STASE NIFAS
Topik : Postpartum Blus
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Profesi Bidan
“Stase Nifas”
OLEH:
FIRDA NUR SHAFARIA
2260351014
A. Latar belakang
Gangguan emosional atau gangguan suasana hati pada ibu
postpartum yang terjadi dalam enam bulan setelah melahirkan dikenal juga
dengan istilah depresi postpartum (Bobak et al, 2004). Perubahan ini
dihasilkan dari kegagalan proses adaptasi psikologis pascapersalinan
(Cunningham, 2006). Gejalanya dapat terjadi dalam dua minggu pertama
setelah bayi lahir, dan merupakan masalah serius yang bisa bertahan
hingga satu tahun setelah kelahiran (Kalpan & Sadock 2007). Depresi
postpartum hampir sama dengan babyblues syndrome. Perbedaannya
terletak pada intensitas serta durasi dari gejela gejala yang muncul. Gejala
yang timbul adalah perasaan sedih dan menangis tanpa sebab, tidak
bergairah, sulit berkonsentrasi, adanya perasaan bersalah dan merasa tidak
berharga, menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau bahkan terlalu
khawatir terhadap keadaan bayinya (Nirwana, 2011).
Masalah psikologis berupa depresi postpartum ini merupakan hal
yang lazim terjadi di dunia. Pada tingkat global, lebih dari 300 juta orang
menderita depresi (WHO, 2018). Berdasarkan data dari Badan Kesehatan
Dunia prevalensi depresi postpartum secara global berkisar antara 0,5%
hingga 60,8% WHO (2017). Sedangkan di Negara berkembang 10 -50%
ibu yang menjalani masa perinatal telah terdeteksi mengalami depresi
(WHO, 2018).
Di Indonesia, masalah psikologis pada ibu postpartum belum
mendapat perhatian khusus. Angka kejadian postpartum blues di Indonesia
antara 50%–70 dan angka kejadian depresi postpartum tercatat sebanyak
22,4% (WHO, 2018). Hasil penelitian Kusuma (2017), di Yogyakarta
menunjukkan bahwa dari 68 orang ibu postpartum terdapat 44 orang
(64,7%) mengalami depresi postpartum. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ayu & Siti (2008) didapatkan hasil sebanyak 20,5% ibu
mengalami depresi postpartum. Pada penelitian Fatmawati (2015)
ditemukan 50% ibu yang ditemui menunjukkan gejala awal dari depresi
postpartum berupa perasaan sedih dan mengeluh kelelahan dan kewalahan
dalam mengurus bayinya.
B. Tujuan
Laporan pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori mengenai
gangguan psikologis pada ibu dengan postpartum blus
C. Manfaat
1. memberikan pengetahuan dan pengalaman yang kelak berguna
dalam melaksanakan tugas.
2. Untuk mengetahui gangguan psikologi postpartum blus
3. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. POSTPARTUM BLUS
1.1 Definisi
Baby blues syndrome dapat terjadi segera setelah kelahiran, tapi akan
segera menghilang dalam beberapa hari sampai satu minggu. Apabila
gejala tersebut berlangsung lebih dari satu minggu itu sudah termasuk
dalam depresi postpartum (Aprilia, 2010). Kondisi ini merupakan periode
emosional stres yang terjadi antara hari ke 3 dan ke-10 setelah persalinan
yang terjadi sekitar 80% pada ibu postpartum (Bahiyatun, 2009).
1.3 Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat
ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap
terjadinya postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum
karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan
kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status
perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan
kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan
sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman). Apakah suami
menginginkan juga kehamilan ini, apakah suami, keluarga, dan teman
memberi dukungan moril (misalnya dengan membantu pekerjaan rumah
tangga, atau berperan sebagai tempat ibu mengadu/berkeluh-kesah)
selama ibu menjalani masa kehamilannya atau timbul permasalahan,
misalnya suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan
istri maupun persoalan lainnya dengan suami, problem dengan orang
tua dan mertua, problem dengan si sulung.
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN
PERIODE POST NATAL
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. An
Umur : 30 th Umur : 36 Tahun
Suku/Kebangsaan : Sunda/WNI Suku/Kebangsaan :Sunda/WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA/SMK Pendidikan : SMA/SMK
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : jl. Cicadas girang rt 02: rw 05
Telp :08575907***
B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 29-oktober 2023 Pukul : 07:51 WIB
2. Keluhan – keluhan : mulas
3. Riwayat menstruasi :
a. Haid pertama : Umur 12 Tahun
b. Siklus : 28-32 Hari
c. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
d. Dismenorrhoe : Ya, dihari ke 1 dan 2
e. Teratur/tidak : Teratur
f. Lamanya : 5-6 hari
Jenis persalinan : SC
Komplikasi / kelainan dalam persalinan : CPD, letak oblig
Plasenta : lengkap , cotyledon lengkap – sc
Tali pusat : panjang : 40-45 Cm.
Perdarahan : Selama Operasi : 300 ml
Tindakan lain : Terpasang Infus cairan RL
Catatan waktu sc : 2 jam
c. Bayi.
Lahir tgl : 29 oktober 2023 Pukul : 15:04 WIB
BB : 3470 gr PB : 49 cm
Jk : Perempuan
Nilai APGAR : 1’ 8 5’ 9
Masa Gestasi : 37-38 Minggu
4. Personal Hygiene
Mandi : Rutin 2x sehari 1x sehari
Gosok gigi : Rutin 2x sehari Rutin 2x sehari
Keramas : 2 hari sekali 2 hari sekali
Perawatan payudara : Tidak pernah Saat mandi
melakukan
Perawatan Vulva : Setiap BAK Setiap BAK
(membersihkan vulva (membersihkan
dari arah depan ke vulva dari arah
belakang) depan ke belakang)
5. Pola aktivitas Melakukan pekerjaan Masih Rawat inap
Rumah seperti di Rs , aktivitas
mencuci & menjemur mobilisasi ke ruang
pakaian (hanya bayi untuk melihat
pakaian pribadi dan kondisi bayinya
suami), menyapu
lantai, menyetrika
baju (haya baju
pribadi dan suami),
mengepel lantai.
III. ANALISA
1. Diagnosa : P2A0 Postpartum 1 hari
2. Masalah : post partum blus
Nyeri Luka Operasi
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu Ibu dan Keluarga bahwa ibu bisa belajar miring kanan dan
miring kiri tetapi tidak perlu dipaksakan
2. Observasi KU dan TTV Ibu
3. Mengedukasi ibu dan keluarga mengenaik nutrisi masa nifas, dengan
banyak makan makanan yang banyak mengandung protein dan zat besi
4. Mengedukasi Ibu tanda bahaya masa nifas, seperti demam tinggi, nyeri
atau gatal di bekas luka operasi, pusing atau nyeri kepala yang hebat
5. Memberi motivasi kepada ibu bahwa dirinya adalah ibu yang mampu
merawat bayinya.
6. Memberi penkes kepada ibu mengenai cara pearwatan luka post OP,
teknik menyusui, dan mobilisasi post OP
7. Memberi anjuran kepada suami ibu untuk bida membantu ibu dalam
merawat bayinya serta memberi dukungan penuh kepada ibu .
8. Menganjurkan ibu untuk mendengarkan murotal di selang waktu.
9. Memberi semangat kepada ibu bahwa ibu mampu menyusui bayinya dan
merawat bayinya.
10. Berkolaborasi dengan dotker untuk pemberian :
a. Asam Mefenamat 3x500 gram
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Interpretasi Data
Pada kasus Ny. A ibu mengeluh masih terasa lemas , dan merasa sedih
serta nyeri luka operasi. Dari hasil pemeriksaan ditemukan KU : baik, TD :
124/73mmHg, P :100x/m, R :20 x/m, S : 36.5 dan saat menanyakan kondisi
ibu kepada suami mengatakan “ semenjak bayi rawat gabung dengan ibu , iibu
belum menyusui bayinya karena sakit dengan luka operasi dan membiarkan
bayi menangis begitu saja”.
Dalam tinjauan pustaka dikemukakan gejala atau tanda post partum
blus, Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap
seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari
setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya Ibu sering
tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan,
tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti mood, mudah tersinggung
(iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah
(Bick, MacArthur, Knowles & Winter (2008)).
Demikian penerapan tinjauan pustaka dan kasus pada Ny. A secara
garis besar tampak adanya persamaan antara teori dengan diagnosis yang
ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan selajutnya.
C. Mengidentifikai Masalah
Kondisi Ny. A ibu mengeluh masih terasa lemas , dan merasa sedih tak
karuan serta nyeri luka operasi. Dari hasil pemeriksaan ditemukan KU : baik,
TD : 124/73mmHg, P :100x/m, R :20 x/m, S : 36.5
D. Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Pasien
Tindakan segera dan kolaborasi dilakukan berdasarkan indikasi yang
memerlukan penanganan tepat sehingga memerlukan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya, dalam kasus ini, tidak ada indikasi
untuk dilakukannya tindakan segera. Akan tetapi, kolaborasi dengan bidan
yang bertugas di ruang nifas.
E. Melakukan Perencanaan
Melakukan perencanaan dengan pengembangan masalah dan diagnosis
yang telah di identifikasikan dengan pemberian awal asam mefenamat untuk
mengurangi rasa nyeri pada luka operasi
Pada kasus Ny. A dilakukan perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan
diagnosa dan potensial yang dilakukan di Rumah Sakit berdasarkan langkah-
langkah sebelumnya yaitu menjelaskan kepada keluarga hasil pemeriksaan,
dan persetujuan kepada ibu untuk mengikuti penkes yang dilakukan oleh
bidan.
F. Pelaksanaan
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.A dengan masalah post
partum blues menurut Tonasih (2019) antara lain dengan menganjurkan ibu
untuk melepaskan emosi, tidak perlu ditahan-tahan ingin menangis, marah,
lebih baik diekspresikan, istirahat yang cukup, membrikan motivasi kepada
ibu, meminta bantuan kepada suami untuk mengurus bayi. Memberitahu ibu
bahwa dirinya adalah ibu yang baik, dimana seorang ibu yang baik akan
memberikan kebutuhan anak seperti menyusui, merawat bayi, menenangkan
bayi ketika menangis dan menyayangi bayi, Mengajarkan ibu cara menyusui
yang baik dan benar serta menjelaskan kepada ibu maka akan membuat
hubungan ibu dan anak akan terjalin, Melakukan bounding attachment antara
ibu dengan bayinya, menganjurkan ibu untuk terapi mendengarkan murotal
al-quran dan melakukan perawatan bayi. menganjurkan ibu untuk mengisi
lembar Edinburgh post natal depression (EPDS).
G. Evaluasi
Hasil evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan setelah
ibu mengikuti penkes ibu mengatakan merasa tenang dan sudah mengetahui
cara mengurus bayi dan mengalihkan rasa sakit .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada Ny. A dengan postpartum blus dilakukan dengan
teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian
dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan
pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang bersangkutan atau yang
berhubungan dengan kondisi klien.
1. Diagnosa Ny. A dengan postpartum blus ditegakkan berdasarkan hasil data
subjektif dan skor EPDS
2. Pada Ny. D diperlukan tindakan dan kolaborasi apabila terjadi masalah,
pada kasus ini berkolaborasi dan ditindak lanjuti oleh bidan dan perawat.
3. Intervensi yang dilakukan pada Ny. A ini yaitu pemberian asam
mefenamat, penkes (cara merawat bayi, perawatan luka OP, kesiapan
mental untuk ibu, dan teknik menyusui )
4. Implementasi yang di berikan pada Ny. A dalam pelaksanaan tindakan
asuhan kebidanan kami tidak menemukan hambatan yang berarti, karena
seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada kebutuhan
pasien.
5. Evaluasi pada Ny. A dengan postpartum blus dilakukan penkes bersama
dengan ibu nifas yang lainnya setelah dilakukan pendidikan kesehatan ibu
mampu melakukan perawatan bayi, ibu sudah tidak merasa cemas dan
merasa lebih tenang, nafsu makan ibu sudah membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Atus. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Baby Blues.
Bandung: Alfabeta.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bobak I.M, Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E. (2005). Buku ajar keperawatan
maternitas. Edisi 4. Alih bahasa: Maria & Peter. Jakarta: EGC.
Elder, R., Evans, K., Nizette, D. (2009). Psychiatric and Mental Health Nursing.
2nd edition. Victoria Avenue : Mosby Elsevier Australia.
Hatfield, Nancy T. (2013). Introductory Maternity and Pediatric Nursing.
Philadelphia : Lipincott Williams & Wilkins
Kasdu, D. (2008). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Sehat
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Pandji, Anoraga. (2010). Pencegahan Baby Blues. Jakarta: Asdi Mahasatyta.
Puspawardani. (2011). Faktor-faktor Penyebab Depresi Pasca Melahirkan pada
Kelahiran Anak Pertama [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta