Anda di halaman 1dari 10

GARDU DISTRIBUSI

A. Pendahuluan

Pengertian umum yang dimaksud dengan Gardu Distribusi adalah suatu tempat/ bangunan instalasi listri
yang didalamnya terdapat alat-alat : Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo distribusi untuk mendistribusikan
tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen.

Fungsi Gardu Distribusi Adalah Sebagai Berikut :

1. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen tegangan rendah.


2. Menurut tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya disalurkan kekonsumen tegangan
rendah.
3. Menyalurkan/ meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu distribusi lainnya dan ke gardu
hubung.

B. Jenis-Jenis Gardu Induk

1. Gardu kios adalah Gardu Distribusi yang pembangunannya bisanya bersifat untuk sementara saja selama
ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari rangka besi dan dindingnya dari Seng serta lantainya
biasanya terbuat dari kayu atau beton. Ruangan pada gardu ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Ruangan
Tegangan Menengah, Ruang Trafo dan Ruang Tegangan Rendah
2. Gardu Beton/ Tembok Sesuai dengan namanya maka gardu ini ter buat dari beton. Type dari bagunan ini
bermacam-macam sesuai dengan lokasi dan kebutuhan . Kapasitas transformator yang dipasang pada gardu
ini dapat lebih besar dibandingkan dengan gardu-gardu sebelumnnya yang sudah dijelaskan.
Jumlah Trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini bargantung
dari kebutuhan dan lokasi yang ada. Oleh Karena peralatan tegangan menengah berada didalam cubikel
maka gardu beton ini gardu beton Close type. Perlengkapan yang ada pada gardu ini antara lain Cubikel
dan Rak Tegangan Rendah dll.
Kubikel Kubikel sering disebut juga lamari TM yang berfungsi langsung sebagai alat penghubung dan
pemutus antara tegangan menengah (TM) atau arus yang masuk ke trafo (gardu yang lain). Transformator
Yang Digunakan :
1. Transformator Tegangan Transformator tegangan berfungsi sebagai penurun tegangan tinggi/
menengah menjadi tegangan rendah untuk besaran ukur sesuai dengan alat-alat ukur.
2. Transformator Arus Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan
tinggi/ menengah menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk besaran ukur, sesuai alat-alat
ukur.
3. Kombinasi transformator Arus dan Tegangan Yaitu suatu mesin listrik statis yang bekerja dengan
keras dan azas induksi yang berguna untuk mentransfer tenaga dari kumparan sekunder dengan
disertai perubahan arus dan tegangan sesuai dengan perbandingan transformator, tetapi
frekwensinya tetap.

Arrester
Arrester petiratau disingkat Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan tenaga listrikterhadap
suraya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi sistem tenaga listrik dengan cara
membatasi surja tegangan yang lebih dasn mengalirkannya ketanah.
Prinsip Kerja Arrester Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak
timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolator tetapi bila
timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus arus yang tinggi ke tanah.
Setelah Surja itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Pada pokoknya arrester ini terdiri dari
dua unsur, yaitu :

1. Sela api (spark gap)


2. Tahanan kran (valve resistor)

Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem
maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Seringkali masalah ini dapat dipecahkan hanya
dengan menerapkan cara-cara khusus pengaturan tegangan (voltage control) oleh karena itu sebenarnya arrester
terdiri dari tiga unsur diantaranya, yaitu :

1. Sela api (spark gap)


2. Tahanan kran (valve resistor)
3. Tahanan katup dan sistem pengaturan atau pembagian tegangan (grading sistem).

Macam-macam arrester Arrester yang diketahui terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Arrester jenis ekspulsi ( expulsion type) atau tabung pelindung( protektor tube). Arrester jenis ekspulsi
atau tabung pelindung Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang ada dalam tabung serat dan sela percik
batang yang ada diluar udara atau disebut juga sela seri, Arrester jenis katup Arrester jenis katup ini terdiri
dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai
karakteristik tidak linear.
2. Arrester katup (value type), Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.
Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tesebut menjadi penghantar.
Sela seri itu tidak bisa menghantar. Sela seri itu tidak bisa memutuskan arussusulan. Dalam hal ini ia
dibantu oleh tahanan tak linear yang mempunyai karakteristik tahanan arus kecil untuk arus besar dan
tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere. Arrester jenis
katup ini dibagi dalam toga jenis, yaitu :
 Arrester katup jenis gardu (Station)
 Arrester katup jenis saluran (intermediate)
 Arrester katup jenis distribusi untuk mesin-mesin (Distribution)

BAGIAN-BAGIAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

1. Jaringan Subtransmisi

Jaringan subtransmisi berfungsi menyalurkan daya listrik dari sumber daya besar menuju gardu induk yang terletak
di daerah tertentu. Biasanya menggunakan tegangan tinggi (70-150 kv) ataupun tegangan extra tinggi (500 kv)
dalam penyaluran tegangannya, hal dilakukan untuk berbagai alasan efisiensi, antara lain, penggunaan penampang
penghantar menjadi efisien, karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi diterapkan
(Sakti, 2008:4)

2 Gardu Induk Distribusi

Dibagi menjadi dua bagian yaitu Gardu Induk dan Gardu Hubung :

a. Gardu Induk (GI)

Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangannya menjadi
tegangan jaringan distribusi primer (Jaringan Tegangan Menengah/ JTM). Jadi pada bagian ini terjadi penurunan
tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke tegangan menengah 20 kv.

b. Gardu Hubung (GH)


Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah
dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM)
menuju gardu atau transformator distribusi.

3 Jaringan Distribusi Primer / Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Jaringan distribusi primer berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu / transformator
distribusi. Jaringan distribusi primer dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu induk dan atau dari pusat
pembangkit.

4 Gardu Distribusi (GD)

Gardu distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (tegangan menengah) menjadi tegangan sekunder
(tegangan rendah) yang biasanya 127/220 volt atau 220/ 380 Volt.

5 Jaringan Distribusi Sekunder/ Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Jaringan distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi tegangan rendah transformator
distribusi ke konsumen mengunakan jaringan hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan distribusi sekunder
127/ 220 Volt atau 220/ 380 Volt.

Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang tinggi
dipergunakan sistem kabel bawah tanah.

6 Sambungan Rumah

Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt, yaitu tegangan saluran beban
menghubung kepada peralatan. Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380 volt.

B. Macam-Macam Gardu Distribusi

Gardu distribusi dapat dibedakan dari beberapa hal yang diantaranya :

1. Gardu Hubung Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi untuk membagi beban pada sejumlah gardu
atau untuk menghubungkan satu feeder TM dengan feeder TM yang lain. Dengan demikian pada gardu ini
hanya dilengkapi peralatan hubung dan bila perlu misalnya untuk melayani konsumen TM dilengkapi
dengan alat pembatas dan pengukur.

2. Gardu Trafo

Gardu Trafo adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan energi listrik pada konsumen yang
memerlukan tegangan rendah. Dengan demikian pada gardu trafo dipasang/ditempatkan satu atau dua
trafodistribusi yang dipergunakan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah selain dari
peralatan hubungnya untuk melayani konsumen tegangan rendah.

3. Gardu Open Type (Gardu Sel)


Gardu open type adalah gardu distribusi yang mempunyai peralatan hubung terbuka. Dimana dalam
bekerjanya pisau-pisau dalam peralatan hubung, dapat dengan mudah dilihat mata biasa (dapat diawasi) baik
pada saat masuk (menutup) atau saat keluar (membuka). Biasanya tempat pemasangan peralatan hubung
semacam ini diberi sekat antara satu dengan yang lainnya yang terbuat dari tembok dan karena hal ini, gardu
tembol open type sering disebut gardu sel

4. Gardu Closed Type (Gardu Kubikel)

Gardu closed type adalah gardu distribusi baik gardu trafo atau gardu hubung yang memiliki peralatan hubung
tertutup. Dimana peralatan hubung baik untuk incoming, aut going, pengamatan trafo dan sebagainnya
ditempatkan dalam suatu lemari khusus yang tertutup sehingga bekerjanya pisau-pisau peralatan hubung tidak
dapat dilihat yang disebut kubikel, untuk ini gardu dengan type ini sering disebut sebagai gardu kubikel.

5. Gardu Tembok (Gardu Beton)

Gardu tembok adalah gardu trafo /hubung yang secara keseluruhan konstruksinya tersebut dari tembok/beton.

6. Gardu Kios (Gardu Besi)

Gardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.

Konstruksi Gardu Kios 7.

Gardu Portal Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada 2 buah tiang
atau lebih.

8. Gardu Kontrol

Gardu kontrol adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada satu tiang.

C. Transformator Distribusi

Sebelum mengenl trafo nya, harus memahami apa itu trafo industri. Trafo Distribusi adalah merupakan suatu
komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada
Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran
listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan
akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi
yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung
saluran/konsumen. Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi
ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang
diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik, makan trafo
harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang tepat. Trafo dapat dibedakan
berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo
150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV dan trafo 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20 kV.

Trafo Distribusi dan bagiannya

Bagian-bagian trafo distribusi adalah :

 Primary winding
 Secondary winding
 Core

Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ketegangan distribusi
220/380V sehingga peralatannya adalah unit trafo( 3 phase ).

Beberapa Komponen Trafo Distribusi

1. Kumparan Tersier :

Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau tertiary winding . Ini
diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain.

Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone,
kapasitor shunt dan reactor shunt.

2. Media pendingin :

Minyak trafo harus memenuhi syarat diantaranya. :

a. ketahanan isolasi ( >10kV/mm )

b. Berat jenis harus kecil

c. Viskositas Rendah

d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan

e. Tidak merusak bahan isolasi pada t ( sifatkimia ‘y)

Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau energi listrik dengan tegangan distribusi
supaya jumlah energi yang tercecer dan hilang pada saluran tidak terlalu banyak. Untuk mengurangi panas akibat
pembebanan pada transformator, maka diperlukan pendinginan. Menurut jenis pendinginannya, transformator
distribusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Transformator konvensional

2. Transformator lengkap dengan pengaman sendiri

3. Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder Transformator konvensional, peralatan sistem
pengamanannya terdapat diluar transformator, sedangkan transformator dengan pengaman sendiri
terdapat di dalam transformator itu sehingga dikenal juga dengan Transformator Berpengaman Sendiri (BPS). Untuk
maksud penyesuaian dengan tegangan beban, pada belitan sisi tegangan tinggi sering diberi sadapan (tapping),
sehingga dapat dipilih sampai 5% diatas atau 10% dibawah tegangan nominalnya

Gardu Tiang Trafo (GTT)

Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan
jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang
ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi
Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah
380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung dengan daerah pelayanan
konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap unit GTT
disalurkan empat jurusan.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan
masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang didesain
khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang
termasuk sisi primer, sebagai berikut :

 Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo)


 Cut Out (CO)
 Ligthning Arrester (LA)
 Saluran masukan

1. Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo

Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung berdasarkan besar
kapasitas daya trafo terpasang.

single line GTT

Cut Out

Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai membuka dan menutup saluran ke
GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar . CO sebagai
pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila
dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena,
SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT. Pada saat ada gangguan hubung singkat pada
saluran ke trafo atau pada unit trafonya. Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF. Besar
kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan
berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse
link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar
kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

Lightning Arrester

Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, system
pemasangan LA, sebagai berikut :

LA dipasang antara SUTM dan CO


Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan
ketanah. Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan arus sisa
gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.

1. PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai berikut:

 Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan
sambungan pelayanan.
 Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan dan
keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan mekanis.
 Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;
o Satu sakelar masuk sirkit masuk
o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau MCCB).
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk atau
arus maksimal beban penuh.
o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel, temperature ruang
dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.
o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3
kV dari system tegangan nominal.

PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan melindungi, serta
membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai. Untuk instrument ukur indicator dan
terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:

 Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.
 Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur minimal Volt meter dan
Ampere meter.
 Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.
 Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya dan ukuran
penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel harus minimum sama
dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian.
 Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya tersebut tidak
akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.

Tipe-tipe Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 KV

Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu
Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.

A. Jaringan Radial

Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang paling sederhana
dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana
trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini
adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan
karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut
mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu
distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.

B. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh padam
(Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan
Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulangterkoneksi ke gardu pelanggan
khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke
penyulang lain.

C. Jaringan Lingkar (Loop)

Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini dimungkinkan
pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
D. Jaringan Spindel

Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring.
Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan
tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang
akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah
(JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada
pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari
gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah
(TR) atau tegangan menengah (TM).

E. Sistem Gugus atau Sistem Kluster

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai
kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.

Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka
penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.

Anda mungkin juga menyukai