TINJAUAN PUSTAKA
2
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan usia lanjut (usila)
2) Pengumpulan datadasar
3) Pendekatan dan kerjasama lintassektoral
b. Pelaksanaan
Prosedur yang diberikan adalah kemudahan dan kenyamanan lansia:
1) Loketkhusus
2) Ruang pelayanan khusus dan semua fasilitas untuk memudahkan
pelayanan usia lanjut(usila)
3) (kursi khusus, koridor dengan penanganan dan jalan yang tidak
terlalu licin atau terjal, toilet dengan pegangan,dll)
c. Monitoring
Monitoring melalui pengamatan langsung di puskesmas, pengamatan
meliputi : perlaksanaan kegiatan dibandingkan dengan rencana,
adanya hambatan atau masalah, kinerja petugas.
d. Evaluasi
Evaluasi melalui :
1) Melakukanwawancara
2) Pengamatanlangsung
3) Penelitiankhusus
4. Kebijakan kebijakan dalam puskesmas ramahlansia
Kebijakan terkait fasilitas kesehatan yang ramah lansia sudah
tertuang dalam UU No 36 Tahun 2009 Pasal 138 ayat 2 (DPRRI,2009).
Namun dalam implementasinya dirasa belum optimal dan belum
memihak pada lansia. Termasuk fasilitas pelayanan kesehatan yang
ramah lansia belum dibahas khusus dalam undang-undang tersebut.
Sejauh ini, fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia belum
menjadi isu khusus untuk di bahas lebih lanjut. Program penyediaan
fasilitas kesehatan yang ramah lansia sangat bermanfaat bagi lansia
dalam menerima hak nya mendapatkan pelayanan kesehatan yang
sesuai dan aman.
Sebagian besar lansia belum mendapatkan akses yang cukup
tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia, terutama di
daerah terpencil, serta masih adanya pemikiran masyarakat yang
menganggap isu ini sebagai hal yang biasa saja, tidak penting. Hal ini
3
disebabkan karena belum adanya kebijakan khusus program pelayanan
kesehatan yang ramah lansia yang disebabkan pula oleh belum menjadi
program prioritas pemerintah.
Amanat Undang-undang RI No 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia Pasal 5 ayat 1 dan 2 poin b bahwa lansia
mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, sebagai penghormatan dan penghargaan
kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Undang-undang
RI No 36 tahun 2009 Pasal 138 ayat 2 yang mengatakan Pemerintah
wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri
dan produktif secara sosial danekonomis.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan No 79 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di rumah sakit, mengatur
penyelenggaraanpelayanangeriatridirumahsakityangbertujuanuntuk
meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan
pasien geriatrik. Peraturan menteri kesehatan No 25 tahun 2016tentang
Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lansia disebutkan bahwa
Pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi pengembangan kelompoklanjut
usia. Namun, dalam implementasinya, dirasa masih belum optimal dan
belum memihak kepadalansia.
Adanya tuntutan masyarakat peduli lansia tentang pentingnya
kebutuhan akan program fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah
lansia, dimana hal ini sudah mulai menjadi perhatian publik dan
merupakan isu kebijakan yang mendesak, termasuk kebutuhan untuk
meninjau ulang Undang-undang tentang kesehatan, terutama lansia dan
merevisinya untuk memastikan didalam pelayanan kesehatan umum
terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia.
Alternatif pilihan kebijakan pertama adalah membuat peraturan
turunan dari PMK No 25 tahun 2016 tentang RAN kesehatan lansia,
yangsecarakhususmengaturtentangfasilitaspelayanankesehatanyang
ramah lansia. Kelebihan dari alternatif kebijakan ini adalah tersedianya
4
regulasi yang adekuat untuk membuat fasilitas pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan lansia. Kelemahan dari alternatif strategi ini adalah
rumah sakit sebagai tempat penyedia fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendesain kembali sarana
dan prasarana rumah sakitnya sesuai denganlansia.
Adanya tuntutan masyarakat peduli lansia tentang pentingnya
kebutuhan akan program fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah
lansia, dimana hal ini sudah mulai menjadi perhatian publik dan
merupakan isu kebijakan yang mendesak, termasuk kebutuhan untuk
meninjau ulang Undang-undang tentang kesehatan, terutama lansia dan
merevisinya untuk memastikan didalam pelayanan kesehatan umum
terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia.
Alternatif pilihan kebijakan pertama adalah membuat peraturan
turunan dari PMK No 25 tahun 2016 tentang RAN kesehatan lansia,
yang secara khusus mengatur tentang fasilitas pelayanan kesehatan
yang ramah lansia. Kelebihan dari alternatif kebijakan ini adalah
tersedianya regulasi yang adekuat untuk membuat fasilitas pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan lansia. Kelemahan dari alternatif strategi
ini adalah rumah sakit sebagai tempat penyedia fasilitas pelayanan
kesehatan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendesain
kembali sarana dan prasarana rumah sakitnya sesuai denganlansia.
Alternatif pilihan kebijakan kedua adalah membuat pedoman
pelaksanaan program fasilitas kesehatan yang ramah lansia, khususnya
terkait sarana dan prasarana rumah sakit yang sesuai dengan lansiaagar
5
sakit, baik milik pemerintah atau milik perorangan. Rekomendasi dan
alternatif kebijakan yang diajukan diharapkan mampu mengatasi
permasalahan yang ada pada lansia, khususnya keamanan dan
keselamatan lansia.