KEPERAWATAN MATERNITAS
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM BLUES
Oleh:
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Dalam Mitayani, (2011) Postpartum blues merupakan suatu gangguan
penyesuaian terhadap kehidupan baru (kelahiran). Ibu mengalami depresi
selama masa transisi tersebut kurang dari 1-14 hari dengan puncak pada hari
ke lima (Beck, 1992).
Postpartum blues adalah kondisi periode emosional stress yang terjadi
antara hari ke tiga dan hari ke sepuluh setelah persalinan yang terjadi 80%
pada ibu postpartum. Karakteristik kondisi ini adalah iritabilitas meningkat,
perubahan mood, cemas, pusing, serta perasaan sedih dan sendiri.(Bahiyatun,
2009).
Postpartum blues merupakan kondisi dimana ibu mungkin menjadi
depresi, mudah menangis, dan kurang istirahat. Adanya penurunan kadar
estrogen dan progesterone yang tiba-tiba dapat menjadi bagian penting pada
postpartum blues (Hamilton, 1995).
1.2 Etiologi
e. Fisik
Kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui,
memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak
jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada
bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.
Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan (dalam
Mitayani, 2011)
a. Fluktuasi hormon seiring dengan kelahiran
2.1 Pengkajian
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan
oleh perawat perinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons
perilaku yang diharapkan dari gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan
pada karakteristik wanita dan keadaannya yang spesifik. Suami atau pasangan
wanita tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional akibat perilaku
wanita tersebut.
Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat
dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru.
Pengkajiannya meliputi ;
a. Identitas klien.
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain-lain
b. Keluhan Utama
Mudah marah, cemas, melukai diri
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu
makan, sedih – murung, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia,
merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai
diri
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta
kesehatan pasien
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien
d. Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses
kelahiran itu sendiri dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil
dalam upaya retrospeksi diri (Konrad, 1987). Selama hamil, ibu dan
pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang
kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan
beberapa intervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan
sangat berbeda dari yang diharapkan (misalnya ; induksi, anestesi epidural,
kelahiran sesar), orang tua bisa merasa kecewa karena tidak bisa mencapai
yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan orang tua
tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi
mereka untuk menjadi orang tua.
e. Citra Diri Ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citra tubuh, dan
seksualitas ibu. Bagaimana perasaan ibu baru tentang diri dan tubuhnya
selama masa nifas dapat mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam
menjadi orang tua. Konsep diri dan citra tubuh ibu juga dapat
mempengaruhi seksualitasnya. Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan
penyesuaian perilaku seksual setelah melahirkan seringkali menimbulkan
kekhawatiran pada orang tua baru. Ibu yang baru melahirkan bisa merasa
enggan untuk memulai hubungan seksual karena takut merasa nyeri atau
takut bahwa hubungan seksual akan mengganggu penyembuhan jaringan
perineum.
f. Interaksi Orang Tua-Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh meliputi evaluasi
interaksi orang tua dengan bayi baru. Respon orang tua terhadap kelahiran
anak meliputi perilaku adaptif dan perilaku maladatif. Baik ibu maupun
ayah menunjukkan kedua jenis perilaku maupun saat ini kebanyakan riset
hanya berfokus pada ibu. Banyak orang tua baru mengalami kesulitan
untuk menjadi orang tua sampai akhirnya keterampilan mereka membaik.
Kualitas keibuan atau kebapaan pada perilaku orang tua membantu
perawatan dan perlindungan anak. Tanda-tanda yang menunjukkan ada
atau tidaknya kualitas ini, terlihat segera setelah ibu melahirkan, saat orang
tua bereaksi terhadap bayi baru lahir dan melanjutkan proses untuk
menegakkan hubungan mereka.
g. Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang
tua terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan keterbatasan
kemampuan mereka, respon social yang tidak matur, dan
ketidakberdayaannya. Orang tua menunjukkan perilaku yang adaptif
ketika mereka merasakan suka cita karena kehadiran bayinya dan karena
tugas-tugas yang diselesaikan untuk dan bersama anaknya, saat mereka
memahami yang dikatakan bayinya melalui ekspresi emosi yang
diperlihatkan bayi dan yang kemudian menenangkan bayinya, dan ketika
mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasa tingkat kelelahan
bayi. Perilaku maladaptif terlihat ketika respon orang tua tidak sesuai
dengan kebutuhan bayinya. Mereka tidak dapat merasakan kesenangan
dari kontak fisik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini cenderung akan dapat
diperlakukan kasar. Orang tua tidak merasa tertarik untuk melihat
anaknya. Tugas merawat anak seperti memandikan atau mengganti
pakaian, dipandang sebagai sesuatu yang menyebalkan. Orang tua tidak
mampu membedakan cara berespon terhadap tanda yang disampaikan oleh
bayi, seperti rasa lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan kebutuhan
untuk dipeluk dan melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka
untuk menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
h. Struktur dan Fungsi Keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum
blues ialah melihat komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang
wanita terhadap perannya sebagai ibu sangat dipengaruhi oleh
hubungannya dengan pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan
anak-anak lain. Perawat dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang
akan pulang dengan mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi
diantara anggota keluarga dan membantu ibu merencanakan strategi untuk
mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari rumah sakit.
i. Perubahan Mood.
Kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah
marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan
fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah
dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau
berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit
untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta
mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan
perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar
memusuhi bayinya.
j. Kebiasaan sehari-hari
1) Kebersihan perorangan
Biasanya kebersihan perorangan tidak terjaga (kebersihan kurang)
2) Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan tidur, gelisah
2) Data sosek
Biasanya gangguan psikologis ini banyak ditemukan pada ekonomi
rendah
3) Data psikologis
Biasanya klien murung, gelisah, rasa tidak percaya kepada orang lain,
cemas, menari diri.
k. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas/ istirahat
Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu
2) Sirkulasi
Biasanya nadi meningkat, (tachikardia), TD kadang meningkat
3) Eliminasi
Biasanya klien sering BAK, kadang terjadi diare
4) Makanan/ cairan
Biasanya terjadi anoreksia, mual atau muntah, haus , membrane
mukosa kering
4) Neurosensori
Biasanya klien mengeluh sakit kepala
5) Pernafasan
Biasanya pernafasan cepat dan dangkal
6) Nyeri dan ketidaknyamanan
Biasanya terjadi nyeri/ ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan
kepala
7) Integritas Ego
Biasanya klien ansietas, gelisah
8) Seksualitas
Biasanya seksualitas terganggu dan penurunan libido
9) TTV
Biasanya nadi meningkat, pernafasan meningkat, TD meningkat
4. Libatkan
keluarga untuk
mendampingi
klien
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam cara
meningkatkan
intake makanan
tinggi energi
DAFTAR PUSTAKA