Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL 3

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH

TEMA 13 (ASUHAN KEBIDANAN BAYI, BALITA, PRASEKOLAH)

Dosen Penguji:

Dr. Rika Nurhasanah., M.Keb.

Disusun oleh :

Nursyifa Sofianti 314119030

PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial .
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tema 13 “Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan Prasekolah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr.Rika
Nurhasanah., M.Keb. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan tugas ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga penulis selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan ini.

Cimahi, 12 Oktober 2021

Penulis
Skenario Kasus 1 :
Seorang bayi perempuan umur 6 minggu datang ke PMB bersama ibunya untuk
dilakukan pemeriksaan. Ibu mengeluh ada kerak putih kekuningan yang menempel di
kulit bayi sejak 3 hari yang lalu. Bayi hanya diberi ASI dan mau menyusu. Ibu
mengatakan sejak kemarin bayinya sering menangis keras sampai bayi tampak
mengangkat perutnya saat menangis, ketika tidur siang bayi terlihat sering terkejut
dan bola matanya bergerak gerak. Ibu bingung tidak tahu penyebab bayinya menangis
dan sulit menghentikannya.
Skenario Kasus 2 :
Hasil pengkajian lanjutan
Hasil anamnesis: Ibu saat ini tinggal bersama suami&kedua anaknya, tempat tinggal
di daerah panas. Selama ini ketika memandikan bayinya ibu hanya membasuh rambut
bayi dengan air, ibu khawatir penggunaan shampoo akan mengenai mata bayi. BAK
8-10 x/hari urine jernih, BAB 3 x/hari feses lembek kuning. Riwayat berat lahir 2900
gram, PB lahir 48 cm LK 34 cm, LD 32 cm, lahir pada usia kehamilan 37 minggu,
riwayat persalinan normal, bayi sudah mendapatkan Vit. K, salep mata, dan baru
mendapatkan vaksin Hb0. Bayi belum mendapat imunisasi yang lainnya. Hasil
pemeriksaan: Kesadaran compos mentis, gerakan aktif suhu 37,20C. BB saat ini 4000
gram, PB 49 cm, LK 36 cm. Warna kulit tampak kemerahan.
Skenario Kasus 3 :

Hasil pemeriksaan lain:


Kepala: Inspeksi; tampak dilapisi kerak putih kekuningan, tebal & berminyak, area
kulit kepala tampak kemerahan, palpasi; ubun-ubun besar teraba terbuka berbentuk
segi empat, datar. Mata: tidak ada secret, konjungtiva kemerahan, jernih. Sklera putih,
jernih. Frekuensi Jantung (FJ) 130 x/menit, pernapasan 45 x/menit teratur. Abdomen;
auskultasi terdengar bising usus 5 kali/menit, perkusi terdengar peningkatan bunyi
timfani di area abdomen kecuali pada area hati&limfa, palpasi; tidak ada masa.
Genetalia: tidak ada secret, labia mayora menutupi labia minora, bersih. Saat
menyusu, tampak bayi sudah dapat menyusu dengan baik. Hasil pemeriksaan lain
dalam keadaan normal. Ibu menanyakan kepada bidan, apa yang bisa ibu lakukan
terhadap bayinya di rumah agar bayi lebih tenang & tidak rewel lagi.
Learning Objective :
1. Personal hygiene pada bayi
2. Penyebab kerak putih kekuningan pada bayi menurut fisiologis/patologis
3. Pemberian vaksin BCG yang tepat pada bayi
4. Refleks dan pola tidur pada bayi
5. Identifikasi tangisan bayi dan cara mengatasi bayi rewel
6. Penegakan diagnosa
7. Asuhan kebidanan pada bayi usia 6mg

Diagnosa : Bayi cukup bulan usia 6 minggu

More info :
Bunyi timfani : timpani merupakan bunyi perkusi yang paling sering ditemukan pada abdomen.
Bunyi timpani disebabkan karena adanya gas pada traktus gastrointestinal
Pertambahan BB dan PB bayi :
Sejak lahir, rata-rata panjang badan bayi bertambah sekitar 1,5-2,5 cm setiap bulan hingga
usia bayi 6 bulan. Selanjutnya di usia 6 sampai 12 bulan, pertumbuhan panjang badan bayi rata-rata
bertambah 1 cm per bulan

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-
12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggunya sekitar
140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6.

Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000 g/bulan,
triwulan II sekitar 500-600 g/bulan, triwulan III sekitar 350-450 g/bulan, dan pada triwulan IV
sekitar 250-350 g/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia enam bulan
pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, enam bulan berikutnya ±0,5 kg/bulan.
Pada tahun ke dua kenaikan ± 0,25 kg/bulan. Setelah dua tahun kenaikan berat badan tidak tentu,
yaitu sekitar 2-3 kg/tahun. Pada tahap adoesens (masa remaja) akan terjadi pertumbuhan berat
badan secara cepat (Kemenkes. 2016)

Agar pertumbuhan bayi optimal, sebaiknya orang tua melakukan pemantauan pertumbuhan
bayi secara terautr yakni satu kali dalam satu bulan untuk usia 0-1 tahun dan 1 kali dalam 2 bulan
saat anak berusia 1-3 tahun. Hal ini dilakukan agar orang tua bias mengetahui dengan lebih cepat,
sehingga apabila terjadi permasalahan seperti berat badan yang tidak naik sesuai kenaikan berat
badan minimal (KBM), berat badan tetap atau malah berkurang dapat ditatalaksana segera (Tufiqa.
2021).
1. PERSONAL HYGIENE PADA BAYI
Personal hygiene adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal
mewujudkan kesehatan diri. Jika tubuh bersih maka resiko terjangkit penyakit menjadi
lebih kecil.

Bayi baru lahir mudah terserang penyakit maka diperlukan untuk menjaga personal
hygienenn dan kondisi fisik bayinya.

Komponen kebersihan diri

1. Mencuci tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas di
bawah aliran air. Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar
untuk menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
a. Supaya tangan bersih.
b. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme.
c. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh (Kemenkes. 2016)
2. Rambut
pemakaian shampoo bayi yang mengandung pro vitamin B5, agar rambut tetap
sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya. Cara perawatannya: basahi rambutnya
dengan semprotan halus atau dengan menuangkan secangkir air. Tambahkan satu-
dua tetes shampoo dan gosok lembut sampai berbusa. Hindari mata. Basuh sampai
bersih dengan semprotan lembut atau beberapa cangkir air.
3. Kulit Kepala
Terkadang cradle crap atau kerak di kulit kepala bayi. Cara membersihkannya:
menggunakan baby oil, diamkan kira-kira 10-15 menit, lalu pijat secara lembut,
dilanjutkan dengan pecucian. Jangan lakukan pijatan atau pembersihan dengan
keras.
4. Mata
Perawatan mata bayi merupakan bagian penting dari perawatan bayi secara
keseluruhan. Perawatan mata yang benar bisa menghindari bayi terkena infeksi
mata, karena bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, pastikan penolong
melakukan tindakan perawatan mata dengan benar. Merawat bayi, apalagi bayi
yang baru lahir merupakan hal yang belum tentu mudah dilakukan oleh setiap ibu.
Padahal jika tidak dirawat dengan benar dan kebersihannya tidak dijaga, tubuhnya
bakal rentan terhadap banyak penyakit. Salah satu bagian tubuh dari bayi baru
lahir yang penting dan perlu dirawat dan dijaga kebersihannya adalah mata. Pada
mata terdapat sumber air mata yang terletak di atas mata. Dari hasil penelitian
sebelumnya membuktikkan bahwa setiap 3 detik, sumber air mata akan
mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke saluran di ujung tengah mata
dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum pernah menangis,
maka sumber air mata belum bisa berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup.
Bisa juga, kadang terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air mata yang
seharusnya sudah mengalir jadi tergenang (Kemenkes. 2016).
5. Hidung
Tidak perlu menggunakan alat khusus. Kalua terjadi sumbatan pada jalan nafas,
maka sang ibu yang akan menghisap dengan lembut lender pada hidung bayi
tersebut.
6. Telinga
Tidak boleh membersihkan bagian dalam telinga. Kalau kotoran sudah mencapai
pintu lobang telinga maka bersihkan dengan menggunakan cottonbuds yang diberi
air hangat agar kotoran
7. Mulut
Endapan susu yang terdapat pada mulut dan lidah bayi merupaan hal yang
fisiologis sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pembersihan yang khusus,
cukup diberikan/dibilas dengan dengan air putih setelah memberikan susu pada
bayi.
8. Badan
a. Memandikan bayi
Memandikan bayi adalah salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang
dilakukan oleh seorang bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat
suhu tubuh bayi stabil yaitu 36,5 0 C - 37,5 0 C atau menunggu 6 jam setelah
bayi lahir. Memandikan bayi adalah kegiatan penting yang harus dilakukan
secara benar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi
a. Hindari mandi tepat sesudah atau sebelum makan.
b. Jangan meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mandi.
c. Suhu air 370 -380 C.
d. Hindari bayi dari kedinginan (Kemenkes. 2016)

b. Kulit
Bayi baru lahir dimandikan 1 kali dalam sehari. Pilih sabun yang mengandung
pro vitamin B5. Ini berguna untuk merawat kesehatan kulit, memberi rasa
nyaman, dan menjaga kulit tetap halus.
Atur suhu kamar untuk mencegah biagn keringat pada bayi.
Jika terjadi biang keringat, cukup diberikan bedak khusus bayi, terutama pada
daerah lipatan.
Apabila bayi BAK atau BAK segera bersihkan dengan air hangat, kemudian
dilap sampe kering dengan kain yang halus.
c. Perawatan tali pusat bayi
Bertujuan agar luka tali pusat tetap bersih dan untuk menghindari infeksi.
Perawatan tali pusat diusahakan tali pusat dan daerah sekitarnya selalu dalam
keadaan kering dan bersih.
9. Perawatan Diaper Rush
Diaper rush (ruam popok) adalah peradangan pada kulit bayi yang tertutup popok,
seperti bokong. Ruam ini biasanya terjadi karena reaksi kulit terhadap urine dan
tinja. Awalnya ditandai dengan kemunculan kulit kemerahan pada bokong bayi.
Perawatan diaper rush adalah perawatan yang dilakukan pada bayi yang
mengalami masalah diaper rush.
Menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering adalah metode paling efektif
dalam menangani sekaligus mencegah ruam popok. Langkah ini dapat dilakukan
dengan cara-cara sederhana berikut ini.
a. Segera mengganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin.
b. Bersihkan bagian kulit yang sering tertutup popok secara seksama, terutama
saat mengganti popok.
c. Jangan biarkan bayi selalu memakai popok. Kulit bayi juga perlu dibiarkan
‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan kena udara,
risiko ruam popok juga makin berkurang.
d. Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum
memakaikan popok baru.
e. Hindari penggunaan bedak. Bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi
pada paru-paru bayi.
f. Sesuaikan ukuran popok dengan bayi. Jangan menggunakan popok yang
terlalu ketat.
g. Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi. Kandungan alkohol dan bahan kimianya dapat memicu iritasi serta
memperparah ruam.
h. Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok bayi.
Obat oles yang umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide ini juga berguna
mengatasi ruam popok.
i. Gunakan popok dengan satu ukuran lebih besar selama bayi menjalani masa
penyembuhan dari ruam popok.
j. Basuhlah tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
k. Jika menggunakan popok kain, cucilah dengan bersih dan hindari
penggunaan pewangi pakaian (Kemenkes. 2016).

2. PENYEBAB KERAK PUTIH KEKUNINGAN PADA BAYI

Kulit bayi rentan bermasalah karena lebih sensitif daripada kulit orang dewasa. Oleh
karenanya, perawatan bayi baru lahir perlu benar-benar diperhatikan. Salah satu masalah
yang paling umum terjadi pada kulit bayi adalah cradle cap alias dermatitits seboroik atau
eksim seboroik. Masalah kulit ini ditandai dengan kemunculan kerak bersisik putih pada
kepala bayi. Jika dilihat sekilas, tampilan kerak pada kepala bayi tampak seperti serpihan
ketombe .Pada bayi dapat terjadi dari usia minggu pertama kelahiran hingga 3 bulan,
dermatitis seboroik alias cradle cap adalah jenis dermatitis yang dipicu oleh peradangan
dan menyebabkan produksi minyak berlebih pada kulit kepala bayi.Menurut penelitian
Eczema, peradangan kulit akibat eksim seboroik di kulit kepala juga dapat dipengaruhi
oleh infeksi jamur Malassezia atau dikenal dengan Pityrosporum.Jamur jenis ini
normalnya memang hidup di kulit manusia, tapi sebagian bayi bereaksi berlebihan
terhadapnya sehingga mengalami infeksi.
Bayi lebih rentan mengalami cradle cap karena sistem imun tubuh mereka yang belum
sekuat orang dewasa. Maka itu, bayi lebih mudah mengalami peradangan atau
infeksi.Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala bayi sangat berminyak, serta timbul
kerak bersisik yang kering dan dapat mengelupas seperti berketombe.Masalah kulit ini
juga menjadi penyebab bayi menangis dan rewel karena rasa gatal yang ditimbulkan,
sehingga mengganggu jam tidur bayi .Gejala biasanya baru muncul pada 6 minggu
pertama usia bayi.Kerak pada kulit kepala bayi biasanya berupa bercak tambalan yang
menyebar di beberapa area kulit.
Beberapa daerah lesi dermatitis seboroik:
a. Seboroik kepala
Di daerah berambut, dijumpai skuama berminyak dengan warna kekuning-kuningan
sehingga rambut saling melekat, kadang dijumpai krusta yang disebut Pityriasis Oleosa.
Kadang juga skuamanya kering dan berlapis-lapis dan sering lepas sendiri yang disebut
pitiriasis sika. Seboroik kepala bisa menyebabkan rambut rontok, hingga alopesia dan rasa
gatal.
b. Seboroik muka
Di daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabial, dagu dan lain-lain. Terdapat makula
eritema, yang di atasnya terdapat skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Jika
sampai ke palpebra, bisa terjadi blefaritis. Jika didapati di daerah berambut seperti dagu
dan atas bibir maka dapat terjadi folikulitis.
c. Seboroik badan dan sela-sela
Di daerah interskapula, ketiak, umbilikus, krural (lipatan paha, perineum). Dijumpai
ruam berbentuk makula eritema, pada permukaannya ada skuama berminyak berwarna
kekuning-kuningan. Di daerah badan, lesinya berbentuk seperti lingkaran. Didaerah
intertrigo, kadang dapat timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder.
d. . Seboroik infantil
Dimulai dengan eritema, berskuama yang non eksematosa pada skalp (cradle cap) dan
area popok. Ditandai skuama kering, tipis atau bercak-bercak bulat berbatas tegas tertutup
krusta kering, kuning kecoklatan. Lesi bisa tetap di skalp namun dapat meluas ke dahi,
alis, hidung, bagian belakang kepala, postaurikular, umbilikus, area anogenital. Biasanya
tidak didapatkan pruritus atau hanya ringan saja
Adapun tanda dan gejala Seborrhea antara lain:
a. Serpihan/Sisik
Merupakan tanda yang paling mudah dilihat. Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di
kepala anda rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat.
Serpihan-serpihan/sisik berwarna kuning dengan berbagai ukuran dan bentuk yang
terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju. Pergantian sel kulit kepala
biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnya proses pergantian ini,
menyebabkan timbul seborrhea. Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya
adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar,
sehingga mudah menjadi perhatian. Pada bayi dan balita serpihan ini berwarna
kekuningan.
b. Gatal
Satu tanda lagi bahwa bayi mengalami seborrhea adalah gatal pada kulit kepala. Gatal
tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur
Pityroporum.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya seborrhea dan gatal pada
kulit kepala. (Wardana, 2013)

3. PEMBERIAN IMUNISASI BCG YANG TEPAT PADA BAYI

Vaksin untuk tuberkulosis (TB) dikenal dengan BCG (bacille Calmette-Guérin).


Vaksin BCG mengandung bentuk lemah bakteri (kuman) yang menyebabkan TB. Karena
bakteri ini dilemahkan, bakteri ini tidak menyebabkan TB dalam diri orang yang sehat,
sebaliknya berguna untuk membentuk perlindungan (imunitas) terhadap TB. BCG bekerja
paling efektif pada bayi dan anak-anak kecil. Selain itu, sangat efektif dalam mencegah
bentuk TB yang parah, termasuk meningitis TB dengan perlindungan yang 70% lebih kuat.
Hanya membutuhkan satu vaksin - dosis berlebih tidak dianjurkan. Imunisasi BCG (Basil
Calmette Guerin) bermanfaat mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang
berat, seperti: meningitis TBC dan TBC milier. Ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan
terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak
dengan penderita TBC yang ada di sekitarnya, seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan
lain sebagainya Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Kementrian Kesehatan
menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan. Dosis 0,05 ml untuk
bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (> 1 tahun). Vaksin BCG diberikan secara
intrakutan didaerah lengan kanan atas pada insersio M. Deltoideus sesuai anjuran WHO,
tidak ditempat lain mial bokong, paha (Ranuh dkk, 2014). Kontra indikasi imunisasi BCG
antara lain bayi yang mengalami defisiensi sistem kekebalan, terinfeksi HIV asimtomastis
maupun simtomatis, adanya penyakit kulit yang berat/menahun, atau sedang menderita TBC
(Sudarti, Endang. 2010) Reaksi lokal yang timbul setelah imunisasi BCG adalah wajar,
suatu pembengkakan kecil, merah, lembut biasanya timbul pada daerah bekas suntikan,
yang kemudian berubah menjadi vesikel kecil, dan kemudian menjadi sebuah ulkus kecil
dalam waktu 2-4 minggu. Reaksi ini biasanya hilang dalam 2-5 bulan, dan umumnya pada
anak-anak meninggalkan bekas berupa jaringan parut dengan diameter 2-10 mm. Jarang
sekali nodus atau ulkus tetap bertahan. Kadang-kadang pembesaran getah bening pada
daerah ketiak dapat timbul 2-4 bulan setelah imunisasi. Sangat jarang sekali kelenjar getah
bening tersebut menjadi supuratif. Suntikan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan
absesdan jaringan parut (Ranuh dkk, 2014).

Pemberian vaksin BCG mesti ditunda dalam beberapa kondisi tertentu, misalnya:

1. Berat badan bayi kurang dari 2,5 kilo atau dalam kondisi tidak sehat
2. Anak lahir dari ibu yang positif HIV, sementara hasil tes HIV bayi belum keluar
3. Sudah mendapat vaksin lain dalam empat pekan terakhir
4. Sedang sakit demam atau sakit parah lainnya

Vaksin ini diberikan kepada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada sebelum
umur 2 bulan. Namun, vaksin ini juga bisa diberikan kepada: Anak usia 1-15 tahun yang belum
divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau tuda ada skar Imigran Komunitas travelling
Pekerja di bidang kesehatan yang belum divaksinasi dengan bukti tidak ada catatan atau skar

Efek samping pemberian vaksin BCG :

Setelah anak-anak atau seseorang melakukan vaksinasi BCG, pada umumnya akan timbul
papul atau bintik merah kecil dalam waktu 1-3 minggu. Berjalannya waktu, bintik ini akan
semakin lunak, hancur dan menimbulkan parut. Luka tersebut mungkin butuh waktu sampai 3
bulan untuk sembuh. Biarkan bagian tubuh yang disuntik sembuh sendiri dan pastikan agar
tetap bersih dan kering. Jangan menggunakan krim atau salep, plester yang melekat, band-aid,
kepas atau kain langsung pada tempat vaksinasi. Selain kemeradan dan bengkak di sekitar
tempat pentuntikan, pemberian vaksin BCG juga memiliki efek samping lain, di antaranya:
Rasa nyeri Ulserasi Pembesaran kelenjar limfe regional Peradangan dan pernanahan Sakit
kepala Demam Pembengkakan kelenjar Reaksi alergi berat Infeksi BCG Vaksinasi BCG
memang tidak terlepas dari efek samping. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa vaksin ini
tidak dianjurkan pada seseorang yang mengalami penurunan status kekebalan tubuh dan uji
tuberkulin positif.

4. REFLEKS DAN POLA TIDUR PADA BAYI


Menurut Psikolog Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dra. Retno Pudjiati Azhar
menerangkan bahwa refleks pada bayi merupakan gerakan primitif yang tak terkontrol atau
gerakan involuntary. "Gerakan ini tak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi secara biologis,
bahkan mungkin sejak di kandungan,". Jadi, sifatnya bawaan. Hal tersebut merupakan
bagian pertahanan diri dari sesuatu hal yang bisa membahayakan diri bayi. Namun, refleks
yang muncul pada bayi terkadang ditanggapi oleh masyarakat awam sebagai sesuatu yang
tidak lazim. Contohnya: Bayi yang baru lahir sedang tidur nyenyak. Ibu dan bapak pasti
akan mendapati atau tak jarang si kecil tiba-tiba bergerak seperti orang kaget tapi tak
terbangun. Sehingga, tak sedikit orang tua yang takut, nanti bayinya akan kena penyakit
jantung lantaran kerap terkaget-kaget seperti itu. Padahal, tiap bayi baru lahir pasti akan
menunjukkan gerakan seperti itu, yang disebut refleks kaget atau refleks Moro.

Adapun yang termasuk refleks anak sementara adalah :


a. Refleks Moro : dalam gerak refleks ini akan mengembangkan tangan ke samping lebar-
lebar, melebarkan jari-jari atau mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan
ingin memeluk seseorang (dari itu direfleks ini juga disebut refleks peluk). Refleks ini
bisa ditimbulkan dengan memukul bantal dikedua samping kepala anak atau dengan
menepuknepuk tangan, artinya refleks ini timbul karena anak terkejut. Biasanya akan
mulai menghilang sekitar 4 bulan dan sesudah 6 bulan hanya dapat ditimbulkan dengan
susah payah.
b. Refleks mencium-cium atau “rooting-refleks”: Refleks ini ditimbulkan oleh stimulasi
taktil pada pipi atau daerah mulut. Anak mereaksi dengan memutar-mutar kepalanya
seakan-akan mencari putting susu. Refleks ini ada dalam hubungan langsung dengan
refleks selanjutnya.
c. Refleks Hisap : Refleks mencium-cium dan refleks hisap biasanya timbul bersama-
sama dengan merangsang pipi. refleks-refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang
menenangkan. Merupakan hal yang terkenal bahwa bayi pada bulan-bulan pertama
ingin menyelidiki keliling melalui daerah mulut.dari itu kedua refleks ini disebut refleks
oral. Kedua refleks ini akan menghilang sekitar 6 bulan.
d. Refleks Genggam atau Refleks Darwin : bila kita membuat rangsang dengan
menggoreskan jari melalui bagian dalam lengan anak kearah tangan, tangan akan
membuka bila rangasang hamper sampai pada telapak tangan. Bila jari diletakkan pada
telapak tangan anak akan menutup telapak tangannya tadi.
e. Refleks Babinski : adalah semacam refleks genggam kaki. Bila ada rangsang pada
telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jarijari lain membuka. Kedua
refleks ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan.

POLA TIDUR BAYI


Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun
samapai malam hari sampai usia 3 bulan. Pada usia 6 minggu, bayi akan mulai perlahan
paham akan konsep waktu siang dan malam. Bunda juga akan melihat
pola tidurnya mulai teratur seiring dengan perkembangannya. Dari jarak 3 – 4 jam
tidur kecilnya, anak pada fase ini akan mulai terbangun setelah 4 – 6 jam.
Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat, serta
memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu diingin. Jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Pola tidur bayi masih belum tertur
karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan kan bergeser sehingga
lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan dengan 86 siang hari. Keluhan
gangguan tidur biasanya dating dari orang tuany yang sulit menerima jam tidur bayi.
Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5
bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya.
Sehingga orang tuapun perlu menyiasati waktu tdurnya sesuai pola tidur bayi. Mulai
usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan
jumlah tidurpun semakin berkurang, kiraa-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2 kali
pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang 1 kali
saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam. Latih anak agar
mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu
untuk banguun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang
hari saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah
tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari
membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya
dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup. Ketika bayi terbangun, ajari untuk
tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata-kata lembut. Selanjutnya
tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menanagis lagi, biarkan dulu 5 menit
baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya
hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15
dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hentikan
dulu prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini diperkenalkan oleh Richard
Ferber, Boston‟s Children Hospital. Pastikan bayi tidur dengan aman:
 Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau alas
dengan cermat agar tidak mudah lepas
 Jangan merokok disekitar bayi
 Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika tidur
 Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi
saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat bayi tidur
terlentang.
5. IDENTIFIKASI TANGISAN BAYI DAN CARA MENENANGKAN BAYI REWEL
Klasifikasi suara tangis bayi DBL terbagi ke dalam lima bagian sebagai berikut
(Dunstan, 2006b).
1. Neh
Suara “Neh” adalah respon dari refleks mengisap, yang menyatakan bayi sedang
kelaparan. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi ketika mendengar suara
“Neh” dari bayi sangatlah penting, meskipun bayi telah diberikan ASI secara
teratur setiap tiga sampai empat jam. Ketika menyusui pada masa ini, bayi akan
menyapih lebih baik dan menyusu lebih lama. Pada hari yang bersuhu panas, bayi
lebih sering mengeluarkan kata “Neh” karena bayi lebih haus dari biasanya.
Dengan memberikan asupan ASI ketika bayi mengeluarkan suara “Neh”, bayi
akan mendapatkan asupan makanan yang tepat.
2. Owh
Suara “Owh” didasarkan pada efek menguap, yang mengindikasikan bayi siap
untuk tidur. Sama seperti orang dewasa ketika menguap, mulut bayi akan
berbentuk oval ketika mengeluarkan suara “Owh”. Jika meletakkan bayi pada
posisi tidur di ranjang setelah mendengar suara “Owh”, maka bayi akan lebih
mudah dan cepat tertidur. Suara “Owh” biasanya keluar sebelum bayi melakukan
gerakan tersentak-sentak dan mengusap-ngusap matanya, yang menandakan kalau
bayi sedang kelelahan. Dengan menidurkan bayi pada waktu yang tepat, bayi
tidak akan merasa lelah dan frustasi.
3. Eh
Tangisan “Eh” dihasilkan dari dada yang berkontriksi dalam upaya untuk
mengeluarkan angin. Hal ini biasa didengar sebagai rangkaian singkat dari
tangisan “Eh, Eh, Eh” sebagaimana bayi mencoba untuk bersendawa. Ketikabayi
terlalu lama dalam posisi berbaring, maka bayi perlu bersendawa sewaktu siang
dan malam, tidak hanya pada waktu sehabis makan saja. Tangisan “Eh”
merupakan yang paling penting untuk menghindari tangis bayi yang
berkepanjangan. Membantu bayi bersendawa ketika bayi mengeluarkan suara
“Eh” akan membantu untuk mencegah udara tertekan pada bagian perut bawah
yang menyebabkan rasa sakit pada bayi.
4. Eairh
Ketika bayi menangis terus menerus, ada kemungkinan besar suara “Eairh” dapat
terdengar dari tangisan bayi. Suara “Eairh” dihasilkan dari perut bagian bawah
dan menandakan bahwa bayi mengalami kembung yang menyebabkan rasa sakit
pada bayi. Ketika bayi menangis dan mengeluarkan suara “Eairh”, posisikan bayi
tengkurap dan usap bagian belakang bayi, atau dengan lemah lembut pijat bagian
perut bayi untuk mengeluarkan udara untuk mengurangi rasa sakit pada bayi. Jika
penanganan ketika suara tangis “Eh” pada bayi telah dilakukan, kemungkinan
suara tangis “Eairh” untuk muncul akan kecil, karena udara yang akan
menyebabkan rasa kembung pada bayi sudah dikeluarkan terlebih dahulu.
5. Heh
Bayi akan sering rewel ketika dia merasa tidak nyaman karena popok yang
dipakainya basah dan kotor, atau ketika bayi merasa kepanasan atau kedinginan.
Suara “Heh” berdasarkan refleks yang disebabkan oleh ketidaknyamanan pada
kulit bayi. Bayi yang baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara
efektif, sehingga bayi akan cepat kepanasan atau kedinginan, tetapi dengan
mengenali tangisan “Heh” akan mudah merasakan rasa tidak nyaman yang
dirasakan bayi seperti pakaian bayi membuat kulitnya mengalami iritasi.
CARA MENENANGKAN BAYI :
Menurut kemenkes RI , Ada beberapa cara menenangkan bayi yang bisa
orang tua lakukan agar bayi lebih tenang dan tidak rewel, yaitu:

Membedong bayi

Caranya adalah dengan menempatkan kain bedong atau selimut pada tubuh bayi,
lalu lipat secara perlahan hingga ia merasa nyaman. Namun, membedong bayi
baru lahir perlu dilakukan dengan teknik yang tepat agar bayi tidak merasa
kesakitan.Hindari kebiasaan membedong bayi terlalu kencang karena bisa
membuatnya merasa kurang nyaman dan mengganggu pertumbuhan tulang
tubuhnya, misalnya tulang panggul.Perlu diingat pula bahwa membedong bayi
sebaiknya mulai dihentikan ketika usianya sudah mencapai 2 bulan. Hal ini
dikarenakan saat usia tersebut, bayi mulai belajar berguling sehingga ia bisa
merasa kurang nyaman untuk bergerak apabila ia dibedong. Selain itu, bayi juga
berisiko tercekik kain bedongnya ketika berguling.

Miringkan tubuh bayi

Salah satu cara menenangkan bayi yang paling mudah dilakukan adalah dengan
memposisikan bayi berbaring miring ke samping. Posisi tubuh ini menyerupai
posisi bayi ketika ia masih berada di dalam rahim. Oleh karena itu, saat Si Kecil
menangis, ibu bisa coba memiringkan posisinya agar ia merasa lebih tenang dan
nyaman. Namun, Orangtua tidak boleh meninggalkannya dalam posisi tersebut
sendirian, apalagi bila Si Kecil sampai tertidur. Ketika tangisnya mulai mereda
dan ia terlihat seakan mulai terlelap, baringkan ia kembali ke posisi telentang.

Membisikkan suara

Bisikan suara mendesis ‘ssshhhh’ dengan pelan dan lembut pada bayi juga bisa
membuatnya merasa tenang. Suara tersebut ternyata mirip dengan suara aliran
darah yang mengalir di sekitar rahim ketika bayi masih berada di dalam
kandungan, sehingga bisa membuatnya merasa nyaman seperti di dalam rahim.
Tak hanya suara bisikan, ibu juga bisa meredakan tangis Si Kecil dengan suara
menenangkan lainnya, seperti suara rekaman detak jantung atau white noise yang
kini banyak tersedia di platform musik digital. Jika ingin lebih mudah, atau bisa
menggunakan suara kucuran air.

Cara Lain untuk Menenangkan Bayi Menangis

Umumnya, bayi akan berhenti menangis dan menjadi lebih tenang ketika ia
merasa nyaman layaknya saat masih di dalam kandungan. Namun, apabila
beberapa cara di atas tidak berhasil membuat Si Kecil merasa tenang, ibu bisa
mencoba cara lain untuk menenangkan bayi berikut ini:

a. Gendong, lalu ayun-ayunkan Si Kecil secara perlahan atau gunakan ayunan


khusus bayi.
b. Berikan empeng atau ASI langsung dari payudara Bunda.
c. Lepaskan bedongan dan pakaiannya, lalu berikan Si Kecil pijatan yang lembut.
d. Mandikan Si Kecil dengan air hangat.

6. PENEGAKAN DIGNOSA

Dari pengkajian data subjektif dan objektif, kemudian dilakukan analisis data, maka
didapatkan diagnosa BAYI CUKUP BULAN USIA 6 MINGGU

7. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI 6 MINGGU

ASUHAN PADA BAYI DENGAN DERMATITIS SEBOROIK

Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat
khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran. Penggunaan sampo untuk
membersihkan kulit kepala memang sangat efektif. Banyak bayi dan anak yang aktif di luar
rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin
menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild. Untuk ketombe yang disebabkan
jamur, bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Mencuci rambut anak setiap
hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan
jamur lewat serpihan kulit yang lepas. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah
menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penularan lebih lanjut. (Wardana, 2013)
Adapun penatalaksanaan seborrhea yaitu:
1) Gunakan emolin (krim berair) atau hidrocortison 0,5 % atau 1 %
2) Kulit kepala di urut dengan minyak, kemudian di keramas dengan shampo secara lembut
3) Jika resisten gunakan asam salisil 1 % dalam krim mengandung air
Pada kasus dapat dilihat bahwa ibu khawatir penggunaan shampoo pada saat bayi mandi ,
sebenarnya bayi harus di berikan sampo untuk mencegah produksi minyak berlebih pada
kulit kepala bayi dan Keramas membantu membersihkan kotoran di kulit kepala bayi serta
mencegah penumpukan sumbatan dan sel kulit mati yang dapat mengakibatkan kerak pada
kulit kepala bayi , ibu perlu di berikan penkes mengenai efektivitas sampo terhadap
kebersihan rambut serta kulit kepala bayi

a) ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA

Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan
yang kita alami. Mereka sepenuhnya bergantung kepada orang tua untuk seluruh
kebutuhan dasarnya. Untungnya mereka memiliki cara untuk mengkomunikasikannya
dengan orang tua. Di 6 minggu pertama, anda dan bayi anda akan belajar banyak satu
sama lain. Proses “give & take” yang terjadi antara anda dan bayi anda akan
menciptkan ikatan yang kuat. Hubungannya dengan anda akan menjadi landasan
baginya untuk berhubungan dengan yang lainnya. Perhatikan bayi anda baikbaik karena
bayi anda sangat memperhatikan anda dengan seberapa baik anda memperlakukannya.
Teletangkan bayi anda selagi tidur karena dia belum mampu mengubah posisi badannya
jika dia sulit bernafas kecuali jika dokter anda menyarankan lain.

I. PERAN BIDAN PADA BAYI SEHAT

Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat
adalah dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami.
Merupakan hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat
kolustrum yang bersifat pencahar, benar-benar tida terdapat lagi dalam ASI setelah
sekitar 6 minggu. Seorang bayi pada usia ini dapat terus mempunyai frekuensi BAB
sebanyak 5 kali perhari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan hal yang
normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu BAB 1 kali tiap beberapa hari.
Beberapa bayi yang sehat hanya BAB seminggu 93 sekali. Bila BAB menjadi lebih
jarang volumenya harus lebih banyak. Selama bayi bertambah berat badannya dengan
baik, BAK cukup, dan terlihat senang serta puas maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dari BAB yang jarang, dan tidak perlu memberikan bayi pencahar, jus
buah, atau “bantuan” lainnya. Sebenarnya, berusaha memaksa BAB dapat berakibat
bahaya pada bayi setelah bayi berusia 6 minggu ia mungkin hanya membasahi 5-6
popok kain perhari, tetapi popok ini akan lebih basah. Seiring dengan bertumbuhnya
bayi, ia dapat menghasilkan dan menahan urine lebih banyak dalam satu waktu. Untuk
menilai basahnya suatu popok untuk bayi yang lebih tua, tuang 8 sendok makan (120
ml) ke popok kering merawat mulut pada bayi 6 minggu pertama bersihkan mulut bayi
dengan sikat mulut bayi atau lap basah setelah mereka makan. (Dr. Surriah, Nutrisi dan
Gizi Untuk Bayi dan Balita).
II. BOUNDING ATTACHMENT

a. Definisi

Bounding adalah proses pembetukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi


Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara yang tua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai
hasil suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Menurut Brazelton (1978), bounding merupakan suatu keterkaitan mutualisme pertama
antar individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu.
Attachment adalah suatu persaan 94 menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu
dengan individu lainnya. Nelson & May (1996) mengatakan, attachment merupakan
ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan
fisik yang akrab. Menurut Klaus, Kenell (1992), bounding attachment bersifat unik,
spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua
terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan
waktu dan tanda – tanda keberadaan fisik secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari
ikatan ini ialah perkenalan. Menurut Saxton & Pelikan (1996), bounding adalah suatu
langkah untuk mengungkapkan persaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya
segera setelah lahir. Sedangkan, attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu.

b. Manfaat

Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding attachment: bayi merasa dicintai,
diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial; Bayi merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi. Hambatan yang terjadi dalam Bounding Attachment:
kurangnya support system, ibu dengan resiko, bayi dengan resiko, kehadiran bayi yang
tidak diinginkan. Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965) bahwa periode
awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat-saat terjalinnya keakraban
dan keterikatan yang sangat penting pada bayi (pada bayi angsa adalah 36 jam pertama,
sedagkan pada manusia adalah setahun pertama). 95 Menurut Stayton (1973), para ibu
yang menunjukan „keterikatan yang tidak aman‟ cenderung bereaksi menurut keinginan
pribadi, bukan karena isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang
menangis bila mereka ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayi di
waktu lain. ibu yang kurang responsive, seperti itu, selama tahun pertama akan
mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Clarke dan Stewart (1973) pun mendukung pendapat Staylon. Menurut mereka, para
ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih bersifat responsive terhadapt
kebutuhan sang bayi, memberi stimulus sosial yang lebih banyak dengan mengajak
sang bayi bercakap-cakap atau bermain bersama. Dan para ibu tersebut pun
mengukapkan rasa sayang dengan lebih baik. Mary Ainsworth (1979) yang juga
sepaham dengan Stayton mengajukkan 3 tipe keterikatan utama, yaitu tipe A (cemas
menghindar atau anxious-avoidant), tipe B (keterikatan aman), dan tipe C (cemas-
menolak atau anxiousresistent).

c. Cara untuk melakukan bounding :

1) Insiasi dini : setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan
reflek sucking dengan segera.
2) Pemberian ASI eksklusif : dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif
segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan 96
ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.
3) Rawat gabung : rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
antara ibu dengan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mepengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental
yang mutlak dibutukan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan diberikan ASI ekslusif,
ibu merasakan kepuasan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dan tidak dapat
digantikan dengan orang lain. keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu
kesatuan keluarga.
4) Kontak mata : beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa mamandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunaka lebih
banyak memandang. Seringkali dalam proses bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
5) Suara : mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara
tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam 97 keadaan sehat. Tangis
tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara
dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
6) Aroma : setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali aroma susu ibunya.
7) Entrainment : bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyangkan tangan, menggangkat kepala, menendang-nendang kaki. Entraiment
terjadi pada saat anak mulai bicara.
8) Bioritme : salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
( bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan kasih sayang
yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1) Kesehatan emosional orang tua : orang tua yang mengharapkan kehadiran si
anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan
orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang
positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak: dalam
berkomunikasi dan 98 keterampiran dalam merawat anak, orang tua satu dengan
yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-
masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin
mudah mula bounding attachment terwujud.
3) Dukungan sosial seperti keluarga, teman, dan pasangan: dukungan dari keluarga,
teman, terutama pasangan merupakan factor yang juga penting untuk diperhatikan
karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat atau dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang
yang penuh kepada bayinya.
4) Kedekatan orang tua ke anak : dengan metode rooming ini kedekatan antara
orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan
batin terwujud diantara keduanya.
5) Kesesuaian antara orangt tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin): anak akan
lebih mudak diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak
sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sari. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktek Klinik,

Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2012.

Walyani, Elisabeth Siwi. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Pustaka Baru:

Yogyakarta. 2015.

Yongki, dkk. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan dan Persalinan, Neonatus, Bayi dan

Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.

Yunanto, dan Ari. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2014.

Anda mungkin juga menyukai