Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM S-I REGULER A DAN REGULER B
Jalan A.Yani Pontianak (0561) 740186
PONTIANAK
Kisi- Kisi Soal Ujian Akhir Semester Gasal 2016/2017

Mata Kuliah : Peralatan Tegangan Tinggi


Dosen : Managam Rajagukguk,ST,MT
Sifat Ujian : Tutup Buku
Bobot Soal : Sama ( 5 dari 15 Soal merupakan Soal UAS)

Soal :

1. Mengapa dalam menyalurkan daya listrik yang besar dan jarak pusat
pembangkit yang jauh ke beban diperlukan Tegangan Tinggi?
tegangan harus ditinggikan sejalan besarnya daya yang harus
disalurkan. S~VI , jika S naik maka kapasitas penyaluran transmisi bisa
dilakukan dengan memperbesar arus saluran(dengan memperbesar KHA
saluran transmisi) atau memperbesar level tegangan. semakin besar arus maka
loses yg terjadi di saluran transmisi naik secara kuadratis,, maka pilihan
yg diambil untuk memperbesar kapasitas saluran transmisi adalah dengan
menaikkan level tegangan.Tujuan ditinggikan tegangan adalah untuk
mengurangi loses daya, losesdaya akan semakin tinggi jika arus pada
transmisi juga tinggi, sehinggategangan dibuat tinggi ataupun sangat tinggi
agar arus pada transmisi menjadi kecil. Supaya arus nya menjadi kecil,
sehingga loses menjadi sedikit.tujuan meningkatkan tegangan untuk transmisi
adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
dimana dalam hal ini daya yang ditansmisikan adalah berbanding lurus
dengan kuadrat arus yang mengalir pada konduktor (I2.R), sehingga bila arus
yang ditransmisikanbesar maka rugi-rugi daya juga lebih besar. Dan
dengan daya yang sama bila terhadap nilai tegangannya, maka daya yang
ditransmisikan berbanding lurus dengan kuadrat tegangan dan berbanding
terbalik dengan resistansinya (V2/R), maka arus yang mengalir kecil
sehingga rugi-rugi daya transmisi juga akan kecil.
Tegangan Listrik transmisi ditinggikan disini berguna untuk
menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke gardu induk dengan
meminimalisirkan losses, sesuai pers S=V.I*.. sehingga utk assumsi S
tetap dan V besar maka I*kecil sementara kita tahu P losses=I^2.R
sehingga losses kecil. Serta dengan menaikkan tegangan maka dpat
mningkatkan kapasitas pnyaluran daya naik secara kuadratis sesuai pers
S=V^2/R. dgan asumsi jnis kabel sama maka R sma dan dngan assumsi
mis V1=2 V2 maka kapasitas daya yg dikirimkan S1=4.S2 Pengiriman daya
naik kuadratis.sama sepertijawaban sebelumnya bahwa tegangan Listrik
transmisi ditinggikan dimaksudkan untuk menyalurkan daya listrik dari
pembangkit ke gardu induk dengan efisien, artinya mengurangi
besarnya losses pada saluran. sesuai pers P=V.I..dengan assumsi P tetap dan V
besar maka I akan kecil dan seperti yang kita tahu bahwa P
losses=I^2.R maka semakin I maka akan semakin kecil nilai
lossesnya.selain itu, sesuai dengan persamaan P=V^2/R, menaikkan
tegangan akan meningkatkan kapasitas penyaluran secara kuadrat.Tegangan
transmisi listrik harus ditinggikan karena selama transmisi bisa terjadinya
losses yang di akibatkan oleh resistansi kabel. Dengan tegangan yang
ditinggikan pada daya yang tetap akan memberikan arus yang rendah
(P=V.I, P tetap, V naik, I turun). Dengan arus (i) yang kecil
maka rugi-rugi yang terjadi kecil Ploss=I^R.Tegangan harus ditinggikan
dikarenakan untuk menjaga tegangan/daya yang disalurkan tidak
berkurang ketika diterima oleh konsumen (akibat losses/rugi-rugi daya).
Dengan dinaikkannya tegangan maka dengan daya yang sama (S~V I*),
arus yang mengalir lebih berkurang dan membuat losses (I2 R) berkurang.

2. Tuliskan 4 jenis Peralatan Tegangan Tinggi yang terdapat pada suatu Gardu
Induk dan tuliskan fungsi masing-masing secara singkat.
 Transformator DayaREPORT THIS AD
Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran
tegangannya, sedangkan frequensinya tetap.Tranformator daya juga
berfungsi untuk pengaturan tegangan.Transformator daya dilengkapi
dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral
dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer
(NCT).Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut
Neutral Grounding Resistance (NGR).
 Neutral Grounding Resistance (NGR)
Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan.
Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.Diperlukan
proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena karakteristik
relay dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral.

 Circuit Breaker (CB)


Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban (berarus).CB dapat dioperasikan pada saat
jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan.Karena
pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur
api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.Pemadam busur
api berupa :Minyak (OCB),Udara (ACB),Gas (GCB).

 Disconnecting Switch (DS)


Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian
listrik dalam keadaan tidak berbeban.Dalam GI, DS terpasang di
:Transformator Bay (TR Bay),Transmission Line Bay (TL
Bay),Busbar,Bus Couple. Karena DS hanya dapat dioperasikan pada
kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih
dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS
dioperasikan.

 Lightning Arrester (LA)


Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk
dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada
kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge).
Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau
tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan
arus listrik ke bumi.

 Current Transformer (CT)


Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil
atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi
arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian
sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi
pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.

 Potential Transformer (PT)


Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem
tenaga listrik,menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
 Rel (Busbar)
Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara
transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada
pada switch yard.

3. Tuliskan apa yang saudara ketahui tentang:

a. Jarak rayap ( creapage distance )

b. Jarak bocor ( leakage distance )

c. Tembus permukaan ( surface flashover )

d. Tembus bidang ( volume flashover )


e. Resistansi permukaan ( surface resistance )

f. Resistansi volume ( volume resistance )

4. Tuliskan Jenis-Jenis Isolator


1. Isolator Jenis Pasak (pin type insulator).
Isolator jenis pasak (pin type insulator), digunakan pada tiangtiang
lurus (tangent pole) dan tiang sudur (angle pole) untuk sudut 5°sampai
30°. Banyak terbuat dari bahan porselin maupun bahan gelas yang
dibentuk dalam bentuk kepingan dan bagian bawahnya diberi suatu
pasak (pin) yang terbuat dari bahan besi atau baja tempaan. Tiap
kepingan diikatkan oleh suatu bahan semen yang berkualitas baik.
Bentuk kepingan dibuat mengembang ke bawah seperti payung, untuk
menghindarkan air hujan yang menimpa permukaan kepingan secara
mudah. Banyaknya kepingan tergantung pada kekuatan elektris bahan
kepingan. Biasanya jumlah kepingan ini maksimum lima buah. Isolator
pasak yang mempunyai satu keping, biasanya digunakan untuk
jaringan distribusi sekunder pada tegangan 6 kV ke bawah yang
terbuat dari bahan gelas atau porselin. Untuk jaringan distribusi primer
biasanya terdiri dari dua keping yang terbuat dari bahan porselin.
Isolator jenis pasak ini banyak digunakan pada tiang-tiang lurus
(tangent pole) dengan kekuatan tarikan sudut (angle tensile strenght)
hingga 10°. Kawat penghantar jaringan diletakkan di bagian atas untuk
posisi jaringan lurus, sedangkan untuk jaringan dengan sudut di bawah
10° kawat penghantarnya diikatkan pada bagian samping agar dapat
memikul tarikan kawat.

Kekuatan tarik isolator jenis pasak ini lebih rendah bila


dibandingkan dengan isolator jenis gantung, karena kekuatan
isolator jenis pasak ini ditentukan oleh kekuatan pasaknya terhadap
gaya tarikan kawat penghantar. Pemasangan isolator jenis pasak ini
direncanakan pada puncak tiang maupun pada palang kayu (cross-
arm) yang disekrupkan pada isolator tersebut. Pemasangan isolator
jenis pasak pada tiang kayu saluran satu fasa yang memiliki sudut :
0° sampai 5°, dan sudut 5°sampai 30°, serta untuk saluran tiga fasa
dengan sudut 0° sampai 5°, dan untuk sudut 5° sampai 30°.
Isolator jenis pasak banyak digunakan karena :
- lebih banyak jaringan dibuat lurus
- sudut saluran dibuat kurang dari 15°
- isolator jenis gantung lebih mahal dari isolator jenis pasak
- konstruksi tiang dibuat dengan cross-arm (travers) lebih
menonjolkan ke laur sudut.
2. Isolator Jenis Pos (post type insulator).
Isolator jenis pos (post type insulator) , digunakan pada tiangtiang
lurus (tangent pole) dan tiang sudur (angle pole) untuk sudut 5°sampai
15°. Dibandingkan dengan isolator jenis pasak, isolator jenis pos ini
lebih sederhana perencanaannya. Diameternya lebih kecil dan tak
menggunakan kepingan-kepingan seperti isolator jenis pasak. Terdapat
lekukan-lekukan pada permukaannya untuk mengurangi hantaran yang
terjadi pada isolator. Makin tinggi tegangan isolasinya makin banyak
lekukan-lekukan tersebut.Isolator jenis pos ini bagian atasnya diberi
tutup (cap) dan bagian bawah diberi pasak yang terbuat dari bahan besi
atau baja tempaan. Bahan yang digunakan untuk isolator jenis pos ini
terbuat dari bahan porselin basah yang murah harganya.

Kekuatan mekanis isolator jenis pos ini lebih tinggi dibandingkan


isolator jenis pasak dan penggunaannya hanya pada jaringan ditribusi
primer untuk tiang lurus (tangent pole) pada sudut 5 ° sampai 15°.
Isolator jenis pos yang digunakan untuk jaringan distribusi 20 kV,
memiliki tegangan tembus sebesar 35 kV dengan kekuatan tarik
(tensile strenght) sebesar 5000 pon.
3. Isolator Jenis Gantung (suspension type insulator).
Isolator jenis gantung (suspension type insulator), digunakan pada
tiang-tiang sudur (angle pole) untuk sudut 30° sampai 90°, tiang
belokan tajam, dan tiang ujung (deadend pole). Isolator jenis clevis
lebih banyak digunakan karena lebih kokoh dan kuat dalam
penggandengannya, serta tidak ada kemungkinan lepas dari
gandengannya, karena pada ujungnya digunakan mur baut untuk
mengikatnya.Isolator gantung (suspension insulator) terdiri dari
sebuah piringan yang terbuat dari bahan porselin, dengan tutup (cap)
dari bahan besi tempaan (melleable iron) dan pasaknya terbuat dari
bahan baja yang diikatkan dengan semen yang berkualitas, sehingga
membentuk satu unit isolator yang berkualitas tinggi. Dibandingkan
isolator jenis pasak, isolator gantung ini hanya mempunyai satu
piringan yang terbuat dari bahan porselin atau bahan gelas biru kelabu
(blue gray glaze). Dengan menggunakan bahan gelas biru kelabu ini
harga isolator dapat ditekan lebih murah dan dapat digunakan untuk
beberapa gandengan. Umumnya isolator gantung dengan bahan gelas
ini digunakan untuk jaringan distribusi primer, sedangkan isolator
gentung dari bahan porselin banyak digunakan untuk gandengan-
gandengan pada jaringan transmisi tegangan tinggi.

Dilihat dari konstruksinya, isolator gantung ini dikenal dalam dua jenis,
yaitu jenis clevis dan jenis ball and socket. Jenis clevis ini memiliki bentuk
tutup (cap) dan pasaknya (pin) berbentuk pipih dengan lubang
ditengahnya, yang digunakan untuk keperluan penggandengan dari
beberapa isolator gantung dengan mengikatnya dengan mur baut sehingga
bisa lebih kuat penggandengannya. Jenis ball and socket memiliki bentuk
tutup (cap) berlubang (socket) untuk menyangkut-kan pasak (pin) yang
berbentuk bulat (ball), sehingga penggandengan dari bebarapa isolator
gantung tidak menggunakan baut (bolt) lagi. Kedua jenis ini yang paling
banyak dipakai adalah jenis clevis, karena dibandingkan dengan jenis ball
and socket maka jenis clevis ini lebih kokoh dan kuat serta tidak ada
kemungkinan lepas.Isolator gantung mempunyai kualitas tegangan isolasi
tidak begitu tinggi dibandingkan isolator jenis pasak, karena isolator
gantung hanya memiliki satu piringan untuk setiap unit isolator. Oleh
sebab itu agar memenuhi kebutuhannya maka isolator gantung ini
digandeng-gandengkan satu unit dengan unit yang lain agar memdapatkan
kualitas tegangan isolasi yang tinggi. Bila digandengkan isolator gandeng
mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari isolator jenis pasak. Makin
banyak gandengannya makin tinggi kualitas tegangan isolasinya.Saluran
transmisi banyak sekali menggunakan isolator gantung ini. Karena
kekuatan mekanis isolator gantung ini lebih tinggi bila digandengkan,
maka banyak digunakan untuk menahan besarnya tarikan atau ketegangan
kawat pada tiang-tiang sudut (angle pole), tiang belokan tajam, dan tiang
ujung (deadend pole).

4. Isolator Jenis Cincin (spool type insulator).


Isolator jenis cincin (spool type insulator), digunakan pada tiangtiang
lurus (tangent pole) dengan sudut 0° sampai 10°, yang dipasang secara
horizontal maupun vertikal. Isolator cincin bentuknya bulat berlubang
ditengahnya seperti cincin yang hanya terdapat satu atau dua lekukan
saja yang seluruhnya terbuat dari bahan porselin.

Isolator cincin ini tidak menggunakan pasak (pin) sehingga isolator


cincin memiliki kualitas tegangannya lebih rendah. Biasanya tak
lebih dari 3 kV. Isolator cincin ini besarnya tidak lebih dari 7,5 cm
tinggi maupun diameternya, yang dipasangkan pada jaringan
distribusi sekunder serta saluran pelayanan ke rumah-rumah.
Isolator ini dipasang pada sebuah clamp (pengapit) dengan sebuah
pasak yang dimasukkan ke dalam lubang ditengahnya. Pemasangan
secara horizontal digunakan untuk jaringan lurus (tangent line)
dengan sudut antara 0° sampai 10°. Untuk jaringan lurus (angle
line) untuk sudut lebih dari 10° dipasang pada kedudukan vertikal.
Kesemuanya dipasang pada tiang penyangga dengan jarak satu
meter dari tiang atau 60 cm dari palang kayu (crossarm).

5. Tuliskan Jenis-jenis Kabel Tegangan Rendah, Tegangan Menengah dan


Tegangan Tinggi
A. Kabel Tegangan Rendah
Kabel NYA : Kabel jenis ini di gunakan untuk instalasi rumah dan dalam
instalasi rumah yang sering di gunakan adalah NYA dengan ukuran 1,5 mm2
dan 2,5 mm2. Yang berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC Kode warna
isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya 1
lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus. agar aman jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik
kabel di pasang di dalam pipah atau saluran penutup, karena selain tidak bisa
di ganggu sama hewan pengerat dan tidak kenah air, juga apabila ada isolasi
yang terkelupas (terbuka) tidak bisa tersentuh langsung sama manusia.

Kabel NYM : Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk


instalasi tetap di dalam bangunan yang dimana penempatannya biasa
diluar/ didalam tembok ataupun didalam pipa (conduit). Kabel NYM
berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

Kabe[ NYY : Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang
dimana harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa
PVC atau pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa
ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun
kering. memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel
NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi
yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

Kabel NYAF : Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk


instalasi dalam kabel kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel
NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk
tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan pada
lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau
terkena pengaruh cuaca secara langsung.

Kabel NYMHYO : Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua


serabut. Kabel ini biasanya digunakan untuk soundsystem, loudspeaker,
virtual video. Gunakan kabel jenis NYA/NYM untuk jembatan / hantaran
listrik yang bersifat permanen. Untuk pemakaian daya yang besar seperti
televisi, magicom, sanyo, kulkas, Ac gunakan jenis kabel ini secara
langsung. Jenis kabel ini mampu menghantar hingga 700 VA sehingga
aman dan menjadikan pembayaran rekening listrik menjadi murah. Untuk
jenis kabel NYMHYO biasanya digunakan pada model Roll. Jika
digunakan pada pemakaian daya yang besar seperti tersebut diatas hanya
bersifat temporary / sementara karena jenis kabel ini hanya mamapu
menghantarkan listrik 20VA-50VA. Kurangi / hilangkan pemakaian jenis
kabel ini karena mudah sekali menimbulkan bahaya listrik serta
menjadikan pembayaran listrik membengkak. Spin control berputar
berdasarkan panas yang dikeluarkan oleh energi listrik. Untuk jenis kabel
NYMHYO biasanya digunakan pada lampu taman.

NYMHY : Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan


sebagai penghubung alat-alat rumah tangga yang sering dipindah pindah
dan harus ditempat kering. Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan
panas. Bilamana digunakan untuk penghubung alat pemanas, maka pada
titik sambungannya antar alat dengan kabel, temperaturnya tidak boleh
lebih dari 85 derajat Celcius, karena hal tersebut dapat membahayakan
kabel itu sendiri.
B. Kabel Tegangan Menengah
Kabel NF2XSE : Yaitu jenis kabel dengan tiga inti tunggal tembaga atau
alumunium dengan pelapis konduktor berupa campuran semi-
konduktif,isolasi PVC,pelindung isolasi berupa campuran semi-
kondukktif,pelindung metalic berupa pita tembaga yang saling
berimpit,yang dibungkus dengan pita spiral polyesteryang saling berimpit
dan mempunyai lapisan perisai PVC.tegamngan maksimum antara 7,2 KV
s/d 36 Kv.
Kabel Tanah N2XY : Yaitu kabel jenis standar dengan jenis satu inti
tunggal tembaga atau alumunium dengan campuran semi-koduktor,
mempunyai isolasi PVC dan berselubung PVC

Kabel NFA2XSEY-T : Yaitu jenis kabel dengan tiga inti tunggal tembaga
dengan pelapis konduktor berupa campuran semi-konduktor,isolai
PVc,pelindung isolasi berupa campuran semi-konduktif, yang dilapisi pita
spiral tembaga yang saling berimpit, dengan pelapis perisai PVC.kabel jeis
ini mempunyai ukuran tegangan antara 12/20 Kv denag tegangan
maksimum 24 K
Kabel N2XSEFGbY : Yaitu jenis kabel dengan tiga inti tembaga atau
alumunium,isolasi XLPE, pelindung isolasi cmpura semi-
konduktif,pelindung metalic pita spiral tembaga yang saling berimpit,
pelindung bagian dalamPVC, yang dilapisi bja galvanis bundar dan pita
dengan pelapis perisai PVC.kabel jenis ini mempunyai ukuran tegangan
antara 7,2/36 KV.

Kabel ACAR : Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang


diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada
kabel ACSR
Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY : Kabel ini dirancang khusus untuk
instalasi tetap dalam tanah yang ditanam langsung tanpa memerlukan
perlindungan tambahan (kecuali harus menyeberang jalan). Pada kondisi
normal kedalaman pemasangan dibawah tanah adalah 0,8 meter.

Kabel NYCY : Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan


penghantar konsentris dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam
terbuka. Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel.
Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik pada
kondisi lembab maupun kering.

Kabel BC : Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak


= 6 – 500 mm2 / 500 V Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar
pentanahan.

C. Kabel Tegangan Tinggi.


Kabel XLPE : Kabel XLPE banyak digunakan pada instalasi indoor,
outdoor, saluran pipa kabel ( bus duct ), dan sistem bawah tanah
( underground ). Kabel XLPE juga dapat atau biasa digunakan pada
tegangan tinggi seperti pada pembangkit listrik, proses industri, dan
lainnya. Selain itu kabel XLPE juga dapat digunakan pada berbagai
kondisi seperti pada saat suhu tinggi.

Kabel AAAC : Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon


campuran logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium
silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat
dari paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan
kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya lebih baik

Kabel ACSR : Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri


dari aluminium berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-
saluran Transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang
berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih
tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.

6. Tuliskanlah :
a. Kegunaan Pemutus Daya
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik,
yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada
semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan
ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak
normal.
b. Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh suatu Pemutus Daya
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat
melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.


2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan
berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu
sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi
agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem,
membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga
itu sendiri.
c. Jenis-jenis Pemutus Daya.
Sakelar PMT Minyak

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA


dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak
dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak
menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur
api, karena panas yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami
dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang bersifat
menghambat produksi pasangan ion. Oleh karena itu, pemadaman
busur api tergantung pada pemanjangan dan pendinginan busur api
dan juga tergantung pada jenis gas hasil dekomposisi minyak.

Gambar 1. Pemadaman busur api pada pemutus daya minyak

Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan


terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui leher
bilik. Di leher bilik, minyakini melakukan kontak yang intim dengan
busur api. Hal ini akan menimbulkan pendinginan busur api,
mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan partikel bermuatan
dari lintasan busur api.

Minyak yang berada diantara kontak sangat efektif memutuskan arus.


Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem
yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat.

Sakelar PMT minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil
Circuit Breaker), pada tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam
loncatan bunga api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan
sebagai isolator antara bagian-bagian yang bertegangan dengan badan,
jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat pembatas busur
api listrik.
2. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil
Content Circuit Breaker), pada tipe ini minyak hanya dipergunakn
sebagai peredam loncatan bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan
isolator dari bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau
material isolasi dari jenis organic.

Tabel 1. Batas-batas pengusahaan minyak pemutus tenaga

2. Sakelar PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA


dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara hembus
dirancang untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu
dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga
pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat.
Saat busur api timbul, udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api
melalui nozzle pada kontak pemisah dan ionisasi media diantara
kontak dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan juga
menyingkirkan partikel-partikel bermuatan dari sela kontak, udara ini
juga berfungsi untuk mencegah restriking voltage (tegangan pukul
ulang).

Gambar 2. Pemadaman busur api pada pemutus daya udara hembus

Kontak pemutus ditempatkan didalam isolator, dan juga katup


hembusan udara. Pada sakelar PMT kapasitas kecil, isolator ini
merupakan satu kesatuan dengan PMT, tetapi untuk kapasitas besar
tidak demikian halnya.

3. Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian


bertegangan sampai 38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan
pada suatu bilik vakum. Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik,
maka bilik ini harus ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat
dengan perapat logam.

Gambar 3. Kontak pemutus daya vakum.


Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis
dan medan tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron
bebas. Elektron hasil emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-
elektron bebas ini tidak bertemu dengan molekul udara sehingga tidak
terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada penambahan elektron
bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata lain,
busur api dapat dipadamkan.

4. Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA


dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang
digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat
gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan
tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai
sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang
umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.

Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang


tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan
pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu
mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon
selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat
pemutus tenaga menutup atau membuka.

Tabel 2. Karakteristik gas SF6

Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari tangki
penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk
pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas
SF6 perlu diadakan pengaturan tekanannya beberapa jam setelah
pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan.

Tabel 3. Batas tekanan gas SF6 pada pemutus tenaga, pada suhu 20ºC,
tekanan atmosphir 760 mmHg.

Sakelar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu:


1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type), PMT SF6 tipe
ini diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2 . selama
pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung
yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan kontak
terjadi, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan
busur api.
2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type), dimana pada
saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Pada tipe ini, gas dari sistem
tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke gas sistem tekanan rendah
selama pemutusan busur api. Pada sistem gas tekanan tinggi, tekanan
gas SF6 kurang lebih 12 Kg/cm2 dan pada sistem gas tekanan rendah,
tekanan gas SF6 kurang lebih 2 kg/cm2. Gas pada sistem tekanan
rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi.
d. Apa yang anda ketahui tentang Rating Pengenal / Data Pengenal
Pemutus Daya.

7. a. Tuliskan kegunaan utama transformator tegangan


8. Trafo tegangan atau yang dikenal sebagai trafo satu fasa step-down berfungsi
mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah ke suatu tegangan
rendah yang layak untuk perlengkapan indikator, alat ukur, relay, dan alat
sinkronisasi. Hal ini dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang
dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan seperti indikator,
meter, dan relay dirancang sama dengan tegangan terminal sekunder trafo
tegangan.

b. Tuliskan jenis transformator tegangan


a. Tuliskan jenis transformator tegangan
Trafo tegangan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, trafo tegangan
magnetic/ trafo induktif (magnetic voltage transformer/VT) dan trafo
tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer/CVT).
 Transformator tegangan magnetic/induktif
Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10
– 150 VA. Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer
dan tegangan sekunder dirancang sedemian rupa supaya faktor
kesalahan menjadi kecil. Salah satu ujung kumparan tegangan
tinggi selalu diketanahkan.
 Trafo Tegangan Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip digunakan untuk keperluan
pengukuran tegangan tinggi, sebagai pembawa sinyal komunikasi
dan kendali jarak jauh. Dengan tegangan pengenal yang lebih besar
dari 110 kV.

b. Tuliskan apa perbedaan trafo tegangan dan trafo daya


Trafo tegangan biasanya digunakan dalam pengukuran sedangkan
trafo daya digunakan dalam menyalurkan daya. Prinsip kerja kedua
trafo ini sama.adapun perbedaan antara trafo tegangan dan trafo daya
ialah:
 Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan
untuk daya yang kecil.
 Galat faktor transformasi dan sudut fasa teganganprimer
dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi kesalahan
pengukuran.
 Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/
ditanahkan.
 Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 100√3 V

d. Tuliskan apa yang anda ketahui mengenai trafo tegangan satu kutup dan
trafo tegangan dua kutup.
1) Trafo satu kutub :
trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan / ditanahkan,
dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV
2) Trafo dua kutub :
trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi / tanah,
hanya digunakan untuktegangan dibawah 30 kV

Satu Kutub Dua Kutub

e. Tuliskan apa yang anda ketahui mengenai ratio, galat dalam kelas
ketelitian transformator arus dan transformator tegangan
Ratio adalah perbandingan sisi primer dan sisi sekunder pada trafo
arus dan tegangan. Sedangkan, Galat adalah batas kesalahan pada saat
pengukuran pada trafo arus dan trafo tegangan

9.
a. Jelaskan prinsip kerja trafo Arus

Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau


jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder
dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.

Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada
kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak
magnet sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan
fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila
terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder
mengalir arus I1. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada
kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian
sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo tidak
benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka berlaku
persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
dimana:
N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
b. Sebutkan perbedaan trafo arus dan trafo daya
 Jumlah belitan kumparan primer sedikit, tidak lebih dari lima
belitan.
 Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung pada
kumparan sekunder, karena arus primer ditentukan oleh arus pada
jaringan yang di ukur.
 Semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan seri.
 Terminal sekunder trafo arus tidak boleh terbuka, oleh karena itu
terminal kumparan sekunder harus selalu dihubungkan dengan
beban atau hubung singkat jika bebannya belum dihubungkan

c. Sebutkan dan Jelaskan tanda untuk kelas trafo arus


Kelas trafo arus dinyatakan dengan tanda “nP”, dimana n
menunjukan kelas ketelitian dan P menujukkan trafo arus untuk proteksi.
10

a. Tuliskan kegunaan utama transformator tegangan dan transformator


arus dalam gardu induk.
Trafo arus (CT) maupun tegangan (PT) yang terdapat pada gardu induk
umumnya berfungsi sebagai trafo untuk pengukuran dan proteksi. Trafo
CT berfungsi menurunkan arus, karena arus yang mengalir pada instalasi
Gardu Induk besar sedangkan untuk pengukuran oleh kWh atau alat listrik
lain memerlukan arus yang kecil tidak terlalu besar. Maka digunakanlah
CT agar arus yang masuk pada alat ukur tidak besar, namun tetap dibaca
oleh alat ukur dengan arus sebenarnya karena sudah di rasiokan. Begitu
juga dengan trafo PT yang digunakan untuk menurunkan tegangan yang
diperlukan dalam alat ukur atau alat proteksi.
b. Tuliskan jenis transformator tegangan dan transformator arus.
trafo arus dikelompokkan menjadi dua berdasarkan
penggunaanya,yaitu :
 Trafo Arus Metering
Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi
pada daerah kerja (daerah pengenalnya) antara 5% - 120% arus
nominalnya, tergantung dari kelas dan tingkat kejenuhan.

 Trafo Arus Proteksi


Trafo arus proteksi memiliki ketelitian tinggi sampai arus yang
besar yaitu pada saat terjadi gangguan, dimana arus yang mengalir
mencapai beberapa kali dari arus pengenalnya dan trafo arus
proteksi mempunyai tingkat kejenuhan cukup tinggi.
Sedangkan trafo tegangan diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan
prinsipnya, yaitu:
 Trafo Tegangan Induktif
Trafo tegangan induktif adalah trafo tegangan yang terdiri dari
belitan primer dan belitan sekunder dengan prinsip kerja tegangan
masukan (input) pada belitan primer akan menginduksikan
tegangan ke belitan sekunder melalui inti.

 Trafo Tegangan Kapasitor


Trafo tegangan kapasitif terdiri dari rangkaian kapasitor yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan menengah pada primer, selanjutnya diinduksikan ke
belitan sekunder.
c. Tuliskan apa yang anda ketahui mengenai ratio, galat dalam kelas
ketelitian transformator arus dan transformator tegangan.
Ratio adalah perbandingan sisi primer dan sisi sekunder pada trafo
arus dan tegangan. Rasio tegangan sebenarnya dimana perbandingan
antara tegangan primer sebenarnya terhadap tegangan sekunder
sebenarnya dan Rasio teganlan pengenal dimana perbandingan antara
tegangan primer pengenal terhadap tegangan sekunder pengenal
Sedangkan, Galat adalah batas kesalahan pada saat pengukuran pada trafo
arus dan trafo tegangan
d. Tuliskan apa yang anda ketahui tentang arus pengenal trafo arus,
tegangan pengenal dan faktor tegangan trafo tegangan
 Arus pengenal
merupakan arus yang mengalir lewat terminal saluran suatu belitan
transformator, yang diperoleh dengan membagi daya pengenal oleh
tegangan pengenal belitan tersebut dan faktor fase yang tepat
 Tegangan pengenal
merupakan tegangan yang disyaratkan oleh suatu instalasi atau oleh
bagian daripadanya.tegangan pengenal terbagi menjadi dua yaitu
Tegangan primer pengenal) dan Tegangan sekunder pengenal.
 Faktor tegangan
Merupakan Faktor pengali yang diterapkan pada tegangan primer
pengenal untuk menentukan tegangan maksimum di mana
transformator tegangan harus memenuhi persyaratan termis yang
sesuai untuk waktu tertentu dan batas ketelitian yang sesuai dengan
persyaratan. Faktor tegangan ditentukan oleh tegangan-kerja
maksimum yang tergantung pada sistem dan kondisi pentanahan
beiitan primer transformaton tegangan.

10. a. Tuliskan kegunaan Arrester


Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi melindungi
atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara
membatasi tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih (over current) yang
mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground). Dengan
demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar
kontinuitas pelayanan ke pusat beban (load center) tidak terganggu hingga
waktu yang tidak terbatas. Dan harus dapat melalukan atau mengalirkan arus
lebih dengan tidak merusak alat pengaman dan peralatan jaringan yang lain.

c. Tuliskan jenis – jenis Arrester


1. Lightning Arrester Jenis Oksida Film
Dalam tabung porselin dari alat pengaman lightning arrester tipe oksida
film ini memiliki 2 ruang, yaitu : (1) ruang celah (gap chamber) dan (2)
ruang butiran oksida timah hitam. Ruang celah terbuat dari porselin
annulus yang berbentuk silinder, yang berisi sebuah pegas, lempengan
cakram dan celah elektroda. Lempengan cakram terdiri dari dua lempeng
yang disatukan (crimped), yang masing memiliki dimeter sebesar 19 cm
dan tebal 1,59 cm.
Permukaan lempengan cakram dilapisi dengan film yang diisolasi dengan
vernis. Kekuatan tembus untuk setiap lempeng cakram tersebut terjadi pada
tegangan 300 V. Jumlah unit lempeng cakram ditentukan oleh tegangan
jaringan dan kondisi petir agar dapat menahan tegangan maksimum sistem.
Pada ruang celah ini ditempatkan juga sebuah pegas pada bagian atas dan
celah elektroda (gap electrode) pada bagian bawah. Sedangkan ruang
butiran oksida timah hitam (lead peroxida) berisi dengan butiran-butiran
oksida timah hitam. Dimana panjang ruangan kira-kira 5,1 cm (2 inchi) per
kV dari tegangan dasar. Satu tabung dapat digunakan untuk tegangan diatas
25 kV ketika titik netral diketanahkan dengan induktansi coil. Butiran-
butiran oksida timah hitam mempunyai diameter 2,38 mm dengan kulit
berlubang tipis dari litharge Ketika tegangan pelepasan (discharge voltage)
mengalir keruang celah melalui pegas, maka tegangan pelepasan akan
menembus film yang berlapis vernis diatas lempeng cakram. Apabila
tegangan melebihi dari batas kekuatan lempeng cakram per unit, loncatan
busur api akan diteruskan ke celah elektroda. Dan mengalir langsung ke
ruang butiran oksida timah hitam. Panas yang berkembang akibat busur api
menyebabkan oksida timah hitam berubah menjadi merah. Sehingga busur
api akan padam dan energi yang tersisa akan mengalir ke ground.

2. Lightning Arrester Jenis Thyrite


Thyrite adalah bahan campuran padat tak organik dari keramik alam, yang
mempunyai resistansi lebih cepat untuk mengurangi.
Elemen kran (valve) untuk arrester jenis thyrite ini terbuat dari bahan
lempengan keramik yang berkualitas baik, yang bertindak sebahai
penghantar tegangan tinggi surja dan memperli-hatkan tahanan tinggi
untuk tenaga jaringan (line energy). Pada arrester ”thyriet magne-valve”
memperlihatkan arus petir lewat langsung celah by-pass seri ke celah
utama, dan oleh elemen thyrite ke ground. Jika energi jaringan berusaha
mengikuti energi petir, maka energi jaringan dibuat untuk mengalirkan
langsung ke lilitan seri, dan menciptakan medan magnit cukup kuat untuk
memadamkan busur api dari pelepasan arus petir.

Pengaman Arrester Jenis Thyrite

Pemadaman ini bereaksi dengan cepat dan mengambil kedudukan kurang


lebih setengah gelombang energi jaringan.

3. Lightning Arrester Jenis Katup (Valve)


Alat pengaman arrester jenis katup (valve) ini terdiri dari sebuah celah api
(spark gap) yang dihubungkan secara seri dengan sebuah tahanan non linier
atau tahanan katup (valve resistor). Dimana ujung dari celah api
dihubungkan dengan kawat fasa, edangkan ujung dari tahanan katup
dihubungkan ke ground (tanah). Untuk lebih jelasnya lihat gambar di
bawah ini.

Pengaman Arrester Jenis Katup (Valve)

Arrester jenis katup ini terdiri dari sela pecik terbagi atau
sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai
karakteristik tidak linier.Tegangan frekwensi dasar tidak dapat
menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada
saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi
pengahantar. Sela seri itu tidak dapat memutus arus susulan. Dalam
hal ini dibantu oleh arrester tak linier yang mempunyai
karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar
untuk arus susulan dari frekwensi dasar terlihat pada karakteristik
volt amper. Nilai tahanan non linier ini akan turun saat tegangan
lebih menjadi besar. Tegangan lebih akan mengakibatkan
penurunan secara drastis nilai tahanan katup, sehingga tegangan
jatuh-nya dibatasi walaupun arusnya besar.
Arrester jenis katup ini dibagi dalam empat jenis yaitu :
i. Arrester katup jenis gardu
Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling effisien dan
juga paling mahal. Perkataan “gardu“ di sini berhubungan dengan
pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar. Umumnya
dipakai untuk melindungi alat – alat yang ma hal pada rangkaian –
rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tinggi.
ii. Arrester katup jenis saluran
Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu . kata
“saluran” disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti
arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk
melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada
system tegangan 15 kV sampai 69 kV.

Pengaman Arrester Katup (Valve) Jenis Saluran

b. Arrester katup jenis gardu untuk mesin–mesin


Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin– mesin
berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.
c. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin–mesin
Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin– mesin
berputar seperti di atas dan juga melindungi transformator dengan
pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada
peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

4. Lightning Arrester Jenis Expulsion


Lightning arrester jenis expulsion ini mempunyai dua celah api, yang satu
berada diluar dan satu lagi berada dalam. Ketika terjadi tegangan lebih
pada jaringan maka pada elektroda batang sebagai celah api 1 akan terjadi
loncatan busur api (flshover). Loncatan busur api ini akan turun ke dalam
tabung fiber (fiber tube) diantara elektroda atas dan bawah yang
merupakan celah api 2. Tem-peratur pelepasan dari busur api akan
menimbulkan tekanan dalam tabung fiber, sehingga tabung fiber akan
meng-hasilkan uap gas. Makin tinggi tempe-ratur busur api makin banyak
uap gas yang dihasilkan. Uap gas yang dihasilkan oleh tabung fiber akan
bercampur dengan busur api, sehingga akan mem-binasakan busur api dan
mengusir uap gas yang tak berpenghantar ke luar tabung gas (vent).
Dengan demikian daya busur api akan cenderung mengikuti pelepasan
peralihan (transient discharge) ke ground tanpa ada kekuatan selama
gelombang tegangan lebih terakhir.

Pengaman Arrester Jenis expulsion


Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan
sela percik yang berada di udara atau disebut juga sela seri. Bila ada
tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik,
yang diluar dan yang berada didalam tabung serat, tembus seketika dan
membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi
konduktor dengan impedansi rendah dan melalukan surja arus dan arus
daya system
bersama – sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir
menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang timbul akan
menyembur pada api.

d. Tuliskan apa yang anda ketahui mengenai Lokasi Penempatan Arrester.


Penempatan Arester Pada Jaringan
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan
karenanya harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus
berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin
dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan
gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator
sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap
bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat
dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami
tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat
mungkin dengan transformator.

Berdasarkan tempatnya arester dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu sbb:


1. Penempatan Pengaman Arrester Pada Tiang Trafo Single Pole

2. Penempatan Pengaman Arrester Pada Tiang Trafo Double Pole


3. Penempatan Pengaman Arrester Pada Tiang Penyangga Jaringan

4. Penempatan Pengaman Arrester Pada Tiang Opstijg Cable

5. Penempatan Pengaman Arrester Pada Tiang Akhir Jaringan


d. Tuliskan apa yang anda ketahui tentang Pemasangan Arrester bertingkat
( Cascade Protection )

11. a. Apa yang dimaksud dengan Saklar Pemisah dan tuliskan jenis-jenisnya.
Disconnecting switch (DS) atau pemisah (PMS) adalah sebuah alat yang
dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan masih
tersambung atau sudah bebas dari tegangan kerja. Dari defenisi diatas maka dapat
diketahui fungsi dari pemisah (PMS) adalah sebuah alat yang dapat menyambung
atau memutuskan rangkaian dengan arus yang rendah kurang lebih lima ampere
(5A).
Sesuai dengan fungsinya pemisah dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Pemisah
tanah dan pemisah peralatan. Pemisah tanah berfungsi untuk mengamankan
peralatan dari tegangan sisa yang timbul dari SUTT yang telah diputuskan, dapat
juga untuk mengamankan dari tegangan induksi yang berasal dari kabel
pengahantar atau kabel kabel yang lainnya.
Sedangkan pemisah peralatan berfungsi untuk mengisolasi atau melindungi
peralatan listrik dari peralatan-peralatan lainnya pada suatu instalasi bertegangan
tinggi.Pemisah ini harus dioperasikan saat kondisi tanpa beban.
Sesuai dengan fungsinya pemisah dibagi menjadi dua yaitu :
A. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan)
B. Pemisah Peralatan

Sedangkan menurut gerakan dari lengannya pemisah dibagi menjadi lima yaitu:
1. Pemisah Putar
2. Pemisah Luncur
3. Pemisah Siku
4. Pemisah Engsel
5. Pemisah Pantograph

1. Pemisah Putar
Saklar pemisah putar memiliki dua buah kontak diam dan dua buah kontak gerak
yang dapat berputar pada sumbunya. Model saklar pemisah ini biasanya di
letakkan di luar Gardu Induk.

Gb. Pemisah Putar


2. Pemisah Siku
Saklar pemisah siku ini tidak memiliki kontak diam tetapi hanya terdapat dua
buah kontak gerak yang gerakannya hanya mempunyai besar sudut 90 derajat.
Model saklar pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
Gb. Pemisah Siku

Gb. Pemisah Siku


3. Pemisah Engsel
Saklar pemisah engsel ini memiliki satukontak diam dan satu engsel yang dapat
membuka ke atas dengan sudut 90 derajat. Saklar pemisah ini gerakannya dari
engsel yang biasanya digunakan untuk tegangan menengah 20 kV – 6 kV. Model
saklar pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
Gb. Pemisah engsel
4. Pemisah Luncur
Saklar pemisah luncur ini gerakan kontaknya hanya bergerak keatas dan kebawah
saja. Model saklar pemisah ini biasanya berada di dalam kubikel dengan
peralatan-peralatan yang lain dan di letakkan di dalam Gardu Induk.

Gb. Pemisah Luncur


5. Pemisah Pantograph
Saklar pemisah pantograph ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan
kontak gerak yang terpasang pada ujung lengan-lengan pantograph. Model saklar
pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk. Pemisah pantograph
biasanya digunakan di jaringan 500 kV.

Gb. Pemisah Pantograph

b. Jelaskan lokasi Saklar Pemisah secara Line Diagram Sistem Kelistrikan


sederhana.
Menurut penempatannya
Pemisah ini dapat dibagi menjadi lima tempat yaitu :
a. Saklar Pemisah Penghantar, Saklar pemisah ini terpasang pada sisi
penghantar.
b. Saklar Pemisah Rel, Saklar pemisah ini terpasang pada sisi rel atau
bus, sehingga rel tersebut terpisah menjadi dua seksi.
c. Saklar Pemisah Kabel, Saklar pemisah ini terpasasang pada sisi
kabel.
d. Saklar Pemisah Seksi, Saklar pemisah ini terpasang pada suatu rel
atau bus yang terpisah menjadi dua seksi. Saklar ini berada didekat
jalur bus A dan bus B.
e. Saklar Pemisah Tanah, Saklar pemisah ini terpasang pada
penghantar atau kabel yang menuju atau yang menghubungkan ke
tanah.
c. Tuliskan apa yang anda ketahui tentang Tegangan Pengenal Saklar
Pemisah dan Arus Pengenal Saklar Pemisah.
Arus pengenal pemutus tenaga harus disesuaikan dengan besarnya arus beban
yang dilewatkan kabel dan lebih kecil dari arus yang diijinkan pada kabel. 4.
Tegangan Tegangan operasional pengenal pemutus tenaga harus lebih besar
atau sama dengan tegangan sistem.

12. a. Jelaskan yang dimaksud dengan Gardu Induk, Gardu Pembangkit, Gardu
Transmisi,Gardu Distribusi, Gardu Hubung dan Gardu Mobile.
Gardu distribusi dapat dibedakan dari beberapa hal yang diantaranya :
1. Gardu Hubung
Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver
pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik, program
pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan
kontinuitas pelayanan. Isi dari instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian
saklar beban (Load Break switch – LBS), dan atau pemutus tenaga yang
terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat dilengkapi sarana pemutus
tenaga pembatas beban pelanggan khusus Tegangan Menengah.
Konstruksi Gardu Hubung sama dengan Gardu Distribusi tipe beton. Pada
ruang dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk Gardu
Distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak
jauh. Ruang untuk sarana pelayanan kontrol
5. Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system
distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau
membagikan/mendistribusikan tenaga lisrik pada beban/konsumen baik
konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
 Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem
penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub
sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan
sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari
sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari
sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
 Gardu transmisi[
Sebuah gardu transmisi atau Gardu Induk Tegangan Ekstra
Tinggi (GITET) berfungsi menghubungkan dua atau lebih jalur
transmisi.[2] GITET paling sederhana menghubungkan dua jalur
transmisi dengan tegangan yang sama. GITET dapat dipasangi
saklar bertegangan tinggi yang memungkinkan jalur listrik untuk
dihubungkan atau diputus dalam rangka perbaikan atau
pembersihan. Sebuah GITET juga dapat diisi transformator untuk
mengubah tegangan, alat pengatur tegangan/koreksi faktor daya,
seperti kapasitor, reaktor atau kompensator VAR statis dan juga
peralatan seperti transformator penggeser fasa untuk mengatur
aliran listrik antara dua jalur listrik. GITET dapat bervariasi dari
yang paling sederhana hingga paling kompleks. Sebuah GITET
sederhana mungkin hanya berisi sebuah bus dan beberapa pemutus
sirkuit. GITET yang kompleks dapat menempati lahan beberapa
hektar, dan menangani beberapa jenis tegangan, beberapa pemutus
sirkuit, dan banyak peralatan perlindungan dan pengaturan (trafo
tegangan dan arus, relai, dan sistem SCADA). GITET modern
umumnya dijalankan dengan standar internasional seperti IEC
Standar 61850.
 Gardu distribusi[]
Sebuah gardu induk di Scarborough, Ontario disamarkan sebagai
sebuah rumah, lengkap dengan jalan setapak dan pemotong rumput
di halaman depannya. Sebuah peringatan dapat dilihat di pintunya.
Penyamaran gardu induk cukup lumrah dilakukan di beberapa
kota..Sebuah gardu distribusi atau Gardu Induk (GI) mengirim
listrik dari sistem transmisi ke sistem distribusi di suatu wilayah.
[2]
Gardu induk berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik
sehingga cocok untuk distribusi lokal. Hal ini dilakukan karena
tidak ekonomis jika harus menghubungkan pengguna listrik
langsung dengan jaringan transmisi utama, kecuali jika pengguna
menggunakan listrik yang cukup banyak. Masukan untuk sebuah
gardu induk umumnya berasal dari setidaknya dua jalur transmisi.
Tegangan listrik yang masuk ke gardu umumnya sebesar 150 kV.
Tegangan tersebut kemudian diturunkan hingga berada di antara
2,4 kV hingga 33 kV, tergantung pada ukuran wilayah yang
dilayani. Setelah diturunkan, listrik kemudian didistribusikan
dengan menggunakan penyulang, yang berada di tepi jalan
(ataupun di bawah tanah) hingga ke trafo distribusi yang berada di
dekat pengguna.Selain mengubah tegangan, gardu induk juga
berfungsi mengisolasi kesalahan apabila terjadi pada sistem
distribusi maupun sistem transmisi listrik yang terhubung
dengannya. Gardu induk umumnya juga merupakan
titik pengaturan tegangan, walaupun pada sebuah jalur listrik yang
panjang, peralatan pengaturan tegangan dapat juga dipasang di
sepanjang jalur.Kota yang padat biasanya memiliki gardu induk
yang rumit, dengan saklar tegangan tinggi, saklar, dan sistem
cadangan pada listrik tegangan rendah. Gardu induk biasa
umumnya hanya memiliki sebuah saklar, sebuah trafo, dan sedikit
peralatan pada listrik tegangan rendah.
 Gardu Mobil / Gardu Mobile
Gardu ini nama sebenernya adalah gardu mobile atau gardu
bergerak, karena biasanya dipasang didalam mobil maka orang-
orang banyak menyebutnya gardu mobil. Gardu ini bangunan
pelindungnya berupa sebuah mobil (diletakkan diatas mobil),
sehingga bisa dipindah-pindah sesuai dengan tempat yang
membutuhkan. Oleh karenanya gardu mobil ini pada umumnya
untuk pemakaian sementara (darurat), yaitu untuk mengatasi
kebutuhan daya yang sifatnya temporer.Secara umum ada dua jenis
gardu mobil, yaitu pertama gardu mobil jenis pasangan dalam
(mobil boks) dimana semua peralatan gardu berada di dalam
bangunan besi yang mirip dengan gardu besi. Kedua, gardu mobil
jenis pasangan luar, yaitu gardu yang berada diatas mobil trailer,
sehingga bentuk fisiknya lebih panjang dan semua peralatan
penghubung/pemutus, pemisah dan trafo distribusi tampak dari
luar.
 GARDU HUBUNG
Jaringan distribusi tenaga listrik yang biasanya disalurkan oleh
penyulang-penyulang dari gardu induk ke gardu distribusi bukan
tidak mungkin, bahkan pasti mengalami yang namanya gangguan.
Untuk menangani gangguan penyulang yang menyebabkan tidak
tersalurkan listrik pada gardu distribusi, maka dibuatlah Gardu
hubung yang menghubungkan penyulang-penyulang dan gardu
distribusi untuk manuver pengendali beban jika terjadi gangguan
listrik. Berikut akan saya ulas secara singkat mengenai Gardu
Hubung atau GH Gardu Hubung atau disingkat GH atau Switching
Substation adalah gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver
pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik,
program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud
mempertahankan kontinuitas pelayanan. Isi dari Gardu Hubung
adalah rangkaian saklar beban (Load Break Switch/LBS), dan atau
pemutus tenaga terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat
dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban pelanggan
khusus tegangan menengah. Konstruksi gardu hubung sama
dengan konstruksi gardu distribusi tipe beton. Pada ruang dalam
Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk gardu
distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol
jarak jauh. Itu tadi mengenai Gardu Distribusi dan Gardu hubung
dalam penyaluran tenaga listrik. Untuk materi-materi selanjutnya
akan di posting kan pada postingan selanjutnya.
b. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Klasifikasi Gardu Induk.
 Berdasarkan besaran tegangannya.
1. Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275
KV, 500 KV.
2. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70
KV.
 Berdasarkan pemasangan peralatan.
1. Gardu Induk Pasangan Luar :
Adalah gardu induk yang sebagian besar
komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali
komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem
kendali serta komponen bantu lainnya, ada di
dalam gedung. Gardu Induk semacam inbiasa
disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian
besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk
konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat
pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa,
sebagian menggunakan gardu induk pasangan
dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau
Gas Insulated Switchgear (GIS).
2. Gardu Induk Pasangan Dalam :
Adalah gardu induk yang hampir semua
komponennya (switchgear, busbar, isolator,
komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan
lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali
transformator daya, pada umumnya dipasang di luar
gedung.Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas
Insutaled Substation (GIS).GIS merupakan bentuk
pengembangan gardu induk, yang pada umumnya
dibangu daerah perkotaan atau padat
pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
3. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan
pasangan dalam :
Adalah gardu induk yang komponen switchgear-
nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian
komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,
misalnya gantry (tie line) dan saluran udara
tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam
switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di
luar gedung.

 Berdasarkan fungsinya.
1. Gardu Induk Penaik Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit
(generator) dinaikkan menjadi tegangan
sistem.Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit
tenaga listrik.Karena output voltage yang dihasilkan
pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan
pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan
efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan
ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi
tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah
atau tegangan distribusi Gardu Induk
terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di
gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan :
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak
jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik
disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh
(voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh
karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank
capasitor, sehingga tegangan kembali dalam
keadaan normal.
4. Gardu Induk Pengatur Beban :
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada
gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada
saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik,
motor berubah menjadi generator dan suatu saat
generator menjadi motor atau menjadi beban,
dengan generator berubah menjadi motor yang
memompakan air kembali ke kolam utama.
5. Gardu Induk Distribusi :
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari
tegangan sistem ke tegangan distribusi.Gardu induk ini terletak di
dekat pusat-pusat beban.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
1. Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :
Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara
antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian
yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu
induk konvensional.memerlukan tempat terbuka yang ckup
luas.
2. Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :
Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai
isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu
dengan bagian lain yang bertegangan, maupun
antara bagian yang bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini
disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat
yang sempit
 Bedasarkan sistem rel (busbar).
Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting)
antara transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik
lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik.
Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi
beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Gardu Induk sistem ring busbar :
Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada
gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
(terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
2. Gardu Induk sistem single busbar :
Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.ada
umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang
berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem
transmisi.Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat
gambar 3.
13. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Peralatan Bantu ( auxiliary
instrument ) pada trafo Daya.
1. Transformator Daya.

MEDIA
No MACAM Dalam Trafo Luar Trafo
SISTEM Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
PENDINGIN* Alamiah Paksa Alamiah Paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3
dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3
dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3
dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3
dan 7
2. Jelaskan Perbedaan Transformator Daya, Transformator Tegangan dan
Transformator Arus

Jelaskan Fungsi Utama Load Breaker Switch ( LBS ) dan sistem


Pengoperasiannya.
Alat yang digunakan untuk memutuskan dan menyambungkan Jaringan
Tegangan Menengah (JTM).
LBS bersifat on load dimana dapat dioperasikan ( Manual atau remote) pada
saat JTM dalam keadaan berbeban.
• Fungsi utama LBS yaitu sebagai alat pemutus arus baik disaat melokalisir
titik gangguan ataupun dipergunakan saat diperlukan pemadaman pada
zona atau wilayah tertentu yang bersifat terencana misalnya : pangkas
pohon, mutasi trafo dan perbaikan teknik yang biasanya dilaksanakan oleh
pihak ketiga atau rekanan dari PT PLN (PERSERO).
• LBS juga dapat digunakan sebagai alat untuk memanuver aliran arus dari
suatu SUTM ke SUTM lain.

• Meminimalisir semaksimal mungkin wilayah pemadaman.


• Untuk melokalisir gangguan atau memisahkan zona aman dengan zona
yang terganggu pada penyulang.
• Untuk mengamankan apabila ada pekerjaan yang memerlukan pemadaman
terencana dimana biasanya dikerjakan oleh pihak ketiga atau rekanan.
• LBS Manual
Cara kerjanya dengan memutar setang pemutar, maka pisau- pisau yang
berfungsi sebagai penghubung antara sumber tegangan (sourche) dan arah
beban ( load ) akan membuka atau menutup sambil menggerakan tuas
peredam busur api.
• LBS Remote
LBS Remote dioperasikan dari jarak jauh dengan media frekuensi radio
yang terhubung ke suatu sistem yang bernama SCADA (Supervisory Control
And Data Acquisition), dimana sistem ini dijalankan oleh operator yang
disebut Dispatcher. Pada saat darurat apabila pengoperasian jarak jauh
terkendala, LBS remote juga bisa di operasikan secara manual.

3. Jelaskan defenisi, fungsi dan tujuan penggunaan Recloser atau Pemutus Beban
Otomatis ( PBO ).
Suatu peralatan pengaman yang dapat mendeteksi arus lebih, memutus arus
dan menutup lagi secara otomatis dengan selang waktu dan jumlah penutupan
kembali yang dapat diatur.
Recloser juga biasa disebut dengan Pemutus Beban Otomatis (PBO).
Fungsi RC terhadap gangguan permanen adalah memisahkan lokasi dari
gangguan secara cepat dan akurat serta memperkecil pemadaman.
Fungsi RC terhadap gangguan sesaat adalah bilamana terjadi gangguan sesaat
dan sudah dianggap hilang (tereliminir), PBO akan masuk kembali, dengan
interval waktu Reclose sesuai setting, sehingga jaringan akan tetap normal.
Tujuan penggunaan Recloser
• Alat pengaman SUTM 20 kV terhadap arus lebih.
• Mempersingkat waktu pemadaman terutama terhadap gangguan sesaat.
• Meminimalisir daerah pemadaman secara otomatis.
• Meningkatkan pelayanan dengan menekan waktu lama padam.
Secara umum tata urutan kerja Recloser mulai saat mendapat sinyal relai
pengaman, membuka PMT dan masuk kembali, setelah PMT mendapat
perintah untuk membuka PMT, maka PMT akan membuka. Apabila gangguan
sesaat PMT akan menutup kembali, tetapi apabila gangguan permanen PMT
akan membuka terus sampai ditutup kembali secara manual maupun remote.
Jumlah buka tutup recloser dan selang waktunya dapat disetting.

SELAMAT MEMPERSIAPKAN UJIAN AKHIR SEMESTER ...


….SEMOGA SUKSES........

Anda mungkin juga menyukai