Anda di halaman 1dari 58

AVO METER ANALOG

Persiapan Awal AVO Meter Analog


1. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan
(manual instruction) Multimeter yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada
posisi yang sesuai dengan besaran yang akan
diukur.
3. Batas ukur (range) Multimeter harus berada
pada posisi angka yang lebih besar dari nilai
besaran listrik yang akan diukur.
Persiapan Awal AVO Meter Analog
4. Sekrup pengatur posisi jarum (preset) digunakan untuk
mengatur posisi jarum pada angka nol.
5. Tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero
adjustment) digunakan untuk meletakkan jarum pada
posisi angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
pengukuran nilai tahanan/resistans (resistance). Untuk
keperluan ini, ujung dari kedua kabel penyidik
disatukan, tombol diputar- putar untuk memperoleh
posisi jarum pada angka nol.
6. Setelah selesai pemakaian posisikan saklar jangkauan
ke OFF
Fungsi Volt-meter
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua
titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt.
Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan
listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik
Transformator
Transformator adalah komponen elektronik yang
dirancang untuk dapat memindahkan Tegangan
Arus Listrik Bolak Balik/Alternating Current
Voltage (ACV) dari gulungan primer (P) ke
gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan
langsung antara kedua gulungan tersebut
Transformator
RESUME
1. Dengan Multimeter yang memiliki batas ukur (range); 10-50-250-500, dan 1000 DCV/ACV,
Anda ditugaskan mengukur tegangan listrik bolak-balik pada jala/jaringan listrik dari PLN
yang ada di lab. Langkah- langkah pengukuran yang harus Anda lakukan adalah.

2. Dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur ACV 9 Volt yang
dihasilkan oleh gulungan skunder dari sebuah transformator penyesuai tegangan
(transformator adaptor). Uraikan langkah-langkah pengukuran yang Andalakukan. 

3. Masih dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur DCV 6 Volt
yang dihasilkan oleh sebuah catu daya (power supply). Langkah-langkah pengukuran yang
harus Anda lakukanadalah.

4. Dengan alat yang sama seperti pada butir 1, Anda ditugaskan mengukur tegangan pada
sebuah baterai kering (dry cell) tipe UM-1. Langkah-langkah pengukuran yang harus Anda
lakukan adalah.
Fungsi Ohm-Meter
• Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan
suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran
arus listrik.
• Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika.
• Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf
“R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu
Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan
Jerman.
• Batas ukur (range) pada posisix1, x10, atau
kW, sesuaikebutuhan.
Pengecekan trafo • Ujung dari kedua kabel penyidik
(probes)dipertemukan.
• Menggunakan tombol pengatur posisi jarum
pada angka nol (zero adjustment), atur
posisi jarum pada papan skala hingga
menunjukkan angkanol.
• Mengacu pada gambar letakkan ujung kabel
penyidik (probes) secara sembarang (acak)
ke titik-titik terminal dari gulungan primer(P).
• Jarumpadapapanskalabergerakkekanan,artiny
a:gulunganprimer(P)
• transformator masih baik dan dapat
• Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara
digunakan.
sembarang (acak) ke titik- titik terminal
dari gulungan skunder(S).
• Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan skunder(S)
• transformator masih baik dan dapat digunakan.
• Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ketitik terminal dari
gulungan primer (P) dan gulungan titik terminal gulungan skunder(S).
• Jarum pada papan skala tidak bergerak, artinya : isolator yang mengisolasi gulungan
primer (P) dari gulungan skunder (S) masih berfungsi, transformator masih baik dan
dapat digunakan.
Pengecekan coil
W

D A
C C
V V

DCmA

• Atur saklar jangkauan ukur pada posisiW.


• Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW, sesuaikebutuhan.
• Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
• Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment), atur posisi jarum
pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
• Mengacu pada gambar 28, letakkan ujung kabel penyidik ( probes) secara sembarang (acak)
terminal dari gulungan(coil/winding).
• Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : gulungan (coil/winding) masih baik
dan dapat digunakan.
• Jarum pada papan skala tidak bergerak ke kanan, artinya : gulungan ( coil/winding) sudah rusak
dan tidak dapatdigunakan.
Fungsi-fungsi Resistor
1. Sebagai Pembatas Arus listrik
2. Sebagai Pengatur Arus listrik
3. Sebagai Pembagi Tegangan listrik
4. Sebagai Penurun Tegangan listrik
1. RESISTOR TETAP/Fixed Resistor
Resistor yang
nilainya tetap
HI-CO-ME-O-KU-HI-BI-U-A-P-E-P
Bentuk dan Simbol Fixed Resistor
Carbon Composition Resistor (Resistor
Komposisi Karbon)
• Terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur
dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya
(binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang
diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai
hambatannya.
• Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω
sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
• Terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang
dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada
proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film
Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi
yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika
dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
• Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran
biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W
hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon
Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga
155°C.
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

• Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang


dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat
Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar 
dan ketebalan spiral logam.
• Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film
ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis
Resistor yang ada (Carbon Composition
Resistor dan Carbon Film Resistor).
LANGKAH PENGUKURAN R TETAP
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau k, tergantung dari nilai resistor
yang akan diukur.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
5. Letakkan secara sembarang (acak) kedua ujung kabel penyidik (probes) pada
kaki komponen yang akan diukur.
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjukkan nilai satuan Ohm yang
sama (atau mendekati) dengan nilai satuan Ohm dari resistor berdasarkan pita
warna, artinya : resistor masih baik dan dapat digunakan.
7. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai resistor berdasarkan pita warna yang
ada di badan resistor tersebut.
2. RESISTOR VARIABEL
Variabel resistor adalah
resistor yang dapat berubah
nilai satuan Ohm-nya
dengan cara memutar-
mutar tuas pemutar atau
sekrup yang menggerakkan
kontak geser/penyapu
(wiper) yang terdapat di
dalam resistor tersebut.
LANGKAH PENGUKURAN R VARIABEL
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi 
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau k, tergantung dari nilai variabel resistor
yang akan diukur.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur
posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal a dan b dari variabel resistor.
6. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).
7. Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kanan, artinya : variabel resistor masih baik dan
dapat digunakan.
8. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal b dan c dari variabel resistor.
9. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).
10.Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya : variabel resistor masih baik dan
dapat digunakan.
3. RESISTOR PEKA CAHAYA
Resistor Peka Cahaya/Light Dependence
Resistor (LDR) adalah sebuah resistor yang
berfungsi sebagai input transducer (sensor)
dimana nilai satuan Ohm-nya dipengaruhi oleh
cahaya yang jatuh di permukaan LDR tersebut.
Sebagai acuan, ditempat gelap, nilai satuan
Ohm dari LDR = 1MΩ (1 Mega
Ohm/1000.000Ω). Ditempat terang nilai satuan
Ohm dari LDR = 100Ω.
LANGKAH PENGUKURAN LDR
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW, sesuaikebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) pada kedua
kakiLDR.
6. Menggunakan lampu senter (flashlight) sinari permukaan LDR, jarum bergerak ke
kanan, menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : LDR masih baik dan
dapatdigunakan.
7. Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala bergerak ke kiri, artinya :LDR
masih dapat digunakan.
Catatan, ditempat gelap, nilai satuan Ohm dari LDR = 1M (1 Mega Ohm), ditempat
terang nilai satuan Ohm dari LDR = 100 Ohm.
4. Mengukur Thermistor
Thermistor (Thermally sensitive
resistor) adalah sebuah resistor
yang dirancang khusus untuk
peka terhadap suhu.
1. Negative Temperature
Coefficient Resistor (NTCR),
jika mendapat panas, nilai
satuan Ohm-nya berkurang,
misal pada suhu 250 C nilai
satuan Ohm-nya = 47 kilo
Ohm (47kW).
2. Positive Temperature
Coefficient Resistor (PTCR),
jika mendapat panas, nilai
satuanOhm- nya bertambah.
W

D A
C C
V V

DCmA
LANGKAH PENGUKURAN THERMISTOR
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW sesuaikebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. Mengacu pada gambar 16, letakkan kedua ujung kabel penyidik ( probes) secara
sembarang (acak) pada kedua kaki thermistor (NTCR atauPTCR).
6. Pada pengukuran NTCR; dengan korek api, panasi NTCR, jarum pada papan skala
menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : NTCR masih baik dan
dapatdigunakan.
7. Pada pengukuran PTCR; dengan korek api, panasi PTCR, jarum pada papan skala
menunjukkan nilai satuan Ohm yang besar, artinya : NTCR masih baik dan dapat
digunakan.
5. Mengukur Kapasitor
• Kapasitor adalah komponen
elektronik yang dirancang untuk
dapat menyimpan dan
membuang Tegangan ArusListrik
Searah(Direct
CurrentVoltage/DCV).
• Kapasitor terbagi dalam dua jenis.
Pertama, kapasitor yang memiliki
kutub positip (+) dan negatip (-).
Dalam teknik elektronika disebut
kapasitor polar (polarised
capacitor). Kedua, kapasitor yang
tidak memiliki kutub positip (+)
dan negatip (-). Disebut kapasitor
non polar (unpolarised capacitor).
Kegunaan
kapasitor dlm
rangkaian
1. Sebagai Penyimpan arus atau 1. Sebagai Pembangkit
tegangan listrik Frekuensi dalam Rangkaian
2. Sebagai Konduktor yang Osilator
dapat melewatkan arus AC 2. Sebagai Penggeser Fasa
(Alternating Current) 3. Sebagai Pemilih Gelombang
3. Sebagai Isolator yang Frekuensi (Kapasitor Variabel
menghambat arus DC (Direct yang digabungkan dengan
Current) Spul Antena dan Osilator)
4. Sebagai Filter dalam
Rangkaian Power Supply
(Catu Daya)
5. Sebagai Kopling
1. Atur saklar jangkauan ukur pada
posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1,
x10 atau k  sesuaik ebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik
(probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur
posisi jarum pada angka nol (zero
adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan
angkanol.
5. Mengacu pada gambar , letakkan
kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki positip (+)
kapasitor non polar (kaki positip
KAPASITORNON POLAR biasanya berukuran lebih panjang
W
ketimbang kaki negatip), kabel
D A
C
penyidik (probes) warna hitam (-) ke
C
V V kakinegatip.
DCmA
6. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian
kembali ke kiri, artinya : kapasitor polar masih baik dan dapat
digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke kanan dan
tidak kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak
dan tidak dapatdigunakan).
7.Perhatikan kembali gambar letakkan ujung kabel penyidik
(probes) warna merah (+) dan kabel penyidik (probes) warna
hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor nonpolar.
8. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit),
artinya : kapasitor non polar masih baik dan dapat digunakan.
(Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan, artinya :
kapasitor non polar sudah rusak dan tidak dapatdigunakan).
6. Mengukur Dioda
• Dioda adalah komponen
elektronik yang memiliki dua
elektroda yaitu; (1) Anoda (a),
dan (2) Katoda (k). Mengikuti
anak panah pada simbol dioda
(gambar 23), arus listrik
mengalir hanya satu arah yaitu
dari Anoda ke Katoda.
• Arus listrik tidak akan mengalir
dari Katoda ke Anoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari:
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-
ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kW  sesuaikebutuhan.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment),
atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angkanol.
5. Mengacu pada gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik ( probes) warna merah
(+) pada kaki Anoda dari dioda, ujung kabel penyidik ( probes) warna hitam (-)
diletakkan pada kaki Katoda daridioda.
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda masih baik dan
dapatdigunakan.
7. Perhatikan kembali gambar 24, letakkan ujung kabel penyidik ( probes) warna
merah (+) pada kaki Katoda dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam
(-) diletakkan pada kaki Anoda daridioda.
8. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya : dioda sudah rusak dan tidak
dapatdigunakan.
7. Mengukur Transistor BJT
• Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang
disambung secara berbalikan.
• Dioda yang pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda
yang kedua dibentuk oleh Basis-Kolektor.
• Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi
sebagai Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis
berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Emitor dan Emitor.
• Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi sebagai Anoda
(+) terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan
Kolektor berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Basis
Fungsi Transistor
1. sebagai Penyearah,
2. sebagai Penguat tegangan dan daya,
3. sebagai Stabilisasi tegangan,
4. sebagai Mixer,
5. sebagai Osilator
6. sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung
Sirkuit)
Menetapkan Kaki dari Transistor
Untuk Transistor Tipe PNP.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan angka nol.
5. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
6. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna merah diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
7. Kabel penyidik (probes) warna hitam diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama berarti kaki transistor pada titik A =
kaki Basis.
8. Batas ukur pada posisi 100K 
9. Kabel penyidik warna merah tempatkan di titik B sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
hitam tempatkan di titik C tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
10. Kabel penyidik warna merah tempatkan di titik C sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
hitam tempatkan di titik B tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
11. Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada langkah 9, nilai hambatannya LEBIH BESAR
(jaum bergerak lebih sedikit ke kanan) dibanding dengan nilai resistan dari hasil pengukuran pada
langkah 10 kaki transistor pada titik B adalah kaki Emitor, titik C adalah kaki Kolektor
Menetapkan Kaki dari Transistor
Untuk Transistor Tipe NPN.
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
2. Batas ukur (range) pada posisi x1.
3. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes)dipertemukan.
4. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol ( zero adjustment), atur posisi jarum pada
papan skala hingga menunjukkan angka nol.
5. Letakkan kedua kabel penyidik (probes) secara bergantian di ketiga kaki transistor.
6. Misalkan, kabel penyidik (probes) warna hitam diletakkan pada titik A dari kaki transistor.
7. Kabel penyidik (probes) warna merah diletakkan secara bergantian di titik B dan C, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang hampir sama berarti kaki transistor pada titik A =
kaki Basis.
8. Batas ukur pada posisi 100K 
9. Kabel penyidik warna hitam tempatkan di titik B sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
merah tempatkan di titik C tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
10. Kabel penyidik warna hitam tempatkan di titik C sambil dipegang dengan tangan dan kabel penyidik
merah tempatkan di titik B tempelkan jari lain ke titik A (kaki basis) perhatikan pergerakan jarumnya.
11. Jika nilai tahanan (resistance) dari hasil pengukuran pada langkah 9, nilai hambatannya LEBIH BESAR
(jaum bergerak lebih sedikit ke kanan) dibanding dengan nilai resistan dari hasil pengukuran pada
langkah 10 kaki transistor pada titik B adalah kaki Emitor, titik C adalah kaki Kolektor

Anda mungkin juga menyukai