Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Kebidanan Bayi Balita

Sabtu, 29 Oktober 2022 06:56

A. Asuhan Kebidanan Bayi Balita


ASUHAN kebidanan bayi baru lahir normal dapat diberikan pada jam
pertama kelahirannya. Selanjutnya, asuhan kebidanan dilanjutkan hingga 24 jam
setelah kelahirannya. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dapat
diberikan secara standar, tentu saja dengan memperhatikan riwayat bayi selama
kehamilan, proses persalinan, dan keadaan bayi setelah dilahirkan. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan asuhan kebidanan bayi dan balita.
1. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Bidan harus melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir. Pengkajian
tersebut bertujuan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian bayi baru
lahir terbagi ke dalam 2 bagian yaitu pengkajian segera setelah bayi lahir dan
pengkajian keadaan fisik untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau
mengalami penyimpangan. Selain pengkajian, bidan juga harus melakukan asuhan
kebidanan pada bayi yang baru lahir. Asuhan kebidanan tersebut mencakup hal-hal
sebagai berikut
Langkah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut

A. Pengumpulan Data

Bidan melakukan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi


keadaan bayi baru lahir secara lengkap. Data yang diperoleh, yaitu data subjek dan
data objek. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
a) Data Subjek
Data subjek terdiri atas beberapa hal yang harus diperhatikan. Penjelasan mengenai
data subjek dirinci dalam macam data dan keterangannya. Untuk lebih jelasnya dapat
diperhatikan pada tabel berikut ini.
Macam Data Keterangan
Data diri yang diambil untuk identitas bayi berasal dari data diri ibu atau
keluarga bayi
Data Diri

Sebagai bahan pengkajian, maka ada atau tidaknya keluhan harus dicatat
Keluhan untuk bahan pengkajian

Riwayat  Riwayat kesehatan dapat dikaji dari faktor material atau Ibu dan
Kesehatan pranatal. sebab kedua hal tersebut memiliki pengaruh terhadap
kehamilan, proses persalinan, dan kelahiran bayi
 Riwayat kesehatan yang harus diperhatikan diantaranya, yaitu adanya
penyakit jantung, diabetes, ginjal, lifer, hipertensi, adanya
penganiayaan, adanya penyakit kelamin, adanya riwayat abortus, dan
riwayat kehamilan persalinan

Apabila ibu hamil rajin kontrol maka keadaan janin baik. imunisasi TT selama
Pemeriksaan
ibu hamil juga mempengaruhi. Apabila sudah mendapat imunisasi TT, maka
Kehamilan bayi akan terhindar dari penyakit tetanus neonatorum.
Proses tumbuh kembang bayi dapat optimal apabila memenuhi hal-hal, yaitu
selama persalinan tidak terdapat komplikasi tidak terdapat cacat bawaan pada
Proses
bayi, berat badan lebih dari batas minimal, dan umur kehamilan ibu yang
Persalinan cukup bulan

b) Data Objek
Data objek terdiri atas beberapa hal yang harus diperhatikan. Data objek di dapatkan
melalui langkah pengambilan data dan keterangannya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Langkah
Pengambilan Keterangan
Data
Pemeriksaan bayi secara sistematis urutannya, yaitu pemeriksaan
mulai dari kepala, muka, lengan, dan tangan. Selanjutnya
pemeriksaan dada
Pemeriksaan
 Pemeriksaan abdomen terakhir, yaitu tangkai, kaki spina, dan
Sistematis genetalia
 Identifikasi warna dan keaktifan bayi, ukuran lingkar kepala, dan berat
badan serta tinggi badan bayi
Mengenali kurangnya respon terhadap lingkungan berupa rangsangan sakit
Responsif atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan

Tingkat keaktifan bayi normal dapat diperhatikan, yaitu adanya gerakan


Tingkat gerakan tangan dan kaki yang simetris pada waktu bangun dan adanya
Keaktifan tremor pada bibir, kaki, dan tangan pada waktu menangis

Informasi Bayi
Jenis Data Keterangan
Tanda-  Suhu:
tanda vital
Kondisi suhu normal yaitu 36, to6 - 37,5. Apabila kondisi suhu melebihi dari
36,5 maka dapat diidentifikasi merupakan gejala awal hipotermia. apabila
kondisi Suhu lebih dari 37,5 maka dapat diidentifikasi merupakan gejala
awal hipertermia

 Nadi: kondisi denyut nadi normal nya 120 kali per menit hingga 160 kali per
menit
 Pernapasan: kondisi pernapasan normal berada pada 40 hingga 60 kali per
menit. kondisi pernapasan kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60
kali per menit dapat dikatakan bayi sulit bernafas
 Berat Badan: Berat badan normalnya adalah 2500 hingga 3000 gram
 Panjang Badan: Panjang badan normal pada bayi baru lahir kurang dari 48
hingga 50 cm
 Lingkar Kepala: Berikut ini lingkar kepala bayi baru lahir yang harus
diperhatikan, yaitu Cirkum ferentia sub ocsipito bregmatika 32 cm. Cirkum
ferentia fronto occipitalis 34 cm, circum ferentia mento occipitalis 35 cm

Inpeksi  Kepala:

Bidan harus memperhatikan besar, bentuk, ubun-ubun, sufura, molasi, dan


caput suce daneum atau cephal haemotoma

 Muka: Bidan dapat memperhatikan bayi tanpa ekspresi


 Mata:

Bidan harus memperhatikan tanda-tanda infeksi yaitu pus Tanpa


pendarahan berupa bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu
 Telinga :bidan dapat memeriksa dalam hubungan letak dengan mata dan
kepala, kelainan daun dan bentuk telinga
 Hidung dan Mulut: Bidan harus memperhatikan bibir dan langitan, periksa
adanya sumbing, dan reflek hisap yang dinilai dengan mengamati bayi
pada saat menyusu
 Leher: Bidan dapat memperhatikan adanya pembengkakan dan benjolan
 Dada: Bidan harus memperhatikan adanya cedera akibat persalinan, bentuk
badan, puting susu, bunyi nafas, bunyi jantung dan acesoriasi mamae
 Bahu, Lengan Tangan: Bidan harus memperhatikan gerak, bahu, lengan,
dan tangan serta, jumlah jari-jari
 Perut: Perhatikan bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis atau
menggambarkan hernia umbilikalis perdarahan tali pusat, dan benjolan pada
perut
 Genetalia: Pada perempuan terdapat lubang vagina, Uretra berlubang, pada
bayi aterm labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada laki-laki adanya
aterm testis sudah turun dalam scrofum, lubang pada ujung penis, pada bayi
normal terdapat pada ujung dari glans penis disebut orifisium uretra. Pada
bayi yang tidak normal atau kelainan apispadia (lubang di bagian dorsan
dan hipospadia (libang di bagian ventral)
 Tungkai dan kaki: Bidan harus memperhatikan gerakan normal, bentuk
tampak normal, dan jumlah jari
 Punggun: Bidan harus memperhatikan pembengkakan atau ada cekungan,
adanya benjolan tumor atau spina bifida
 Anus: Bidan harus memperhatikan spinger ani, mekonium harus keluar
dalam 24 jam sesudah lahir, sebab apabila tidak waspada atresra ani.
 Kulit dan kuku: Bidan dapat memperhatikan a an-nur Mall kulit berwarna
kemerahan, kadang selaput kulit mengelupas ringan, waspada timbulnya
kulit dan warna yang tidak rata, bercak biru yang sering didapat di sekitar
bokong akan hilang pada umur 1 sampai 5 tahun. Vernik tidak perlu
dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi. Pada bayi dismatur
kulit bayi mengeriput dan kuku bayi panjang.
 Kepala: Fontanel minor belum menutup, fontanel Mayor belum menutup.
fontanel minor menutup pada minggu ke 6 sampai 8. fontanel Mayor
menutup pada bulan ke-16 hingga 18, ada tidaknya caput siccadanemum
atau cephal haematoma
Palpasi  Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada benjolan, serta
tidak ada pembesaran kelenjar limphe
 Dada: Puting susu mengeluarkan withen milk pada bayi aterm
 Pelipatan paha: Tidak ada pembesaran kelenjar limphe, tidak bernia
inguinalis
 Dada: Tidak ada wheezing, tidak terdapat ronchi, dan bunyi jantung bayi
Aukultasi normal 120- 160 kali/menit
 Perut: Kondisi bising usus
Perkusi Perut: Kondisi perut bayu tidak dalam keadaan kembung
Selain ketiga langkah pengambilan data di atas, maka juga harus diperhatikan
beberapa informasi yang terdapat pada bayi sebagai data objek. Untuk lebih jelasnya
dapat diperhatikan sebagai berikut:

1. Mencatat Perkembangan Refleks Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir terdapat perkembangan refleks yang harus terus
diperhatikan dan dipantau. Beberapa perkembangan refleks bayi baru lahir diuraikan
sebagai berikut.
a) Rooting Reflek
Aktivitas bayi baru lahir mencari puting susu ibunya muncul pada saat lahir sampai
usia 2 bulan.
b) Grassping Reflek
Aktivitas menggenggam yang dilakukan bayi lahir muncul pada saat lahir sampai usia
2 bulan,
c) Morro Reflek
Reflek terkejut merupakan reflek bayi yang muncul pada saat lahir dan hilang kurang
lebih pada usia 2-3 bulan.
d) Tonick Neck Reflek
Tonus leher muncul pada bayi saat lahir dan hilang kurang lebih pada saat usia bayi 2-
3 bulan
e) Sucking Reflek
Aktivitas menghisap yang dilakukan oleh bayi baru lahir muncul pada saat lahir dan
hilang sekitar usia 2-3 Bulan
f) Babynsky Reflek
Babynsky refiek muncul pada saat lahir dan hilang sampai usia 2-3 bulan.
g) Stapping Reflek
Aktivitas menapak pada bayi baru lahir muncul pada saat lahir dan hilang sampai usia
2 bulan

2. Diagnosa Kebidanan

Setelah melakukan pengumpulan data dan mencatat perkembangan refleks bayi


baru lahir, maka selanjutnya adalah melakukan diagnosa kebidanan. Diagnosa
kebidanan harus dilakukan berdasarkan interpretasi yang benar dan atas data data
yang telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah, dan kebutuhan bayi baru lahir
tergantung dari hasil pengkajian terhadap bayi. Contoh diagnosa pada bayi baru lahir
adalah bayi baru lahir fisiologis umur 2 jam dalam masa transisi. Bayi baru lahir
fisiologis dengan asfiksia. Bayi baru lahir fisiologis dengan hipotermi atau hipertermi.
Bayi kurang bulan kecil masa kehamilan dengan hipotermi dan gangguan pernapasan.
Permasalahan yang menyertai bayi di antaranya adalah ibu kurang informasi, ibu
tidak periksa ANC, ibu post sectio caesaria, dan ibu mengalami gangguan maternal
yang lain.

3. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial merupakan langkah mengidentifikasi masalah potensial


yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasi sebelumnya. Sebagai contoh diagnosa potensial adalah hipotermi
potensial menyebabkan gangguan pernapasan

4. Identifikasi Tindakan Segera

Perlu dilakukannya identifikasi tindakan segera oleh bidan dengan melihat


kondisi bayi. Contohnya adalah bidan menjaga agar bayi tetap kering dan hangat.
Bidan dapat mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
segera mungkin. Apabila bayi baru lahir tidak bernafas dalam waktu 30 detik, bidan
segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi
Rencana Asuhan Bayi Baru Lahir
Diagnosa yang sudah ada digunakan untuk melakukan rencana asuhan bayi
baru lahir secara menyeluruh dan rasional. Rencana asuhan bayi baru lahir mencakup
beberapa bagian yang harus diperhatikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut!
Tahapan Langkah Kerja
 Melakukan diagnosa, contoh: Bayi baru lahir fisiologi ... dengan ...
 Merumuskan Tujuan, contoh: Setelah dilakukan tindakan asuhan
kebidanan diharapkan ...
 Menentukan Kriteria, contoh: Suhu bayi normal 36,5 - 37,5
Perencanaan
 Bayi gerak aktif
 Kemampuan menghisap kuat
 Hipotermi tidak terjadi

 Menjaga suhu tubuh bayi dengan cara mengganti popok atau kain
yang basah. mendapatkan bayi tidur pada suhu yang hangat.
Menyelimuti bayi dan melindungi kepala bayi
 Melakukan observasi jalan nafas bayi untuk mengetahui apakah
terjadi sumbatan pada jalan nafas
 Melakukan observasi TTV dilakukan setiap jam pada 6 jam pertama
untuk mengetahui perubahan-perubahan vital yang lebih dini
 Membantu kontak Dini ibu dengan baik agar terjalin bounding
attachment
Invertensi
 Memotivasi ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin dan
mengajarkan Ibu cara menyusui yang benar agar kebutuhan ASI
eksklusif terpenuhi
 Mbservasi tanda infeksi pada tali pusat untuk mendeteksi dini
terjadinya infeksi pada tali pusat
 Menjaga kebersihan terutama kebersihan tali pusat untuk mencegah
terjadinya invasi kuman dari luar tubuh
 Ibu harus mengerti cara perawatan tali pusat yang tepat dan
mencegah terjadinya infeksi
Langkah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh secara efisien dan aman
Melaksanakan
Perencanaan
Langkah ini sebagai pengecekan Apakah rencana asuhan tersebut benar
efektif dalam pelaksanaannya. di dalam pendokumentasian atau catatan
asuhan dapat diterapkan dalam sebuah SOAP
Contoh
 S Terdiri dari data subjektif dan tidak ada data yang mendukung
 O terdiri dari data objektif, diantaranya suhu 36,5 - 37,5, nadi 120 -
Evaluasi 160 kali/menit, pernapasan 40-60 kali/menit gerakan aktif, dan
kemampuan menghisap kuat
 A atau assessment adalah bayi baru lahir fisiologi umur 2 jam dalam
masa transisi
 P atau Rencana terdiri atas perawatan tali pusat, memandikan bayi
setelah 6 jam lahir, dan ibu dilanjutkan menyusui bayi sesering
mungkin
2. Asuhan Kebidanan pada Balita
Asuhan pada balita mencakup proses pertumbuhan dan perkembangan balita.
Penjelasan mengenai asuhan kebidanan pada balita diuraikan sebagai berikut.

A. Fase Pertumbuhan

Bertambahnya ukuran jumlah sel dan jaringan interselular merupakan dua hal yang
menandai proses pertumbuhan pada balita. Selain itu, bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan pada balita juga merupakan tanda balita
sedang mengalami pertumbuhan. Rangsangan atau stimulasi sangat dibutuhkan bagi
balita. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak pada usia 0-
6 tahun. Tujuan pemberian stimulasi atau rangsangan agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimal. Bidan harus memberikan panduan kepada ibu atau
keluarga untuk aktif mencatat segala yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

B. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan

Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan bertujuan untuk menentukan status gizi
anak, normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita. Dalam pengukuran berat
badan terhadap tinggi badan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan
timbangan bayi dan menggunakan timbangan injak. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel berikut ini.
Alat
Langkah Kerja
Pengukur
 Timbangan bayi hanya dapat digunakan oleh bayi baru lahir hingga usia
menginjak 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring atau duduk
tenang
 Timbangan dapat diletakkan pada meja yang datar. hindari meja yang
mudah bergoyang
 Sebaiknya bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, tanpa topi, kaos kaki,
dan sarung tangan
Timbangan
 Posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0. Selanjutnya, bidan
Bayi dapat membaringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan. Kemudian,
Lihatlah jarum timbangan sampai berhenti
 Bidan dapat membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan
 Jika bayi merengek atau tidak bisa diam atau terus-menerus bergerak,
Bidang dapat memperhatikan gerakan jarum. Bidan dapat membaca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
Timbangan  Timbangan dapat diletakkan di lantai yang datar. Tujuannya adalah
Injak timbangan tidak mudah bergerak
 Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu
 Posisi jarum atau angka harus menunjuk ke arah angka 0. kemudian, anak
diminta berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi
 Bidan Dapat Melihat jarum timbangan sampai berhenti
 Selanjutnya, bidan membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan
 Apabila anak terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

C. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu posisi berbaring dan
posisi berdiri. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengukuran tinggi badan.
Cara
Langkah Kerja
Pengukuran
 Pengukuran tinggi badan dengan posisi anak berbaring sebaiknya
dilakukan oleh dua petugas
 Bidan memberikan bayi dengan posisi tele asntang pada alas yang datar
dengan kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
Posisi
 Kedua tangan petugas 1, Memegang kepala bayi agar tetap menempel
Berbaring pada pembatas angka 0 (batas kelapa)
 Tangan kiri petugas 2 menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
Menekan batas kaki ke telapak kaki, petugas 2 membaca angka di tepi
luar pengukur
 Bidan membimbing anak untuk melepas sandal atau sepatu nya
 Bidan meminta anak berdiri tegak menghadap ke depan dengan
Posisi Berdiri punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
 Bidan menurunkan pembatas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun, selanjutnya membaca angka pada batas tersebut

D. Fase Perkembangan

Fase perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang


lebih kompleks dalam kemampuan. Kemampuan pada perkembangan mencakup
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi, dan kemandirian pada balita.
Penjelasan mengenai aspek-aspek perkembangan dijelaskan dalam uraian berikut ini.

a. Aspek Gerak Kasar

Aspek gerak kasar berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan
sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

b. Aspek Gerak Halus


Aspek gerak halus berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan dan dilakukan oleh otot-otot kecil, namun memerlukan koordinasi yang
cermat. Contoh gerak halus adalah mengamati sesuatu, menjimpit menulis, dan
sebagainya.

c. Aspek Bicara dan Bahasa

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap


suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya disebut sebagai
aspek bicara dan bahasa.

d. Aspek Sosialisasi dan kemandirian

Aspek Sosialisasi dan kemandirian berhubungan dengan kemampuan mandiri anak.


Sebagai contoh adalah kegiatan makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain,
berpisah dengan orang tua, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya
E. Faktor Pendorong Tumbuh Kembang Balita
Setiap balita akan mengalami tumbuh kembang sesuai dengan pertambahan usianya.
Beberapa faktor yang mendorong tumbuh kembang pada balita adalah sebagai
berikut.

a. Terjadinya Perubahan

Perkembangan terjadi seiring dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai


dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan tersebutlah yang menjadi faktor
pendorong tumbuh kembang pada balita. Setiap anak pada proses perkembangannya
akan sesuai dengan pertumbuhan. Anak sehat, bertambah umur, bertam. bah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

b. Terjadinya Proses Penyesuaian Bertahap

Salah satu faktor pendorong tumbuh kembang balita adalah terjadinya proses
penyesuaian secara bertahap. Tahap awal pertumbuhan dan perkembangan balita akan
menentukan tumbuh kembang pada tahap selanjutnya. Seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri.

c. Penguasaan Beragam Aspek Tumbuh Kembang dengan Cepat

Setiap anak memiliki perbedaan dalam tumbuh kembangnya. Ada anak yang cepat
menguasai aspek-aspek tumbuh kembang. Namun, ada juga anak yang dalam proses
tumbuh kembangnya berjalan pelan. Meskipun tingkat kecepatan tumbuh kembang
tidak sama, namun memiliki pola yang tetap.

d. Terjadinya Perkembangan Berurutan

Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah


anggota tubuh. Perkembangan terjadi lebih dahulu gerak kasar sebagai contoh tangan,
kemudian berkembang ke bagian jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus.
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak
mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
F. Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak tidak terlepas dari beberapa elemen yang mempengaruhinya.
Elemen penentu kualitas tumbuh kembang anak yang dimaksud tersebut diuraikan
dalam tabel sebagai berikut.
Element Penentu Bentuk
 Ras atau bangsa
 Genetik atau keturunan
Internal  Jenis Kelamin

 Gizi
 Racun atau Radiasi
Eksternal
 Hormon

 TBC
 Anemia
Infeksi
 Jantung bawaan dan lain sebagainya.

 Kaya menjamin anak terjamin gizi


Sosial Ekonomi  Miskin menyebabkan anan berpenyakit kekurangan gizi

 Keluarga
Lingkungan  Sekolah
Pengasuhan  Masyarakat

G. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita


Bayi dan balita akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Tidak
bisa dipungkiri banyak keajaiban yang akan terjadi di saat tumbuh kembang bayi
balita. Sebaiknya orang tua selalu memberi pengawasan dan dukungan dalam setiap
proses tumbuh kembangnya. Berikut ini merupakan tahap tumbuh kembang bayi dan
balita sesuai dengan usianya
Usia Kemampuan Bayi dan Balita
 Mampu melihat dan menatap
 Dapat mengangkat kepala setinggi 45 derajat saat Ditengkurapkan
0-3 Bulan  Mampu menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
 Mulai mengoceh spontan dan tertawa
 Terkejut apabila mendengarkan suara keras
 Dapat berbalik dari telungkup ke telentang
 Mampu mengangkat kepala setinggi 90 derajat
 Mulai aktif meraih benda yang ada dalam jangkauannya
4-6 Bulan
 Mulai mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
 Dapat tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik saat
bermain sendiri
 Mampu duduk dan mulai merangkak
 Mulai mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
6-9 Bulan  Dapat memungut benda sebesar kacang
 Mulai bisa bersuara tanpa arti, misalnya mamama dan bababa
 Dapat bermain tepuk tangan atau ciluk baa
 Mampu mengangkat badan ke posisi berdiri
 Mulai mampu menggenggam erat pensil
 Mulai berkeinginan untuk berjalan dengan dituntun
 Mulai dapat mengeluarkan tangan untuk meraih benda yang diinginkan
9-12 Bulan
 Dapat memasukkan benda ke mulut
 Mampu mengulang meniru bunyi yang didengar
 Mampu mengenali anggota keluarga dan takut pada orang yang tidak
dikenal
 Dapat berdiri dan berjalan berpegangan
 Mulai mampu membungkuk memungut mainan dan berdiri kembali
 Terkadang menunjukkan atau memperlihatkan rasa cemburu
12-18  Mampu berjalan mundur 5 langkah
Bulan  Mulai bisa memanggil Ayah dengan kata Papa, memanggil ibu dengan kata
Mama
 Mulai mampu menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau
merengek
 Mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan dan sudah mampu berjalan
 Bisa bertepuk tangan dan Melambaikan tangan
18-24  Mulai dapat memegang cangkir sendiri
Bulan  Mulai mampu memungut benda kecil dengan ibu jari
 Dapat menggelindingkan bola
 Mampu membantu menirukan pekerjaan rumah tangga
 Dapat berjalan naik tangga sendiri
 Mampu berdiri satu kaki 2 sampai 6 detik
 Bisa melompat kedua kaki diangkat
 Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuh
2-3 Tahun
 Dapat bermain bersama teman dan mengikuti aturan permainan
 Mampu melepas pakaiannya sendiri
 Bisa mendengar orang lain cerita
 Mampu makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
 Mampu melompat-lompat
 Bisa menari
 Mulai mampu menggambar orang
 Aktif bertanya tentang sesuatu
3-5 Tahun  Mampu menggosok gigi tanpa dibantu
 Mulai dapat bereaksi tenang dan tidak rewel ketika dipanggil ibu
 Mampu berbicara dan bicaranya mudah dimengerti
 Mampu membandingkan sesuatu bentuk
 Mulai mampu menyebut angka dan menghitung jari
H. Gangguan Tumbuh Kembang Balita
Beragam gangguan dapat saja muncul pada proses tumbuh kembang balita. Beberapa
gangguan dapat disebut gangguan ringan, namun ada pula gangguan yang harus
segera ditangani dengan sebaik mungkin. Gangguan tumbuh kembang anak yang
wajib diketahui dan dipahami di antaranya adalah sebagai berikut

a. Keterlambatan Bicara

Keterlambatan bicara disebabkan kurangnya stimulasi yang diberikan kepada bayi.


Bahasa merupakan indikasi dari keseluruhan perkembangan tumbuh kembang anak.
Gangguan bicara dan berbahasa dapat saja menetap. Oleh sebab itu, orang tua harus
segera bertindak untuk mengatasinya. Berkonsultasi dan mencari solusi nya. Bidan
bertugas membantu dan membimbing untuk mengatasi gangguan ini.

b. Keterlambatan Berpikir

Keterlambatan berpikir ditandai dengan proses tumbuh kembang anak yang lebih
lambat dari anak lain yang normal. Dengan demikian, keterampilan untuk menolong
diri sendiri juga kurang. Orang tua wajib membantu anak dengan cara yang tepat.
Bidan dapat memberi bimbingan mengenai hal ini.

c. Perawakan Pendek

Seringkali anak yang berperawakan pendek memiliki sikap yang minder dan kurang
percaya diri. Penyebab perawakan pendek di antaranya adalah varisasi normal,
gangguan gizi, kelainan sel atau kromosom, penyakit infeksi atau karena kelainan
hormon. Dengan demikian, orang tua dan bidan dapat memberikan pengertian kepada
anak. Terus memotivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

d. Autisme
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mencakup seluruh faktor
perkembangan yang mempengaruhi anak. Autisme merupakan gangguan hubungan
sosial, komunikasi, dan perilaku anak. Autisme dapat diatasi dengan melakukan terapi
pada anak.

Anda mungkin juga menyukai