Anda di halaman 1dari 11

Perilaku Baby Blues Syndrome Pada Ibu Pasca Melahirkan

Fiona Alifia Devita Ananta1


vionaolivia16@gmail.com

ABSTRAK
Memiliki bayi biasanya dianggap sebagai peristiwa yang menyenangkan.
Namun, banyak wanita yang mengalami depresi empat hingga enam minggu setelah
melahirkan karena mereka merasa sulit untuk memahami mengapa mereka
mengalami depresi. Baby Blues Syndrome adalah kendala mood ringan yang kerap
diabaikan oleh ibu muda, keluarganya, atau dokter. Pada akhirnya, masalah ini bisa
meningkat menjadi keputusasaan (depresi), atau justru tanda-tanda psikotik yang
dapat mengakibatkan masalah dalam hubungan perkawinan ibu, bahkan dengan
keluarganya, dan mengacaukan pertumbuhan bayi. Ada beberapa rumusan masalah
dalam makalah ini, yaitu antara lain: 1. Apa yang dimaksud baby blues syndrome dan
bagaimana gejala-gejala dari orang yang mengalami hal tersebut? 2. Berapa lama
durasi dari gejala baby blues syndrome? 3. Apa penyebab terjadinya baby blues
syndrome? 4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi baby blues syndrome? 5.
Bagaimana dampak dari gejala baby blues sdyrome? 6. Bagaimana upaya pencegahan
baby blues syndrome? 7. Apakah yang dimaksud dengan postpartum? 8. Bagaimana
adaptasi psikologis ibu postpartum? 9. Bagaimana gejala-gejala yang dialami ibu
postpartum?
Makalah ini membahas tentang baby blues syndrome pada ibu pasca
melahirkan dengan tujuan memberikan informasi tentang baby blues syndrome yang
sering terjadi pada ibu pasca melahirkan, sehingga meningkatkan pemahaman
terhadap baby blues syndrome. Melalui pendekatan yang komprehensif, yang
bertujuan untuk memberikan edukasi, informasi, pelatihan, dan dukungan kepada ibu
hamil serta masyarakat sekitar. Dalam makalah ini, dikaji Gejala Baby Blues
Syndrom seperti perubahan perasaan, menangis, cemas, merasa kawatir mengenai
bayi, merasa kesepian, mengalami penurunan gairah seksual dan kurang percaya diri
terhadap kemampuan menjadi seorang ibu. penyebab baby blues syndrome
kurangnya dukungan social, komplikasi Kehamilan, dan Persiapan menjadi ibu.
Hasil makalah ini menyebutkan bahwa faktor hormonal, demografi, riwayat
psikososial wanita, dan fisik adalah beberapa penyebab baby blues. Baby blues
terutama berdampak pada ibu, bayi, dan pasangan. Untuk mengurangi prevalensi
baby blues syndrome, Penceghan baby blues dapat mengajarkan dan menawarkan
konseling kepada klien, keluarga, dan masyarakat. Ibu mengalami beberapa adaptasi
psikologis setelah melahirkan. Ini termasuk fase penerimaan, yang terdiri dari
ketergantungan dari hari pertama hingga hari kedua setelah melahirkan; fase
pengumpulan, di mana ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayinya dan
khawatir akan ketidakmampuannya; dan fase melepaskan diri, yang terjadi sepuluh

1
Jurusan Kebidanan, Universitas Andalas, Indonesia.
hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri dan merawat bayinya saat
dia tumbuh.

Keywords: Baby Blues Syndrom, Pasca Melahirkan, Postpartum

I. PENDAHULUAN
Memiliki bayi biasanya dianggap ketidakstabilan kelenjar tiroid, dan
sebagai peristiwa yang menyenangkan. penurunan kadar endorfin, yang
Namun, banyak wanita yang mengalami merupakan hormon yang berhubungan
depresi empat hingga enam minggu dengan kesenangan. Perasaan ibu yang
setelah melahirkan karena mereka tidak mampu atau khawatir akan
merasa sulit untuk memahami mengapa tanggung jawab barunya sebagai
mereka mengalami depresi. Sebagian seorang ibu, kurangnya dukungan dari
besar ibu mengalami blues setelah pasangan dan orang-orang di sekitarnya,
melahirkan. Kesedihan setelah serta perasaan tidak mampu merawat
persalinan adalah reaksi normal bayinya sendiri adalah beberapa faktor
terhadap tekanan yang disebabkan oleh lain yang perlu diperhatikan oleh wanita
persalinan dan biasanya sembuh dalam yang mengalami postpartum blues.
beberapa hari atau minggu (Elder et al., Faktor-faktor lain ini termasuk
2009). ekspektasi yang tidak realistis tentang
kondisi fisik bayi dan ibu, kelelahan
Menurut Lusskin dan Misri (2013, akibat persalinan baru-baru ini, dan
dalam: Hatfield, 2013), “postpartum perasaan tidak mampu atau khawatir ibu.
blues—juga dikenal sebagai
motherhood blues atau baby blues— Selama kehamilan, otak ibu sudah
merupakan kondisi yang paling umum mulai beradaptasi. Meskipun
dan parah.” Problematika ini biasanya mengandung dan proses bersalin adalah
muncul pada periode postpartum awal, peristiwa yang wajar dalam kehidupan,
seringkali dalam 3-10 hari selepas masih terdapat beberapa ibu yang
melakukan persalinan, menurut Littleton mengeluh karena mengalami tingkat
dan Engebretson (2005). Sebuah stres yang tinggi. Sudah ada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa sekitar bukti yang menunjukkan bahwa
empat puluh hingga delapan puluh kehamilan, persalinan, dan masa nifas
persen dari semua perempuan adalah periode yang sangat
mengalami fase transisi antara menyesuaikan diri, stres, dan emosi.
kesedihan dan tangisan setelah Gejala sindrom baby blues seperti
melahirkan. gelisah yang tidak perlu, menangis yang
tidak perlu, dan kurang percaya diri
Salah satu faktor utama yang dapat adalah beberapa di antaranya (Marmi,
menyebabkan depresi postpartum adalah 2014).Themze (2010, dalam: Wardiah,
kombinasi dari faktor hormonal, 2013) menyatakan bahwa, “gejala baby
termasuk berbagai hormon yang masih blues dialami oleh ibu muda yang tidak
ada dalam tubuh ibu setelah melahirkan, mampu menjaga anaknya. Gejala ini
seperti penurunan kadar hormon termasuk perasaan kesepian, kesulitan
progesteron dan estrogen,
berkonsentrasi, dan perasaan sedih yang atau tidak perhatian sama sekali pada
meluap-luap.” bayi, tidak menyukai atau takut
menyentuh bayi, sedikit atau tidak
Baby Blues Syndrome adalah perhatian terhadap penampian pribadi,
kendala mood ringan yang kerap gejala fisik seperti kesulitan bernafas
diabaikan oleh ibu muda, keluarganya, atau perasaan tertekan pada banyak
atau dokter. Pada akhirnya, masalah ini wanita.”
bisa meningkat menjadi
keputusasaan(depresi), atau justru tanda- Penulis merasa penting untuk
tanda psikotik yang dapat menulis makalah ini karena baby blues
mengakibatkan masalah dalam syndrom jika tidak dikelola dengan baik
hubungan perkawinan ibu, bahkan dapat berkembang menjadi depresi
dengan keluarganya, dan mengacaukan postpartum. Hal ini karena postpartum
pertumbuhan bayi. blues sering dianggap tidak normal
karena tingginya aktivitas yang dapat
Ambarwati dan Diah (2008:91) mempengaruhi perkembangan bayi,
menjelaskan bahwa, “beberapa gejala hubungan, dan keluarga. Selain itu,
Baby Blues Syndrome adalah sulit tidur, karena berbagai dependensi, hanya
bahkan ketika bayi sudah tidur, nafsu sedikit riset yang dilakukan di Indonesia
makan hilang, perasaan tidak berdaya yang menyelidiki efek dari sindrom ini.
atau kehilangan kontrol, terlalu cemas
Menurut Asih dan Risneni
II. PEMBAHASAN (2016), “Post partum blues merupakan
perubahan psikologis yang normal
2.1. Baby Blues Syndrome terjadi pada seorang ibu pasca salin.
Namun terkadang terjadi perubahan
2.1.1. Pengertian Baby Blues psikologi yang abnormal.”
Sdnyrome
Baby blues syndrome adalah Syndrom Baby Blues
gangguan kecemasan dan perubahan merupakam masalah yang terjadi saat
suasana hati (perubahan emosi) pada hari pertama post partum dan gejalanya
wanita hamil dan pasca melahirkan, muncul pada hari ketiga hingga kelima
biasanya terjadi selama kehamilan dan 3 dan berlangsung selama beberapa jam
hari setelah melahirkan hingga satu setelah bersalin hingga beberapa hari
tahun setelah melahirkan (postpartum). kemudian(Lisna, 2015).
Gangguan mental ini memanifestasikan Baby blues syndrome adalah
dirinya dalam perasaan sedih, cemas, kondisi yang sering menimpa hampir
gelisah dan ketakutan yang berlebihan, separuh ibu baru. Kondisi ini umumnya
dan juga mempengaruhi kondisi fisik. terlihat dalam empat belas hari
Ini termasuk merasa lelah bahkan ketika pascapersalinan dan cenderung
tidak bekerja, kaki panas dan dingin, memburuk pada hari ketiga atau
jantung berdebar, keringat dingin, lemas keempat pascapersalinan.Depresi terkait
dan sulit tidur (insomnia), dan ibu bayi yang dialami ibu setelah
mudah berhalusinasi. melahirkan dikenal dengan Baby Blues.
Baby Blues adalah bentuk 4. Merasa tidak berharga atau bersalah.
keputusasaan ringan yang terjadi pada
ibu dalam beberapa jam atau hari 5. Perasaan putus asa hingga pikiran
selepas bersalin dan sembuh dengan untuk bunuh diri.
sendirinya apabila mendapat bantuan
6. Susah tidur, susah tidur atau bahkan
kejiwaan (The NFC Foundation (2000)).
tidur terlalu lama.
Gejala penyerta disertai rasa sedih yang
luar biasa tanpa sebab (Suryati, 2008) 7. Ada gangguan makan: nafsu makan
kurang atau sangat kuat.
2.1.1. Waktu dan Durasi Baby
Blues Syndrome 8. Perasaan takut dan jengkel.
Babyblues Syndrome biasanya
muncul selepas melahirkan. Namun, 9. Seseorang cepat lelah, bahkan jika
gejala tersebut akan menghilang dalam ia bekerja sedikit.
beberapa hari hingga satu minggu. Jika
kondisi semacam itu berlangsung lebih 10. Melemahnya keintiman dengan
lama, hal itu itu dianggap sebagai pasangan, bahkan kurangnya hasrat
gejala depresi postpartum. Kondisi untuk berhubungan seksual.
semacam ini terjadi pada sekitar 80% 11. Cemas, panik, jantung berdebar.
dari ibu yang baru melahirkan antara
hari ketiga dan kesepuluh setelah 12. Sangat suka mengurung diri
persalinan. dikamar atau dirumah dan
menghindari kontak dengan orang
2.1.2. Gejala - Gejala Baby Blues lain.
Syndrome
Mansur dan Budiarti (2014) 2.1.3. Penyebab Terjadinya
menjelaskan bahwa, “gejala Baby Blues Baby Blues Syndrome
Syndrom seperti perubahan perasaan, Menurut Atus (2008) dalam
menangis, cemas, merasa kawatir Chairunnisa (2010), baby blues
tentang bayi, merasa kesepian, syndrome disebabkan oleh:
mengalami penurunan gairah seksual,
dan kurang percaya diri terhadap 1. Dorongan sosial
kemampuan menjadi seorang ibu.”
Yakni atensi, komunikasi, dan
Gejala Baby Blues Syndrome: 2 suport berupa relasi yang hangat
dan cukup kasih sayang dari orang
1. Perasaan tidak bahagia yang terus- terdekat yaitu suami dan keluarga.
menerus. Dukungan sosial memiliki nilai
positif tetapi dapat diabaikan untuk
2. Tidak dapat berpikir jernih dan sulit baby blues, karena dukungan suami
berkonsentrasi. bukan merupakan indikator
3. Kurangnya kegembiraan, dukungan sosial, sedangkan
kehilangan ingatan. dukungan sosial adalah dukungan
dari keluarga dan orang yang
dicintai, sedangkan dukungan yang
paling diharapkan oleh ibu pertama
kali adalah dukungan dari suami. selama kehamilan. Sementara itu,
suami (octaputrining, 2017). pada saat persalinan, kejadian yang
Menurut penelitian Kurniasari dan tidak menyenangkan bagi ibu,
Astuti (2014), terdapat ibu yang seperti pengalaman traumatis yang
membutuhkan dukungan suami disebabkan oleh peralatan medis
untuk mengasuh anaknya, yang yang digunakan selama persalinan,
menemukan adanya hubungan yang seperti ibu yang melahirkan dengan
signifikan antara dukungan suami operasi caesar, dapat menimbulkan
dengan terjadinya baby blues, dan rasa takut terhadap jarum dan alat
penelitian Ningrum (2017) yang bedah. Ada hipotesis bahwa beban
menemukan bahwa pada sebagian mental dan fisik yang dialami ibu
besar ibu, baby blues adalah saat melahirkan berbanding lurus
seorang ibu yang tidak mendapat dengan beban fisik yang dialami ibu.
dukungan dari suaminya.
3. Riwayat psikososial perempuan,
2.1.4. Faktor - Faktor yang seperti jenjang pendidikan, status
Mempengaruhi Baby pernikahan, kehamilan yang tidak
Blues Syndrome diinginkan, riwayat gangguan jiwa,
Mansur (2008) membagi lima kedudukan sosial ekonomi, dan
komponen yang mempengaruhi suport sosial dari orang-orang di
gangguan emosional pasca persalinan: sekitarnya yang tidak mendukung
atau mendukung
1. Faktor hormonal adalah
ketidakpastian dalam tingkat 4. Jasmani. Mengasuh anak, memberi
hormon sang ibu, seperti kadar makan, mandi, mengganti bebat
terlalu rendah atau terlalu tinggi bayi, dan menimang sepanjang hari
estrogen, progesteron, prolaktin, (seringkali sebelum Hari Ibu)
dan estriol. Kadar estrogen turun membuat ibu letih. Juga, jika
drastis setelah melahirkan. Hormon partner atau anggota keluarga
yang memengaruhi mood dan lainnya enggan menolong.
depresi adalah hormon estrogen.
Faktor-faktor yang menyebabkan
2. Faktor populasi: usia dan paritas. depresi postpartum termasuk perubahan
Sebagai seorang ibu baru, ia biologis, stres, respons normal, dan
merenungkan tanggung jawabnya masalah sosial atau lingkungan. Adapun
sebagai ibu untuk merawat bayinya penjelasan rincinya adalah sebagai
karena dia terlalu muda untuk berikut:
melahirkan. Sebaliknya, baby blues
biasanya dialami oleh perempuan 1. Perubahan biologis, yaitu
yang baru pertama kali menjalani perubahan hormon yang
proses persalinan karena mereka ditunjukkan oleh perubahan dalam
baru saja memulai peran sebagai progesteron, estradiol, kortisol, dan
ibu. Pengalaman, kehamilan, dan prolaktin, yang dapat menyebabkan
persalinan Kondisi ibu setelah berbagai reaksi afektif (Bobak et al.,
melahirkan akan lebih buruk jika 2005).
mereka menghadapi tantangan
2. Situasi stres Pendukung teori 5) Hilangnya rasa percaya diri dalam
stres berasumsi bahwa setiap mengasuh anak, takut tidak mampu
kejadian yang membuat stres menghidupi dirinya sendiri, atau bahkan
(misalnya operasi atau pembedahan) takut meninggal
dapat memicu reaksi seperti baby
blues. 6) Kecemasan terus menerus muncul
3. Respon psikologis yang normal saat anak menangis
adalah hasil dari naluri keibuan
7) Merasa malas mengasuh anak
yang meningkat dan perlindungan
anak. 8) Menjauh dari masyarakat, melakukan
4. Masalah sosial di lingkungan, percobaan bunuh diri
seperti ketegangan dan tekanan
dalam hubungan perkawinan dan 9) Mengalami frustrasi yang tak
keluarga, PMS sebelumnya atau terhitung jumlahnya
sebelumnya, ketakutan dan
kecemasan tentang persalinan, 10) Mengalami gangguan aktivitas
depresi selama kehamilan, dan b. Pada anak
ketidakmampuan menyesuaikan diri.
1) Masalah perilaku MADIY: Anak-
2.1.6. Dampak Baby Blues Syndrome anak yang memiliki ibu dengan baby
Hubungan antara ibu dan anak blues lebih cenderung mengalami
dapat terganggu jika gangguan baby masalah perilaku seperti kesulitan tidur,
blues tidak ditangani dengan baik. tantrum, agresi, dan hiperaktif.
Selain itu, anggota keluarga lainnya juga
dapat merasakan dampak dari gangguan 2) Anak-anak yang dibesarkan oleh ibu
baby blues. Baby blues dapat berubah yang tidak depresi mengalami
menjadi depresi pascapersalinan jika perkembangan kognitif yang terganggu,
dibiarkan dan berlangsung lebih dari 7 seperti keterlambatan bicara dan
hari setelah melahirkan. Ini biasanya berjalan. Di sekolah, Anda akan
berlangsung tiga hingga enam bulan, menghadapi banyak tantangan.
dan terkadang sampai delapan bulan.
Jika tidak, hal ini dapat membahayakan 3) Kesulitan Beradaptasi: Anak-anak
mereka dan anak-anaknya. dari ibu dengan postpartum blues sering
mengalami problem bergaul atau
a. Pada ibu menampakkan diri secara agresif.

1) Mengakui bahwa mereka hamil 4) Persoalan sentimental: Anak-anak


dari ibu yang menderita depresi
2) Tidak jarang menangis pascapersalinan sering menghadapi
problem seperti rendah diri, kegelisahan,
3) Lebih cepat tersinggung
kekhawatiran, berkurangnya
4) Sering mengalami gangguan tidur independensi, dan kurangnya rasa
atau insomnia berat nyaman.
c. Pada suami. Hal ini biasanya terjadi
ketika sang suami tidak tahu apa yang
dialami istrinya, keharmonisan ibu yang A. Minta pertolongan orang sekitar
mengalami baby blues umumnya akan untuk merawat bayi Anda,
terganggu. Ini dapat menimbulkan seperti orang tua atau teman.
kecemasan, seperti takut mengganggu B. Ibu baru sangat membutuhkan
anak. istirahat dan tidur. Lebih banyak
istirahat pada minggu dan bulan
2.1.7. Pencegahan Baby Blues pertama selepas melakukan
Syndrome persalinan dapat membantu
Untuk mengurangi baby blues mencegah gangguan kejiwaan
syndrome, ibu hamil dan pasangannya dan memulihkan energi yang
harus benar-benar siap secara mental, mungkin tampak terkuras.
finansial, dan sosial untuk C. Makan sesuatu yang bergizi
mempersiapkan persalinan yang sehat. untuk membantu tubuh Anda
Adapun pencegahan baby blues adalah pulih lebih cepat dan tetap sehat
sebagai berikut: dan kuat.
D. Mencoba untuk membagi
a. Memberikan pendidikan dan
perasaan Anda kepada partner
konseling (orang yang menawarkan
atau seseorang yang dekat
dukungan) kepada klien, keluarga,
dengan Anda. Dukungan Anda
dan masyarakat
dapat membantu meringankan
b. Menciptakan perbedaan depresi.
pekerjaan antara laki-laki dan
perempuan selama kehamilan 2.2. Postpartum

c. Tunjukkan kepada para calon ibu 2.2.1. Pengertian Postpartum


bahwa anak adalah karunia dari Bahasa latin, menetapkan bahwa
Sang Kuasa yang membawa istilah untuk masa selepas melalahirkan
keberkahan dan mempererat yaitu disebut “puerperium”. Istilah ini
hubungan kasih sayang keluarga. terdiri dari kata “puer'” yang bermakna
“bayi” dan “parous” yang berarti
d. Karir kami akan bertahan jika “melahirkan”. Oleh karena itu fase nifas
wanita menunjukkan kepercayaan adalah fase setelah kelahiran anak, masa
diri dan ketegasan saat menghadapi pemulihan yang dimulai dengan
anak. selesainya infus intravena dan
berlangsung sampai organ reproduksi
e. Dia berencana untuk kembali ke keadaan sebelum hamil.
mempekerjakan pengasuh untuk Fase nifas, juga dikenal sebagai masa
membantu aktivitas dan pekerjaan nifas, dimulai dua jam setelah lahirnya
rumah tangga sekaligus mengurus plasenta dan berlangsung hingga enam
anak. minggu, atau 42 hari setelah lahir.
Pencegahan sindrom baby Menurut Sujiyatini (2010),
blues menurut Connectique (2011). “postpartum adalah masa pulih kembali,
Hal ini juga dapat dilaksanakan yang dimulai setelah persalinan selesai
dengan berbagai cara, seperti: dan berakhir setelah alat kandungan
kembali pada masa sebelum hamil, yang 1) Fase penerimaan, yang adalah
kira-kira enam minggu.” Masa nifas masa ketergantungan yang
adalah lama pada periode ini, yang dimulai pada hari pertama
berkisar antara enam dan delapan selepas melakukan persalinan
minggu. Ini berlangsung setelah bayi dan berakhir pada hari kedua
terlahir dan berakhir saat sistem selepas melakukan persalinan.
berkembangbiak kembali berfungsi, Fokus ibu pada saat itu adalah
yaitu seperti saat hamil.3 dirinya sendiri. Ibu menjadi
lebih pasif terhadap
2.2.2. Adaptasi Psikologi Ibu lingkungannya karena
Postpartum pengalaman yang sering dia
Selama kehamilan, wanita ceritakan.
beradaptasi untuk menjadi seorang ibu, 2) Fase pengumpulan, yang terjadi
suatu proses belajar sosial dan kongnitif tiga sampai sepuluh hari selepas
yang kompleks. Tidak ada yang berbeda melakukan persalinan. Di tahap
pada awal kehamilan; ketika janin mulai ini, perempuan yang baru saja
bergerak, seorang ibu mulai menjadi ibu bertanggung jawab
memperhatikan kehamilannya dan untuk merawat bayinya dan
berbicara dengan ibunya atau orang lain khawatir akan
yang pernah hamil. Kehamilan adalah ketidakmampuannya. Dia
krisis kedewasaan yang bisa membuat membutuhkan dukungan dan
stres. Akan tetapi, apabila ketegangan harus diberi kesempatan untuk
sudah terselesaikan, perempuan siap mendapatkan penyuluhan
memasuki tahap baru: bertanggung tentang menjaga bayinya dan
jawab dan merawat kehamilan. Tanda- dirinya sendiri untuk
tanda tersebut akan menetap hingga meningkatkan kepercayaan
proses kelahiran selesai.4 dirinya.
3) Fase melepaskan diri,
Menurut Jhaquin (2010), ada tiga
berlangsung seminggu selepas
tahap yang akan dilalui oleh ibu dalam
melakukan persalinan. Ibu sudah
proses adaptasi psikologis setelah
dapat beradaptasi dan mengurus
melahirkan:
bayinya saat dia tumbuh. Namun,
kemungkinan, ibu
juga mengalami baby blues.5
4
R. Astuty. (2019). “Perbedaan Adaptasi
2.2.3. Jenis Gangguan Psikologis
Psikologis Ibu Nifas Primipara Dan Ibu Postpartum
Diagnostic and Statistical
Multipara Pada Fase Taking In Di Manual of Mental Disorder
(American Psychiatric Association,
Rumah Sakit Dewi Sartika Kota 2000) menyebutkan pedoman resmi
untuk pengkajian dan diagnosis
Kendari.” penyakit psikiater, gangguan mental
yang dikenal selama persalinan yaitu makan, kegelisahan,
sebagai berikut: ketidakberdayaan, kehilangan
kendali, perasaan kekhawatiran
a. Postpartum Blues mengenai kondisi bayi, tidak
Fenomena, yang dikenal sebagai menaruh perhatian ukuran bayi,
"postpartum blues", adalah tidak menyukai bayi, dan takut
gejala sisa pascapersalinan yang menyentuh bayi dalam posisi
umum, yang memengaruhi 70 tegak selama dua minggu.
persen perempuan. Fenomena ini Gejalanya meliputi kehilangan
bermanifestasi sebagai rintihan harapan (putus asa), sedih,
singkat, perasaan kehampaan mudah menangis, lekas marah,
atau penentangan, kecemasan, mudah tersinggung,
kebingungan, kegelisahan, menyalahkan diri sendiri, energi
kelelahan, pelupa, dan kesulitan rendah, nafsu makan menurun
tidur selama hari pertama hingga (nafsu makan), penurunan berat
sepuluh hari setelah melahirkan. badan, insomnia, kecemasan
Ibu yang mengalami postpartum konstan, sulit berkonsentrasi,
blues mengalami gejala seperti sakit kepala parah, dan
marah, murung, cemas, sulit keinginan untuk bunuh diri. 7
berkonsentrasi, menangis ringan c. Psikosis Postpartum
(air mata), sedih (sedih), Keadaan seperti ini kerap kali
kehilangan gairah makan, dan disebut dengan depresi berat.
susah tidur. Keadaan ini akan Kesehatan jiwa ibu dan bayinya
timbul beberapa hari selepas dapat terancam oleh tanda-tanda
melahirkan, dan umumnya proses pikir seperti delusion,
karena penyesuaian kejiwaan hallucinations, dan incoherence
pasca melahirkan, keadaan ini of association yang dialami oleh
akan berangsur hilang setelah wanita yang mengalami depresi
beberapa hari. Ini dianggap pasca persalinan, sehingga
normal. Dapat berkembang membutuhkan bantuan
menjadi depresi pascapersalinan profesional seperti psikiater dan
jika ada faktor risiko atau pengobatan.
pemicu lain.6
b. Depresi Postpartum
Perasaan sedih karena III. Kesimpulan
kehilangan kebebasan ibu, Baby blues syndrome adalah
perubahan tubuh dan estetika, gangguan kecemasan dan perubahan
dan kurangnya interaksi sosial suasana hati atau perubahan emosi, yang
dan kemandirian biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah
disebut dengan depresi melahirkan. Ini biasanya terjadi selama
postpartum. Tanda-tanda depresi kehamilan dan tiga hari setelah
pascapersalinan juga termasuk melahirkan, serta satu tahun setelah
kurang tidur, ketiadaan nafsu melahirkan. Kondisi ini biasanya
dianggap normal karena sekitar 70–80% kehamilan. Ibu mengalami beberapa
ibu mengalaminya setelah melahirkan. adaptasi psikologis setelah melahirkan.
Meskipun ibu masih dapat menjaga Ini termasuk fase penerimaan, yang
dirinya dan bayinya di bawah dua terdiri dari ketergantungan dari hari
minggu, dia merasa tidak nyaman pertama hingga hari kedua setelah
karena keadaan emosinya terganggu. melahirkan; fase pengumpulan, di mana
Tanda-tanda blues baby syndrome ibu merasa bertanggung jawab untuk
antara lain transformasi suasana hati, merawat bayinya dan khawatir akan
merintih, was-was, mencemaskan bayi, ketidakmampuannya; dan fase
merasa kehampaan, nafsu menurun, dan melepaskan diri, yang terjadi sepuluh
ketiadaan keyakinan diri sebagai hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
seorang ibu. menyesuaikan diri dan merawat bayinya
saat dia tumbuh.
Faktor predisposisi sindrom
postpartum blues adalah kurangnya Menurut Diagnostic and
suport sosial dari interaksi yang Statistical Manual of Mental Disorder,
bersahabat dan penuh kasih dengan “pedoman resmi untuk pengkajian dan
orang-orang terdekat Anda (yaitu suami diagnosis penyakit psikiater (American
dan keluarga), dan penekanan pada Psychiatric Association, 2000),
komunikasi. Postpartum blues gangguan yang dikenal selama
disebabkan oleh trauma seperti distosia, persalinan terbagi menjadi tiga: blues
perdarahan, pecah ketuban, dan pasca persalinan, depresi pasca
kelahiran bayi dalam posisi yang tidak persalinan, dan psikosis pasca
normal. Ada perbedaan antara siap persalinan.”
menjadi ibu dan siap menerima
kehamilan. REFERENSI

Faktor hormonal, demografi, Astuty, R. (2019). PERBEDAAN


riwayat psikososial wanita, dan fisik ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU
adalah beberapa penyebab baby blues. NIFAS PRIMIPARA DAN
Baby blues terutama berdampak pada MULTIPARA PADA FASE
ibu, bayi, dan pasangan. Untuk TAKING IN DI RUMAH SAKIT
mengurangi prevalensi baby blues DEWI SARTIKA KOTA KENDARI.
syndrome, Penceghan baby blues dapat Suririnah. 2009. “Buku Pintar Merawat
mengajarkan dan menawarkan Bayi 0-12 Bulan”,
konseling kepada klien, keluarga, dan (Jakarta:Gramedia), hlm 12
masyarakat. Hima Fakultas Ilmu Kesehatan. 2018.
“Peta Jalan PIS-PK dengan
Namun, berdasarkan Pendekatan Continuum of Care
penjelasan yang diberikan pada bab untuk Menurunkan Triple Burden
sebelumnya, dapat dikatakan bahwa Disease, (Semarang:FIK
postpartum adalah masa pemulihan, Universitas Negeri Semarang)”
yang dimulai setelah persalinan selesai Wied Harry Apriadji. 2007. “Good
dan berakhir setelah alat kandungan Mood Food”, (Jakarta:Gramedia
kembali pada enam minggu sebelum Pustaka Utama), hlm 85
Leni Lestari & Endy Bebasaari. 2022. UMP ,2017. 13–41.
“Yuk Kenali Syndrom Baby blues Saleh, M. (2014). Pengaruh motivasi,
& Upaya Pencegahannya” faktor keluarga, lingkungan
(Indramayu: adab), hlm 8. kampus dan aktif berorganisasi
Rahayu, P. T. (2017). Pengalaman Baby terhadap prestasi akademik. 4,
Blues..., Puspa Tri Rahayu, 109–141.
Fakultas Ilmu Kesehatan,

Anda mungkin juga menyukai