Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Postpartum Depression:

- Pernah menderita depresi sebelum atau selama.

- Menderita gangguan bipolar.

- Ada anggota keluarga yang menderita depresi.

- Menyalahgunakan NAPZA.

- Kesulitan menyusui anak.

- Hamil di usia muda dan memiliki banyak anak

Penyebab:

Beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi kemunculan postpartum depression adalah sebagai
berikut:

- perubahan hormonal setelah melahirkan

- riwayat adanya depresi atau kecemasan pada masa lalu

- adanya riwayat keluarga depresi atau masalah mental lainnya

- stres yang ditimbulkan akibat merawat bayi yang baru lahir dan perubahan gaya hidup

- memiliki bayi yang lebih menantang, misalnya lebih sering menangis dibanding bayi lain, sulit
ditenangkan saat menangis, bayi dengan pola makan dan tidur yang tidak teratur, dan sulit ditebak

- pemicu stres emosional lainnya, misalnya adanya masalah keluarga atau kematian anggota keluarga

- masalah finansial atau pekerjaan

- kekurangan dukungan sosial dari orang-orang dekat dan terisolasi secara sosial

https://m.klikdokter.com/penyakit/postpartum-depression
Dampak Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome diestimasikan menimpa 50 persen wanita dan dapat menimpa wanita yang belum
siap menjadi ibu. Meskipun Baby Blues Syndrome hanya bersifat sementara, yakni selama dua minggu
pertama setelah melahirkan dikhawatirkan juga Baby Blues Syndrome dapat berkembang menjadi Post
Partum Depression (PPD) atau depresi paska melahirkan dengan gejala yang lebih berat, yaitu adanya
penolakan ibu terhadap kenyataan seperti merindukan masa lajang yang tidak memerdulikan si kecil,
hingga membayangkan ingin menyakiti si kecil sampai berniat untuk bunuh

diri.

Pengaruh negatif yang akan timbul pada bayi, ibu dan anak menurut (Depkes RI, 2001) antara lain :

- Pengaruh Baby Blues Syndrome pada Ibu

a. Mengalami gangguan aktivitas sehari-hari

b. Mengalami gangguan dalam berhubungan dengan orang lain

(keluarga atau teman)

c. Resiko menggunakan zat berbahaya seperti rokok, alkohol, narkotika.

d. Gangguan psikotik yang lebih berat

e. Kemungkinan melakukan suicide/ infanticide

- Pengaruh Baby Blues Syndrome pada bayi

a. Bayi sering menangis dalam jangka waktu lama

b. Mengalami masalah tidur

c. Kemungkinan mengalami suicide

Bedasarkan pemaparan dari Depkes RI (2001) Baby Blues Syndrome dapat berpengaruh terhadap ibu
pasca melahirkan dan juga terhadap bayi. Dampak yang ditunjukan oleh ibu pasca melahirkan yang
mengalami Baby Blues Syndrome antara lain adanya gangguan aktifitas, gangguan hubungan sosial,
adanya resikomenggunakan zaat berbahaya dan adanya gangguan psikotik yang lebih berat, serta
kemungkinan adanya tindakan bunuh diri. Sedangkan dampak Baby Blues Syndrome terhadap bayi
meliputi adanya gangguan menangis dalam jangka waktu yang tidak biasa, gangguan tidur dan
kemungkinan adanya tindakan bunuh diri.
Daftar pustaka:

Oktiriani, Isni. *Perilaku Baby Blues Syndrome Pada Ibu Pasca

Melahirkan Di Kelurahan Ssekaran Kecamatan

Gunung Pati.* Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

2017

Kesimpulan

Postpartum blues yaitu suatu keadaan depresi ringan yang sifatnya sementara, dialami sebagian besar
ibu yang terjadi sebagai akibat perubahan-perubahan baik fisiologis, hormonal, maupun psikologis
(Pieter dan Lubis, 2010). Gangguan ini terjadi 14 hari pertama pasca melahirkan dan terjadi puncak
reaksi gangguan pada 3 atau 4 hari pasca melahirkan. Postpartum blues ini sering terjadi pada hampir
setiap wanita pasca melahirkan. Periode postpartum menjadi satu hal yang penting untuk digunakan
sebagai tanda paling awal apakah ibu mengalami postpartum baby blues atau tidak.Gejala postpartum
blues mengarah pada keadaan yang sulit untuk dijelaskan, ada perasaan sedih, mudah tersinggung,
kelelahan, dan susah tidur. Seringkali ibu yang mengalami postpartum blues berkembang lebih lama dan
lebih berat intensitasnya. Menurut American Psychiatric Association (2013), gejala postpartum blues
terlihat secara psikologis antara lain a) perasaan cemas, khawatir berlebihan, sedih, murung, dan sering
menangis tanpa sebab yang jelas; b) seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala/ migren; c) perasaan
tidak mampu, misalnya mengurus si kecil; dan d) adanya perasaan putus asa.

Saran

Bagi istri yang akan berperan menjadi ibu dan suami yang akan berperan menjadi ayah membutuhkan
persiapan keilmuan untuk mengantisipasi terjadinya postpartum blues. Bagi istri yang memiliki peran
baru bisa menggunakan coping yang efektif, baik PFC maupun EFC atau kolaborasi kedua jenis coping
tersebut. Bagi suami dan keluarga terdekat, pemberian dukungan emosional mampu memberikan
motivasi dan penyesuaian diri ibu baru.

Sumber PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 4, Nomor 2, 2017: 205-218 , eISSN: 2502-2903,
pISSN: 2356-3591 DOI: 10.15575/psy.v4i2.1589

Anda mungkin juga menyukai