Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

FOTOGRAFI

DISUSUN OLEH :

VIONY PELANGI PUTRI

21033185

DOSEN PENGAMPU :

DRA. YENNI DARVINA, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
1. Gambarkanlah pembentukan bayangan pada lensa positif dan lensa negative
Jawab :
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang hendak difoto
harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati objek
masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan membentuk
bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film dengan jelas maka letak
lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi). Diagram pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

a. Lensa Positif (Konvergen)


- Lensa positif memiliki bentuk cembung di kedua sisinya.
- Bersifat konvergen, artinya lensa ini dapat membawa sinar cahaya
yang datang dari arah yang berbeda ke satu titik fokus.
- Fokus lensa positif bisa nyata (sebenarnya) atau semu (virtual)
tergantung pada letak objek dan posisi fokus lensa.

b. Lensa Negatif (Divergen)


- Lensa negatif memiliki bentuk cekung di kedua sisinya.
- Bersifat divergen, artinya lensa ini membuat sinar cahaya yang datang
dari satu titik fokus tampaknya berasal dari titik yang berbeda setelah
melewati lensa.
- Bayangan yang terbentuk oleh lensa negatif selalu semu (virtual) dan
tidak dapat diproyeksikan pada layar.
 Pembentukan Bayangan pada Lensa Positif (Konvergen)
Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Objek Berada di Luar Fokus Lensa
- Bayangan sebenarnya terbentuk ketika objek berada di luar fokus lensa
positif.
- Sinar cahaya yang datang dari objek akan dibiaskan dan bertemu di
titik fokus lensa di sebelah sisi yang berlawanan dengan objek.

b. Bayangan Sebenarnya Terbentuk


- Jika layar ditempatkan di titik fokus lensa pada sisi di mana cahaya
sebenarnya berkumpul, bayangan sebenarnya objek akan terbentuk
pada layar.
- Bayangan ini dapat terlihat dengan jelas dan tajam.

c. Objek Berada di Antara Fokus dan Lensa


- Jika objek ditempatkan di antara lensa dan fokusnya, bayangan yang
terbentuk akan semu (virtual).
- Bayangan semu ini tidak dapat diproyeksikan pada layar, dan
pengamat melihatnya dengan memperpanjang sinar cahaya yang
tampaknya berasal dari titik fokus lensa di sisi yang berlawanan.

2. Jelaskan susunan lensa pada kamera


Jawab :
Susunan lensa pada kamera dapat bervariasi tergantung pada jenis dan desain
kamera. Namun, secara umum, kamera memiliki lensa atau serangkaian lensa yang
membentuk sistem optik untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya pada sensor
atau film. Berikut adalah beberapa elemen umum yang dapat ditemukan dalam susunan
lensa kamera :
a. Lensanya itu sendiri :
Lensa utama kamera bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
memfokuskan cahaya pada sensor atau film. Lensa ini bisa tunggal atau
merupakan sistem lensa yang kompleks dengan beberapa elemen lensa untuk
meningkatkan kualitas gambar.

b. Diafragma :
Terletak di dalam lensa atau kadang-kadang di antara lensa dan sensor,
diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma memiliki
bilah-bilah yang dapat dibuka atau ditutup untuk mengontrol ukuran bukaan.
c. Fokus dan Elektronik Autofokus (jika ada) :
Sistem fokus pada lensa membantu memastikan bahwa gambar terfokus
dengan baik. Pada kamera modern, biasanya ada sistem autofokus elektronik
untuk membantu dalam mencapai fokus yang akurat.

d. Stabilisasi Gambar (jika ada) :


Beberapa kamera dilengkapi dengan sistem stabilisasi gambar, baik optik
atau sensor bergerak, untuk mengurangi getaran dan menghasilkan gambar yang
lebih tajam.

e. Filter dan Perlengkapan Tambahan (jika ada) :


Beberapa lensa atau kamera memiliki kemampuan untuk memasang filter
tambahan, seperti filter UV, polarisasi, atau filter efek khusus.

f. Sensor :
Di belakang lensa, ada sensor cahaya atau film yang menangkap cahaya
yang difokuskan oleh lensa. Pada kamera digital, ini adalah sensor gambar,
sementara pada kamera film tradisional, ini adalah lapisan film fotografi.

g. Elektronik dan Pengaturan Kamera :


Bagian elektronik kamera melibatkan sensor, prosesor gambar, dan
berbagai pengaturan kamera yang memungkinkan pengguna mengontrol
pengaturan seperti kecepatan rana, bukaan, ISO, dan lainnya.

3. Jelaskan pembentukan bayangan pada kamera


Jawab :
Pembentukan bayangan pada kamera melibatkan serangkaian proses optik yang
terjadi seiring dengan berjalannya cahaya melalui lensa dan sampai pada sensor atau film.
Berikut adalah langkah-langkah umum pembentukan bayangan pada kamera:
a. Penangkapan Cahaya :
Proses dimulai ketika cahaya dari objek yang difoto melewati lensa kamera.
Lensa ini mengumpulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam kamera.

b. Pembiasan Cahaya :
Lensa memfokuskan cahaya ke titik tertentu di dalam kamera. Proses pembiasan
ini terjadi karena indeks bias yang berbeda di antara medium udara dan medium
lensa.
c. Diafragma :
Diafragma di dalam lensa mengatur seberapa besar bukaan cahaya yang masuk ke
dalam kamera. Ukuran bukaan ini dikontrol oleh pengaturan bukaan (f-stop).
Semakin besar bukaan, semakin banyak cahaya yang masuk.

d. Pemfokusan :
Sistem fokus pada lensa memastikan bahwa cahaya dari objek tersebut terfokus
dengan baik pada sensor atau film. Pada kamera modern, ini dapat mencakup
autofokus elektronik.

e. Sensor atau Film :


Setelah melewati lensa dan diatur oleh diafragma, cahaya mencapai sensor pada
kamera digital atau lapisan film pada kamera tradisional. Sensor atau film ini
berfungsi sebagai media pemegang gambar yang sebenarnya.

f. Pembentukan Citra :
Cahaya yang mencapai sensor atau film membentuk pola yang merepresentasikan
objek. Pada kamera digital, sensor mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik
yang kemudian diolah oleh prosesor gambar untuk menghasilkan file gambar digital.
Pada kamera film, lapisan film terpapar oleh cahaya, dan proses kimia menghasilkan
citra fotografi.

g. Pembentukan Bayangan :
Bayangan terbentuk pada sensor atau film karena cahaya dari objek yang difoto
terfokus dengan benar. Sensor mengukur intensitas cahaya di berbagai titik, dan ini
dicatat sebagai piksel dalam gambar digital. Pada kamera film, intensitas cahaya
menghasilkan pola kimia yang menciptakan gambar pada film.

h. Proyeksi (Opsional) :
Pada kamera yang menggunakan viewfinder optik, bayangan yang terbentuk pada
sensor atau film dapat dilihat oleh fotografer melalui viewfinder. Pada kamera
mirrorless atau DSLR, kamera dapat menggunakan layar LCD atau penampil
elektronik lainnya untuk menampilkan bayangan.

4. Jelaskan cara pengaturan focus dari lensa kamera untuk berbagai jarak pemotretan
Jawab :
Pengaturan fokus pada lensa kamera dapat disesuaikan untuk berbagai jarak
pemotretan agar objek terlihat tajam dan terfokus dengan baik. Cara pengaturan fokus ini
bergantung pada jenis lensa dan sistem kamera yang digunakan. Berikut adalah beberapa
metode umum untuk mengatur fokus pada lensa kamera:
a. Manual Focus
Pada lensa manual focus, fotografer dapat memutar cincin fokus secara langsung
pada lensa untuk mengatur fokus. Ini umumnya digunakan pada lensa prime atau
lensa zoom dengan pilihan manual focus. Fotografer dapat mengamati pandangan
melalui viewfinder atau layar LCD dan memutar cincin fokus hingga objek terlihat
tajam.

b. Autofocus (AF)
Pada lensa dengan fitur autofokus, kamera secara otomatis mencoba mengatur
fokus untuk objek yang dipilih. Mode AF dapat diatur pada beberapa opsi, seperti:
- Single Autofocus (AF-S)
Fokus diatur sekali dan dijaga tetap sampai fotografer menekan tombol rana
separuh atau mengonfirmasi fokus.
- Continuous Autofocus (AF-C)
Kamera terus-menerus menyesuaikan fokus saat objek atau kamera bergerak.

c. Pemfokusan Manual setelah Autofokus (Manual Override)


Beberapa lensa autofocus memungkinkan fotografer untuk melakukan
penyesuaian manual setelah menggunakan autofokus. Ini dapat dilakukan dengan
memutar cincin fokus meskipun kamera sudah mencoba menetapkan fokus secara
otomatis.

d. Pemfokusan Otomatis pada Titik Tertentu


Dalam beberapa kamera, fotografer dapat memilih titik fokus tertentu pada layar
atau viewfinder untuk menentukan area yang akan difokuskan.

e. Mode Fokus Tambahan


Beberapa lensa atau kamera memiliki mode fokus tambahan, seperti fokus makro,
fokus penuh, atau fokus jarak tak terbatas. Mode ini dapat disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan pemotretan.

f. Fokus Otomatis dengan Deteksi Wajah dan Mata (Face and Eye Detection)
Kamera canggih saat ini seringkali dilengkapi dengan fitur deteksi wajah dan
mata. Ini memungkinkan kamera untuk secara otomatis mendeteksi dan mengikuti
wajah atau mata subjek, memastikan fokus yang baik pada bagian yang paling
penting.

5. Tentukan pengaturan shutter sped, diafragma, ISO, untuk berbagai kondisi pencahayaan
di dalam dan diluar ruangan tempat pemotretan.
Jawab :
Pengaturan shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma), dan ISO
harus disesuaikan berdasarkan kondisi pencahayaan di dalam dan di luar ruangan. Berikut
adalah panduan umum untuk mengatur ketiga parameter tersebut:
 Di Luar Ruangan (Outdoor):
a. Siang Hari dengan Cahaya Langsung Matahari
- Shutter Speed: 1/500 - 1/1000 detik (untuk memperoleh gambar yang
tajam).
- Aperture: f/8 - f/16 (untuk mendapatkan kedalaman bidang yang lebih
besar).
- ISO: 100 - 400 (gunakan nilai ISO rendah untuk mengurangi noise).

b. Cahaya Redup atau Senja


- Shutter Speed: 1/250 - 1/500 detik (tingkatkan sedikit untuk
menghindari blur).
- Aperture: f/4 - f/8 (menyesuaikan tergantung pada kondisi
pencahayaan).
- ISO: 400 - 800 (tingkatkan jika diperlukan).

 Di Dalam Ruangan (Indoor):


a. Cahaya Cukup (Natural atau Cahaya Lampu)
- Shutter Speed: 1/125 - 1/250 detik (secukupnya untuk menghindari
blur).
- Aperture: f/2.8 - f/5.6 (gunakan bukaan besar untuk memungkinkan
lebih banyak cahaya masuk).
- ISO: 400 - 800 (sesuaikan seiring meningkatnya kebutuhan cahaya).

b. Penerangan Rendah (Hanya Lampu Redup)


- Shutter Speed: 1/60 - 1/125 detik (perlahan untuk menghindari blur).
- Aperture: f/1.4 - f/2.8 (gunakan bukaan besar untuk meningkatkan
sensitivitas cahaya).
- ISO: 800 - 1600 (sesuaikan seiring meningkatnya kebutuhan cahaya).

c. Flash Digunakan
- Shutter Speed: Sinkronisasi flash (biasanya 1/200 detik atau lebih
lambat).
- Aperture: Sesuaikan tergantung pada efek yang diinginkan.
- ISO: Sesuaikan dengan kondisi pencahayaan dan efek yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai