Dosen Penguji:
Disusun oleh :
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial .
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tema 13 “Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan Prasekolah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr.Rika
Nurhasanah., M.Keb. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga penulis selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
Skenario Kasus 1 :
Seorang bayi perempuan umur 6 minggu datang ke PMB bersama ibunya untuk
dilakukan pemeriksaan. Ibu mengeluh ada kerak putih kekuningan yang menempel di
kulit bayi sejak 3 hari yang lalu. Bayi hanya diberi ASI dan mau menyusu. Ibu
mengatakan sejak kemarin bayinya sering menangis keras sampai bayi tampak
mengangkat perutnya saat menangis, ketika tidur siang bayi terlihat sering terkejut
dan bola matanya bergerak gerak. Ibu bingung tidak tahu penyebab bayinya menangis
dan sulit menghentikannya.
Skenario Kasus 2 :
Hasil pengkajian lanjutan
Hasil anamnesis: Ibu saat ini tinggal bersama suami&kedua anaknya, tempat tinggal
di daerah panas. Selama ini ketika memandikan bayinya ibu hanya membasuh rambut
bayi dengan air, ibu khawatir penggunaan shampoo akan mengenai mata bayi. BAK
8-10 x/hari urine jernih, BAB 3 x/hari feses lembek kuning. Riwayat berat lahir 2900
gram, PB lahir 48 cm LK 34 cm, LD 32 cm, lahir pada usia kehamilan 37 minggu,
riwayat persalinan normal, bayi sudah mendapatkan Vit. K, salep mata, dan baru
mendapatkan vaksin Hb0. Bayi belum mendapat imunisasi yang lainnya. Hasil
pemeriksaan: Kesadaran compos mentis, gerakan aktif suhu 37,20C. BB saat ini 4000
gram, PB 49 cm, LK 36 cm. Warna kulit tampak kemerahan.
Skenario Kasus 3 :
More info :
Bunyi timfani : timpani merupakan bunyi perkusi yang paling sering ditemukan pada abdomen.
Bunyi timpani disebabkan karena adanya gas pada traktus gastrointestinal
Pertambahan BB dan PB bayi :
Sejak lahir, rata-rata panjang badan bayi bertambah sekitar 1,5-2,5 cm setiap bulan hingga
usia bayi 6 bulan. Selanjutnya di usia 6 sampai 12 bulan, pertumbuhan panjang badan bayi rata-rata
bertambah 1 cm per bulan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-
12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggunya sekitar
140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000 g/bulan,
triwulan II sekitar 500-600 g/bulan, triwulan III sekitar 350-450 g/bulan, dan pada triwulan IV
sekitar 250-350 g/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia enam bulan
pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, enam bulan berikutnya ±0,5 kg/bulan.
Pada tahun ke dua kenaikan ± 0,25 kg/bulan. Setelah dua tahun kenaikan berat badan tidak tentu,
yaitu sekitar 2-3 kg/tahun. Pada tahap adoesens (masa remaja) akan terjadi pertumbuhan berat
badan secara cepat (Kemenkes. 2016)
Agar pertumbuhan bayi optimal, sebaiknya orang tua melakukan pemantauan pertumbuhan
bayi secara terautr yakni satu kali dalam satu bulan untuk usia 0-1 tahun dan 1 kali dalam 2 bulan
saat anak berusia 1-3 tahun. Hal ini dilakukan agar orang tua bias mengetahui dengan lebih cepat,
sehingga apabila terjadi permasalahan seperti berat badan yang tidak naik sesuai kenaikan berat
badan minimal (KBM), berat badan tetap atau malah berkurang dapat ditatalaksana segera (Tufiqa.
2021).
1. PERSONAL HYGIENE PADA BAYI
Personal hygiene adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal
mewujudkan kesehatan diri. Jika tubuh bersih maka resiko terjangkit penyakit menjadi
lebih kecil.
Bayi baru lahir mudah terserang penyakit maka diperlukan untuk menjaga personal
hygienenn dan kondisi fisik bayinya.
1. Mencuci tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas di
bawah aliran air. Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar
untuk menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
a. Supaya tangan bersih.
b. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme.
c. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh (Kemenkes. 2016)
2. Rambut
pemakaian shampoo bayi yang mengandung pro vitamin B5, agar rambut tetap
sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya. Cara perawatannya: basahi rambutnya
dengan semprotan halus atau dengan menuangkan secangkir air. Tambahkan satu-
dua tetes shampoo dan gosok lembut sampai berbusa. Hindari mata. Basuh sampai
bersih dengan semprotan lembut atau beberapa cangkir air.
3. Kulit Kepala
Terkadang cradle crap atau kerak di kulit kepala bayi. Cara membersihkannya:
menggunakan baby oil, diamkan kira-kira 10-15 menit, lalu pijat secara lembut,
dilanjutkan dengan pecucian. Jangan lakukan pijatan atau pembersihan dengan
keras.
4. Mata
Perawatan mata bayi merupakan bagian penting dari perawatan bayi secara
keseluruhan. Perawatan mata yang benar bisa menghindari bayi terkena infeksi
mata, karena bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, pastikan penolong
melakukan tindakan perawatan mata dengan benar. Merawat bayi, apalagi bayi
yang baru lahir merupakan hal yang belum tentu mudah dilakukan oleh setiap ibu.
Padahal jika tidak dirawat dengan benar dan kebersihannya tidak dijaga, tubuhnya
bakal rentan terhadap banyak penyakit. Salah satu bagian tubuh dari bayi baru
lahir yang penting dan perlu dirawat dan dijaga kebersihannya adalah mata. Pada
mata terdapat sumber air mata yang terletak di atas mata. Dari hasil penelitian
sebelumnya membuktikkan bahwa setiap 3 detik, sumber air mata akan
mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke saluran di ujung tengah mata
dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum pernah menangis,
maka sumber air mata belum bisa berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup.
Bisa juga, kadang terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air mata yang
seharusnya sudah mengalir jadi tergenang (Kemenkes. 2016).
5. Hidung
Tidak perlu menggunakan alat khusus. Kalua terjadi sumbatan pada jalan nafas,
maka sang ibu yang akan menghisap dengan lembut lender pada hidung bayi
tersebut.
6. Telinga
Tidak boleh membersihkan bagian dalam telinga. Kalau kotoran sudah mencapai
pintu lobang telinga maka bersihkan dengan menggunakan cottonbuds yang diberi
air hangat agar kotoran
7. Mulut
Endapan susu yang terdapat pada mulut dan lidah bayi merupaan hal yang
fisiologis sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pembersihan yang khusus,
cukup diberikan/dibilas dengan dengan air putih setelah memberikan susu pada
bayi.
8. Badan
a. Memandikan bayi
Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat
suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5 0 C - 37,5 0 C atau menunggu 6 jam setelah
bayi lahir. Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan
secara benar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi
a. Hindari mandi tepat sesudah atau sebelum makan.
b. Jangan meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mandi.
c. Suhu air 370 -380 C.
d. Hindari bayi dari kedinginan (Kemenkes. 2016)
b. Kulit
Bayi baru lahir dimandikan 1 kali dalam sehari. Pilih sabun yang mengandung
pro vitamin B5. Ini berguna untuk merawat kesehatan kulit, memberi rasa
nyaman, dan menjaga kulit tetap halus.
Atur suhu kamar untuk mencegah biagn keringat pada bayi.
Jika terjadi biang keringat, cukup diberikan bedak khusus bayi, terutama pada
daerah lipatan.
Apabila bayi BAK atau BAK segera bersihkan dengan air hangat, kemudian
dilap sampe kering dengan kain yang halus.
c. Perawatan tali pusat bayi
Bertujuan agar luka tali pusat tetap bersih dan untuk menghindari infeksi.
Perawatan tali pusat diusahakan tali pusat dan daerah sekitarnya selalu dalam
keadaan kering dan bersih.
9. Perawatan Diaper Rush
Diaper rush (ruam popok) adalah peradangan pada kulit bayi yang tertutup popok,
seperti bokong. Ruam ini biasanya terjadi karena reaksi kulit terhadap urine dan
tinja. Awalnya ditandai dengan kemunculan kulit kemerahan pada bokong bayi.
Perawatan diaper rush adalah perawatan yang dilakukan pada bayi yang
mengalami masalah diaper rush.
Menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering adalah metode paling efektif
dalam menangani sekaligus mencegah ruam popok. Langkah ini dapat dilakukan
dengan cara-cara sederhana berikut ini.
a. Segera mengganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin.
b. Bersihkan bagian kulit yang sering tertutup popok secara seksama, terutama
saat mengganti popok.
c. Jangan biarkan bayi selalu memakai popok. Kulit bayi juga perlu dibiarkan
‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan kena udara,
risiko ruam popok juga makin berkurang.
d. Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum
memakaikan popok baru.
e. Hindari penggunaan bedak. Bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi
pada paru-paru bayi.
f. Sesuaikan ukuran popok dengan bayi. Jangan menggunakan popok yang
terlalu ketat.
g. Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi. Kandungan alkohol dan bahan kimianya dapat memicu iritasi serta
memperparah ruam.
h. Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok bayi.
Obat oles yang umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide ini juga berguna
mengatasi ruam popok.
i. Gunakan popok dengan satu ukuran lebih besar selama bayi menjalani masa
penyembuhan dari ruam popok.
j. Basuhlah tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
k. Jika menggunakan popok kain, cucilah dengan bersih dan hindari
penggunaan pewangi pakaian (Kemenkes. 2016).
Kulit bayi rentan bermasalah karena lebih sensitif daripada kulit orang dewasa. Oleh
karenanya, perawatan bayi baru lahir perlu benar-benar diperhatikan. Salah satu masalah
yang paling umum terjadi pada kulit bayi adalah cradle cap alias dermatitits seboroik atau
eksim seboroik. Masalah kulit ini ditandai dengan kemunculan kerak bersisik putih pada
kepala bayi. Jika dilihat sekilas, tampilan kerak pada kepala bayi tampak seperti serpihan
ketombe .Pada bayi dapat terjadi dari usia minggu pertama kelahiran hingga 3 bulan,
dermatitis seboroik alias cradle cap adalah jenis dermatitis yang dipicu oleh peradangan
dan menyebabkan produksi minyak berlebih pada kulit kepala bayi.Menurut penelitian
Eczema, peradangan kulit akibat eksim seboroik di kulit kepala juga dapat dipengaruhi
oleh infeksi jamur Malassezia atau dikenal dengan Pityrosporum.Jamur jenis ini
normalnya memang hidup di kulit manusia, tapi sebagian bayi bereaksi berlebihan
terhadapnya sehingga mengalami infeksi.
Bayi lebih rentan mengalami cradle cap karena sistem imun tubuh mereka yang belum
sekuat orang dewasa. Maka itu, bayi lebih mudah mengalami peradangan atau
infeksi.Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala bayi sangat berminyak, serta timbul
kerak bersisik yang kering dan dapat mengelupas seperti berketombe.Masalah kulit ini
juga menjadi penyebab bayi menangis dan rewel karena rasa gatal yang ditimbulkan,
sehingga mengganggu jam tidur bayi .Gejala biasanya baru muncul pada 6 minggu
pertama usia bayi.Kerak pada kulit kepala bayi biasanya berupa bercak tambalan yang
menyebar di beberapa area kulit.
Beberapa daerah lesi dermatitis seboroik:
a. Seboroik kepala
Di daerah berambut, dijumpai skuama berminyak dengan warna kekuning-kuningan
sehingga rambut saling melekat, kadang dijumpai krusta yang disebut Pityriasis Oleosa.
Kadang juga skuamanya kering dan berlapis-lapis dan sering lepas sendiri yang disebut
pitiriasis sika. Seboroik kepala bisa menyebabkan rambut rontok, hingga alopesia dan rasa
gatal.
b. Seboroik muka
Di daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabial, dagu dan lain-lain. Terdapat makula
eritema, yang di atasnya terdapat skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Jika
sampai ke palpebra, bisa terjadi blefaritis. Jika didapati di daerah berambut seperti dagu
dan atas bibir maka dapat terjadi folikulitis.
c. Seboroik badan dan sela-sela
Di daerah interskapula, ketiak, umbilikus, krural (lipatan paha, perineum). Dijumpai
ruam berbentuk makula eritema, pada permukaannya ada skuama berminyak berwarna
kekuning-kuningan. Di daerah badan, lesinya berbentuk seperti lingkaran. Didaerah
intertrigo, kadang dapat timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder.
d. . Seboroik infantil
Dimulai dengan eritema, berskuama yang non eksematosa pada skalp (cradle cap) dan
area popok. Ditandai skuama kering, tipis atau bercak-bercak bulat berbatas tegas tertutup
krusta kering, kuning kecoklatan. Lesi bisa tetap di skalp namun dapat meluas ke dahi,
alis, hidung, bagian belakang kepala, postaurikular, umbilikus, area anogenital. Biasanya
tidak didapatkan pruritus atau hanya ringan saja
Adapun tanda dan gejala Seborrhea antara lain:
a. Serpihan/Sisik
Merupakan tanda yang paling mudah dilihat. Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di
kepala anda rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat.
Serpihan-serpihan/sisik berwarna kuning dengan berbagai ukuran dan bentuk yang
terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju. Pergantian sel kulit kepala
biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnya proses pergantian ini,
menyebabkan timbul seborrhea. Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya
adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar,
sehingga mudah menjadi perhatian. Pada bayi dan balita serpihan ini berwarna
kekuningan.
b. Gatal
Satu tanda lagi bahwa bayi mengalami seborrhea adalah gatal pada kulit kepala. Gatal
tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur
Pityroporum.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya seborrhea dan gatal pada
kulit kepala. (Wardana, 2013)
1. Berat badan bayi kurang dari 2,5 kilo atau dalam kondisi tidak sehat
2. Anak lahir dari ibu yang positif HIV, sementara hasil tes HIV bayi belum keluar
3. Sudah mendapat vaksin lain dalam empat pekan terakhir
4. Sedang sakit demam atau sakit parah lainnya
Vaksin ini diberikan kepada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada sebelum
umur 2 bulan. Namun, vaksin ini juga bisa diberikan kepada: Anak usia 1-15 tahun yang belum
divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau tuda ada skar Imigran Komunitas travelling
Pekerja di bidang kesehatan yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau skar
Setelah anak-anak atau seseorang melakukan vaksinasi BCG, pada umumnya akan timbul
papul atau bintik merah kecil dalam waktu 1-3 minggu. Berjalannya waktu, bintik ini akan
semakin lunak, hancur dan menimbulkan parut. Luka tersebut mungkin butuh waktu sampai 3
bulan untuk sembuh. Biarkan bagian tubuh yang disuntik sembuh sendiri dan pastikan agar
tetap bersih dan kering. Jangan menggunakan krim atau salep, plester yang melekat, band-aid,
kepas atau kain langsung pada tempat vaksinasi. Selain kemeradan dan bengkak di sekitar
tempat pentuntikan, pemberian vaksin BCG juga memiliki efek samping lain, di antaranya:
Rasa nyeri Ulserasi Pembesaran kelenjar limfe regional Peradangan dan pernanahan Sakit
kepala Demam Pembengkakan kelenjar Reaksi alergi berat Infeksi BCG Vaksinasi BCG
memang tidak terlepas dari efek samping. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa vaksin ini
tidak dianjurkan pada seseorang yang mengalami penurunan status kekebalan tubuh dan uji
tuberkulin positif.
Membedong bayi
Caranya adalah dengan menempatkan kain bedong atau selimut pada tubuh bayi,
lalu lipat secara perlahan hingga ia merasa nyaman. Namun, membedong bayi
baru lahir perlu dilakukan dengan teknik yang tepat agar bayi tidak merasa
kesakitan.Hindari kebiasaan membedong bayi terlalu kencang karena bisa
membuatnya merasa kurang nyaman dan mengganggu pertumbuhan tulang
tubuhnya, misalnya tulang panggul.Perlu diingat pula bahwa membedong bayi
sebaiknya mulai dihentikan ketika usianya sudah mencapai 2 bulan. Hal ini
dikarenakan saat usia tersebut, bayi mulai belajar berguling sehingga ia bisa
merasa kurang nyaman untuk bergerak apabila ia dibedong. Selain itu, bayi juga
berisiko tercekik kain bedongnya ketika berguling.
Salah satu cara menenangkan bayi yang paling mudah dilakukan adalah dengan
memposisikan bayi berbaring miring ke samping. Posisi tubuh ini menyerupai
posisi bayi ketika ia masih berada di dalam rahim. Oleh karena itu, saat Si Kecil
menangis, ibu bisa coba memiringkan posisinya agar ia merasa lebih tenang dan
nyaman. Namun, Orangtua tidak boleh meninggalkannya dalam posisi tersebut
sendirian, apalagi bila Si Kecil sampai tertidur. Ketika tangisnya mulai mereda
dan ia terlihat seakan mulai terlelap, baringkan ia kembali ke posisi telentang.
Membisikkan suara
Bisikan suara mendesis ‘ssshhhh’ dengan pelan dan lembut pada bayi juga bisa
membuatnya merasa tenang. Suara tersebut ternyata mirip dengan suara aliran
darah yang mengalir di sekitar rahim ketika bayi masih berada di dalam
kandungan, sehingga bisa membuatnya merasa nyaman seperti di dalam rahim.
Tak hanya suara bisikan, ibu juga bisa meredakan tangis Si Kecil dengan suara
menenangkan lainnya, seperti suara rekaman detak jantung atau white noise yang
kini banyak tersedia di platform musik digital. Jika ingin lebih mudah, atau bisa
menggunakan suara kucuran air.
Umumnya, bayi akan berhenti menangis dan menjadi lebih tenang ketika ia
merasa nyaman layaknya saat masih di dalam kandungan. Namun, apabila
beberapa cara di atas tidak berhasil membuat Si Kecil merasa tenang, ibu bisa
mencoba cara lain untuk menenangkan bayi berikut ini:
6. PENEGAKAN DIGNOSA
Dari pengkajian data subjektif dan objektif, kemudian dilakukan analisis data, maka
didapatkan diagnosa BAYI CUKUP BULAN USIA 6 MINGGU
Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat
khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran. Penggunaan sampo untuk
membersihkan kulit kepala memang sangat efektif. Banyak bayi dan anak yang aktif di luar
rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin
menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild. Untuk ketombe yang disebabkan
jamur, bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Mencuci rambut anak setiap
hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan
jamur lewat serpihan kulit yang lepas. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah
menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penularan lebih lanjut. (Wardana, 2013)
Adapun penatalaksanaan seborrhea yaitu:
1) Gunakan emolin (krim berair) atau hidrocortison 0,5 % atau 1 %
2) Kulit kepala di urut dengan minyak, kemudian di keramas dengan shampo secara lembut
3) Jika resisten gunakan asam salisil 1 % dalam krim mengandung air
Pada kasus dapat dilihat bahwa ibu khawatir penggunaan shampoo pada saat bayi mandi ,
sebenarnya bayi harus di berikan sampo untuk mencegah produksi minyak berlebih pada
kulit kepala bayi dan Keramas membantu membersihkan kotoran di kulit kepala bayi serta
mencegah penumpukan sumbatan dan sel kulit mati yang dapat mengakibatkan kerak pada
kulit kepala bayi , ibu perlu di berikan penkes mengenai efektivitas sampo terhadap
kebersihan rambut serta kulit kepala bayi
Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan
yang kita alami. Mereka sepenuhnya bergantung kepada orang tua untuk seluruh
kebutuhan dasarnya. Untungnya mereka memiliki cara untuk mengkomunikasikannya
dengan orang tua. Di 6 minggu pertama, anda dan bayi anda akan belajar banyak satu
sama lain. Proses “give & take” yang terjadi antara anda dan bayi anda akan
menciptkan ikatan yang kuat. Hubungannya dengan anda akan menjadi landasan
baginya untuk berhubungan dengan yang lainnya. Perhatikan bayi anda baikbaik karena
bayi anda sangat memperhatikan anda dengan seberapa baik anda memperlakukannya.
Teletangkan bayi anda selagi tidur karena dia belum mampu mengubah posisi badannya
jika dia sulit bernafas kecuali jika dokter anda menyarankan lain.
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat
adalah dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami.
Merupakan hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat
kolustrum yang bersifat pencahar, benar-benar tida terdapat lagi dalam ASI setelah
sekitar 6 minggu. Seorang bayi pada usia ini dapat terus mempunyai frekuensi BAB
sebanyak 5 kali perhari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan hal yang
normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu BAB 1 kali tiap beberapa hari.
Beberapa bayi yang sehat hanya BAB seminggu 93 sekali. Bila BAB menjadi lebih
jarang volumenya harus lebih banyak. Selama bayi bertambah berat badannya dengan
baik, BAK cukup, dan terlihat senang serta puas maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dari BAB yang jarang, dan tidak perlu memberikan bayi pencahar, jus
buah, atau “bantuan” lainnya. Sebenarnya, berusaha memaksa BAB dapat berakibat
bahaya pada bayi setelah bayi berusia 6 minggu ia mungkin hanya membasahi 5-6
popok kain perhari, tetapi popok ini akan lebih basah. Seiring dengan bertumbuhnya
bayi, ia dapat menghasilkan dan menahan urine lebih banyak dalam satu waktu. Untuk
menilai basahnya suatu popok untuk bayi yang lebih tua, tuang 8 sendok makan (120
ml) ke popok kering merawat mulut pada bayi 6 minggu pertama bersihkan mulut bayi
dengan sikat mulut bayi atau lap basah setelah mereka makan. (Dr. Surriah, Nutrisi dan
Gizi Untuk Bayi dan Balita).
II. BOUNDING ATTACHMENT
a. Definisi
b. Manfaat
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding attachment: bayi merasa dicintai,
diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial; Bayi merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi. Hambatan yang terjadi dalam Bounding Attachment:
kurangnya support system, ibu dengan resiko, bayi dengan resiko, kehadiran bayi yang
tidak diinginkan. Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965) bahwa periode
awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat-saat terjalinnya keakraban
dan keterikatan yang sangat penting pada bayi (pada bayi angsa adalah 36 jam pertama,
sedagkan pada manusia adalah setahun pertama). 95 Menurut Stayton (1973), para ibu
yang menunjukan „keterikatan yang tidak aman‟ cenderung bereaksi menurut keinginan
pribadi, bukan karena isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang
menangis bila mereka ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayi di
waktu lain. ibu yang kurang responsive, seperti itu, selama tahun pertama akan
mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Clarke dan Stewart (1973) pun mendukung pendapat Staylon. Menurut mereka, para
ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih bersifat responsive terhadapt
kebutuhan sang bayi, memberi stimulus sosial yang lebih banyak dengan mengajak
sang bayi bercakap-cakap atau bermain bersama. Dan para ibu tersebut pun
mengukapkan rasa sayang dengan lebih baik. Mary Ainsworth (1979) yang juga
sepaham dengan Stayton mengajukkan 3 tipe keterikatan utama, yaitu tipe A (cemas
menghindar atau anxious-avoidant), tipe B (keterikatan aman), dan tipe C (cemas-
menolak atau anxiousresistent).
1) Insiasi dini : setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan
reflek sucking dengan segera.
2) Pemberian ASI eksklusif : dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif
segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan 96
ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.
3) Rawat gabung : rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
antara ibu dengan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mepengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental
yang mutlak dibutukan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan diberikan ASI ekslusif,
ibu merasakan kepuasan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dan tidak dapat
digantikan dengan orang lain. keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu
kesatuan keluarga.
4) Kontak mata : beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa mamandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunaka lebih
banyak memandang. Seringkali dalam proses bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
5) Suara : mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara
tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam 97 keadaan sehat. Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara
dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
6) Aroma : setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali aroma susu ibunya.
7) Entrainment : bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyangkan tangan, menggangkat kepala, menendang-nendang kaki. Entraiment
terjadi pada saat anak mulai bicara.
8) Bioritme : salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
( bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif.
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1) Kesehatan emosional orang tua : orang tua yang mengharapkan kehadiran si
anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan
orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang
positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak: dalam
berkomunikasi dan 98 keterampiran dalam merawat anak, orang tua satu dengan
yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-
masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin
mudah mula bounding attachment terwujud.
3) Dukungan sosial seperti keluarga, teman, dan pasangan: dukungan dari keluarga,
teman, terutama pasangan merupakan factor yang juga penting untuk diperhatikan
karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat atau dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang
yang penuh kepada bayinya.
4) Kedekatan orang tua ke anak : dengan metode rooming ini kedekatan antara
orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan
batin terwujud diantara keduanya.
5) Kesesuaian antara orangt tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin): anak akan
lebih mudak diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak
sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sari. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktek Klinik,
Walyani, Elisabeth Siwi. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Pustaka Baru:
Yogyakarta. 2015.
Yongki, dkk. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan dan Persalinan, Neonatus, Bayi dan
Yunanto, dan Ari. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2014.