Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI

APENDIKSITIS DENGAN NYERI AKUT DI RSUD DR.


ADJIDARMO RANGKASBITUNG

Oleh :

1. M. Agung Gumelar 10. M. Nanda


2. Ilma Fortuna 11. Samuel M
3. Oki yamansyah 12. Tiara Adianti
4. Bayu Dwi Lesmana 13. Rominar D
5. Nurfalah 14. Kamelia H
6. Ayu Nurdianti 15. Wahyu Budi
7. Aldi Darmawan 16. Ludia Maitriani
8. Nurdin 17. Tari Widiastuti
9. Haifa Mandareta 18. Henni Aurora S

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK – BANTEN

DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN 2022/2023

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apendisitis adalah suatu proses obstruksi yang disebabkan oleh benda
asing batu feses kemudian terjadi proses infeksi dan disusul oleh peradangan
dari apendiks verivormis. Apendisitis merupakan peradangan yang berbahaya
jika tidak ditangani segera bisa menyebabkan pecahnya lumen usus.
Apendisitis adalah suatu peradangan yang berbentuk cacing yang berlokasi
dekat ileoseka. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu
atau umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya(Ryan et al., 2013).
Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks vermikularis (sisa apex
sekum yang tidak memiliki fungsi) yang mengenai semua dinding organ.
Apendiksitis dapat terjadi pada semua golongan usia, paling sering terjadi
antara usia 10-30 tahun, dengan presentasi pria lebih sering daripada wanita,
dan remaja lebih sering daripada orang tua. Keluhan apendiksitis biasanya
berawal dari nyeri atau rasa tidak enak disekitar umbilikus, umumnya
berlangsung dari 1 atau 2 hari, dan nyeri akan bergeser dalam 2-12 jam
kekuadran kanan bawah, menetap dan diperberat bila berjalan(Betawi, 2012).
Apendiksitis merupakan kasus bedah gawat darurat pada bagian abdomen
karena adanya peradangan apendiks vermiformis yang menjadi salah satu
penyebab pasien mengalami abdomen akut. Istilah apendisitis di kalangan
masyarakat sering di sebut sebagai usus buntu padahal apendiksitis adalah
sekum(Ariana, 2016).
Menurut data World Health Organization tahun 2018, apenditis
merupakan tindakan bedah abdomen yang paling sering dilakukan di Amerika
Serikat dengan jumlah 734,138 orang pada tahun 2017 lalu meningkat
menjadi 739,117 orang pada tahun 2018. Di Asia insidensi appendisitis pada
tahun 2013 adalah 4,8% penduduk dari total populasi. Sedangkan dari hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia pada tahun 2018 jumlah penderita
appendisitis di Indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2019
sebesar 596.132 orang (Hidayat, 2020)
Di Provinsi Banten pada tahun 2009 penyakit apendiksitis di temukan seluruh
kabupaten/kota dengan rentang prevalensi dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih
terdeteksi dengan prevalensi 56%. Di kabupaten penyakit gastritis ini sudah mencapai
hampir 35% dari seluruh penduduk, penyakit gastritis ini penyakit umum yang
hampir di miliki oleh seluruh penduduk di kabupaten lebak(Departemen Kesehatan
RI, 2009).

Patofisiologi dari apendisitis dimulai dari terinflamasi dan mengalami


edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan disebabkan oleh
fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau beda asing. Proses inflamasi ini
menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal, sehingga menimbulkan nyeri
abdomen dan menyebar secara hebat dan progresif dalam beberapa jam
terlokalisasi di kuadran kanan bawah abdomen. Hal tersebut menyebabkan
apendik yang terinflamasi tersebut berisi pus. Apendisitis mula-mula
disebabkan oleh sumbatan lumen. Obstruksi lumen apendiks disebabkan oleh
penyempitan lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid submukosa. Feses
yang terperangkap dalam lumen apendiks mengalami penyerapan air dan
terbentuklah fekolit yang akhirnya menjadi penyebab sumbatan
tersebut.sumbatan lumen tersebut menyebabkan keluhan sakit disekitar
umbilikus dan epigastrium, mual dan muntah. Proses selanjutnya adalah invasi
kuman Entamoeba Coli dan spesies bakteroides dari lumen ke lapisan mukosa,
submukosa, lapisan muskularis dan akhirnya ke peritoneum parietalis
kemudian terjadilah peritonitis lokal kanan bawah, hal ini menyebabkan suhu
tubuh mulai naik. Gangren dinding apendiks disebabkan oleh oklusi pembuluh
darah dinding apendiks akibat distensi lumen apendiks. Bila tekanan intra
lumen meningkat maka akan terjadi perforasi yang ditandai dengan kenaikan
suhu tubuh dan menetap tinggi. Tahapan peradangan apendisitis dimulai dari
apendisitis akuta yakni sederhana tanpa perforasi, kemudian menuju
apendisitis akuta perforata yani apendisitis gangrenosa. Apabila tidak
dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama
disebabkan karena peritonitis dan shock(Doub, 2012)
Upaya untuk menurunkan nyeri adalah teknik relaksasi nafas dalam yang
dapat menurunkan ketegangan fisiologis dan teknik ini dapat dilakukan
dengan berbaring. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila fikiran
klien tenang, posisi kenyamanan klien dan keadaan lingkungan yang
mendukung. Dengan cara menarik nafas pelan seiring dengan respirasi udara
pada paru. Pengaruh teknik relaksasi terhadap rasa nyeri akan membuat rasa
nyeri itu berkurang. Peran perawat pada klien dengan apendiksitis yaitu
memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi klien, perawat juga
mempunyai peran sebagai pendidik dalam memberikan pendidikan kesehatan
agar dapat meningkatkan pengetahuan klien mengenai penyakit apendiksitis,
perawat memberikan pelindungan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
(Mirantika et al., 2021).

1.2 Batasan Masalah


Masalah pada studi kasus ini dibatasi Asuhan Keperawatan pasien yang
mengalami apendiksitis dengan nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo
Rangkasbitung.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimanakah Asuhan keperawatan Pasien yang mengalami Apendiksitis
dengan Nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Tujuan umum adalah melaksanakan Asuhan keperawatan pasien yang
mengalami Apendiksitis dengan nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pasien yang mengalami
Apendiksitis dengan Nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.
2) Menetapkan diagnosa keperawatan pasien yang mengalami
Apendiksitis dengan Nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.
3) Manyusun Perencanaan keperawatan pasien yang mengalami
Apendiksitis dengan Nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pasien yang mengalami
apendiksitis dengan Nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.
5) Melakukan evaluasi kepada pasien yang mengalami apendiksitis
dengan nyeri akut di RSUD Dr. Adjidarmo.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk
pengembangan Ilmu Keperawatan khususnya pada penderita penyakit
Appendix dengan Nyeri Akut
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Perawat
Karya Tulis Ilmiah dapat digunakan sebagai pedoman dalam
memberika asuhan keperawatan Appendixcitis serta untuk
menambahkan atau menjadi bahan wawasan untuk perawat
pemula.
2) Rumah Sakit
Karya Tulis Ilmiah dapat digunakan sebagai rujukan peningkatan
pelayanan kesehatan khususnya pada penderita appendixcitis
dengan Nyeri Akut .
3) Institusi Pendidikan
Karya Tulis Ilmiah dapat digunakan sebagai informasi tentang
penyakit appendixcitis dan juga sebagai bahan kajian untuk peneliti
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, R. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 1–23.

Betawi. (2012). No Title. .‫دراسة بكتيريولوجية مقارنة لمواقع مختلفة على نهرى دجلة والفرات‬
‫مجلة جامعة الكوفة لعلم االحياء‬, Cd.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


( Riskesdas ) Provinsi Banten Tahun 2007. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan RI.

Doub, J. P. (2012). Asuhan Keperawatan Appedisitis. 262.

Hidayat, E. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Appendicitis Yang


Di Rawat Di Rumah Sakit. In Jurnal Ilmiah Kesehatan.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/1066

Mirantika, N., Danial, D., & Suprapto, B. (2021). Hubungan antara Usia, Lama
Keluhan Nyeri Abdomen, Nilai Leukosit, dan Rasio Neutrofil Limfosit
dengan Kejadian Apendisitis Akut Perforasi di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(4), 576–585.
https://doi.org/10.25026/jsk.v3i4.467

Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). 済無 No Title No Title No Title. Paper


Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–26.

Anda mungkin juga menyukai