Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FOTOGRAFI

OLEH
FAHRUL JUANDA
NIM.19033022/2019

DOSEN PEMBIMBING
Dra. Yenni Darvina, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Gambarkanlah Pembentukan Bayangan Pada Lensa Positif Dan Lensa Negatif

B. Jelaskan Susunan Lensa Pada Kamera

Susunan lensa pada kamera sering disebut sebagai sistem optik kamera atau lensa
kamera. Sistem optik kamera terdiri dari beberapa lensa yang dirangkai bersama untuk
memfokuskan cahaya ke sensor kamera atau film. Ada beberapa jenis susunan lensa pada
kamera, namun pada umumnya terdiri dari beberapa elemen lensa yang disusun secara
seri dan paralel.
Pada kamera sederhana, biasanya hanya terdiri dari satu atau dua elemen lensa,
sedangkan pada kamera yang lebih canggih, sistem optik kamera dapat terdiri dari
banyak elemen lensa, bahkan bisa mencapai puluhan elemen. Setiap elemen lensa
memiliki tugasnya masing-masing dalam memproses cahaya yang masuk ke dalam
kamera.

Susunan lensa pada kamera juga mempengaruhi bagaimana cahaya diarahkan ke


sensor atau film. Sebagai contoh, pada lensa telefoto, susunan lensa yang terdiri dari
banyak elemen dapat membantu memperbesar gambar dari jarak jauh, sementara pada
lensa wide-angle, susunan lensa yang terdiri dari elemen yang lebih sedikit dapat
membantu memperluas bidang pandang.

Beberapa jenis susunan lensa pada kamera, antara lain:

1. Lensa tunggal (single lens): terdiri dari satu elemen lensa saja.
2. Lensa ganda (doublet): terdiri dari dua elemen lensa yang dipasangkan bersama.
3. Lensa triplet: terdiri dari tiga elemen lensa.
4. Lensa zoom: terdiri dari beberapa elemen lensa yang dapat digerakkan untuk
memperbesar atau memperkecil gambar.
5. Lensa fisheye: terdiri dari beberapa elemen lensa yang dapat menghasilkan gambar
dengan efek distorsi melengkung.
6. Lensa makro: terdiri dari beberapa elemen lensa yang dapat memfokuskan gambar
dengan jarak dekat.
C. Jelaskan Pembentukan Bayangan Pada Kamera

Pembentukan bayangan pada kamera melibatkan proses pembiasan cahaya pada


lensa kamera, yang diarahkan ke sensor kamera atau film untuk membentuk gambar.
Berikut adalah beberapa tahap pembentukan bayangan pada kamera:

1. Cahaya masuk ke dalam lensa kamera: Cahaya masuk ke dalam lensa kamera melalui
aperture atau diafragma, yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa.
2. Pembiasan cahaya pada lensa kamera: Cahaya yang masuk ke dalam lensa kamera
melewati beberapa elemen lensa yang dirangkai bersama. Setiap elemen lensa
memiliki kemampuan untuk membias cahaya, sehingga membentuk gambar yang
jelas dan tajam.
3. Pemfokusan cahaya pada sensor kamera atau film: Cahaya yang telah dibias pada
lensa kamera akan difokuskan pada sensor kamera atau film melalui proses refleksi
dan refraksi. Pada kamera DSLR, proses ini melibatkan mirror dan pentaprism,
sedangkan pada kamera mirrorless, proses ini dilakukan langsung pada sensor.
4. Pembentukan gambar: Cahaya yang telah difokuskan pada sensor kamera atau film
membentuk bayangan dari subjek yang difoto. Bayangan tersebut diubah menjadi
sinyal listrik oleh sensor kamera atau ditangkap oleh film.
5. Penyimpanan gambar: Sinyal listrik atau gambar pada film akan diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan gambar yang dapat disimpan dalam format digital atau fisik.

Faktor-faktor seperti jarak subjek, aperture atau diafragma, dan pengaturan fokus
pada lensa kamera dapat mempengaruhi pembentukan bayangan pada kamera. Oleh
karena itu, dalam memotret, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini
untuk memperoleh hasil yang terbaik.

D. Jelaskan Cara Pengaturan Fokus Dari Lensa Kamera Untuk Berbagai Jarak
Pemotretan

Pengaturan fokus pada lensa kamera sangat penting untuk menghasilkan gambar
yang tajam dan jelas. Setiap lensa memiliki cara pengaturan fokus yang berbeda, namun
pada umumnya, ada beberapa cara umum dalam mengatur fokus pada lensa kamera.
Berikut adalah cara pengaturan fokus dari lensa kamera untuk berbagai jarak pemotretan:

1. Fokus manual: pada lensa kamera manual, pengaturan fokus dilakukan dengan cara
memutar cincin fokus pada lensa untuk mendapatkan fokus yang tepat. Untuk jarak
pemotretan yang jauh, cincin fokus diputar searah jarum jam, sedangkan untuk jarak
dekat, cincin fokus diputar berlawanan arah jarum jam.
2. Fokus otomatis: pada lensa kamera otomatis, pengaturan fokus dilakukan dengan
menekan tombol autofocus (AF) pada kamera. Autofocus akan mengatur fokus secara
otomatis berdasarkan jarak subjek dengan kamera. Pada lensa zoom, fokus otomatis
juga dapat diatur dengan memutar cincin zoom pada lensa.
3. Fokus jarak tak terhingga: fokus jarak tak terhingga digunakan untuk pemotretan
pada jarak yang sangat jauh. Pada beberapa lensa, ada tanda "∞" pada cincin fokus
untuk menandakan fokus jarak tak terhingga. Cincin fokus diputar hingga menunjuk
tanda tersebut untuk mendapatkan fokus yang tepat.
4. Fokus makro: fokus makro digunakan untuk pemotretan pada jarak yang sangat
dekat. Pada beberapa lensa, ada mode makro pada tombol fokus yang dapat
diaktifkan untuk memfokuskan gambar pada jarak yang sangat dekat.

Selain itu, pengaturan fokus juga dapat dilakukan dengan bantuan fitur bantuan fokus
seperti peaking atau focus assist pada kamera mirrorless, yang dapat membantu
fotografer untuk melihat area yang tepat dalam fokus pada tampilan live view atau
viewfinder.

Untuk menghasilkan gambar yang tajam dan jelas, penting untuk memilih pengaturan
fokus yang tepat tergantung pada jarak dan kondisi pemotretan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan latihan dan eksperimen dengan berbagai cara pengaturan fokus pada lensa
kamera untuk memperoleh hasil yang maksimal.

E. Tentukan Pengaturan Shutter Sped, Diafrahma, Iso, Untuk Berbagai Kondisi


Pencahayaan Di Dalam Dan Diluar Ruangan Tempat Pemotretan

Pengaturan shutter speed, diafragma, dan ISO yang tepat untuk kondisi
pencahayaan yang berbeda akan bervariasi tergantung pada kebutuhan dan preferensi
fotografer serta kamera yang digunakan. Namun, berikut adalah beberapa panduan umum
yang dapat membantu:

1. Kondisi pencahayaan di dalam ruangan:


a. Shutter speed: 1/60 - 1/125 detik, tergantung pada cahaya yang tersedia dan
apakah Anda menggunakan tripod atau tidak.
b. Diafragma: f/2.8 - f/5.6, tergantung pada lensa dan kedalaman lapangan yang
diinginkan
c. ISO: 400 - 800, tergantung pada kamera dan apakah ada lampu tambahan atau
tidak.
2. Kondisi pencahayaan di luar ruangan pada hari yang cerah:
a. Shutter speed: 1/500 - 1/1000 detik, tergantung pada kecepatan subjek yang difoto
dan apakah Anda ingin mengaburkan latar belakang atau tidak.
b. Diafragma: f/5.6 - f/11, tergantung pada lensa dan kedalaman lapangan yang
diinginkan.
c. ISO: 100 - 200, tergantung pada kamera dan apakah kondisi pencahayaan cukup
terang atau tidak.
3. Kondisi pencahayaan di luar ruangan pada hari yang redup:
a. Shutter speed: 1/60 - 1/250 detik, tergantung pada cahaya yang tersedia dan
apakah Anda menggunakan tripod atau tidak.
b. Diafragma: f/2.8 - f/5.6, tergantung pada lensa dan kedalaman lapangan yang
diinginkan.
c. ISO: 800 - 1600, tergantung pada kamera dan apakah ada cahaya tambahan atau
tidak.

Namun, pastikan untuk selalu menyesuaikan pengaturan kamera Anda dengan


kondisi pencahayaan dan subjek yang sedang difoto. Jangan takut untuk mencoba dan
bereksperimen dengan pengaturan yang berbeda untuk mencapai hasil yang Anda
inginkan.

Anda mungkin juga menyukai