, kemasan fisik, tipe, polaritas, maximum
kapasitas daya, maximum frekuensi kerja, aplikasi dan masih banyak lagi jenis yang lainnya.
b. Dioda / Diode
Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah
sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang
Elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan
mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung
pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga
mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang
arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah
mengalir dari sisi P ke sisi N.
Macan – macam dioda
Dioda Germanium
Dioda Silikon
Dioda Selenium
Dioda Zener
Dioda Varactor
Dioda Schottky
Dioda Cahaya ( LED )
Dioda Photo ( Photodioda )
Dioda Zener
Dioda Varactor
Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang
kapasitansinya ditentukan oleh tegangan yang masuk. Contoh
penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat
telekomunikasi yang bekerja pada frekuensi tinggi.
Dioda Schottky
Dioda Schottky adalah tipe khusus dari diode dengan
tegangan yang rendah. Ketika arus mengalir melalui diode akan
ditahan oleh hambatan internal, yang menyebabkan tegangannya
menjadi kecil di terminal diode. Dioda normal antara 0.7-1.7
volt, sementara diode Schottky tegangan kira- kira antara 0.15-
0.45 volt. Dioda Schottky menggunakan simpangan logam-
semikonduktor sebagai sawar Schottky (dari sebuah simpangan
semikonduktor seperti dalam diode konvensional). Sawar
Schottky ini dihasilkan dengan waktu kontak yang sangat cepat
dan tegangan yang rendah
.
Perbedaan yang paling penting antara p-n dan diode Schottky adalah dari membalikkannya waktu
pemulihan, ketika beralih dari keadaan tidak menghantarkan ke keadaan menghantarkan dan sebaliknya.
Dimana dalam diode p-n waktu pemulihan balik dapat dalam orde ratusan nano-detik dan kurang dari 100
nano-detik untuk diode cepat. Aplikasi termasuk perlindungan muatan pada sel surya yang dihubungkan
dengan batere timbal-asam dan dalam mode saklar-sumber listrik; dalam kedua kasus rendahnya tegangan
akan meningkatkan efisiensi. Dioda silicon standar tegangan kira-kira sekitar 0.7 volt dan diode germanium
0.3 volt.
Diac
Triac
Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor DC
bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.DIAC: meneruskan
tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar
kiri, seperti pada rangkaian lift. TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat
meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger pada Gate. TRIAC digunakan
untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan cara mengatur Gate.
c. IC ( Integrated Circuit )
IC adalah komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang
dipakai sebagai otak peralatan Elektronika. Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam
sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta
transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm. Sirkuit
terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat semikonduktor dan
penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang
dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah
chip yang kecil merupakan peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran
IC yang kecil, tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan
dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung vakum. Hanya setengah abad setelah
penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio, televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan
digital lainnya yang merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi,
internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa
oleh sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.
Terdapat 2 Jenis IC :
IC Analog
IC Digital
IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali dan
digunakan pada alat Elektronika seperti:
4. Mengukur Thermistor
Langkah-langkah pengukuran :
a. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip
(+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
b. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan
skala sehingga berada pada posisi angka nol.
c. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
d. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k sesuai kebutuhan.
e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
g. Mengacu pada gambar 16, letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak)
pada kedua kaki thermistor (NTCR atau PTCR).
h. Pada pengukuran NTCR; dengan korek api, panasi NTCR, jarum pada papan skala menunjukkan
nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : NTCR masih baik dan dapat digunakan.
i. Pada pengukuran PTCR; dengan korek api, panasi PTCR, jarum pada papan skala menunjukkan
nilai satuan Ohm yang besar, artinya : NTCR masih baik dan dapat digunakan (baca kembali uraian
tentang thermistor).
5. Mengukur Kapasitor
Langkah-langkah pengukuran :
a. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip
(+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
b. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan
skala sehingga berada pada posisi angka nol.
c. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
d. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau k sesuai kebutuhan.
e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
g. Mengacu pada gambar 17, letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki positip (+)
kapasitor non polar (kaki positip biasanya berukuran lebih panjang ketimbang kaki negatip), kabel
penyidik (probes) warna hitam (-) ke kaki negatip.
h. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian kembali ke kiri, artinya : kapasitor
polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke kanan dan tidak
kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
i. Perhatikan kembali gambar 17. letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) dan kabel
penyidik (probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor non polar.
j. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit), artinya : kapasitor non polar masih
baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan, artinya : kapasitor
non polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
6. Mengukur Transistor
Langkah-langkah pengukuran :
a. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip
(+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
b. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan
skala sehingga berada pada posisi angka nol.
c. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
d. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k sesuai kebutuhan.
e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
g. Untuk transistor tipe PNP : mengikuti gambar 20, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki
Emitor.
h. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 16,5), artinya : Dioda
Basis-Emitor masih baik, transistor masih dapat digunakan.
i. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik
(probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Kolektor.
j. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, menunjuk angka (misalnya 16,5), artinya : Dioda
Basis-Kolektor masih baik, transistor masih dapat digunakan.
Langkah-langkah pengukuran transistor di atas, pada dasarnya adalah suatu langkah memberikan
"dioda" Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (pada transistor tipe PNP) tegangan panjar maju (forward
bias). Dalam kondisi ini, Emitor dan Kolektor (berfungsi sebagai Anoda) mendapat tegangan positip dari
baterai yang terdapat di dalam Multimeter, dan Basis (berfungsi sebagai Katoda) mendapat tegangan negatip
dari baterai yang terdapat di dalam Multimeter.
Hal yang sama berlaku untuk transistor jenis NPN. Karena itulah hasil pengukuran "dioda" Emitor-
Basis, dan Kolektor Basis menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama (baca kembali uraian
tentang transistor dan Multimeter).
Tabel Berikut adalah contoh nilai tahanan (resistance) dari beberapa transistor dimana "dioda"
Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (untuk transistor jenis PNP) dan "dioda" Basis-Emitor dan "dioda"
Basis-Kolektor (untuk transistor jenis NPN) mendapatkan tegangan panjar maju (forward bias).
7. Mengukur Dioda
Langkah-langkah pengukuran :
a. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip
(+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
b. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan
skala sehingga berada pada posisi angka nol.
c. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
d. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k, sesuai kebutuhan.
e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
g. Mengacu pada gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki
Anoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Katoda dari
dioda.
h. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda masih baik dan dapat digunakan.
i. Perhatikan kembali gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki
Katoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Anoda dari
dioda.
j. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda sudah rusak dan tidak dapat digunakan.
8. Mengukur Transformator
Langkah-langkah pengukuran :
a. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip
(+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
b. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan
skala sehingga berada pada posisi angka nol.
c. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
d. Batas ukur (range) pada posisix1, x10, atau k, sesuai kebutuhan.
e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
g. Mengacu pada gambar 26, letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ke
titik-titik terminal dari gulungan primer (P).
h. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan primer (P) transformator masih baik
dan dapat digunakan.
i. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ke titik-titik terminal dari
gulungan skunder (S).
j. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan skunder (S) transformator masih
baik dan dapat digunakan.
k. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ketitik terminal dari gulungan
primer (P) dan gulungan titik terminal gulungan skunder (S).
l. Jarum pada papan skala tidak bergerak, artinya : isolator yang mengisolasi gulungan primer (P)
dari gulungan skunder (S) masih berfungsi, transformator masih baik dan dapat digunakan.
D A
C C
V V A B C
DCmA
f : frekuensi (Hz)
T : periode (detik)
Contoh:
Frekuensi PLN diketahui f = 50 Hz, hitung besarnya periode?
Listrik AC dihasilkan oleh sumber tegangan AC berupa generator AC atau generator fungsi (funtion
generator). Pada frekuensi 50 Hz, dalam satu detik terjadi perubahan siklus positif negative sebanyak 50
kali, dalam satu menit rotor akan berputar 3000 Rpm
2 2.
αB = (rad).
αG = (gradien)
ω = kecepatan sudut (rad)
t = waktu (detik)
T = periode
f = frekuensi
Catatan :
Satu siklus/periode terjadi dalam 3600 atau 2πradian.
Polaritas pada setiap setengah periode akan berbalik.
Harga maksimum terjadi pada 900 dan 2700.
Harga nol terjadi pada 00 dan 1800.
=C/f ( meter )
Contoh:
Frekuensi radio FM 100 Mhz panjang gelombangnya sebesar :
f = 100 MHz = 100.000.000 Hz
C = 3.000.000 km / detik = 300.000.000 m / detik
= C / f = 300.000.000 / 100.000.000 = 3 meter
e. Harga Sesaat
Gelombang sinusoida ( lihat
gambar disamping ) dibuat dalam bentuk
diagram lingkaran dan gelombang
sinusoida. Diagram lingkaran terbagi
menjadi delapan bagian yang setiap
segmen besarnya 450 (3600/8), yaitu
dititk 00, 45, 900, 1350, 1800, 2250, 2700,
3150, 3600. Dengan memutar lingkaran
berlawanan jarum jam maka dapat
dibuat gelombang sinusoida yang
memiliki dua sumbu, sumbu tegak dan sumbu mendatar. Sumbu mendatar terbagi
menjadi delapan titik, yaitu: 00 (0/T); 450(T/8); 900(T/4); 1350(3T/8); 1800(T/2);
2250(5T/8); 2700(3T/4); 3150(7T/8) dan 3600(8T/8).Tabel berikut menunjukkan
Harga Sesaat Tegangan Sinusoida Derajat Sin α Tegangan. Harga sesaat dari
gelombang sinusoida untuk suatu sudut putaran dinyatakan :
Contoh:
Gelombang sinusoida bervariasi dari 0 hingga 100 Volt (maksimum). Hitung besarnya tegangan sesaat pada
sudut 300, 450,900, 2700 dari satu periode?
Jawaban:
v = Vm. sin(ω.t) = Vm sin α = 100 sin α
Pada sudut:
300 = 100 sin 300 = 100. 0,5 = 50 Volt
450 = 100 sin 450 = 100. 0,707 = 70,7 Volt
900 = 100 sin 900 = 100. 1,0 = 100 Volt
0
270 = 100 sin 2700= 100. -1.0 = -100 Volt
f. Harga Rerata
Harga rata-rata dari tegangan atau arus bolak balik diperoleh dengan menghitung rata-rata harga sesaat,
didapat dengan menghitung dari setengah periode saja.
g. Harga Efektif
Harga efektif dari suatu tegangan/ arus bolak balik (AC) adalah sama dengan besarnya tegangan/arus
searah (DC) pada suatu tahanan, di mana keduanya menghasilkan panas yang sama. Tegangan PLN 220 V
merupakan tegangan efektif, bukan harga tegangan sesaat dan bukan pula harga tegangan maksimum.
Untuk menghitung tegangan dan arus efektif pada gelombang sinusoida diperoleh :
V = V eff = Vm 0,707
I = I eff = 0,707.Im
Contoh:
Tegangan bolak balik sebesar 24 V berbentuk gelombang sinusoida, hitung besarnya tegangan efektifnya !
Jawaban :
Veff = Vm 0,707 = 24 . = 16,968 V
Catatan :
Harga efektif suatu tegangan/arus bolak balik adalah sama besarnya dengan tegangan/arus DC pada
suatu tahanan, akan menghasilkan panas yang sama.
Harga efektif gelombang sinusoida besarnya 0,707 dari harga maksimum tegangan/arus
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….……
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
FILTER FREKUENSI
Tujuan dari penggunaani filter frekuensi secara umum adalah untuk mengurangi efek sinyal yang tidak
diinginkan (f2) dan mempertahankan sinyal yang diinginkan (f1).
Jenis – jenis filter frekuensi :
Filter Pasif
Filter Aktif
LPF (Low Pass Filter)
HPF (High Pass Filter)
BPF (Band Pass Filter)
BSF (Band Stop Filter)
a. Filter Pasif
Adalah rangkaian filter yang hanya terdiri dari komponen-komponen pasif seperti resistor, capasitor
atau induktor.
b. Filter Aktif
Adalah rangkaian filter yang disusun oleh komponen pasif dan aktif atau melibatkan komponen-
komponen aktif seperti transistor, IC, dll.
Frekuensi Cut-off :
Ingatkah Anda bahwa nilai resistansi yang dimiliki oleh Capasitor saat dilalui arus AC adalah
Reaktansi Capasitif, sehingga bisa dinyatakan bahwa:
Sementara itu, oposisi untuk arus AC yang mengalir di suatu rangkaian disebut Impedansi (Z), dan filter
diatas menggunakan rangkaian seri, maka bisa dinyatakan bahwa:
Kemudian untuk menggantikan persamaan impedansi di atas menjadi persamaan pembagi potensial resitif,
maka diperoleh persamaan berikut:
Gain atau Amplifier Volt (Av) yang diberikan adalah sebagaimana Vout/Vin (magnitude) dan dihitung
sebagai:
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………..……………………………………………………………..
Perkembangan teknologi pada era modern ini telah mebawa pengaruh besar terhadap kemajuan dalam
proses pembuatan dioda. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya dioda yang memiliki bentuk dan
ukuran yang bermacam-macam. Setiap dioda tersebut memiliki fungsinya masing-masing di dalam sistem
elektronik. Sebelum lebih jauh membahas macam-macam dioda, ada baiknya kita memahami terlebih
dahulu apa itu yang dimaksud dengan dioda dan bagaimana cara kerjanya. Dioda adalah sebuah komponen
elektronika semikonduktor yang terdiri dari 1 buah junction atau persambungan P-N, atau juga sering
disebut sebagai komponen yang terdiri dari 2 lapisan semikonduktor P (positif) dan N (negatif). Dioda
memiliki fungsi untuk menghantarkan arus listrik pada saat bias maju (forward bias) dan menghambat arus
listrik pada saat bias balik (reverse bias). Bias maju atau forward bias terjadi ketika Anoda dioda diberi
tegangan positif dan Katoda dioda diberi tegangan negatif. Sebaliknya, jika Anoda dibei tegangan negatif
dan katoda diberi tegangan positif, maka akan terjadi bias yang dinamakan bias balik atau reverse bias.
a. Dioda Biasa
Dioda ini adalah yang paling sering kita jumpai diberbagi
perangkat elektronik. Simbol dan bentuk dioda dapat Anda lihat
pada gambar di atas. Bentuk simbolnya menujukkan karakteristik
dioda itu sendiri. Gamabr segitiga pada simbol menunjukkan arah
aliran arus listrik dan garis lurus menujukkan bahwa arus listrik
dari arah yang berlawanan tidak bisa melewati dioda. Dioda
mempunyai dua terminal, yaitu terminal positif yang disebut
anoda dan terminal negatif yang disebut katoda. Pada komponen
dioda terdapat sebuah garis yang dibuat agar sesuai dengan
simbol dioda dan membantu mengetahui posisi terminal anoda dan katoda. Karena jika posisi kaki dioda
terbalik maka piranti elektronik tidak bisa menyala.
Selain sebagai switch atau saklar dioda juga memiliki fungsi utama sebagai penyearah arus listrik. Seperti
yang telah dijelaskan diatas, jika ada arus yang melewati kutub dengan arah yang salah akan distop sehingga
tidak bisa lewat. Karena karakteristik yang unik inilah sehingga dioda dapat dipakai mengubah arus bolak
balik (AC) menjadi arus satu arah (DC). Untuk menyearahkan arus AC menjadi DC secara penuh satu
gelaombang maka dibutuhkan 4 buah dioda jika menggunakan transformator non-CT (center tap). Bentuk
rangkaian elektronik penyearah satu gelombang penuh (full wave rectifier) dapat Anda lihat pada gambar
di atas.
b. Dioda Bridge
Dioda bridge sebenarnya fungsinya tidak jauh
berbeda dengan dioda lainnya. Hanya saja dioda ini
memiliki kelebihan dalam kemudahan pemakaiaanya. Jika
kita ingin membuat penyearah satu gelaombang penuh
dibutuhkan 4 buah dioda, maka dengan dioda jauh lebih
mudah karena hanya dibutuhkan 1 buah dioda bridge saja.
Hal ini bisa dilakukan karena di dalam dioda bridge sudah
berisi 4 buah dioda yang berguna untuk mengubah arus
bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC). Cara kerjanya
pun sama seperti rangkaian full wave rectifier dengan 4
dioda. Hanya saja pemasangannya lebih mudah karena
sudah tertata rapi, sehingga tidak perlu mengatur susunan
dioda satu-persatu. Bentuk dioda bridge sangat bervariasi mulai dari berbentuk bulat, tipis seperti sisir, dan
berbentuk kotak seperti meja. Pada setiap dioda bridge terdapat 4 buah terminal yaitu 2 terminal sebagi input
sumber listrik AC dan 2 terminal output DC dengan polaritas positif dan negatif. Untuk lebih jelasnya dapat
Anda lihat pada gambar di atas.
Light emitting diode adalah dioda sambungan sambungan semikonduktor P-N yang jika dipasang
secara forward bias maka akan mengeluarkan cahaya tampak. Simbol dan bentuk dioda bisa Anda lihat
pada gambar di atas. Simbol LED bentuk hampir sama dengan simboldioda normal, hanya saja terdapat 2
panah sebagai simbol bahwa LED mengemisikan cahaya. Jika LED dipasang secara reverse bias maka
komponen tersebut tidak akan mengeluarkan cahaya. Penggunaan LED secara reverse bias akan
menyebabkan LED menjdi cepat rusak. LED biasa digunakan sebagai indikator pada rangkaian elektronik.
Photo diode merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya maka tahanan baliknya akan
berubah menjadi lebih kecil sehingga arus listrik bisa melewatinya. Dalam keadaan gelap atau tidak ada
cahaya nilai tahanan baliknya sangat besar sehingga tidak menghantarkan arus listrik. Bentuk simbol PD
hampir sama dengan bentuk simbol LED, hanya saja arah panahnya terbalik. Hal tersebut menunjukkan
sifat PD yang jika dikenai cahaya maka akan mampu menghantarkan arus listrik. Dalam rangkaian
elektronik dioda ini haruslah dipasang secara reverse bias.
f. Dioda Varactor
Dioda varactor adalah dioda semikonduktor dengan
sambungan P-N yang dirancang khusus sehingga mempunyai sifat
kapasitansi ketika dipasang pada rangkaian sesuai prinsip reverse
bias. Dioda varactor juga biasa disebut sebagai dioda variabel
kapasitansi (variable capacitance diode) atau varicap diode. Dioda
jenis ini biasa digunakan pada rangkaian elektronik seperti pada
ponsel, radio, dan televisi. Bentuk simbol dioda varactor berbentuk
seperti gabungan antara simbol dioda dan kapasitor. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dioda varactor. Dalam
memilih dioda varikap perlu diperhatikan beberapa spesifikasi yaitu minimum voltage break
down (V), power dissipation (mW), nilai kapasitansi dioda (pF), dan maximum peak current (A).
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
BIAS TRANSISTOR
a. Jenis Konfigurasi Transistor Bipoplar
Transistor merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah produk elektronika, hampir
semua produk Elektronika menggunakannya sebagai Penguat sinyal, Saklar dan Penggerak atau driver.
Dalam merangkai sebuah Transistor, terutama pada Transistor bipolar yang memiliki 3 terminal kaki ini
terdapat 3 jenis rangkaian konfigurasi dasar yang digunakan. Ketiga jenis Konfigurasi dasar tersebut
diantaranya adalah Common Base (Basis Bersama), Common Collector (Kolektor Bersama) dan Common
Emitter (Emitor Bersama). Nama “Common” atau “bersama” ini menunjukan kaki terminal yang dipakai
bersama untuk INPUT (masukan) atau OUTPUT (keluaran). Setiap konfigurasi memiliki respon yang
berbeda-beda terhadap sinyal Input dalam rangkaiannya.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang
berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan
Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan
Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector,
Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan
Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi
Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower)
karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang
paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan
penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi
Penguat Kelas B
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk.
Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka
penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt
(batas tegangan bias transistor). Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika
ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level
sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over,
yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah. Penguat kelas B cocok dipakai
pada penguat akhir sinyal audio karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam
aplikasinya, penguat kelas B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
Penguat Kelas C
Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di daerah cut-off transistor.
Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu transistor untuk bekerja normal tidak seperti kelas B yang
harus menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal ini karena penguat kelas C khusus dipakai untuk
menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan hanya puncak-puncak sinyal saja. Penguat kelas C tidak
memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja sinyal sehingga tidak memperhatikan bentuk
sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Pada penguat kelas C sering ditambahkan
sebuah rangkaian resonator LC untuk membantu kerja penguat. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang
tinggi sampai 100 % namun dengan fidelitas yang rendah.
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..………………………………….
AND
&
OR
>
INVERTER ( NOT )
NAND
&
NOR
>
EX-OR
=1
EX-NOR
=1
B A X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Gate ( Gerbang ) Logika AND adalah gerbang yang akan memberikan keluaran ( output ) berlogika
1 bila semua inputnya diberikan logika 1, dan akan memberikan keluaran logika 0 jika satu diantara inputnya
berlogika 0
Ekivalen
B A X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Gate ( Gerbang ) Logika OR adalah gerbang yang akan memberikan keluaran ( output ) berlogika 1
bila satu diantara inputnya atau semua input berlogika satu, dan akan memberikan keluaran ( output )
berlogika 0 bila semua inputnya diberikan logika 0.
Ekivalen
A X
0 1
1 0
Gate ( Gerbang ) Logika NOT adalah gerbang yang akan mempunyai satu masukan dan satu keluaran,
dimana keluarannya selalu berlawanan dengan masukannya. Jika input 0 maka outputnya 0 atau sebaliknya
jika input 1 maka output logika 0
B A X
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Jika semua input diberikan logika 1, maka output akan berlogika 0, untuk kondisi yang lain output
akan berlogika 1
B A X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Jika semua input diberikan logika 0, maka output akan berlogika 1, untuk kondisi yang lain output
akan berlogika 0
B A X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Output dari gerbang Ex-OR akan berlogika 1 jika kedua inputnya berbeda, sedangkan untuk kondisi
yang lain outputnya akan nol.
Output dari gerbang Ex-NOR akan berlogika 1 jika kedua inputnya sama , sedangkan untuk kondisi
yang lain outputnya akan nol.
Gerbang logika
Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean
yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika
terutama diimplementasikan secara elektronis menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula
dibangun menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik
(relay), cairan, optik dan bahkan mekanik.
Nama Fungsi
IEC 60617-12 US-Norm Tabel kebenaran
A B Y
0 0 0
Gerbang-AND
0 1 0
(AND)
1 0 0
1 1 1
A B Y
0 0 0
Gerbang-OR
0 1 1
(OR)
1 0 1
1 1 1
A Y
Gerbang-NOT
0 1 \
(NOT, Gerbang-
komplemen, 1 0
Pembalik(Inverter))
A B Y
0 0 1
Gerbang-NAND
0 1 1
(Not-AND)
1 0 1
1 1 0
A B Y
0 0 1
Gerbang-NOR
0 1 0
(Not-OR)
1 0 0
1 1 0
A B Y
0 0 0
Gerbang-XOR
(Antivalen, 0 1 1
Exclusive-OR)
1 0 1
1 1 0
A B Y
Gerbang-XNOR 0 0 1
(Ekuivalen, Not- 0 1 0
Exclusive-OR) 1 0 0
1 1 1
Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan position value adalah
merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu
nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah
pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2 = 100
1
8 x 10 = 80
3 x 10 0 = 3
7 x 10 –1 = 0,7
5 x 10 –2 = 0,05
183,75
1x20 =1
0x21 =0
0x22 =0
1x23 =8
10 (10)
2. Konversi ke Oktal
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner yang dimulai dari bagian
belakang.
Contoh :
3 2 4
Hasilnya adalah 324( 8 )
3. Konversi ke Hexademial
Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap empat buah digit biner yang dimulai dari
bagian belakang.
Contoh :
11010100
1101 0100
D 4
Sehungga hasilnya adalah D4 16 )
Contoh :
12(8) = …… (10)
2x80=2
1 x 8 1= 8
10
Jadi 10 (10)
2. Konversi ke Biner
Dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit octal ke tiga digit biner.
Contoh :
6502 (8) ….. = (2)
2 = 010
0 = 000
5 = 101
6 = 110
jadi 110101000010
3. Konversi ke Hexadesimal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan octal menjadi bilangan biner kemudian
dikonversikan ke hexadesimal.
Contoh :
2537 (8) = …..(16)
2537 (8) = 010101011111
010101010000(2) = 55F (16)
Contoh :
C7(16) = …… (10)
7 x 16 0 = 7
C x 16 1 = 192
199
Jadi 199 (10)
2. Konversi ke Oktal
Dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi biner terlebih dahulu
kemudian dikonversikan ke octal.
Contoh :
55F (16) = …..(8)
55F(16) = 010101011111(2)
010101011111 (2) = 2537 (8)
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Pengertian sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas,
sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat
melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian
elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.
a. Sensor Cahaya
Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar
silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada
cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi
menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel
fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya.
Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila
permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan
turun pada tingkat harga yang rendah.
b. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
1) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur
bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk
hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan
sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
3) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena
suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5
% per °C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
c. Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran
ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas
penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan
ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya,
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Untuk jenis transduser pertama, contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi
energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor
berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah. Adapun contoh untuk
transduser jenis yang kedua adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan
tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar
pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.
Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh
faktor-faktor lingkungan.
Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar
yang sama.
Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika
digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam
penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
Diantara beberapa karakteristik transduser di atas, akan dibahas lebih mendalam tentang linieritas.
Linieritas Transduser
Linieritas adalah suatu sifat yang penting dalam suatu transduser. Bila suatu transduser adalah linier,
maka bila masukan menjadi dua kali lipat, maka keluaran misalnya menjadi dua kali lipat
juga. Hal ini tentu akan mempermudah dalam memahami dan memanfaatkan transduser tersebut.
Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu ketidak-linieran yang diketahui dan yang tidak
diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat menyulitkan, karena hubungan masukan –
keluaran tidak diketahui. Seandainya transduser semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan
menjadi dua kali lipat, maka keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau yang lain, tidak
diketahui. Sehingga untuk transduser semacam ini, perlu dilakukan penelitian tersendiri untuk mendapatkan
hubungan masukan– keluaran, sebelum memanfaatkannya. Adapun untuk ketidaklinieran yang diketahui,
maka transduser yang memiliki watak semacam ini masih dapat dimanfaatkan dengan menghindari
ketidaklinierannya atau dengan melakukan beberapa transformasi Pada rumus-rumus yang menghubungkan
masukan dengan keluaran. Contoh ketidaklinieran yang diketahui misalnya: daerah mati (dead zone),
saturasi (saturation), logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai berikut:
TES KEMAMPUAN KOGNITIF:
Simbol alat ukur jenis kumparan putar Simbol alat ukur jenis besi putar
Simbol alat ukur jenis induksi Simbol alat ukur jenis kawat panas
LEMBAR JAWAB :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….…
Perlu dipahami bahwa syarat terjadinya suatu pengukuran adalah sebagai berikut :
Tidak ada pengukuran yang tepat, pasti terdapat kesalahan walaupun itu sangat kecil. Hal ini dapat
disebabkan karena beberapa factor yaitu :
1. Sumber Daya Manusia ( SDM )
2. Kondisi alat ukur
3. Cara penggunaan alat ukur
4. Kondisi lingkungan
1 0
Dari potongan skala hambatan diatas terlihat bahwa dari nilai 0 sampai dengan 1 terbagi atas 10 bagian,
sehingga 1 bagiannya mempunyai nila 1/10 atau 0,1. Perhatikan contoh penunjukkan jarum pada gambar
berikut :
1 0
Hasil pengukuran diatas jarum terletak pada bagian ke enam, sehingga hasil penunjukkan jarumnya adalah
: 0,1 x 6 = 0,6.
Perlu dipahami bahwa nilai dari masing – masing skala ada yang tetap dan ada yang berubah – ubah. Oleh
Karen itu, kita harus mengetahui nilai dari masing masing bagian skalanya. Untuk skala selanjutnya, coba
anda hitung nilai bagiannya masing – masing.
Untuk pengukukuran tegangan dan arus, kita dapat melihat 3 baris skala yang ada di AVO meter. Ketiga
baris skala tersebut adalah sebagai berikt :
0 2 4 6 8 10
0 10 20 30 40 50
0 50 100 150 200 250
Nilai tertinggi dari masing masing baris skala disebut dengan skala ( S ) yaitu 10, 50 dan 250. Cara
pembacaan skala ukur tegangan dan arus tak jauh beda dengan cara pembacaan skala pada hambatan.
Sebagai contoh misalkan kita membaca baris skala 10, antara 0 sampai 2 terdapat 10 bagian. Sedangkan
selisih antara 0 dan 2 adalah 2. Sehingga nilai satu strip baris skala pada baris skala 10 adalah 2 dibagi
dengan 10 bagian, hasilnya adalah 0,2. Maka satu nilai satu stripnya adalah 0,2. Perhatikan contoh
penunjukkan jarum berikut :
Jika kita melihat skala 10, berarti jarum berada antara nilai 2 dan 4. Kita hitung dari angka 2 terdapat 5
strip, sehingga penunjukkan jarum jika melihat skala 10 adalah :
2 + ( 0,2 x 5 ) = 2 + 1 = 3.
Sekarang, coba anda hitung penunjukkan jarumnya untuk skala 50 dan skala 250 !
SKALA OSCILOSCOPE :
Pada layar oscilloscope terdapat dua
skala yaitu skala vertical dan skala horizontal
dimana masing – masing skala terbagi menjadi
beberapa kotak dimana satu kotak terbagi
menjadi 5 bagian. Dalam satu kotak terdiri dari
5 bagian, maka 1 bagian akan mempunyai nilai
SUMBU UTAMA
0,2. Perhatikan gambar disamping ! HORISONTAL
CONTOH :
. SUMBU UTAMA
VERTIKAL
1 KOTAK
SUMBU UTAMA
HORISONTAL
1 KOTAK
SUMBU UTAMA
VERTIKAL
Yang dimaksud satu gelombang adalah panjang satu gunung ditambah dengan satu gelombang. Sedangkan
puncak gelombang adalah tinggi gelombang, yaitu jarak dari titik nol ke puncak gelombang. Dari contoh
diatas, maka panjang satu gelombangnya adalah 1,6 kotak ( ingat, 1 bagian nilainya 0,2 ) dan tinggi
gelombangnya adalah 0,6 kotak.
PAPAN SKALA
SKALA VOLT
(ACV-DCV)
JARUM PENUNJUK
SKALA ARUS
SEKRUP (DCmA)
PENGATUR
POSISI JARUM
(PRESET) TOMBOL
PENGATUR POSISI
JARUM
BATAS UKUR
(RANGE) OUT (+)
SELECTOR SWITCH
COMMON (-)
Gambar 1. AVO meter
KABEL JEPITAN
PENYIDIK MONCONG BUAYA
(PROBES) (ALIGATOR CLIP)
Salah satu kegunaan dari oscilloscope adalah mengukur besarnya frekuensi. Frekuensi sendiri
didefinisikan sebagai banyaknya getaran yang terjadi setiap 1 detik. Frekuensi dilambangkan dengan huruf
f dan mempunyai satuan hertz ( hz ). Besarnya frekuensi dapat dihitung dengan rumus :
f =1/T
dimana ;
f = frekuensi ( hz )
T = periode ( detik )
Selain itu, oscilloscope dapat digunakan untuk mengukur besarnya tegangan. Tegangan yang dapat diukur
dapat berupa tegangan puncak (Vp) dan tegangan puncak ke puncak (V p – p ). Tegangan puncak atau
yang biasa disebut dengan tegangan maksimum ( Vm ) adalah tegangan dari titik puncak gelombang ke titik
nol, sedangkan tegangan puncak ke puncak adalah tegangan dari puncak gelombang positif ke puncak
gelombang negative. Selain itu ada juga istilah tegangan efektif dan tegangan rata – rata. Tegangan efektif
biasa disebut dengan V eff atau V rms, sedangakan tegangan rata – rata biasa disebut V rata – rata.
Dari keempat besaran tegangan tersebut saling erat berhubungannya. Hubungan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
1. Mengkalibrasi Osciloscope
Langkah – langkah :
a) Tentukan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan isikan kedalam table kebutuhan alat dan bahan.
b) Pasang probe oscilloscope pada chanel yang akan dikalibrasi dan hubungkan probe positif pada
terminal 2Vpp
c) Nyalakan oscilloscope dengan menekan tombol power.
d) Atur tombol TIM / DIV sampai muncul dua buah garis sejajar pada layer monitor dan usahakan garis
tersebut mendekati 2 kotak.
e) Atur jarak kedua garis agar tepat 2 kotak dengan mengatur tombol VAR.
f) Setelah jarak kedua garis tepat 2 kotak bererti osciloscop sudah terkalibrasi dan siap untuk digunakan.
g) Perlu diperhatikan bahwa setelah jarak kedua garis tepat 2 kotak, maka tombol VAR jangan dirubah
– rubah lagi. Karena hal ini menyebabkan pengkalibrasiannya berubah sehingga harus dilakukan
kalibrasi ulang