ABSTRAK
Memiliki bayi biasanya dianggap sebagai peristiwa yang menyenangkan.
Namun, banyak wanita yang mengalami depresi empat hingga enam minggu setelah
melahirkan karena mereka merasa sulit untuk memahami mengapa mereka
mengalami depresi. Baby Blues Syndrome adalah kendala mood ringan yang kerap
diabaikan oleh ibu muda, keluarganya, atau dokter. Pada akhirnya, masalah ini bisa
meningkat menjadi keputusasaan (depresi), atau justru tanda-tanda psikotik yang
dapat mengakibatkan masalah dalam hubungan perkawinan ibu, bahkan dengan
keluarganya, dan mengacaukan pertumbuhan bayi. Ada beberapa rumusan masalah
dalam makalah ini, yaitu antara lain: 1. Apa yang dimaksud baby blues syndrome dan
bagaimana gejala-gejala dari orang yang mengalami hal tersebut? 2. Berapa lama
durasi dari gejala baby blues syndrome? 3. Apa penyebab terjadinya baby blues
syndrome? 4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi baby blues syndrome? 5.
Bagaimana dampak dari gejala baby blues sdyrome? 6. Bagaimana upaya pencegahan
baby blues syndrome? 7. Apakah yang dimaksud dengan postpartum? 8. Bagaimana
adaptasi psikologis ibu postpartum? 9. Bagaimana gejala-gejala yang dialami ibu
postpartum?
Makalah ini membahas tentang baby blues syndrome pada ibu pasca
melahirkan dengan tujuan memberikan informasi tentang baby blues syndrome yang
sering terjadi pada ibu pasca melahirkan, sehingga meningkatkan pemahaman
terhadap baby blues syndrome. Melalui pendekatan yang komprehensif, yang
bertujuan untuk memberikan edukasi, informasi, pelatihan, dan dukungan kepada ibu
hamil serta masyarakat sekitar. Dalam makalah ini, dikaji Gejala Baby Blues
Syndrom seperti perubahan perasaan, menangis, cemas, merasa kawatir mengenai
bayi, merasa kesepian, mengalami penurunan gairah seksual dan kurang percaya diri
terhadap kemampuan menjadi seorang ibu. penyebab baby blues syndrome
kurangnya dukungan social, komplikasi Kehamilan, dan Persiapan menjadi ibu.
Hasil makalah ini menyebutkan bahwa faktor hormonal, demografi, riwayat
psikososial wanita, dan fisik adalah beberapa penyebab baby blues. Baby blues
terutama berdampak pada ibu, bayi, dan pasangan. Untuk mengurangi prevalensi
baby blues syndrome, Penceghan baby blues dapat mengajarkan dan menawarkan
konseling kepada klien, keluarga, dan masyarakat. Ibu mengalami beberapa adaptasi
psikologis setelah melahirkan. Ini termasuk fase penerimaan, yang terdiri dari
ketergantungan dari hari pertama hingga hari kedua setelah melahirkan; fase
pengumpulan, di mana ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayinya dan
khawatir akan ketidakmampuannya; dan fase melepaskan diri, yang terjadi sepuluh
1
Jurusan Kebidanan, Universitas Andalas, Indonesia.
hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri dan merawat bayinya saat
dia tumbuh.
I. PENDAHULUAN
Memiliki bayi biasanya dianggap ketidakstabilan kelenjar tiroid, dan
sebagai peristiwa yang menyenangkan. penurunan kadar endorfin, yang
Namun, banyak wanita yang mengalami merupakan hormon yang berhubungan
depresi empat hingga enam minggu dengan kesenangan. Perasaan ibu yang
setelah melahirkan karena mereka tidak mampu atau khawatir akan
merasa sulit untuk memahami mengapa tanggung jawab barunya sebagai
mereka mengalami depresi. Sebagian seorang ibu, kurangnya dukungan dari
besar ibu mengalami blues setelah pasangan dan orang-orang di sekitarnya,
melahirkan. Kesedihan setelah serta perasaan tidak mampu merawat
persalinan adalah reaksi normal bayinya sendiri adalah beberapa faktor
terhadap tekanan yang disebabkan oleh lain yang perlu diperhatikan oleh wanita
persalinan dan biasanya sembuh dalam yang mengalami postpartum blues.
beberapa hari atau minggu (Elder et al., Faktor-faktor lain ini termasuk
2009). ekspektasi yang tidak realistis tentang
kondisi fisik bayi dan ibu, kelelahan
Menurut Lusskin dan Misri (2013, akibat persalinan baru-baru ini, dan
dalam: Hatfield, 2013), “postpartum perasaan tidak mampu atau khawatir ibu.
blues—juga dikenal sebagai
motherhood blues atau baby blues— Selama kehamilan, otak ibu sudah
merupakan kondisi yang paling umum mulai beradaptasi. Meskipun
dan parah.” Problematika ini biasanya mengandung dan proses bersalin adalah
muncul pada periode postpartum awal, peristiwa yang wajar dalam kehidupan,
seringkali dalam 3-10 hari selepas masih terdapat beberapa ibu yang
melakukan persalinan, menurut Littleton mengeluh karena mengalami tingkat
dan Engebretson (2005). Sebuah stres yang tinggi. Sudah ada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa sekitar bukti yang menunjukkan bahwa
empat puluh hingga delapan puluh kehamilan, persalinan, dan masa nifas
persen dari semua perempuan adalah periode yang sangat
mengalami fase transisi antara menyesuaikan diri, stres, dan emosi.
kesedihan dan tangisan setelah Gejala sindrom baby blues seperti
melahirkan. gelisah yang tidak perlu, menangis yang
tidak perlu, dan kurang percaya diri
Salah satu faktor utama yang dapat adalah beberapa di antaranya (Marmi,
menyebabkan depresi postpartum adalah 2014).Themze (2010, dalam: Wardiah,
kombinasi dari faktor hormonal, 2013) menyatakan bahwa, “gejala baby
termasuk berbagai hormon yang masih blues dialami oleh ibu muda yang tidak
ada dalam tubuh ibu setelah melahirkan, mampu menjaga anaknya. Gejala ini
seperti penurunan kadar hormon termasuk perasaan kesepian, kesulitan
progesteron dan estrogen,
berkonsentrasi, dan perasaan sedih yang atau tidak perhatian sama sekali pada
meluap-luap.” bayi, tidak menyukai atau takut
menyentuh bayi, sedikit atau tidak
Baby Blues Syndrome adalah perhatian terhadap penampian pribadi,
kendala mood ringan yang kerap gejala fisik seperti kesulitan bernafas
diabaikan oleh ibu muda, keluarganya, atau perasaan tertekan pada banyak
atau dokter. Pada akhirnya, masalah ini wanita.”
bisa meningkat menjadi
keputusasaan(depresi), atau justru tanda- Penulis merasa penting untuk
tanda psikotik yang dapat menulis makalah ini karena baby blues
mengakibatkan masalah dalam syndrom jika tidak dikelola dengan baik
hubungan perkawinan ibu, bahkan dapat berkembang menjadi depresi
dengan keluarganya, dan mengacaukan postpartum. Hal ini karena postpartum
pertumbuhan bayi. blues sering dianggap tidak normal
karena tingginya aktivitas yang dapat
Ambarwati dan Diah (2008:91) mempengaruhi perkembangan bayi,
menjelaskan bahwa, “beberapa gejala hubungan, dan keluarga. Selain itu,
Baby Blues Syndrome adalah sulit tidur, karena berbagai dependensi, hanya
bahkan ketika bayi sudah tidur, nafsu sedikit riset yang dilakukan di Indonesia
makan hilang, perasaan tidak berdaya yang menyelidiki efek dari sindrom ini.
atau kehilangan kontrol, terlalu cemas
Menurut Asih dan Risneni
II. PEMBAHASAN (2016), “Post partum blues merupakan
perubahan psikologis yang normal
2.1. Baby Blues Syndrome terjadi pada seorang ibu pasca salin.
Namun terkadang terjadi perubahan
2.1.1. Pengertian Baby Blues psikologi yang abnormal.”
Sdnyrome
Baby blues syndrome adalah Syndrom Baby Blues
gangguan kecemasan dan perubahan merupakam masalah yang terjadi saat
suasana hati (perubahan emosi) pada hari pertama post partum dan gejalanya
wanita hamil dan pasca melahirkan, muncul pada hari ketiga hingga kelima
biasanya terjadi selama kehamilan dan 3 dan berlangsung selama beberapa jam
hari setelah melahirkan hingga satu setelah bersalin hingga beberapa hari
tahun setelah melahirkan (postpartum). kemudian(Lisna, 2015).
Gangguan mental ini memanifestasikan Baby blues syndrome adalah
dirinya dalam perasaan sedih, cemas, kondisi yang sering menimpa hampir
gelisah dan ketakutan yang berlebihan, separuh ibu baru. Kondisi ini umumnya
dan juga mempengaruhi kondisi fisik. terlihat dalam empat belas hari
Ini termasuk merasa lelah bahkan ketika pascapersalinan dan cenderung
tidak bekerja, kaki panas dan dingin, memburuk pada hari ketiga atau
jantung berdebar, keringat dingin, lemas keempat pascapersalinan.Depresi terkait
dan sulit tidur (insomnia), dan ibu bayi yang dialami ibu setelah
mudah berhalusinasi. melahirkan dikenal dengan Baby Blues.
Baby Blues adalah bentuk 4. Merasa tidak berharga atau bersalah.
keputusasaan ringan yang terjadi pada
ibu dalam beberapa jam atau hari 5. Perasaan putus asa hingga pikiran
selepas bersalin dan sembuh dengan untuk bunuh diri.
sendirinya apabila mendapat bantuan
6. Susah tidur, susah tidur atau bahkan
kejiwaan (The NFC Foundation (2000)).
tidur terlalu lama.
Gejala penyerta disertai rasa sedih yang
luar biasa tanpa sebab (Suryati, 2008) 7. Ada gangguan makan: nafsu makan
kurang atau sangat kuat.
2.1.1. Waktu dan Durasi Baby
Blues Syndrome 8. Perasaan takut dan jengkel.
Babyblues Syndrome biasanya
muncul selepas melahirkan. Namun, 9. Seseorang cepat lelah, bahkan jika
gejala tersebut akan menghilang dalam ia bekerja sedikit.
beberapa hari hingga satu minggu. Jika
kondisi semacam itu berlangsung lebih 10. Melemahnya keintiman dengan
lama, hal itu itu dianggap sebagai pasangan, bahkan kurangnya hasrat
gejala depresi postpartum. Kondisi untuk berhubungan seksual.
semacam ini terjadi pada sekitar 80% 11. Cemas, panik, jantung berdebar.
dari ibu yang baru melahirkan antara
hari ketiga dan kesepuluh setelah 12. Sangat suka mengurung diri
persalinan. dikamar atau dirumah dan
menghindari kontak dengan orang
2.1.2. Gejala - Gejala Baby Blues lain.
Syndrome
Mansur dan Budiarti (2014) 2.1.3. Penyebab Terjadinya
menjelaskan bahwa, “gejala Baby Blues Baby Blues Syndrome
Syndrom seperti perubahan perasaan, Menurut Atus (2008) dalam
menangis, cemas, merasa kawatir Chairunnisa (2010), baby blues
tentang bayi, merasa kesepian, syndrome disebabkan oleh:
mengalami penurunan gairah seksual,
dan kurang percaya diri terhadap 1. Dorongan sosial
kemampuan menjadi seorang ibu.”
Yakni atensi, komunikasi, dan
Gejala Baby Blues Syndrome: 2 suport berupa relasi yang hangat
dan cukup kasih sayang dari orang
1. Perasaan tidak bahagia yang terus- terdekat yaitu suami dan keluarga.
menerus. Dukungan sosial memiliki nilai
positif tetapi dapat diabaikan untuk
2. Tidak dapat berpikir jernih dan sulit baby blues, karena dukungan suami
berkonsentrasi. bukan merupakan indikator
3. Kurangnya kegembiraan, dukungan sosial, sedangkan
kehilangan ingatan. dukungan sosial adalah dukungan
dari keluarga dan orang yang
dicintai, sedangkan dukungan yang
paling diharapkan oleh ibu pertama
kali adalah dukungan dari suami. selama kehamilan. Sementara itu,
suami (octaputrining, 2017). pada saat persalinan, kejadian yang
Menurut penelitian Kurniasari dan tidak menyenangkan bagi ibu,
Astuti (2014), terdapat ibu yang seperti pengalaman traumatis yang
membutuhkan dukungan suami disebabkan oleh peralatan medis
untuk mengasuh anaknya, yang yang digunakan selama persalinan,
menemukan adanya hubungan yang seperti ibu yang melahirkan dengan
signifikan antara dukungan suami operasi caesar, dapat menimbulkan
dengan terjadinya baby blues, dan rasa takut terhadap jarum dan alat
penelitian Ningrum (2017) yang bedah. Ada hipotesis bahwa beban
menemukan bahwa pada sebagian mental dan fisik yang dialami ibu
besar ibu, baby blues adalah saat melahirkan berbanding lurus
seorang ibu yang tidak mendapat dengan beban fisik yang dialami ibu.
dukungan dari suaminya.
3. Riwayat psikososial perempuan,
2.1.4. Faktor - Faktor yang seperti jenjang pendidikan, status
Mempengaruhi Baby pernikahan, kehamilan yang tidak
Blues Syndrome diinginkan, riwayat gangguan jiwa,
Mansur (2008) membagi lima kedudukan sosial ekonomi, dan
komponen yang mempengaruhi suport sosial dari orang-orang di
gangguan emosional pasca persalinan: sekitarnya yang tidak mendukung
atau mendukung
1. Faktor hormonal adalah
ketidakpastian dalam tingkat 4. Jasmani. Mengasuh anak, memberi
hormon sang ibu, seperti kadar makan, mandi, mengganti bebat
terlalu rendah atau terlalu tinggi bayi, dan menimang sepanjang hari
estrogen, progesteron, prolaktin, (seringkali sebelum Hari Ibu)
dan estriol. Kadar estrogen turun membuat ibu letih. Juga, jika
drastis setelah melahirkan. Hormon partner atau anggota keluarga
yang memengaruhi mood dan lainnya enggan menolong.
depresi adalah hormon estrogen.
Faktor-faktor yang menyebabkan
2. Faktor populasi: usia dan paritas. depresi postpartum termasuk perubahan
Sebagai seorang ibu baru, ia biologis, stres, respons normal, dan
merenungkan tanggung jawabnya masalah sosial atau lingkungan. Adapun
sebagai ibu untuk merawat bayinya penjelasan rincinya adalah sebagai
karena dia terlalu muda untuk berikut:
melahirkan. Sebaliknya, baby blues
biasanya dialami oleh perempuan 1. Perubahan biologis, yaitu
yang baru pertama kali menjalani perubahan hormon yang
proses persalinan karena mereka ditunjukkan oleh perubahan dalam
baru saja memulai peran sebagai progesteron, estradiol, kortisol, dan
ibu. Pengalaman, kehamilan, dan prolaktin, yang dapat menyebabkan
persalinan Kondisi ibu setelah berbagai reaksi afektif (Bobak et al.,
melahirkan akan lebih buruk jika 2005).
mereka menghadapi tantangan
2. Situasi stres Pendukung teori 5) Hilangnya rasa percaya diri dalam
stres berasumsi bahwa setiap mengasuh anak, takut tidak mampu
kejadian yang membuat stres menghidupi dirinya sendiri, atau bahkan
(misalnya operasi atau pembedahan) takut meninggal
dapat memicu reaksi seperti baby
blues. 6) Kecemasan terus menerus muncul
3. Respon psikologis yang normal saat anak menangis
adalah hasil dari naluri keibuan
7) Merasa malas mengasuh anak
yang meningkat dan perlindungan
anak. 8) Menjauh dari masyarakat, melakukan
4. Masalah sosial di lingkungan, percobaan bunuh diri
seperti ketegangan dan tekanan
dalam hubungan perkawinan dan 9) Mengalami frustrasi yang tak
keluarga, PMS sebelumnya atau terhitung jumlahnya
sebelumnya, ketakutan dan
kecemasan tentang persalinan, 10) Mengalami gangguan aktivitas
depresi selama kehamilan, dan b. Pada anak
ketidakmampuan menyesuaikan diri.
1) Masalah perilaku MADIY: Anak-
2.1.6. Dampak Baby Blues Syndrome anak yang memiliki ibu dengan baby
Hubungan antara ibu dan anak blues lebih cenderung mengalami
dapat terganggu jika gangguan baby masalah perilaku seperti kesulitan tidur,
blues tidak ditangani dengan baik. tantrum, agresi, dan hiperaktif.
Selain itu, anggota keluarga lainnya juga
dapat merasakan dampak dari gangguan 2) Anak-anak yang dibesarkan oleh ibu
baby blues. Baby blues dapat berubah yang tidak depresi mengalami
menjadi depresi pascapersalinan jika perkembangan kognitif yang terganggu,
dibiarkan dan berlangsung lebih dari 7 seperti keterlambatan bicara dan
hari setelah melahirkan. Ini biasanya berjalan. Di sekolah, Anda akan
berlangsung tiga hingga enam bulan, menghadapi banyak tantangan.
dan terkadang sampai delapan bulan.
Jika tidak, hal ini dapat membahayakan 3) Kesulitan Beradaptasi: Anak-anak
mereka dan anak-anaknya. dari ibu dengan postpartum blues sering
mengalami problem bergaul atau
a. Pada ibu menampakkan diri secara agresif.