Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KEPERAWATAN MASA NIFAS

DISUSUN OLEH :
ADEN KRISNA (202101003)
CLARA ADELIA DWI WULANDARI (202101018)
NATTANSYAH ARDAVA L. P (202101054)

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jln. Jend Sudirman Km. 2 Rangkasbitung, 42315
Telp. (0252) 201116 / 209831
Email : akperyatna@yahoo.co.id
LEBAK-BANTEN
A. KONSEP MASA NIFAS
1. Pengertian Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira kira 6 minggu. Istilah puerperium berasal dari kata puer artinya anak dan
parele artinya melahirkan. (Anik Maryunani, S.kep 2009)

Nifas atau puerperium merupakan periode waktu atau masa di mana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu
sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001).

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat
kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Setyo,
Sri, 2011)

2. Adaptasi Psikologis Ibu Pada Masa Post Natal


3 tahap Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas antara lain:
1). Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama
pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang
diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala
kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi
pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu dipahami dengan
menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra
makanan untuk proses pemulihannya. Disamping nafsu makan ibu memang
meningkat.
Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:
a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misal
jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain.
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal rasa
mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara
bengkak, nyeri luka jahitan. C.Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung
melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal
tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu semata.

2) Fase taking hold


Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawabnya dalam merawat
bayi. Selain itu perasaannya sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena
saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan
dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
3) Fase letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan pernaḥ barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada
fase ini.

3. Tujuan Asuhan Keperawatan Ibu Pada Masa Post Natal


a. Untuk memulihkan Kesehatan umum penderita :
 Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan
 Menghilangkan terjadinya anemia
 Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan keberhasilan dan
sterilisasi
 Mengembalikan Kesehatan umum ini diperlukan pergerakan otot yang
cukup, agar tunas otot menjadi lebih baik, peredaran darah lebih lancer
dengan demikian otot akan mengadakan metabolism lebih cepat
b. Untuk mendapatkan Kesehatan emosi
c. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
d. Untuk memperlancar perbentukan air susu ibu
e. Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai masa nifas selesai, dan
dapat memelihara bayi bayi dengan baik, agar pertumbuhan dan berkembangan
bayi normal. (Setyo, Sri, 2011)

4. Kebutuhan Ibu Pada Masa Post Natal


a. Kebersihan diri
Mandi ditempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri dikamar mandi
sendiri dikamar mandi, yang terutama dibersihkan adalah putting susu dan mamae
dilanjutkan perawatan perineum.
1). Perawatan perineum
Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara
rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari.
Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa
sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun dan
sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar.

Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi.
Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai
terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling
sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea
sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Eliminasi
1). Miksi
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Ibu
diusahakan dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan :
a). Dirangsang dengan mengalirkan air kran didekat klien.
b). Mengompres air hangat diatas simpisis. Bila tidak berhasil dengan cara diatas
maka dilakukan kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien tidak
nyaman dan resiko infeksi saluran kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak
dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum. Dower kateter diganti setelah 48 jam.
2). Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Jika klien pada hari ke
tiga belum juga buang air besar maka diberikan laksan supositoria dan minum air
hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan dengan diit
teratur, pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat, olah raga.

c. Perawatan perineum / luka jalan lahir


Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara
lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan
agar terhindar dari infeksi (Kumalasari, 2015).

Tujuan perawatan luka perinium


Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015)
yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membrane mukosa
d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
d. Mobilitas/ aktifitas dan istirahat (senam nifas )
Istirahat
Anjurkan ibu untuk:
1). Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
2). Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
3). Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.
4). Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk
istirahat pada siang kira-kira 2jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :
1). Mengurangi jumlah ASI
2). Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
3). Depresi.

e. Perawatan payudara
Perawatan payudara
a). Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu dengan
menggunakan BH yang menyongkong payudara.
b). Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai
dari putting yang tidak lecet.
c). Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok. d). Untuk menghilangkan nyeri
ibu dapat diberikan paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
f. Makanan dan minuman
Nutrisi dan cairan

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25% karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.makanan yang
dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolism, cadangan dalam
tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta
bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung:
a). Sumber tenaga (energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein (jika
sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh
dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit. Minyak sayur,
minyak kelapa dan margarine).
b). Sumber pembangun Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian
sel - sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam
amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui
pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani
(ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan
protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan
tempe). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu,telur, dan keju, ketiga
makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
umber pengatur dan pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)
c). Sumber pengatur dan pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit
dan pengatur kelancaran metabolism dalam tubuh. Ibu menyusui minum air
sedikitnya 3 liter setiap hari (dianjurkan ibu untuk minum setiap kali habis
menyusui). Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis
sayuran dan buah-buahan segar.

Jenis-jenis mineral penting :

1). Zat kapur


Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang-kacangan dan
sayuran berwarna hijau.
2). Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju
dan daging.
3). Zat Besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk
kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah (HB) sehingga
daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain: kuning
telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
4). Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik
yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.
5). Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya :
susu dan keju.

Jenis-jenis vitamin antara lain:

1). Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan
syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber:
kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning
(wortel, tomat dan nangka). Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambahan
berupa kapsul vitamin A (200.000 IU).
2). Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme
karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan baik, membantu proses
pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
mengurangi kelelahan. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang- kacangan,
tomat, jeruk, nanas dan kentang bakar.
3). Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan,
system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur, susu,keju,
kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
4). Vitamin B3 (Niacin)
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan
kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber: susu, kuning telur, daging,kaldu
daging, hati, daging ayam, kacang-kacangan beras merah, jamur dan tomat.
5) Vitamin B6 (Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi.
Sumber: gandum, jagung, hati dan daging.
6) Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.
Sumber: telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut. Folic Acid
7). Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah merah dan
produksi inti sel. Sumber: hati, daging, ikan, jeroan dan syuran hijau.

8). Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat (untuk
penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi, dan gusi, daya tahan terhadap
infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber: jeruk, tomat,
melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan sayuran.
9). Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan
kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain: minyak ikan, susu, margarine, dan
penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi (sebelum pukul 09.00).
10). Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal.
Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam.

g. Hubungan seksual
Seksual
Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomy sudah sembuh maka coitus bisa
dilakukan pada 3-4 minggu postpartum. Hasrat sexual pada bulan pertama akan
berkurang baik kecepatannya maupun lamanya, juga orgasme pun akan menurun.
Ada juga yang berpendapat bahwa coitus dapat dilakukan setelah masa nifas
berdasarkan teori bahwa saat itu bekas luka plasenta baru sembuh (proses
penyembuhan luka post partum sampai dengan 6 minggu). Secara fisik aman
untuk memulai melakukan hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri,
aman untuk melakukan hubngan suami istri.
Latihan atau senam nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti
dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul.
Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap
prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Senam
masa nifas berupa gerakan-gerakan yang berguna untuk mengencangkan otot-
otot, terutama otot-otot perut yang telah terjadi longgar setelah kehamilan.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap
hari sampai hari ke sepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas adalah: a.
Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul karena dapat
mengurangi sakit punggung.
b. Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara bertahap misal
latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh berjalan.
c. Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu.

Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:


a. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b. Memperbaiki peredaran darah
c. Mengencangkan otot-otot perut dan perineum
d. Melancarkan pengeluaran lochea
e. Mempercepat involusi
f. Menghindarkan kelainan, misalnya: emboli, trombosis dan lain-lain
g. Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan meningkatkan
otot-otot punggung, pelvis dan abdomen
h. Kegel execise: untuk membantu penyembuhan luka perineum
i. Meredakan hemoroid dan varikositas vulva
j. Meningkatkan pengendalian atas urine
k. Meringankan perasaan bahwa "segalanya sudah berantakan".
l. Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot spinkter.
m. Memperbaiki respon seksual

5. Tahapan masa nifas Nifas dibagi dalam 3 periode:


1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalyang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

Anda mungkin juga menyukai