Anda di halaman 1dari 10

RESUME

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS


JADWAL KUNJUNGAN NIFAS DAN POST PARTUM GROUP
PERTEMUAN 08

OLEH :
KELOMPOK 08

1. YENI BUSOIN NIM : 179602622


2. JELY E. TAI NIM : 177102622
3. YOHANA SONBAI NIM : 179702622
4. VIVILIA BANAMTUAN NIM : 180102622

PRODI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2024
A. Pengertian Kunjungan Nifas
Masa nifas adalah masa setelah seseorang ibu melahirkan bayi yang
digunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu. Masa nifas tidak kalah penting dengan
masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ- organ reproduksi sedang
mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan
persalinan. Oleh karena itu diperlukan perawatan masa nifas bagi ibu nifas.
Fungsi perawatan masa nifas yakni memberikan fasilitas agar proses
penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan normal, mengamati proses
kembalinya rahim ke ukuran normal, membantu ibu untuk dapat memberikan
Asi dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat bayinya.
Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan yang diberikan pada ibu
nifas dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah
melahirkan. Pelayanan pascar persalinan dilakukan minimal 4 kali dengan
waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan. Kunjungan nifas
merupakan perilaku ibu nifas mengunjungi pelayanan nifas Standar
pelayanan pada masa nifas antara lain meliputi pemeriksaan fisik, senam
nifas, pemberian vitamin.

B. Kunjungan Nifas 1 (KF 1: pada periode 6 jam sampai dengan 2 hari


pasca persalinan
Tujuan KF1 :
1. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain penyebab perdarahan dan
memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI pada awal menjadi ibu
5. Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

C. Kunjungan Nifas 2 (KF 2 : 3 hari sampai 7 hari pasca persalinan)


Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca persalinan di mana ibu
sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala. Kunjungan
kedua meliputi :
1. Diet

2
Bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :
a) Kalori kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-
800 Kkal jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula
berat badan ibu akan menurun yang berarti jumlah kalori tambahan
harus ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk bayi.
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti :
daging sapi, ayam, buah-buahan.
b) Protein selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas
kebutuhan normal yaitu50gram/hari. Dasar ketentuannya adalah
setiap 100 ml ASI mengandung 1,2 gram protein, dengan demikian
830 ml ASI mengandung 10gram protein. Contoh makanan yang
mengandung protein yaitu : Ikan salmon, telur, kentang, daging,
kacang-kacangan, produk kedelai, tahu, tempe, buncis dan lain.
Makanan di atas mengandung banyak protein yang berguna untuk
penambahan berat badan bayi melalui Asi yang di minum oleh bayi.
c) Asam Lemak Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3
yang terdapat dalam ikan kakap dan tongkol, Asam ini diubah
menjadi DHA yang dikeluarkan melalui ASI berfungsi sebagai
nutrisi pematangan sel otak bayi.
d) Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan
yang dikeluarkan melalui ASI berfungsi membantu perkembangan
tulang bayi. Kebutuhan kalsium perhari selama masa laktasi adalah
0,5-1gram/hari
e) Zat Besi Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti
bayam, daun ubi kayu, daun katuk yang berfungsi untuk mencegah
anemia pada ibu dimasa menyusui dan memperlancar produksi ASI,
dibutuhkan 20gram zat besi/hari.
f) Asam folat Banyak terkandung pada jeruk, alpukat, asparagus, roti
gandum yang berfungsi untuk membantu perkembangan atau
pertumbuhan otak bayi melalui ASI yang diminumnya.
g) Vit. C Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning
kemerahan seperti wortel, tomat, jeruk, mangga, sirsak, apel yang
berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat membantu perkembangan
otak bayi serta sebagai pembantu absorbsi zat besi di dalam tubuh.
h) Cairan dan mineral Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu
sebanyak 3 liter/hari dengan asumsi 1 liter setiap 8jam dalam
beberapa kali minum terutama setelah selesai menyusui. Selama
menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengonsumsi banyak sayuran
dan buah yang mengandung serat seperti : pepaya, pisang, bayam,

3
kangkung agar ibu terhindar dari konstipasi dan berguna untuk
menambah produksi ASI ibu.

2. Kebersihan atau perawatan diri sendiri


Bidan menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri, terutama
puting susu dan perineum karena sangat sering terjadi infeksi pada
bagian perineum jika hyginie ibu kurang dan terjadi lecet pada puting
sehingga bisa menyebabkan peradangan pada puting susu jika ibu tidak
dapat merawat puting susu nya dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post
partum dirumah :
a) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi
maupun ibu dengan tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan
alergi kulit pada bayi
b) Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun
dan air bersih, ajarkan ibu cara membersihkan nya dengan cara
dibersihkan dari vulva terlebih dahulu dari arah depan kebelakang
dengan hati-hati.
c) Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta
membersihkan kembali daerah genetalia pada saat mengganti
pembalut.
d) Ajarkan ibu untuk mencuci tangan den gaan sabun sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genetalianya.
e) Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan iu untuk tidak
menyentuh daerah luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.
3. Senam
Bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung
pada kondisi ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk
mengembalikan kekencangan otot-otot abdomen dan otot panggul serta
membantu memperlancar peredaran darah ibu dan lebih menyehatkan ibu
selama masa nifas.
4. Kebutuhan akan istirahat
Bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur,
meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah
tangga.
5. Pengkajian adanya tanda-tanda post partum blues
Bidan melakukan pengkajian seperti; ibu tidak peduli dengan bayinya,
ibu menyendiri, terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu
kehilangan nafsumakan, status emosional ibu tidak stabil, perasaan takut
dan lelah.

4
6. Keluarga berencana
Bidan melakukan pembicaran awal kepada ibu mengenai tentang
kembalinya masa subur dan melanjutkan hubungan seksual setelah
selesai masa nifas, kebutuhan akan pengendalian kehamilan dan
penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode Amenorea
Laktasi selama 6 bulan post partum.
7. Tanda-tanda bahaya
Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada
tanda-tanda bahaya seperti ; perdarahan abnormal, sakit kepala berat,
pandangan kabur, kaku kuduk, nyeri abdomen bagian bawah,
pengeluaran lochea yang abnormal, oedema pada kaki/tangan, demam,
muntah serta rasa sakit saat BAK & BAB, payudaraa bengkak, anoreksia
dalam waktu yang lama, merasa letih dan nafas sesak, kejang. misalnya
pada ibu dengan riwayat pre-eklampsi atau resiko eklampsia memerlukan
penekanan pada tanda-tanda bahaya dari pre-eklampsi atau eklampsia.
8. Perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Jelaskan kepada ibu bahwa akan ada kunjungan ulang oleh bidan agar
terjadikesepakatan antara pasien dan bidan

Tujuan KF2 :
1. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah unbilicus, tidak ada perdarahab abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau kelainan pasca
persalinan.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan Ibu menyusui dengan baik dan tidak ada gejala penyulit.
5. Memberikan konseling kepada ibu menegnai asuhan pada bayi, cara,
evaluasi tali pusat, dan menjaga bayi agar cepat hangat.

D. Kunjungan nifas 3 (KF 3 : 8 hari sampai 28 hari pasca persalinan)


Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF2 (Kemenkes
RI, 2012). Standar Pelayanan Masa Nifas
1. Standar I : perawatan bayi baru lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernapasan spontan dan melakukan resusitasi bila diperlukan, mencegah
asfiksia dan mencegah terjadinya hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi serta
mencegah hipoglikemia dan infeksi.

5
Bidan juga harus melakukan pemeriksaan tanda vital, timbang bayi dan
ukur panjang, pemberian profilaksis mata berupa tetrasiklin 1% atau
perak nitrat 1% atau eritromisin 0,5%, emmfaslitasi pemberian ASI
dalam waktu satu jam pertama setelah enam jam bayi dapat dimandikan
apabila tidak ada kontraindikasi, serta melakukan evaluasi buang air
besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) bayi baru lahir.
2. Standar II : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Bidan juga harus memberikan penjelasan tentang hal-
hal yang memperepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu dalam
memulai pemberian ASI 3) Standar XV: Pelayanan bagi Ibu dan bayi
pada masa nifas.
3. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas pada hari ketiga,
minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi, dan KB.

Tujuan KF3 :
1. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah unbilicus, tidak ada perdarahab abnormal, dan tidak
ada bau.
1. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau kelainan pasca
persalinan.
2. Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan, dan istirahat.
3. Memastikan Ibu menyusui dengan baik dan tidak ada gejala
penyulit.
4. Memberikan konseling kepada ibu menegnai asuhan pada bayi, cara,
evaluasi tali pusat, dan menjaga bayi agar cepat hangat.

E. Post Partum Group


Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas, salah
satunya. Adalah dalam bentuk kelompok Ibu-ibu postpartum dikelompokkan
dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan
ibu post partum lainnya. Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu

6
postpartum atau di Posyandu dan Polindes. Kegiatannya dapat berupa
penyuluhan dan konseling tentang:
1. Kebersihan diri (personal hygiene)
a) Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi)
minimal 2 kali Sehari.
b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan
sabun dan air dari arah depan ke belakang.
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3 kali sehari. 4.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah.
d) Membersihkan genitalia.
Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu
untuk tidak menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a) Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu
istirahat di saat bayinya sedang tidur.
b) Sarankan ibu agar mengerjakan pekerjaan rumah pertahan-lahan..
3. Gizi
a) Nasi 200 gram (1 piring sedang) 2
b) Lauk 1 potong sedang Tahu/tempe I potong sedang
c) Sayuran 1 mangkuk sedang 5. Buahl potong sedang
d) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
e) Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang
cukup 8. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
f) Meninum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
g) Minum kapsul vitamin A
4. Menyusui
Tanda-tanda ASI cukup :
a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam
b) Bayi sering BAB, berwama kekuningan “berbiji”
c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun
tapi tidur cukup.
d) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
e) Payudara terasa kosong setiap kali selesai menyusui. Berat badan
bayi bertambah.
f) Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan
tidur lebih dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau
payudara tidak dikosongkan dengan baik setiap kali menyusui, maka
“pesan hormonal” yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan
susu lebih sedikit.

7
Meningkatkan suplai ASI :
a) Menyusui bayi setiap 2 Jam, lama 10-15 menit.
b) Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya.
c) Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana yang nyaman.
d) Tidurlah bersebelahan dengan bayi
e) Tingkatkan istirahat dan hidrasi
Perawatan payudara :
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b) Gunakan bra yang menyokong.
c) Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali
selesai menyusui.
d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
e) Payudara yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit.
Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg

5. Lokea
Pembagian lochea antara lain:
a) Lochea rubra (1-3 hari postpartum): warna merah segar dan berisi
gumpalan darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
b) Lochea sanguinolenta (3-7 hari postpartum) berwama merah
kekuningan, berisi darah dan vernik kaseosa.
c) Lochca serosa (7-14 hari postpartum) Berwama kekuning-kuningan,
berisi serum.
d) Lochea alba (14-40 hari post parturn): berwarna putih.

6. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bernuara pada bekas implantasi placenta.
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas
besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.

7. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah
berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.

8
8. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan
ingin berKB. Tapi sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas. Tenaga
kesehatan akan memberitahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau
efek samping dari alat kontrasepsi itu. Meskipun beberapa metode KB
mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid
kembali.

9
DAFTAR PUSTAKA

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya


Kesehatan. Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work
PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Neonatal. Unicef.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-
rumah.html http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai