1. Pengertian
Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang berhubungan dengan
kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari
kelelahan pasca persalinan (Pieter dan Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga mnyebutkan bahwa Syndrome
baby blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan
bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari pasca
melahirkan. Syndrome baby blues ini sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan
cenderung lebih buruk pada hari ke tiga dan ke empat.
(Melinda, 2010).
Muhammad (2011), menjelaskan bahwa Baby blues syndrome atau stress pasca persalinan, merupakan salah satu
bentuk depresi yang sangat ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung
lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat pasca persalinan. Postpartum Distress Syndrome atau yang juga
sering disebut dengan Baby Blues Syndrome merupakan reaksi psikologis yang berupa gejala depresi postpartum
dengan tingkat ringan. Syndrome ini muncul pasca melahirkan dan seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat
pasca partum dan memuncak pada hari kelima dan keempat belas pasca melahirkan (Medicastore, 2012).
Hampir sebagian besar ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. Sebuah kondisi depresi
pasca persalinan, yang jika tidak ditangani, akan berdampak pada perkembangan anak. Baby blues
syndrome atau postpartum syndrome adalah kondisi yang dialami oleh hampir 50% perempuan yang baru
melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi sejak hari pertama setelah persalinan dan cenderung akan memburuk
pada hari ketiga sampai kelima setelah persalinan. Baby blues cenderung menyerap dalam rentang waktu
14 hari terhitung setelah persalinan (Conectique, 2011).
2. Waktu dan Durasi Baby Blues Syndrome
Baby blues syndrome dapat terjadi segera setelah kelahiran, tapi akan segera menghilang dalam
beberapa hari sampai satu minggu. Apabila gejala tersebut
berlangsung lebih dari satu minggu itu sudah termasuk dalam depresi postpartum
(Aprilia, 2010). Kondisi ini merupakan periode emosional stres yang terjadi antara hari ke 3 dan ke-l0 setelah
persalinan yang terjadi sekitar 80% pada ibu postpartum (Bahiyatun, 2009).
3. Gejala-Gejala Baby Blues Syndrome
Ibu yang baru melahirkan dapat merasakan perubahan mood yang cepat dan berganti-ganti (mood
swing) seperti kesedihan, suka menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur, mudah tersinggung, cepat
lelah, cemas, dan merasa kesepian. (Aprilia, 2010).
c. Tidak memiliki atau sedikit tenaga.
d. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga.
e. Menjadi tidak tertarik dengan bayi anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan khawatir
terhadap bayinya.
f. Tidak percaya diri.
g. Sulit beristirahat dengan tenang.
15
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
h.
Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan.
i.
j. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri ataubayinya.
16
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
a. Perubahan hormonal.
Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme kehidupan sosial dalam
keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat menguras energi ibu,
menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi
masalah.
c. Psikis
17
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
d.Sosial
Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi.
Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh lingkungan
Penyebab baby blues
syndrome diduga karena perubahan hormonal di dalam tubuh wanita setelah melalul persalinan. Selama
menjalani kehamilan, berbagai hormon dalam tubuh ibu meningkat seinng pertumbuhan janin. Setelah
melalu tahap persalinan, jumlah produksi berbagai hormon seperti estrogen, progesteron, dan endorphin
mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi kondisi emosional ibu. Kelelahan flsik dan rasa sakit
setelah persalinan, air susu yang belum keluar sehingga bayi rewel dan payudara membengkak, serta
dukungan moril yang kurang dapat menjadi alasan lain timbulnya baby blues syndrome (Suwignyo, 2010).
Sedangkan munculnya baby blues syndrome menurut Atus (2008), juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Dukungan sosial
Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan kelurga dapat berpengaruh. Dukungan
berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang hangat sangat penting. Dorongan moral
dari teman-teman yang sudah pernah bersalin juga dapat membantu. Dukungan sosial adalah derajat
dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-orang yang
memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut (As’ari, 2005).
18
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
b. Keadaan dan kualitas bayi
Kehamilan yang tidak diharapkan seperti hamil di luar nikah, kehamilan akibat perkosaan,
kehamilan yang tidak terencana sehingga wanita tersebut belum siap untuk menjadi ibu. Kesiapan
menyambut kehamilan dicerminkan dalam kesiapan dan respon emosionalnya dalam menerima
kehamilan. Seorang wanita memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan,
baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan, tergantung dengan keadaan. Sebagian wanita lain
menerima kehamilan sebagai kehendak alam dan bahkan pada beberapa wanita termasuk banyak
remaja, kehamilan merupakan akibat percobaan seksual
19
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
tanpa menggunakan kontrasepsi. Awalnya mereka terkejut ketika tahu
e. Stresor psikososial
Faktor psikososial seperti umur, latar belakang sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan respon
ketahanan terhadap stresor juga dapat mempengaruhi baby blues syndrome.
f. Riwayat depresi
Perubahan kadar hormon progresteron yang menurun disertai peningkatan hormon estrogen,
prolaktin dan kortisol yang drastis dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
h. Budaya
Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau tidaknya baby blues syndrome. Di
Eropa kecenderungan baby blues syndrome lebih tinggi bila dibandingkan di Asia, karena budaya
timur yang lebih dapat
20
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
barat.
kompleks.
d. Faktor postpartum syndrome baby blues umum dan paritas (jumlah anak).
e. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
f. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan, status perkawinan,
kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan gangguan kejiwaan sebelumnya,
social ekonomi.
21
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
g. Stres yang dialami ibu dalam keluarga karena banyak kebutuhan ditambah
i. Rasa memiliki bayi yang terlalu
dalam sehingga timbul rasa takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
6. Dampak Baby Blues Syndrome
Jika kondisi baby blues syndrome tidak disikapi dengan benar, bisa berdampak pada hubungan
ibu dengan bayinya, bahkan anggota keluarga yang lain juga bisa merasakan dampak dari baby blues
syndrome tersebut. Jika baby blues syndrome dibiarkan, dapat berlanjut menjadi depresi pasca
melahirkan, yaitu berlangsung lebih dan hari ke-7 pascapersalinan. Depresi setelah melahirkan rata-rata
berlangsung tiga sampai enam bulan. bahkan terkadang sampai delapan bulan. Pada keadaan lanjut
dapat mengancam keselamatan diri dan anaknya (Kasdu, 2007).
a. Pada ibu
1) Menyalahkan kehamilannya
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
4) Sering terganggu dalam waktu istirahat atau insomnia berat
22
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
5) Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa
8) Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat
9) Frustasi hingga berupaya untuk bunuh diri
b. Pada anak
1) Masalah perilaku
Anak-anak dari ibu yang mengalami baby blues syndrome lebih memungkinkan memiliki
masalah perilaku, termasuk masalah tidur, tantrum, agresi, danhiperaktif.
2) Perkembangan kognitif terganggu
Anak nantinya mengalami keterlambatan dalam bicara dan berjalan jika dibandingkan
dengan anak-anak dari ibu yang tidak depresi. Mereka akan mengalami kesulitan dalam
belajar di sekolah.
3) Sulit bersosialisasi
23
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
4) Masalah emosional
cenderung merasa rendah diri, lebih sering merasa cemas dan takut,
lebih pasif, dan kurang
independen.
c. Pada suami
Keharmonisan pada ibu yang mengalami baby blues syndrome biasanya akan terganggu ketika
suami belum mengetahui apa yang sedang di alami oleh istrinya yaitu baby blues syndrome, suami
cenderung akan menganggap si ibu tidak becus mengurus anaknya bahkan dalam melakukan
hubungan suami istri biasanya mereka merasa takut seperti takut mengganggu bayinya.
1. Pencegahan Baby Blues Syndrome
24
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
c. Tanamkan pada benak ibu hamil bahwa anak adalah anugrah ilahi
tengah-tengah keluarga.
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
1.Definisi
a. Puerperim dini, yaitu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan
mobilisasi jalan.
b. Pueperium intermedial, yaitu masa kepulihan alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8
minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yang
berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bilaselama
26
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas (Postpartum)
b. Memulihkan dan mempertahankan kesehatan psikologis ibu dengan memberi dukungan dan
memperkuat keyakinan ibu dalam menjalankan peran ibu.
c. Mencegah terjadinya komplikasi selama masa nifas dan bila perlu melakukan pengobatan
ataupun rujukan 27.
d. Memperlancar dalam pembentukan ASI.
e. Memberikan konseling informasi dan edukasi/KIE pada ibu dan keluarganya tentang
perubahan fisik dan tanda-tanda infeksi, pemberian, ASI, asuhan pada diri sendiri, gizi
seimbang, kehidupan seksual dan kontrasepsi sehingga ibu mampu merawat dirinya dan
bayinya secara mandiri selama masa nifas.
27
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
3.
1) Fase taking in yaitu periode
ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada
saat itu fokus perhatian ibu terutama pada diri sendiri. Pengalaman sering berulang diceritakannnya
hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungan.
2) fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3 -10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan dan meruapakan kesempatan yang baik menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3) fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung
sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya
sudah meningkat. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya
keadaan ini disebut baby blues.
Perubahan emosi ibu postpartum menurut Whibley (2006) dalam Yusdiana (2009) secara
umum antara lain adalah :
28
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
seorang bayi dan selalu bercerita seputar peristiwa persalinan dan bayinya.
29
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
a. Postpartum Blues
Ibu postpartum yang mengalami postpartum blues mempunyai gejala antara lain rasa marah,
murung, cemas, kurang konsentrasi, mudah menangis (tearfulness), sedih (sadness), nafsu makan
menurun (appetite), sulit tidur (Pillitari, 2003; Lyn dan Pierre, 2007 dalam Macmudah, 2010).
Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan biasanya akan berangsur-angsur
menghilang dalam beberapa hari dan masih dianggap sebagai suatu kondisi yang normal terkait
dengan adaptasi psikologis postpartum. Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya
maka dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.
30
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
b. Depresi Postpartum
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan
2 minggu berturut-turut dan menunjukkan perubahan dari keadaan sebelumnya (Lubis, 2010).
31
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
c. Postpartum Psikosis
Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita
a. Gizi
1) Makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
2) Mengkomsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya
500kalori/hari dan tahun kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kalori
per harinya.
3) Mengkomsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat
meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak.
(Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2009)
32
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
b.Ambulasi
Ambulasisedinimungkinsangatdianjurkan,kecualiada
33
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
saat ini biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah
c. Higiene Personal Ibu
Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (mis, hipertensi, post- seksio sesaria) harus dibantu
mandi setiap hari dan mencuci daerah perineum dua kali sehari dan setiap selesai eliminasi. Setelah
ibu mampu mandi sendiri (dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri. Penggantian
pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan perineum atau setelah
berkemih atau defekasi. Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptura, atau laserasi merupakan
daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Tindakan membersihkan vulva
dapat memberi kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama daerah perineum.
Payudara juga harus diperhatikan kebersihannya. Jika puting terbenam, lakukan masase
payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati - hati. Pada masa postpartum, seorang ibu akan
rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untukmencegah
34
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
dengan sabun dan air bersih setiap kali setelah berkemih dan defekasi.
sampai bersih. Pada waktu
mencuci luka (epistotomi), ia harus mencucinya dan arah depan ke belakang dan mencuci daerah
anusnya yang terakhir. Ibu harus mengganti pembalut sedikitnya dua kali sehari. Jika ia menyusui
bayinya, anjurkan untuk menjaga kebersihan payudaranya.
Alat kelamin wanita ada dua, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Vulva adalah alat kelamin luar
wanita yang terdiri dan berbagai bagian, yaitu kommissura anterior, komrnissura interior, labia
mayora, labia rninora, klitoris, prepusium klitonis, orifisium uretra, orifisium vagina, perineum
anterior, dan perineum posterior. Robekan perineum terjadi pada semua persalinan, dan biasanya
robekan tenjadi di garis tengah dan dapat meluas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Perineum
yang dilalui bayi biasanya mengalami peregangan, lebam, dan trauma. Rasa sakit pada perineum
semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru, area
episiotomi atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh, yaitu 7 hingga 10 hari.
Infeksi dapat terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinanya jika luka perineum dirawat dengan
baik. Selama di rumah sakit, dokter akan
35
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
terjadi peradangan atau tanda infeksi lainnya. Dokter juga akan memberi
instruksi cara menjaga kebersihan perineumpascapersalinan untuk
mencegah infeksi.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan, tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur dan kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur
kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam
dan malam 7-8 jam.
Kurangnya istirahat pada ibu nifas menurut Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati,
(2009) dapat berakibat mengurangi jumlah ASI, memperlambat involusi, yang akhirnya bisa
menyebabkan perdarahan dan juga dapat mengakibatkan ibu menjadi depresi.
e. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut
menjadi kendor, longgarnya liang senggama, dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada
keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi secara dini
dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.
36
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh
Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan keluarga. Diskusikan hal ini sejak mulai hamil
dan diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan keluarga. Seksualitas ibu
dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum dan penurunan hormon steroid setelah persalinan. Keinginan
seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah, adaptasi peran baru, keletihan (kurang istirahat dan
tidur). Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang lebih 6 minggu) diperlukan karena
kembalinya masa subur yang tidak dapat diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu
pada ibu tidak menyusui dan kurang Iebih 30 - 36 minggu atau 4 - 18 bulan pada ibu yang menyusui.
6. Gravida
a. Definisi Gravida
Menurut Dorland (2002) gravida adalah wanita hamil Gravida merupakan salah satu komponen dari
status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G- P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan
(gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus.
37
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
1)Klasifikasi Gravida
:
a) Primigravida
Primigravida atau primipara merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi satu
kali setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau melahirkan bayi aterm (Murray &
McKinney, 2007; Ratnawati, Sunarsih, & Dharmaningrum, 2011).
Ibu primipara yang baru satu kali melahirkan menyebabkan ibu belum memiliki pengalaman
sama sekali dalam melakukan perawatan diri paska melahirkan. Hal ini menyebabkan ibu
postpartum primipara akan mengalami kecemasan tentang perawatan dirinya (Murray &
McKinney, 2007). Ibu postpartum primipara juga beresiko untuk mengalami komplikasi
tergantung kesiapan fisik, psikologi dan pengetahuan ibu tentang masa kehamilan sampai masa
postpartum (Ratnawati, Sunarsih, & Dharmaningrum, 2011).
Bobak (Munawaroh, 2008) menerangkan bahwa ibu primipara pasca melahirkan lebih
membutuhkan dukungan daripada yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan sebelumnya,
kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan fungsi psikologis
(satu kemunduran dalam kemampuan mental) yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi.
Gangguan psikologis pasca
38
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
lagi jika tidak disertai dukungan keluarga khususnya suami ibu kandung
berkepanjangan.
Strategi coping keluarga menurut Mccubbin, dkk (Judge, 1998) dapat berpotensi
memperkuat atau mempertahankan keluarga untuk melindungi keluarga dari tuntutan munculnya
stres. Keluarga juga berpotensi dapat memperkuat atau mempertahankan sumber daya keluarga
untuk melindungi keluarga dari dampak tekanan. Banyak ibu dapat mengalami distress yang
tidak seharusnya dan kecemasan hanya karena tidak dapat mengantisipasi atau tidak mengetahui
perubahan psikologis, perubahan emosi, dan adanya penyesuaian yang merupakan bagian
integral proses kehamilan, persalinan dan pascanatal. Banyak bukti menunjukkan bahwa periode
kehamilan, persalinan dan pasca natal merupakan masa terjadinya stres berat, kecemasan,
gangguan emosi dan penyesuaian diri (Marmi, 2011).
b) Multigravida
Multigravida atau Multipara menurut Prawirohardjo (2009), adalah wanita yang telah
melahirkan seorang anak lebih dari satu kali. Sedangkan menurut Varney (2006) Multigravida
adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih.
39
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
c)Grandemultipara
7. Kerangka Teori
Berdasarkan teori diatas, maka penulis dapat menyusun kerangka teori sebagai betikut :
Baby BluesSyndrome
a. Gejalaperilaku
b. Gejala fisik
c. Gejalaemosional
Dampak Baby
Blues Syndrome
a. Pada ibu
b. Padabayi
c. Pada pasangan
Faktor-faktoryang mempengaruhi babyblues
syndrome :
a. Hormonal
b. Ketidaknyamana nfisik
c. Ketidaknyamana nberadaptasi
d. Paritas
e. Pengalaman
f. Latarbelakang
Ibu Postpartum
Sumber : Sujiyatini dkk (2010), Jhaquin (2010), Pieter & Lubis, (2010)
40
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
8. Kerangka Konsep
Baby Blues Syndrome
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
41
Pengalaman Baby Blues..., Puspa Tri Rahayu, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017