MUTIARA HADIYUSRA
1912142010204
S1 PROGSUS KEPERAWATAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5% pada dewasa,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TEORITIS
A. Defenisi
dapat timbul pada berbagai usia, baik pria ataupun wanita. Meningkatnya
insiden hampir setiap dekade, merupakan suatu tantangan bagi para klinis
2002).
bahwa asma saat ini mengenai lebih dari 22,2 juta orang di Amerika atau
7,9% dari populasi, termasuk lebih dari 6,7 juta anak-anak yang berusia
kurang dari 18 tahun. Selain itu 7,3 % orang Amerika dewasa saat ini
menderita asma. Terdapat laporan 3613 kematian karena asma, selain itu
menyebabkan lebih dari 10 juta hari kerja hilang setiap tahunnya. Pada
kesehatan dan 1,8 juta masuk ke ruang IGD dan yang membutuhkan
2008 ada 300 juta pasien asma di seluruh dunia dan diperkirakan akan
pasien asma, 95% diantaranya adalah pasien asma tak terkontrol (Widodo,
mencapai lebih dari 12 juta penduduk. Pada tahun 2006 penyakit asma
asma pada tahun 2005 berjumlah 74.253 dan pada tahun 2006 berjumlah
B. Etiologi
bunga rumput
a. Asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu, tepung sari, makanan
farmakologi
berkembang
dan
non alergi.14
Gejala-gejala lebih dari sekali per minggu tetapi kurang dari satu kali per
malam hari lebih dari dua kali per bulan, APE ≥ 80%prediksi, variabilitas
tidur, gejala-gejala di malam hari lebih dari dua kali per bulan, APE ≥
Bronkialdi malam hari sering kali, keterbatasan aktivitas fisik, APE <
60% prediksi, variabilitas APE > 30%.15
D. Gejala klinis
2. Sesak napas
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa,
yang
3. Sianosis
4. Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
5. Kesadaran menurun.
E. Faktor Penyebab
A. Faktor penjamu
1. Genetik
Asma Bronkial tidak dapat timbul semata – mata hanya karena faktor
saluran
3. Jenis kelamin
banyak
B.Faktor lingkungan
1. Alergen
Diperkirakan 2/3 penderita Asma Bronkial anak dan 1/3 penderita Asma
Bronkial.
3. Tekanan Jiwa
yang sudah ada. Di samping gejala Asma Bronkial yang timbul harus
Bronkial jika melakukan olah raga yang cukup berat. Macam, lama, dan
beratnya
1. Spirometri
yang berat, saat penderita sudah tidak dapat lagi meniup spirometer,
oksigen dan tekanan karbon dioksida dan keasaman darah. Pada Asma
Bronkial yang berat tekanan oksigen ini menurun, bila lebih berat lagi
3. Uji Kulit
Tes ini bertujuan untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam
tubuh. Uji ini hanya mendukung anamnesis, karena uji alergen yang
sebaliknya.
Pemeriksaan Rontgen
otot-otot
kortikosteroid sistemik
a. Obat yang menjaga agar peradangan saluran napas tetap terkontrol dan
mencegah agar saluran napas tidak terus menyempit hingga tahap yang
seperti
H. Pengkajian teoritis
A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
intubasi jika tidak mampu untuk menjaga jalan napas atau pasien
berat
2. Breathing
dokumentasikan
• Cyanosis
• Deviasi trachea
h. Dengarkan adanya:
• Wheezing
3. Circulation/Sirkulasi
c. Lakukan EKG
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
bagian atas.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kerusakan alveoli.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Kriteria hasil :
pertukaran udara.
b. Intervensi :
batuk.
menimbulkan frustasi.
menimbulkan atelektasis.
tindakan
1999 :166)
a. Kriteria Hasil:
b. Intervensi keperawatan :
c. Rasional
tak efektif).
a. Kriteria hasil :
tepat.
b) Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk
tepat.
b. Intervensi :
c. Rasional :
malnutrisi).
a. Kriteria hasil :
infeksi.
b. Intervensi :
1) Awasi suhu
dan sputum.
c. Rasional :
162)
BAB III
TINJAUAN KASUS
SEMARANG
1. IDENTITAS
a. Identitas klien
Nama Klien :
No register :
Usia :
Tanggal masuk :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku / bangsa :
Jenis kelamin :
Diagnosa medis :
Tanggal Pengkajian :
B. PENGKAJIAN SEGERA
1) Airway (A)
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas dan klien
2) Breating (B)
3) Circulasi (C )
4) Dissability (D )
mengeluh nyeri.
dx : -
C. PENGKAJIAN LENGKAP
1. Keluhan Utama
tibatiba jatuh dan klien sulit untuk bernafas ( sesak nafas klien
kambuh).
ayah klien meninggal pada tahun 1998 karena penyakit TBC yang
dideritanya.
5. Riwayata alergi
namun asma klien kambuh bila klien terkana debu dan kena
angin malam.
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
Do :
- Tekanan darah : 150/90 mmHg
- Pernafasan : 26 X/menit
- Nadi : 92 X/menit
- Suhu : 37,6°C
- Spo2 : 100 %
4. Berat Badan
Do :
- BB : 50 Kg
- TB : 160 cm
5. Kepala
6. Mata
serumen.
8. Telinga
10. Leher
tonsil,
(2). Jantung
midclavicula sinistra.
midclavicula sinistra.
lup-dup
12. Abdomen
x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan epigastrik dan titik Mc
limfe
13. Genital
14. Ekstremitas
kedua tangan.
15. Kulit
16. Therapy
Pulmicort 1 x 1mg
Ventoline 1 x 2.5 mg
Ambroxol 3 x 1 tablet
Salbutamol 2 x ½ tablet
E. Analisa data
Hari/Tgl/Jam No Data focus Problem Etiologi
whezzing
dilapang paru
kanan dan
kiri.
• Klien
terlihat sesak
nafas, retraksi
dada dangkal,
terlihat otot
bantu
pernafasan
mengatakan pertukaran
badannya gas
lemas
DO :
• Klien tampak
lemas
• Tekanan
darah : 150/90
mmHg
• Pernafasan :
26X/menit
• Nadi : 92
X/menit
• Suhu : 37,6°C
• Spo2 : 100 %
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
Hari /
o Tujuan dan
Tgl / Intervensi Keperawatan Rasional
D Kriteria
Jam
x
Untuk
memberikan
bantuan nafas
4. Ajarkan klien untuk
dan
batuk efektif
5. Kolaborasi pemberian mempertahanka
bronkhodilator n kadar O2
dalam tubuh.
Tehnik untuk
mengeluarkan
sekret secara
mandiri.
Untuk
mengencerkan
mukus dan
mendilatasikan
saluran nafas.
mempertahanka
5. Kolaborasi pemberian
n kadar O2
bronkhodilator
dalam tubuh.
Tehnik untuk
mengeluarkan
sekret secara
mandiri.
Untuk
mengencerkan
mukus dan
mendilatasikan
saluran nafas.
H. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/ No Implementasi Respon klien Para
Jam Dx Keperawatan f
5 DO : Klien terlihat
pernafasan,Saat klien
dahak di tenggorokan
whezzing dikedua
sesak.
DO : klien terlihat
pemberian pulmicort
DO : klien
dan ventolin lewat
menghirup asap
mesin nebulezer
yuang keluar dari
nebulezer.
mencobanya.
DO : klien bisa
melakuakn batuk
efektif, dahak/sekret
keluar setelah
melakukan batuk
efektif.
10.26 wib 1,2 Mengkaji ulang keadaan DS : klien
a masih lemas
DO : klien tampak
Rr : 25 x/m,
TD : 150//90 mmHg,
I. EVALUASI
Dx
di keluarkan
P :lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk teratur minum obat
kekambuhan
O:
Rr : 24 x/m
kondisinya.
P :lanjutkan intervensi
sering
kekambuhan
4. Anjurkan klien untuka istirahat yang cukup
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI.
Jakarta.
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI.
Jakarta.
Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC. Doenges, EM(2000).
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC. Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta.
EGC.