Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI MASA NIFAS

OLEH: KELOMPOK 6

1. KRISTINA BANASE (177202622)


2. SAFIRA KAUSE (178802622)
3. IRMA KUE’E (177002622)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2024
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI MASA NIFAS

Masa nifas atau postpartum adalah periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4
sampai 6 minggu walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan
dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Pada masa ini
perubahan yang terjadi tidak hanya secara fisiologis maupun sosiokultural, tetapi juga
psikologi. Perubahan kompleks pada ibu postpartum atau setelah proses persalinan
memerlukan penyesuaian terhadap diri dengan pola hidup dan kondisi setelah proses
tersebut (Prawihardjo, 2013). Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit
mengganggu “ibu baru” walaupun komplikasi serius juga dapat terjadi.

A. Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas


Psikologis Ibu Masa Postpartum Menurut Bahiyyatun (2009), adaptasi psikologi
pada periode postpartum merupakan penyebab stressemosional terhadap ibu baru,
bahkan menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
d. Pengaruh budaya

Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya
menuruti nasehat,ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan. Periode
tersebut diuraikan oleh Yanti & Sundawati (2011) menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu fokus pada dirinya sendiri, sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain;
rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan
nutrisi. Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
1) Kekecewaan pada bayinya
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3) Rasa bersalah karna belum bisa menyusui bayinya
4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
b. Fase taking hold, yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketiddakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini, ibu memerlukan dukungan dan
merupakan kesempatan yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat
diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues.

Perubahan emosi ibu postpartum menurut Whibley (2006) dalam Yusdiana


(2009) secara umum antara lain adalah:

a. Thrilled dan excaited, ibu merasakan bahwa persalinan merupakan peristiwa besar
dalam hidup. Ibu heran dengan keberhasilan melahirkan seorang bayi dan selalu
bercerita seputar peristiwa persalinan dan bayinya.
b. Overwhelmed, merupakan masa kritis bagi ibu dalam 24 jam pertama untuk
merawat bayinya. Ibu mulai melakukan tugastugas baru.
c. Let down, status emosi ibu berubah-ubah, merasa sedikit kecewa khususnya
dengan perubahan fisik dan perubahan peran.
d. Weepy, ibu mengalami baby blues postpartum karena perubahan yang tiba-tiba
dalam kehidupannya, merasa cemas dan takut dengan ketidakmampuan merawat
bayinya dan merasa bersalah. Perubahanemosi ini dapat membaik dalam beberapa
hari setelah ibu dapat merawat diri dan bayinya serta mendapat dukungan
keluarga.
e. Feeling beat up, merupakan masa kerja keras fisik dalam hidup dan akhirnya
merasa kelelahan.
B. Postpartum Blues
1. Pengertian Postpartum Blues
Sindrom baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang
berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini
sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan. Sedangkan
Mansyur (2009), mengatakan bahwa sindrom baby blues merupakan perasaan sedih
yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya.
Postpartum blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari
pasca melahirkan. Sindrom ini sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah
melahirkan, dan cenderung lebih buruk pada hari ketiga dan keempat. Menurut Saleha
(2009) baby blues atau postpartum blues merupakan suatu gangguan psikologis
sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah
melahirkan. Suasana hati yang paling utama adalah kebahagiaan, namun emosi
penderita menjadi stabil. Baby blues atau sterss pasca melahirkan merupakan kondisi
umum yang sering dialami oleh seorang wanita yang baru melahirkan dan biasanya
terjadi pada 50% ibu baru. Baby blues sendiri merupakan suatu perasaan gembira oleh
kehadiran sang buah hati, namun disertai oleh perasaan cemas, kaget dan sedih
sehingga dapat menimbulkan kelelahan psikis sang ibu tersebut.
2. Waktu dan Durasi Terjadinya Postpartum
Blues Baby blues sindrom dapat terjadi segera setelah kelahiran, tapi akan
segera menghilang dalam beberapa hari sampai satu minggu. Apabila gejala tersebut
berlangsung lebih dari satu minggu itu sudah termasuk dalam depresi postpartum.
Kondisi ini merupakan periode emosional stres yang terjadi antara hari ke-3 dan ke-10
setelah persalinan yang terjadi sekitar 80% pada ibu postpartum.
3. Gejala Postpartum Blues
Gejala postpartum blues ringan hanya terjadi dalam hitungan jam atau 1
minggu pertama setelah melahirkan, gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya,
sedangkan pada beberapa kasus postpartum depresion dan postpartum psikosis, bisa
sampai mencelakai diri sendiri bahkan anaknya, sehingga pada penderita kedua jenis
gangguan mental terakhir perlu perawatan yang ketat di rumah sakit (Afrianto, 2012).
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu.
Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau hari ke-6 setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya: sering tiba-tiba menangis karena
merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala,
sering berganti mood, mudah tersinggung, merasa selalu sensitif dan cemas
berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati,
tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan, merasa tidak
mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan, insomnia yang
berlebihan. Gejalagejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun, jika
masih tetap berlangsung selama beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat
disebut postpartum depression.
4. Penyebab Terjadinya Postpartum Blues
Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya baby blues
menurut Ummu (2012), di antaranya:
a. Perubahan hormonal Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan
prosgeterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan
mood, dan perasaan tertekan.
b. Fisik Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme kehidupan
sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan
malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan berjurangnya waktu istirahat,
sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah.
c. Psikis Kecemasan terhadap dalam berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam
mengurus si kecil, ketidakmampuan dalam berbagai permasalahan, rasa tidak
percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum hamil serta kurangnya
perhatian terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya depresi.
5. Penyebab Terjadinya Postpartum Blues
Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya baby blues
menurut Ummu (2012), di antaranya:
a. Perubahan hormonal Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan
prosgeterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan
mood, dan perasaan tertekan.
b. Fisik Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme kehidupan
sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan
malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan berjurangnya waktu istirahat,
sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah.
c. Psikis Kecemasan terhadap dalam berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam
mengurus si kecil, ketidakmampuan dalam berbagai permasalahan, rasa tidak
percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum hamil serta
kurangnya perhatian terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya depresi.
d. Sosial Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi.
Rasa ketertarikan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh lingkungan
juga berperan dalam depresi.
6. Dampak Postpartum Blues
Jika kondisi baby blues syndrome tidak disikapi dengan benar, bisa
berdampak pada hubungan ibu dengan bayinya, bahkan anggota keluarga yang
lain juga merasakan dampak dari baby blues syndrome tersebut. Jika baby blues
dibiarkan, dapat berlanjut menjadi depresi pasca melahirkan, yaitu berlangsung
lebih dari hari ke-7 pasca persalinan. Depresi setelah melahirkan rata-rata
berlangsung tiga sampai enam bulan, bahkan terkadang sampai delapan bulan.
Pada keadaan lanjut dapat mengancam keselamatan diri dan anaknya.
C. Kesedihan Dan Duka Cita
a. respon psikologis terhadap kehilangan
Kehilangan maternitas :
1) Wanita yg mengalami infertilitas (tdk mampu hamil/ yg tdk mampu
mempertahankan kehamilannya)
2) Mendapatkan bayinya hidup tp kmd kehilangan harapan (prematuritas,
kecacatan kongenital), bayi meninggal
3) Postpartum blues (kehilangan keintiman internal dgn bayinya & hilang
perhatian)
b. Peran bidan :
1) Bidan dpt membantu ortu utk mdan dpt membantu ortu untuk melakukan
proses berduka, sekaligus memfasilitasi pelekatan mereka dan anak yg tdk
sempurna dgn menyediakan lingkungan yg aman, nyaman, memfasilitasi
perasaan negatif serta penolakan thd bayinya
2) Membagi informasi dengan orang tua
c. Tahap berduka
1) Tahap Syok Mrpk tahap awal dr kehilangan.Perilaku: penyangkalan,
ketdkpercayaan, marah, rasa bersalah, dsb
2) Tahap penderitaan (fase realitas) Penerimaan thd fakta kehilangan & upaya
penyesuaian thd realitas. Dlm tahap ini akan sll terkenang dgn org yg
disayangi.
3) Tahap resolusi Tahap ini org yg berduka sdh menerima kehilangan & individu
kembali pd fungsinya secara penuh.

Anda mungkin juga menyukai