Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

ALINDA NURHIDAYATI (202101009)


ANGGUN LESTARI (202101015)
PELACINI

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jln. Jend. Sudirman Km. 2 Rangkasbitung 42315
Telp. (0252) 201116 / 209831
Email : akper@yahoo.co.id Website : www.akperyatna.co.id
LEBAK – BANTEN
1. PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

1. Identitas Bayi

 Nama Bayi : Pengkajian nama bayi akan menghindarkan petugas terhadap kekeliruan.
 Tanggal Lahir : Tanggal lahir dapat menentukan usia bayi dan juga crosscheck usia bayi
 Jenis Kelamin :Untuk memberikan informasi pada ibu dan keluarga serta memfokuskan saat
pemeriksaan genetalia.
 Umur : Rentan usia bayi baru lahir adalah 0 sampai dengan 28 hari
 Alamat : Untuk mempermudah dalam memberikan asuhan yang berkesinambungan.

2. Identitas Orangtua

 Nama Orangtua : Untuk mempermudah memanggil dan mengenali orangtua


 Umur : Umur orangtua mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh dan merawat bayinya.
 Suku Bangsa : Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap pola pikir
mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang dianut.
 Agama : Untuk mengetahui keyakinan orangtua sehingga dapat menuntun anaknya sesuai
keyakinannya sejak lahir.
 Pendidikan :Untuk mengetahui tingkat intelektual orangtua yang dapat mempengaruhi
kemampuan dan kebiasaan orangtua dalam mengasuh, merawat dan memenuhi kebutuhan
bayinya.
 Pekerjaan : Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status gizi (Hidayat
dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat dikaitkan dengan pemenuhan nutrisi bagi bayinya. Orangtua
dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi cenderung akan memberikan susu formula pada
bayinya.
 Alamat : Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan follow
up terhadap perkembangan ibu.

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal ... jam ... Keadaan ibu
dan bayi sehat.

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


 Riwayat Perinatal : Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi bayi baru lahir
adalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti diabetes melitus (DM), Hepatitis ,
jantung, asma, hipertensi (HT), Tubercolosis (TBC), frekuensi antenatal care (ANC), di
mana, keluhan-keluhan selama hamil, HPHT dan kebiasaan-kebiasaan ibu selama hamil.
 Riwayat Natal : Berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan, jenis persalinan, lama
kala I, lama kala II, berat badan bayi, denyut nadi, frekuensi pernapan, suhu, bagaimana
ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi persalinan untuk bayi baru lahir
 Postnatal : Observasi tanda-tanda vital, keadaan tali pusat, apakah telah diberi injeksi vitamin
K, minum ASI atau PASI berapa cc setiap berapa jam

5. Kebutuhan Dasar
 Pola Nutrisi : Segera setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya , apakah ASI keluar
sedikit, kebutuhan minum hari pertama adalah 60cc/kgBB. Selanjutnya ditambah 30
cc/kgBB untuk hari berikutnya.
 Pola Eliminasi : Proses pengeluaran defekasi dan urine terjadi 24 jam pertama setelah lahir.
Konsistenisnya agak lembek, berwarna hitam kehijauan. Selain itu diperiksa juga urine yang
normalnya berwarna kuning
 Pola Istirahat : Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari
 Pola Aktivitas : Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta mengangkat kepala untuk
mencari putitng susu.
 Pola Psikososial : Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu menerima
dan merawat anggota baru.
 b. Data Objektif : Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur. Informasi
tersebut biasanya diperoleh melalui pengmatan pancaindra (sense), yaitu 2S (sight, smell),
dan HT (hearing, touch atau taste) selama pemeriksaan fisik (Muttaqin, 2008)

 Pemeriksaan Umum
Denyut Jantung : Normalnya 130-160 kali/menit
Pernapasan : Normalnya 30-60 kali/menit
Suhu : Normalnya 36,5 - 37˚C
Berat Badan : Normalnya 2500-4000 gram
Panjang Badan : Antara 48-52 cm

 Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rabalah kepala sepanjang garis sutura dan fontanela, apakah ukuran dan lebarnya
normal. Sutura yang berjarak lebar menandakan bayi preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran normal letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontenela anterior harus
diraba, fontanela yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan
yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanela menonjol hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi.
Terkadang teraba fontanela antara ketiga fontanela anterior dan posterior hal ini terjadi karena
adanya trisomi (sindrom down). Lakukan pemeriksaan terhadap adanya trauma kelahiran
misalnya, caput suksedaneum, cephal hematoma, perdarahan subaponeuroti/ fraktur tulang
tengkorak. Perhatikan adanya kainan konginetal seperti anensefali, mikrosefali, kraniotabes
dan sebagainya.

Wajah : Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down
atau sindrom piere robin. Peratikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi,
paresi N. Fasialis.

Mata : Pada saat memperiksa mata, goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya
mata bayi terbuka, lakukan pemeriksaan terhdap jumlah mata, eposisi atau letak mata, periksa
adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa adanya glaukoma
konginetal, mulanya akan tampak sebagi pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea. Katarak konginetal akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kecil (kolobama) yang dapat
mengindikasi adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarhan
konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan
epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
Hidung : Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, bila melalui hidung maka harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung
atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang
terkadang berdarah, ini kemungkinan adanya sifilis konginetal. Periksa adanya pernapasan
cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukan adanya gangguan pernapasan.

Mulut : Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidak simetrisan bibir
mennjukan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukan micrognatia. Periksa adanya
bibir sumbing, adanya gigi atau ranua (kristal lunak yang berasal dari dasar mulut). Periksa
keutuhan langit-langit, terutama pada persambungkan antara palatum keras dan lunak.
Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s
pearl atau gigi. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi sering kali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

Telinga : Telinga diperiksa kanan dan kiri, periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
Pada bayi cukup bulan, tulag rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-
robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.

Leher : Biasanya leher bayi pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan adanya kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher menyebabkan kerusakan pada fleksus brakialis. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan periska adanya pembesaran kelenjar
tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukan adanya kemungkinan trisomi (sindrom down).

Dada : Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan
bayi mengalami Pneumonia toraks, paralisis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan
yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk dengan baik dan tampak simetris. Payudara tampak membesar tetapi ini merupakan
keadaan yang normal.

Abdomen : Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan. Jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafagmatika. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-spleno-
megali atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel, atau ductus omfaloentriskus persisten.

Genetalia : Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm, lebar 1-1,3 cm. Periksa lubang uretra.
Preputisium tidak boleh ditarik karena menyebabkan fimosis. Perhatikan adanya hiposdia dan
epispadia. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua.Pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora. Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah pada vagina. Hal ini
disebabkan pengaruh hemoroid ibu (withdrawl bedding).
Anus dan Rektum : Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara
umum keluar pada 24 jam pertama. Jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya
mekonium plug syndrom, megakolon, atau obstruksi saluran pencernaan.

Ekstremitas : Pada tangan, kedua lengan bayi harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan ada kerusakan neurologis atau fraktur. Telapak tangan harus dapat terbuka,
garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi.
Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.Pada kaki dan tungkai,
periksa kesimetrisan kaki dan tungkai. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kurang nya gerakan
berkaitan dengan fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktil atau sindaktili pada
jari kaki.

Kulit : Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir. Periksa adanya pembekakan.
Perhatikan adanya verniks kaseosa. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat
pada bayi kurang bulan.

 Pemeriksaan Neurologis
 Reflek Terkejut/ Refleks Moro
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan, maka akan
menimbulkan gerakan terkejut.
 Reflek Menggenggam
Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa, maka ia akan berusaha
menggenggam jari pemeriksa
 Reflek Mencari/ Refleks Rooting
Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka ia akan menoleh dan mencari
sentuhan itu.
 Reflek Mengisap/ Sucking Refleks
Apabila bayi diberi dot/puting, maka ia berusaha mengisap
 Reflek Glabella/ Glabellar Reflex
Apabila bayi disentuhpada daerah os glabella dengan jari tangan pemeriksa, maka ia akan
mengerutkan keningnya dan mengedipkan mata.
 Gland Refleks
Apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri, maka ia berusaha mengangkat
kedua pahanya
 Tonick Neck Refleks
Apabila bayi diangkat dari tempat tidur, maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya.

APGAR

NILAI 0 1 2
Appearance color Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
(warna kulit) biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
tetapi tangan dan kaki normal merah
kebiruan muda,
tidak ada sianosis
Pulse (heart rate)
Atau frekuensi Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau
(reaksi terhadap terhadap menangis bersin
rangsangan) stimulasi lemah ketika atau batuk saat
distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit Gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) Ada
Respiration Lemah atau tidak Menangis kuat,
(usaha nafas) Tidak ada teratur pernafasan baik dan
teratur

Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : Pada bayi normal 2500-4000 gram
Panjang badan : pajang badan bayi lahir normal 48-52 cm
Lingkar kepala : lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
Lingkar lengan atas : 10-11 cm 57

Ukuran Kepala Circumferensial (Keliling) :


a) Circumferensial fronto occipitalis : ± 34 cm
b) Circumferensia mento occipitalis : ± 35 cm
c) Circumferensia sub occipito bregmatika : ± 32 cm

Apabila nilai APGAR : 7 – 10 : Bayi mengalami Asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam
keadaan normal 4 – 6 : Bayi mengalami Asfiksia sedang 0 – 3 : Bayi mengalami Asfiksia
berat Apabila ditemukan apgar score dibawah 6 maka bayi tersebut membutuhkan tindakan
resusitasi.

Pemeriksaan Diagnostik 
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari
pertamasetelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadargula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolitfenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Ketidakadekuatan pertahanan Resiko infeksi (D0141)
DO: Kulit memerah, sianosis, tubuh sekunder
bunyi napas menurun,
frekuensi nafas berubah
DS: Tidak ada riwayat Kurang nya lapisan lemak Resik hipotermi (D.0140)
penyakit turunan keluarga subkutan
DO: Bayi berada dalam
incubator, daya hisap lema,
bayi tampak lemah, bayi gerak
saat merasa tidak nyaman,
lapar dan saat ada rangsangan,
selebihnya tidur
DS: Spasme jalan nafas Bersihan jalan nafas tidak
DO: gelisah, sianosis, bunyi efektif (D.0001)
napas menurun, frekunesi nafas
berubah
DS: Tidak rawat gabung Menyusui tidak efektif
DO: intake bayi tidak adekuat, (D.0029)
bayi menghisap tidak terus,
bayi menangis saat disusui,
bayi rewel dan menangis terus
di jam jam pertama saat setelah
menyusui, menolak untuk
menghisap

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). risiko infeksi berhubungnan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (D.0141)
2). Risiko hipotermia berhubungan dengan kurangnya lapisan lemak subkutan (D.0140)
3). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas (D.0001)
4). Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak rawat gabung (D.0029)
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1. risiko infeksi Setelah PENCEGAHAN Berisko
berhubungnan dilakukan INFEKSI (I. mengalami
dengan tindakan 14539) peningkatan
ketidakadekuatan keperawatan Observasi terserang
pertahanan tubuh selama 3x24jam, -monitor tanda organisme
sekunder (D.0141) diharapkan : dan gejala lokal patogenik
1. Tingkat Terapeutik
infeksi menurun -Cuci tangan
(L.14137) sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
-batasi jumlah
kunjungan
-pertahankan
Teknik aseptic
Kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu informasi
penundaan
pemberian
imunsasi tidak
berarti
mengulang
jadwal imunisasi
kembali
-informasi
penyedia layanan
pekan imunisasi
nasional yang
menyediakan
vaksin gratis
2. Risiko hipotermia Setelah MANAJEMEN -Beresiko
berhubungan dilakukan HIPOTERMI mengalamai
dengan kurangnya tindakan (I.12507) kegagalan
lapisan lemak keperawatan Observasi termogulasi yang
subkutan (D.0140) selama 3x24jam, -monitor suhu dapat
diharapkan : tubuh mengakibatkan
1.kemampuan -identifikasi suhu tubuh
mengenali penyebab berada dibawah
perubahan status hiopotermia (mis, rentang normal
kesehatan terpapar suhu
meningkat lingkungan -mengidentifikasi
2. penggunaan rendah, pakaian dan mengelola
fasilitas tipis, kerusakan suhu tubuh
kesehatan hipotalamus, dibawah rentang
meningkat penurunan laju normal
control resiko metabolisme.
(L.14128) Kekurangan
lemak subkutan)
-monitor tanda
dan gejala akibat
hipotermia
(hipotermia
ringan : takipnea
disartia,
mengigil,
hipertensi,
diuresis;
hipotermia
sedang:aritmia,
hipotensi, apatis,
koagulopati,
reflex menurun;
hipternia berat:
oliguria,reflek
menghilang,
edema paru, asam
basa abnormal)
Terapeutik
-sediakan
lingkungan yang
hangat (mis, atur
suhu ruangan,
ikubator) yang
basah
-lakukan
penghangatan
pasif (mis,
selimut, penutup
kepala, pakaian
tebal)
-lakukan
penghangatan
aktif (mis,
kompres hangat,
botol hangat,
selimut hangat,
perawatan
metode
kangguru)
-lakukan
penghangatan
aktif internal
(mis, infus cairan
hangat,oksigen
hangat, lavase
peritoneal dengan
cairan hangat)

3. Bersihan jalan Setelah PEMANTAUAN Mengumpulkan


nafas tidak efektif dilakukan RESPIRASI dan menganalisa
berhubungan tindakan (I.01014) data untuk
dengan spasme keperawatan Obersevasi memastikan
jalan napas 3x24jam , -monitor kepatenan jalan
(D.0001) diharapan: frekuensi, irama, nafas dan
1.Sianosis kedalaman dan kefektifakn
menurun upaya napas pertukaran gas
2.Frekuensi -monitor pola
nafas membaik napas (seperti
3.pola nafas bradypnea,
membaik takipnea,
(Bersihan jalan hiperventilasi,
nafas L.01001) kusmaul,
Cheyne-stokes,
biot, atastik)
-monitor adanya
sumbatan jalan
nafas
-auskultasi bunyi
napas
-monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
-atur interval
pemantuan
respirasi sesuai
kondisi pasien
-dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
-jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantuan
- informasikan
hasil pemantuan,
jika perlu
4. Menyusui tidak Setelah PROMOSI ASI
efektif dilakukan EKSLUSIF
berhubungan tindakan (I.03135)
dengan tidak rawat keperawatan Observasi
gabung (D.0029) 3x24jam , -identifikasi
diharapan: kebutuhan laktasi
1.Bayi rewel bagi ibu pada
menurun anteriatal,
2. Intake bayi internatal, dan
membaik postnatal
3. hisapan bayi Terapuetik
membaik -fasilitas ibu
4.suplai asi ad untuk rawat
ekuat gabung atau
(status menyusui rooming in
L.03029) -Gunakan sendok
dan cangkir jika
bayi belum
menyusu
-Dukung ibu
menyusui dengan
mendampingi ibu
selama kegiatan
menyusui
berlangsung
-Diskusikan
dengan keluarga
tentang ASI
Ekslusif
Edukasi
-Jelaskan manfaat
menyusu bagi
bayi dan ibu
-Jelaskan
pentingnya
menyusu di
malam hari untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
produksi ASI
-Jelaskan tanda-
tanda bayi cukup
ASI (Mis, berat
badan
meningkat,BAK
lebih dari
10x/hari, warna
urine tidak pekat)
-Anjurkan ibu
memberikan
nutrisi kepada
bayi hanya
dengan ASI
-Anjurkan ibu
menjaga
reproduksi, ASI
dengan merah,
walaupun kondisi
bayi dan ibuu
terpisah

Anda mungkin juga menyukai