Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH KAMERA

A. Pengertian Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan
di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali
tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual
mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk
dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa
membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan
elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu
diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

B. Jenis-Jenis Kamera

1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya

Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi).
Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses
cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam,
sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).

a. Kamera film

Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena
keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak
dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat
gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.

b. Kamera polaroid

Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.

c. Kamera digital

Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret
dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui
jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai
gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera.
Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan, kamera
digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory
card.

2. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja

a. Kamera single lens reflex

Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa
yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada
film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.

b. Kamera instan

Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.

Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder

Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli
biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan
gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.

a. Kamera saku

Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya
otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung
membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda
dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik
(viewfinder) dengan lensa.

b. Kamera TLR

Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik
dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut
dan posisi kedua lensa tidak sama.

C. Sejarah Kamera

Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan
kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan.
Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian
depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun
1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka
terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan
gagasannya.

Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari
bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai
imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup
kepada Daguerre

dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang
dikembangkan sekarang.

D. Komponen-Komponen Kamera

Sebuah kamera minimal terdiri atas:

1. Sistem lensa

Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari
plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat
penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f
ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh
jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma.

Sistem lensa pada kamera

Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa
lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal
juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens,
atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai
jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya
film yang digunakan.
Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa
135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya,
dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan
cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang
focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar komposisi gambar
yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.

2. Pemantik potret

Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka,
sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.

Pematik kamera

Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya


nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.

3. Bagian lain

Bagian lain sebuah kamera, antara lain:

1) Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat
disingkapkan pada objek

2) Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,

3) Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan
terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan lightmeter untuk membantu menetapkan
kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai
film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.

4) Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari
bagian-bagian tersebut

E. Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera.
Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body kamera.
1. Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama dengan body kamera.
Untuk fungsinya saya pikir tidak perlu saya jelaskan lagi secara panjang lebar di sini. (Baca
tentang lensa di sini dan di sini)

2. Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan getaran oleh tangan
(hand shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi motion / blur. Prinsip
kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada
kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Namun tidak
semua lensa memiliki fitur ini.

3. Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu melepaskan lensa
dari body. Cara penggunannya yaitu tombol ditekan sambil lensa dilepas dengan cara diputar ke
kiri.

4. Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF).
Bila Anda menggunakan mode auto maka berarti kerja fokus digerakkan oleh mesin secara
auto. Namun bila memilih mode manual maka kerja fokus Anda yang gerakkan secara manual.

5. Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu flash pada kamera.
Tombol ini hanya berfungsi bila kamera dalam keadaan menyala / standby.

6. Built-in Flash Light adalah lampu Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi
lampu kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu pencayaan pada kondisi gelap dengan
cara meng-illuminate (mencahayai / menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos
dengan baik.

7. Tombol Shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar. Untuk belajar
cara menggunakan tombol shutter silahkan baca di sini.

8. Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera yang fungsinya sebagai
pegangan pada kamera. Grip didesain dengan tekstur kasar agar Anda bisa memegang kamera
dengan kuat tanpa terpleset ketika memotret. Kesalahan memegang grip merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya hand shake.

9. Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari mata yang terlihat
merah (red eye) pada hasil foto yang merupakan efek dari lampu flash. Masalah ini sering
terjadi namun bisa diatasi.

10. Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto Anda pada layar LCD kamera.

11. Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya di dalam kamera.
12. Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu Anda mengendalikan program dalam kamera
termasuk menggeser pilihan pada menu di kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk
tombol navigasi yang sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah. Pada Canon EOS
600D atau sekelasnya, tombol ini memiliki multi fungsi atau dua peran yaitu sebagai tombol
navigasi untuk menggeser pilihan (kiri, kanan, atas, bawah) dan juga sebagai tombol shortcut
untuk mengatur white balance (WB), jenis focus, picture style, dan drive mode.

13. Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi pada tombol navigasi
di atas ke fungsi shortcut.

14. Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture. (Baca
cara menggunakan aperture di sini)

15. Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga untuk
memperdekat jarak objek ketika Anda mengaktifkan mode livefiew saat memotret.

16. Thumb-Wheel adalah menu untuk memilih dan mengganti mode eksposure / modus
pemotretan. Di sini Anda bisa menemukan beberapa mode auto instan yang telah disiapkan
khusus seperti untuk memotret olahraga, kembang api, malam hari, closeup, dan juga mode
manual (M).

17. Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan layar bidik dari
viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD. Pada EOS 600D tombol ini juga berfungsi
untuk merekam video.

18. Viewfinder adalah jendela bidik yang Anda gunakan untuk melihat objek saat memotret.
Pada viewfider ini Anda bisa melihat titik fokus dan informasi lainnya seperti light meter, nilai
shutter speed, apperture, ISO, dan metering. Pada bagian viewfinder terdapat karet seperti
bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk ke viewfinder
agar objek terlihat benar-benar real.

19. Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera, sedangkan Tombol Info
untuk mengetahui informasi data termasuk informasi foto-foto Anda.

20. Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk menampilkan keterangan
settingan pada kamera (mode eksposure, shutter speed, aperture, ISO, dll), kemudian untuk
melihat hasil foto Anda, dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang akan
difoto secara live, yang disebut lifeview.

21. Tombol ISO merupakan tombol shortcut (jalan pintas) untuk mengatur ISO. (Baca cara
menggunakan ISO di sini)
22. Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser pilihan pada menu tertentu.

23. Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan untuk menghidupkan
kembali dari mode standby. Ketika dalam mode standby kamera masih tetaap dalam keadaan
menyala, hanya saja sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off.

24. Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
kamera.

F. Cara Kerja Kamera

Kamera adalah sebuah kotak dengan ruangan hitam kedap cahaya/lightproof yang diberi
lubang kecil pada salah satu dindingnya. Dan melalui lubang kecil tersebutlah objek gambar
dengan perantaraan induksi cahaya direfleksikan ke dinding seberangnya dalam posisi yang
terbalik.

Begitulah proses dasar bekerjanya sebuah kamera dalam menangkap/mengambil objek


gambar. Kini suatu objek gambar/photo dapat diabadikan untuk selama-lamanya oleh sebuah
kamera dalam satuan detik saja. Hal tersebut dimungkinkan karena pengembangan/inovasi
system kerja kamera yang tiada henti hingga saat ini. Ditambah lagi dengan penemuan-
penemuan system baru pada kamera digital yang sangat fantastis yang membuat para
photographer menjadi lebih mudah mengoperasikan sebuah kamera jenis apapun.

Kamera dan seni photographymungkin salah satu penemuan yang paling dihormati di dunia
saat ini, meskipun ide pengambilan gambar/photo bukan merupakan hal yang baru lagi.
Dengan munculnya kamera film (analog) dan kamera digital, pada akhirnya kamera-pun dapat
mengubah cara pandang kita tentang dunia. Bagaimana sebuah kamera dapat mengabadikan
dan menangkap semua moment indah kita?, berikut ini kami uraikan secara sederhana
mengenai cara kerjanya.

Fungsi dasar dan cara kerja sebuah kamera. Kamera berasal dari kata “Chamber” yang berarti
“ruang”adalah merupakan sebuah kotak kedap cahaya/lightproof yang didalamnya
mengandung tiga elemen yaitu bahan kimia, mekanik (film) dan elemen optik atau lensa.

Fungsi dasar sebuah kamera mulai dari ditemukannya kamera Obscura (kotak hitam) hingga
kamera digital canggih saat ini, masih tetap sama. Prinsip kerja kamera pada dasarnya mirip
dengan prinsip kerja mata kita. Cara kerja dari sebuah kamera didasarkan pada dasar-dasar
refleksi. Seperti kita ketahui gerakan cahaya melalui berbagai media memiliki kecepatan yang
berbeda. Kecepatan cahaya akan lebih bervariasi ketika begerak melalui media udara daripada
saat bergerak melalui media kaca. Ketika Anda membidikan kamera dan fokus pada suatu objek
gambar, maka cahaya akan memantulkan objek tersebut melalui lensa.
Hal ini akan memperlambat kecepatan cahaya dan memungkinkan cahaya membelok saat
memasuki lensa, sehingga cahaya akan menyimpang dari sumbernya, kemudian lensa akan
menerima cahaya dan dikumpulkan di satu titik di mana pada akhirnya gambar dapat dibentuk
pada permukaan film yang merupakan bahan peka cahaya dalam merekam gambar. Dan ketika
film diolah dengan bahan kimia tertentu objek gambar-pun dapat segera terlihat dalam format
negatif.

Berdasarkan struktur dasar tersebut diatas maka kamera analog/manual memungkinkan


memiliki kontrol aperture, diafragma yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa dan
shutter yang merupakan pintu masuknyacahaya sebelum sampai ke film/sensor cahaya untuk
disimpan. Selain itu, fungsi shutter juga untuk mengekspos film/sensor cahaya agar jumlah
cahaya yang masuk tetap/konsisten. Jadi lamanya waktu shutter terbuka menentukan
jumlah/banyaknya cahaya yang mencapai permukaan film/sensor cahaya. Untuk mengontrol
kualitas gambar dan efek tertentu, seperti gambar yang kabur/blur, seorang photographer
dapat pengaturan lamanya shutter/kecepatan rana terbuka.

Kamera digital yang kompak dan ramping dengan kualitas gambar yang superior (pernah
diperdebatkan pada Forum I love my Pentax manual), telah merevolusi industri photography.
Hampir semua permasalahan operasi pada kamera manual 35mm dapat diatasi oleh kamera
digital.

Berikut mari kita lihat cara kerja dasar dari kamera digital dan apa perbedaannya dengan
kamera analog/manual?

Pada dasarnya cara kerja dan komponen utama dari kamera digital dan kamera analog/manual
adalah sama. Perbedaan yang mencolok adalah pada media penyimpan hasil gambar dimana
pada kamera analog menggunakan film celulosa, sedangkan pada kamera digital menggunakan
sebuah komponen yang bernama chip atau biasa disebut dengan CCD (Change Coupled Device)
ataupun CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor.

Pada kamera digital objek gambar dalam bentuk analog kemudian dikonversikan ke
bentuk/format digital yang selanjutnya setelah mengalami proses filtering dan lain-lain, objek
gambar kemudian disimpan sementara pada buffer memory kamera dan pada akhirnya
disimpan tetap pada chip memory.

Sebuah chip memory mengandung jutaan titik sensor cahaya bersusun/array vertikal dan
horizontal. Titik-titik sensor cahaya tersebut atau biasa disebut dengan pixel, akhirnya
membentuk sebuah susunan dimensi gambar yang disebut resolusi dengan satuan pixel.
Misalnya resolusi 3200 X 1200 pixel (3,84 megapixels). Besarnya resolusi yang digunakan untuk
sebuah objek gambar/photo dapat diatur oleh photographer sesuai dengan yang
diinginkan.Kamera digital juga memiliki seperangkat filter yang akan mengkoreksi
keseimbangan warna, putih dan aliasing. Mampu menyimpan hasil gambar dengan jumlah yang
besar/banyak. Memiliki pengaturan pengambilan gambar secara otomatis maupun manual.
Memiliki kamera bidik/viewfinder berbentuk display LCD. Dapat melakukan pengambilan
gambar format video dan tentunya dapat berhubungan langsung dengan komputer anda
melalui perangkat komunikasi yang tersedia. Dan masih banyak lagi kemampuan-kemampuan
lainnya.

Jadi pada dasarnya cara kerja kamera apapun tetap sama. Dimulai dengan sistem lensa untuk
mendapatkan gambar, sensor cahaya-sensitif untuk merekam gambar, dan sistem mekanis
untuk mengatur pencahayaan gambar.

Anda mungkin juga menyukai