2. Dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur ACV 9 Volt yang
dihasilkan oleh gulungan skunder dari sebuah transformator penyesuai tegangan
(transformator adaptor). Uraikan langkah-langkah pengukuran yang Andalakukan.
3. Masih dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur DCV 6 Volt
yang dihasilkan oleh sebuah catu daya (power supply). Langkah-langkah pengukuran yang
harus Anda lakukanadalah.
4. Dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur tegangan pada
sebuah baterai kering (dry cell) tipe UM-1. Langkah-langkah pengukuran yang harus Anda
lakukan adalah.
Fungsi Ohm-Meter
• Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan
suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran
arus listrik.
• Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika.
• Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf
“R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu
Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan
Jerman.
• Batas ukur (range) pada posisix1, x10, atau
kW, sesuaikebutuhan.
Pengecekan trafo • Ujung dari kedua kabel penyidik
(probes)dipertemukan.
• Menggunakan tombol pengatur posisi jarum
pada angka nol (zero adjustment), atur
posisi jarum pada papan skala hingga
menunjukkan angkanol.
• Mengacu pada gambar letakkan ujung kabel
penyidik (probes) secara sembarang (acak)
ke titik-titik terminal dari gulungan primer(P).
• Jarumpadapapanskalabergerakkekanan,artiny
a:gulunganprimer(P)
• transformator masih baik dan dapat
• Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara
digunakan.
sembarang (acak) ke titik- titik terminal
dari gulungan skunder(S).
• Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan skunder(S)
• transformator masih baik dan dapat digunakan.
• Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ketitik terminal dari
gulungan primer (P) dan gulungan titik terminal gulungan skunder(S).
• Jarum pada papan skala tidak bergerak, artinya : isolator yang mengisolasi gulungan
primer (P) dari gulungan skunder (S) masih berfungsi, transformator masih baik dan
dapat digunakan.
Pengecekan coil
W
D A
C C
V V
DCmA
D A
C C
V V
DCmA
LANGKAH PENGUKURAN THERMISTOR
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW sesuaikebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. Mengacu pada gambar 16, letakkan kedua ujung kabel penyidik ( probes) secara
sembarang (acak) pada kedua kaki thermistor (NTCR atauPTCR).
6. Pada pengukuran NTCR; dengan korek api, panasi NTCR, jarum pada papan skala
menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : NTCR masih baik dan
dapatdigunakan.
7. Pada pengukuran PTCR; dengan korek api, panasi PTCR, jarum pada papan skala
menunjukkan nilai satuan Ohm yang besar, artinya : NTCR masih baik dan dapat
digunakan.
5. Mengukur Kapasitor
• Kapasitor adalah komponen
elektronik yang dirancang untuk
dapat menyimpan dan
membuang Tegangan ArusListrik
Searah(Direct
CurrentVoltage/DCV).
• Kapasitor terbagi dalam dua jenis.
Pertama, kapasitor yang memiliki
kutub positip (+) dan negatip (-).
Dalam teknik elektronika disebut
kapasitor polar (polarised
capacitor). Kedua, kapasitor yang
tidak memiliki kutub positip (+)
dan negatip (-). Disebut kapasitor
non polar (unpolarised capacitor).
Kegunaan
kapasitor dlm
rangkaian
1. Sebagai Penyimpan arus atau 1. Sebagai Pembangkit
tegangan listrik Frekuensi dalam Rangkaian
2. Sebagai Konduktor yang Osilator
dapat melewatkan arus AC 2. Sebagai Penggeser Fasa
(Alternating Current) 3. Sebagai Pemilih Gelombang
3. Sebagai Isolator yang Frekuensi (Kapasitor Variabel
menghambat arus DC (Direct yang digabungkan dengan
Current) Spul Antena dan Osilator)
4. Sebagai Filter dalam
Rangkaian Power Supply
(Catu Daya)
5. Sebagai Kopling
1. Atur saklar jangkauan ukur pada
posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1,
x10 atau k sesuaik ebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik
(probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur
posisi jarum pada angka nol (zero
adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan
angkanol.
5. Mengacu pada gambar , letakkan
kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki positip (+)
kapasitor non polar (kaki positip
KAPASITORNON POLAR biasanya berukuran lebih panjang
W
ketimbang kaki negatip), kabel
D A
C
penyidik (probes) warna hitam (-) ke
C
V V kakinegatip.
DCmA
6. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian
kembali ke kiri, artinya : kapasitor polar masih baik dan dapat
digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke kanan dan
tidak kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak
dan tidak dapatdigunakan).
7.Perhatikan kembali gambar letakkan ujung kabel penyidik
(probes) warna merah (+) dan kabel penyidik (probes) warna
hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor nonpolar.
8. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit),
artinya : kapasitor non polar masih baik dan dapat digunakan.
(Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan, artinya :
kapasitor non polar sudah rusak dan tidak dapatdigunakan).
6. Mengukur Dioda
• Dioda adalah komponen
elektronik yang memiliki dua
elektroda yaitu; (1) Anoda (a),
dan (2) Katoda (k). Mengikuti
anak panah pada simbol dioda
(gambar 23), arus listrik
mengalir hanya satu arah yaitu
dari Anoda ke Katoda.
• Arus listrik tidak akan mengalir
dari Katoda ke Anoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari:
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-
ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW sesuaikebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. Mengacu pada gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik ( probes) warna merah
(+) pada kaki Anoda dari dioda, ujung kabel penyidik ( probes) warna hitam (-)
diletakkan pada kaki Katoda daridioda.
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda masih baik dan
dapatdigunakan.
7. Perhatikan kembali gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik ( probes) warna
merah (+) pada kaki Katoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam
(-) diletakkan pada kaki Anoda daridioda.
8. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda sudah rusak dan tidak
dapatdigunakan.
7. Mengukur Transistor BJT
• Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang
disambung secara berbalikan.
• Dioda yang pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda
yang kedua dibentuk oleh Basis-Kolektor.
• Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi
sebagai Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis
berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Emitor dan Emitor.
• Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi sebagai Anoda
(+) terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan
Kolektor berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Basis
Fungsi Transistor
1. sebagai Penyearah,
2. sebagai Penguat tegangan dan daya,
3. sebagai Stabilisasi tegangan,
4. sebagai Mixer,
5. sebagai Osilator
6. sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung
Sirkuit)
Menetapkan Kaki dari Transistor
Untuk Transistor Tipe PNP.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan angka nol.
5. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
6. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna merah diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
7. Kabel penyidik (probes) warna hitam diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama berarti kaki transistor pada titik A =
kaki Basis.
8. Batas ukur pada posisi 100K
9. Kabel penyidik warna merah tempatkan di titik B sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
hitam tempatkan di titik C tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
10. Kabel penyidik warna merah tempatkan di titik C sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
hitam tempatkan di titik B tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
11. Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada langkah 9, nilai hambatannya LEBIH BESAR
(jaum bergerak lebih sedikit ke kanan) dibanding dengan nilai resistan dari hasil pengukuran pada
langkah 10 kaki transistor pada titik B adalah kaki Emitor, titik C adalah kaki Kolektor
Menetapkan Kaki dari Transistor
Untuk Transistor Tipe NPN.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan angka nol.
5. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
6. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna hitam diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
7. Kabel penyidik (probes) warna merah diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama berarti kaki transistor pada titik A =
kaki Basis.
8. Batas ukur pada posisi 100K
9. Kabel penyidik warna hitam tempatkan di titik B sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
merah tempatkan di titik C tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
10. Kabel penyidik warna hitam tempatkan di titik C sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
merah tempatkan di titik B tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
11. Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada langkah 9, nilai hambatannya LEBIH BESAR
(jaum bergerak lebih sedikit ke kanan) dibanding dengan nilai resistan dari hasil pengukuran pada
langkah 10 kaki transistor pada titik B adalah kaki Emitor, titik C adalah kaki Kolektor