Anda di halaman 1dari 7

BAB II

MEMGENAL KAMERA FOTO

Kamera adalah alat untuk merekam gambar pada permukaan film, Sebagai alat perekam
optis, kamera mampu merekam apa yang terlihat oleh lensa. Dalam hal ini, lensa kamera bertindak
sebagai mata. Kemampuan kamera untuk merekam sesuatu yang terlihat dapat disamakan dengan
mekanisme perekaman pada tape recorder Seluruh suara yang masuk melalui mikrofon (bertindak
sebagai telinga) dapat direkam oleh pita kaset.

A. Jenis-jenis Kamera
Sejak kamera ditemukan untuk pertama kalinya, teknologi fotografi terus
berkembang. Perkembangan ini bertujuan untuk mem peroleh hasil foto yang berkualitas,
dengan teknik pengoperasian yang lebih mudah dan praktis.
Saat ini, berbagai jenis kamera dapat di jumpai di pasaran. Jenis-jenis kamera
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan sistem pengamatan, format, dan sistem
bidiknya.
1) Pengelompokkan kamera berdasarkan sistem pengamatannya
a) Kamera nonrefleks
Kamera nonrefleks adalah kamera yang tidak menggunakan cermin putar.
Con tohnya, kamera langsung jadi/polaroid dan kamera kompak.
 Kamera langsung jadi/ polaroid
Umumnya, kamera polaroid berbentuk persegi empat, berukuran
besar, dan mampu menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat
(hanya beberapa menit). Namun, biaya operasional kamera ini cukup mahal.
Selain itu, hasil pemotretani kamera polaroid tidak menghasilkan klise atau
gambar negatif. Akibatnya, proses pem besaran gambar sangat sulit dan
tidak mungkin untuk dilakukan
 Kamera kompak
Konstruksi kamera kompak sangat ringkas dan bobotnya ringan.
Sistem pengamatan terpisah dari sistem penangkap gambar (lensa) sehingga
obyek tampak jelas walaupun kondisi cahaya lemah Fokus ditentukan oleh
berimpitnya bayangan dengan benda pada lensa tetap. Bukaan diafragma
lensa tidak lebih besar dari f/2., panjang fokus lensa sekitar 35-135 mm.
Sudut pandang dan ruang tajamnya lebih luas sehingga tidak diperlukan
sistem fokus yang tepat. Umumnya, kecepatan rana tidak lebih dari 1/500
detik, Pen cahayaan dapat dilakukan secara manual, dengan sistem prioritas
diafragma atau prioritas rana otomatis penuh.
b) Kamera refleks
Kamera reflek adalah kamera yang menggunakan cermin putar untuk
memantulkan objek gambar pada bidang pengamatannya. Yang termasuk kamera
refleks adalah jenis kamera SLR (single lens reflect) atau RLT (refleks lensa tunggal)
dan kamera TLR (twins lens reflect) atau RLK (refleks lensa kembar), Kamera SLR
memiliki fasilitas yang cukup lengkap, bobotnya tidak terlalu berat sehingga mudah
dibawa ke mana-mana. Kamera ini merupakan kamera yang biasa digunakan oleh
fotografer amatir dan profesional. Oleh karena itu, pada bagian lain buku ini akan
dikupas tentang kamera SLR secara khusus.
2) Pengelompokkan kamera berdasarkan formatnya
Film terdiri dari film negatif dan positif. Kedua jenis film tersebut mempunyai ukuran
yang berbeda-beda atau dinamakan format film. Format film disesuaikan dengan jenis
kamera yang digunakan. Pengelompokkan kamera berdasarkan format filmnya diuraikan
berikut ini.
 Kamera format 35 mm (small format camera)
Kamera ini menggunakan format film 35 mm. Kelebihannya adalah enak dipegang,
fleksibel, dan ringan, Kekurangannya adalah pada hasil pembesaran foto. Foto yang
masih bisa dicetak dengan hasil yang baik, biasanya hanya seukuran majalah.
 Kamera format medium (medium format camera)
Kamera ini menggunakan format film 120 mm. Umumnya digunakan untuk
memotret objek orang, portrait, atau foto model.
 Kamera format besar (large format camera)
Kamera format besar biasa disebut view camera Kamera ini menggunakan film 4 x 5
inci atau 8 x 10 inci. Umumnya, digunakan untuk pemotretan studio dan memiliki
bukaan diafragma yang kecil (1/45, f/90). Akibatnya, kamera ini mampu menambah
ruang tajam gambar sehingga detil gambar semakin baik.
Catatan:
 Semakin besar format kamera, semakin baik kemampuannya untuk
menyempurnakan gambar.
 Semakin besar format film, semakin besar kemampuannya untuk menghasilkan
gambar yang baik (jika dilakukan pembesaran gambar).
3) Pengelompokkan kamera berdasarkan sistem bidiknya
Pengelompokkan kamera berdasarkan sistem bidiknya diuraikan berikut ini.
 View camera
Pada view camera, pembidikan dilakukan secara horizontal dan langsung
pada lensa utama kamera. Proyeksi gambar terbalik dari obyek benda yang dibidik.
Umumnya, kamera ini digunakan untuk pemotretan still life di studio karena dapat
menyempurnakan pers pektif dan menambah ruang tajam. Dengan cara ini, detil
benda dapat ditampilkan secara sempurna
 View finder camera (range finder camera)
Pembidikan kamera ini dilakukan secara horizontal dan tidak langsung pada
lensa utama, tetapi melalui jendela bidik ke objek yang akan dipotret. Penentu jarak
(focus) dibantu oleh sebuah lensa kecil yang berada di samping pengamat bidikan
sehingga menimbulkan bayangan. Jika gelang pengatur jarak (ring focus) diputar,
bayangan akan bergerak sampai bersatu dengan objek yang akan dipotret. Lensa
utama kamera ini tidak bisa ditukar atau dilepas.
 Single lens reflect (refleks lensa tunggal)
Pembidikan kamera ini dilakukan secara horizontal dan berpan dangan
langsung dengan lensa utama. Lensa berfungsi untuk meneruskan bayangan obyek
ke pembidik dan meneruskan bayangan obyek ke film. Apabila tombol pelepas
ditekan, cermin akan terangkat ke atas sehingga tidak menghalangi objek ke dalam
film Lensa kamera ini dapat dibuka dan diganti dengan lensa lain Kamera ini sangat
populer dan cara kerjanya pun sangat praktis.
 Twins lens reflect (refleks lensa kembar)
Pembidikan kamera ini dilakukan secara vertikal pada bagian atas lensa dan
tidak langsung ke lensa utama (lensa bagian bawah) Lensa bagian atas berfungsi
untuk menangkap obyek yang dipantulkan oleh cermin ke pembidik, sedangkan
lensa bagian bawah berfungsi menangkap obyek untuk diteruskan ke film. Kedua
lensa bergerak bersama-sama sampai obyek yang akan dipotret. tampak menyatu.
Kamera jenis ini sudah jarang digunakan.
B. Panel-panel pada kamera SLR
Walaupun panel-panel pada setiap kamera SLR memiliki bentuk yang berbeda,
tetapi fungsi dan kegunaannya tetap sama. Berikut ini. diuraikan panel-panel yang terdapat
pada kamera SLR manual.
1. Tuas pengokang film (film advance lever), untuk menyiapkan kamera pada posisi
siap bidik, sekaligus memajukan film ke bingkai beri kutnya.
2. Tuas bidikan ganda (multiple exposure lever), untuk memasang kamera pada posisi
siap bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya. Alat ini digunakan untuk
melakukan pemotretan pada bingkai yang sama lebih dari satu kali. Umumnya, alat
ini dipakai bersamaan dengan pengokangan film.
3. Gelang kecepatan rana (shutter speed ring), gelang penunjuk kecepatan. Jika gelang
kecepatan menunjukkan angka 60, artinya kecepatan tirai rana untuk meloloskan
cahaya adalah 1/60 detik.
4. Gelang kecepatan film, ASA/ISO (film speed ring), gelang penunjuk angka ISO film.
5. Sepatu lampu kilat (hot shoes contact), tempat untuk memasang lampu kilat pada
kamera.
6. Terminal sinkronisasi lampu kilat (sync cord terminal), soket untuk memasang kabel
tambahan yang dihubungkan dengan lampu kilat.
7. Gelang kompensasi pencahayaan (exposure compensation ring). untuk mengatur
jumlah pencahayaan yang lebih banyak atau sedikit dan jumlah yang ditunjukkan
oleh gelang kecepatan.
8. Tuas penggulung balik (film rewind crank), untuk menggulung film kembali ke dalam
selongsongnya.
9. Kunci pelepas lensa (lens release button), tombol untuk memasang atau melepaskan
lensa.
10. Tuas pengontrol ruang tajam (depth-of-field preview lever), untuk mengetahui
ruang tajam yang dapat direkam oleh kamera.
11. Penangguh waktu (self timer), tuas yang digunakan jika pemotret ingin ikut berpose.
12. Tombol pelepas rana (shutter release button), untuk menjepretkan kamera
(memotret).
13. Jendela penghitung (frame counter), untuk melihat jumlah bingkai film yang sudah
terpakai.
14. Gelang fokus (focusing ring), untuk mengatur fokus.
15. Gelang diafragma (aperture ring), untuk mengatur pemilihan bukaan diafragma.

C. Cara Kerja Kamera SLR


Cara kerja kamera jenis SLR diawali dengan masiknya cahaya melalui lensa. Cahaya
akan dipantulkan oleh kaca pembidik ke atas. melalui layar, lalu dipantulkan kembali secara
tegak lurus ke luar melalui jendela pembidik. Fokus-tidaknya obyek akan terlihat pada layar.
Pada saat rana ditekan, secara otomatis cermin pembalik terangkat Bersa maan dengan
proses tersebut, tirai rana terbuka sesuai dengan kecepatan yang diatur pada gelang
kecepatan Di belakang tirai rana inilah film dibentangkan sehingga cahaya yang masuk akan
mengenai film. Setelah tirai rana menutup kembali, cermin pembalik turun seperti keadaan
semula.
D. Lensa
Lensa merupakan komponen penting sebuah kamera. Tanpa lensa, proses
pemotretan akan berlangsung lama dan tidak akan menghasilkan gambar yang baik. Pada
lensa kamera terdapat elemen-elemen yang terdiri dari lensa cembung dan cekung (untuk
jenis rana pusat, diafragma dan rana terletak pada lensa kamera). Melalui panel-panel pada
lensa kamera, fokus-tidaknya objek dan bukaan diafragma dapat diatur sesuai dengan
kebutuhannya.
Saat ini, banyak sekali variasi lensa yang tersedia bagi kamera SLR. Dengan variasi
lensa tersebut, seorang fotografer dapat melihat berbagai efek yang dihasilkan oleh lensa.
Keuntungan inilah yang dapat diberikan oleh kamera SLR Pada dasarnya, lensa di bagi
menjadi tiga kelompok, yaitu lensa fix. lensa vario focal (zoom), dan lensa spesial.
a. Lensa fix
Lensa fix adalah lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal
sehingga sudut pandangnya tetap. Berikut ini diuraikan beberapa jenis lensa
fix.
 Lensa super wide, panjang fokus 17 mm atau 22 mm.
 Lensa wide, panjang fokus 24 mm.
 Lensa normal, panjang fokus 35 mm.
 Lensa tele, panjang fokus 70 mm.
 Lensa super tele, panjang fokus di atas 70 mm.

b. Lensa vario focal (zoom)


Lensa zoom adalah lensa dengan panjang fokus yang berubah-ubah/ dapat
bergeser sehingga sudut pandangnya (angle of view) dapat diubah ubah.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis lensa zoom
 Lensa dengan panjang fokus 17-35 mm.
 Lensa dengan panjang fokus 21-35 mm.
 Lensa dengan panjang fokus 70-210 mm.
c. Lensa spesial
Biasanya, lensa spesial digunakan untuk kepentingan khusus Beberapa jenis
lensa spesial diuraikan berikut ini.
 Lensa fish eye (angle of view 180°).
 Lensa perspective corection, untuk mengoreksi perpektif objek foto
arsitektur.
 Lensa tele cermin (miror lens), lensa dengan titik api yang panjang,
tetapi memiliki bobot yang ringan.
 Lensa soft focus, untuk memperoleh efek yang lembut pada
pemotretan potrait

Catatan:

Setiap jenis lensa memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. kecuali sudut pandang lensa
zoom dapat diubah-ubah pada saat pemotretan dilakukan.

Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas, seorang fotografer dituntut untuk dapat
memilih jenis lensa yang cocok. Pada dasarnya, semua jenis lensa dapat dipakai untuk berbagai
keperluan. Akan tetapi, tidak semua lensa dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.

Berikut ini diuraikan jenis-jenis lensa yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

1. Lensa mata ikan (fish eye lens)


Umumnya, lensa ini dipakai untuk kepentingan khusus tanpa menghiraukan distorsi
(penyimpangan) yang akan ditimbulkannya Biasanya, lensa ini digunakan untuk pengambilan
gambar pemandangan dan situasi. Sudut pandang lensa (angle of view) men capai 180°
2. Lensa sudut super lebar (super wide lens)
Umumnya, lensa ini dipakai untuk pengambilan gambar arsitektural, interior, eksterior,
pemandangan, dan lain-lain.
3. Lensa lebar (wide lens)
Umumnya, lensa lebar dipakai untuk pengambilan foto bersama, misalnya foto keluarga
besar. Tidak menutup kemungkinan, lensa inipun dapat digunakan untuk semua kebutuhan.
4. Lensa normal
Umumnya, lensa normal merupakan lensa bawaan/ standar pada saat membeli kamera.
Lensa ini dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan.
5. Lensa tele
Lensa tele dipakai untuk memperbesar obyek yang akan difoto. Selain itu, lensa ini dapat
digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan portrait,
pengunaan lensa tele akan menghasilkan gambar perspektif wajah mendekati aslinya. Lensa
tele yang sering digunakan adalah lensa dengan fokus antara 85 mm sampai 135 mm.
6. Lensa makro (macro lens)
Lensa makro dipakai untuk memotret obyek berukuran kecil atau pemotretan berjarak
dekat, misalnya memotret bunga dan serangga Umumnya, lensa ini dipakai untuk keperluan
reproduksi dengan kualitas prima serta distorsi minimal.

E. Alat Kontrol Penting pada Kamera


Pada dasarnya, seluruh alat kontrol kamera berperan penting pada proses
pemotretan. Akan tetapi, fokus, kecepatan rana (shutter), dan diafragma merupakan alat
kontrol yang paling sering digunakan. Kecepatan rana dan bukaan diafragma mempengaruhi
pencahayaan film, sedangkan ketajaman gambar akan dipengaruhi oleh fokus-tidaknya
pembidikan sasaran.
 Fokus
Untuk memperoleh gambar atau foto yang tajam dan jelas diperlukan
ketepatan pada pengaturan fokus. Artinya, jika pengaturan fokus tidak tepat maka
foto yang dihasilkan tidak akan tajam atau buram. Fokus yang tepat dapat diperoleh
dengan cara memutar gelang fokus pada lensa sehingga gambar yang terlihat
melalui jendela pengamat menjadi tajam. Pada beberapa kamera, fokus-tidaknya
obyek foto akan tampak pada patah atau tidaknya obyek yang terlihat di tengah-
tengah lingkaran pada layar. Jika obyek masih tampak patah berarti obyek yang akan
dibidik belum fokus.
Kemajuan teknologi berdampak positif terhadap tampilan kamera. Saat ini,
beberapa jenis kamera elektronik telah dilengkapi fasilitas autofokus. Beberapa
keunggulan yang dapat diperoleh dari fasilitas autofokus adalah :
 mempermudah fotografer untuk mengambil obyek bergerak dalam kondisi
yang relatif cepat,
 proses pemfokusan lebih cepat dan hasil yang diperoleh lebih baik daripada
mata manusia, dan
 memungkinkan untuk memperoleh gambar yang tajam, baik terhadap obyek
foto yang statis maupun yang bergerak.
Di samping memiliki keunggulan, sistim autofokus masih memiliki
kekurangan. Kadang-kadang, kamera "tidak mengetahui" obyek foto mana yang
harus tajam. Contohnya, jika seseorang akan memotret singa dalam terali besi,
kamera dengan sistem autofokus tidak mengetahui apakah terali yang harus tajam
ataukah singanya? Beberapa foto grafer merasa kurang yakin dengan aspek
ketajaman yang diberikan oleh sistem autofokus. Akhirnya, kamera manual mereka
pilih untuk mengatasi keragu-raguan tersebut. Dengan demikian, segala sesuatunya
kembali pada kebiasaan fotografer yang bersangkutan.

 Kecepatan rana (shutter)


Kecepatan rana atau shutter adalah kecepatan tirai rana untuk membuka dan
menutup kembali. Seberapa cepat tirai rana membuka dan menutup kembali akan
mempengaruhi jumlah cahaya yang lolos untuk mencahayai film. Artinya, makin
cepat kecepatan tirai rana untuk membuka dan menutup kembali, makin sedikit
cahaya yang akan mencahayai film.
Rana terdiri dari dua jenis, yaitu rana pusat dan rana celah.
 Rana pusat
Tirai rana pusat menutup dengan cara memusat. Posisinya terletak pada
lensa kamera, berdampingan dengan diafragma. Saat ini, kamera yang
menggunakan rana pusat sudah jarang ditemukan.
 Rana celah
Rana celah terdiri dari dua jenis, yaitu rana celah vertikal dan hori zontal.
Rana celah vertikal menutup secara vertikal, sedangkan rana celah
horizontal menutup secara horizontal. Posisinya terletak pada kamera.
Kecepatan tirai rana untuk membuka dan menutup kembali diatur oleh
gelang kecepatan. Pada gelang kecepatan terdapat angka-angka. seperti 60, 125,
dan 250. Jika pada gelang kecepatan menunjukkan angka 60, berarti tirai rana akan
membuka dan menutup kembali selama 1/60 detik. Makin besar angka kecepatan
berarti makin cepat tirai rana bekerja. Artinya, semakin sedikitnya cahaya yang
masuk dan mencahayai film. Sebaliknya, makin kecil angka kecepatan berarti
semakin lambat tirai rana bekerja. Artinya, semakin banyak cahaya yang masuk dan
mencahayai film.
Jika pemotretan menggunakan kecepatan yang lambat, seorang fotografer
harus berhati-hati karena getaran atau goncangan akan me nyebabkan obyek foto
tidak tajam (goyang). Biasanya, kondisi ini terjadi pada kecepatan di bawah 1/60
detik. Untuk mengatasinya, sebaiknya gunakan kaki tiga (tripod).
Adakalanya, kecepatan lambat sengaja digunakan untuk mendapat kan
kesan bergerak. Untuk membekukan gerakan obyek, sebaiknya digunakan
kecepatan tinggi, yaitu 1/250 atau lebih.
 Diafragma
Lensa kamera terdiri dari beberapa lapis lensa cembung yang tembus
pandang. Di antara lensa tersebut terdapat tiral-tirai yang disusun sedemikian rupa
sehingga dapat diatur untuk membuka dan menutup kembali. Besar-kecilnya bukaan
tirai disebut bukaan diafragma (oper ture). Bukaan diafragma dapat diatur dengan
cara memutar gelang diafragma yang bertuliskan angka-angka. Angka-angka ini
disebut f.
Jika angka diafragma besar, berarti bukaan diafragmanya kecil Contohnya,
bukaan diafrag f/22 lebih kecil dibandingkan dengan 1/8. Untuk mempermudah,
ingatlah angka-angka tersebut sebagai pecahan. Pecahan 1/8 lebih besar dari pada
1/22. Artinya, semakin kecil angka diafragma maka bukaan diafragmanya semakin
besar. Akibatnya, semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera Sebaliknya,
semakin besar angka diafragma maka bukaan diafragma semakin kecil. Akibatnya,
semakin sedikit cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Besarnya bukaan diafragma dinyatakan dengan bilangan f stop. Bilangan f
stop adalah perbandingan antara panjang fokus dengan dia meter bukaan
diafragma. Jadi, makin besar bilangan f stopnya, makin kecil bukaan diafragmanya.
Besar-kecilnya bukaan diafragma akan menentukan ruang tajam foto. Penjelasan
mengenai ruang tajam foto akan dikupas pada bab berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai