TINJAUAN PUSTAKA
masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dimana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya
tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum
asuhan kesehatan terutama untuk masalah yang sudah nyata atau yang
psikologis dari pasangan dan keluarga mereka, yang juga bisa memberikan
(Maryunani,2017).
6
7
yaitu:
4) Peran bidan: Pada masa ini sering terjadi masalah, misalnya atonia
suhu.
6-8 minggu.
2) Peran bidan: pada fase ini, bidan memastikan involusi uteri dalam
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dari cairan serta ibu
2) Peran bidan: pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
sehari-hari
d. Memberikan pelayanan KB
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan juga untuk
berikut:
Kunjungan yang pertama yaitu dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
atonia uteri
lahir
6) Menjaga bayi agar tetap hangat dan sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
Kunjungan masa nifas yang kedua yaitu dilakukan pada waktu enam hari
tidak berbau.
penyulit
10
cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap
hangat.
Kunjungan masa nifas yang ketiga yaitu dilakukan pada waktu 2 minggu
ada bau.
pascamelahirkan
penyulit
Kunjungan masa nifas yang ketiga yaitu dilakukan pada waktu 6 minggu
bayinya
susunan ASI. Nutrisi yang dibutuhkan harus bermutu dan bergizi tinggi,
berikut:
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
b. Ambulasi
seperti membimbing ibu untuk miring ke kiri dan ke kanan lalu bangun
dari tempat tidur dan kemudian berjalan. Hal ini diperlukan untuk
12
1) Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam post partum. Jika
Ibu post partum harus sudah bisa BAB dalam 3-4 hari post
partum. Dan diharapkan ibu sudah bisa BAB setelah hari kedua
post partum. Jika pada hari ke tiga masih belum bisa BAB maka
menimbulkan demam.
2) Personal Hygiene
untuk mencegah terjadinya infeksi karena pada masa nifas ibu sangat
perineum
yang berlebihan
secara perlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur
setrika
4) Jika ibu kurang istirahat maka akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal:
perdarahan
e. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
syarat berikut:
1) Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
yang bersangkutan.
f. Perawatan Payudara
payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Kontrasepsi yang cocok
untuk ibu pada masa nifas, antara lain Metode Amenorhea Laktasi (MAL), pil
keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat
baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk
banyak berkerak, karena dengan ambulasi dini dapat membantu rahim untuk
a. Sistem Reproduksi
1) Involusi uterus
uterus.
17
panggul.
minggu postpartum.
pusat dengan berat uterus 1000 gr, akhir kala III persalinan tinggi
fundus uteri teraba 2 jari di bawah pusat dengan berat uterus 750 gr,
simpisis dengan berat uterus 500 gr, dua minggu postpartum tinggi
fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat 350 gr, enam
50 gr.
2) Lochea
a akt
u
Rubra 1- Merah Terdiri
3 kehitaman dari
har darah
i segar,
jaringan
sisa-sisa
plasenta,
dinding
rahim,
19
lemak
bayi,
lanugo
(rambut
bayi)
dan sisa
mekoniu
m.
Sangu 4- Merah Sisa
i berlendir ur lendir
Serosa 7- Kuning Lebih
14 kecoklatan sedikit
har darah
i dan
lebih
banyak
serum,
juga
terdiri
dari
20
leukosit
dan
robekan/
laserasi
plasenta
Alba >1 Putih Mengan
4 dung
har leukosit,
i sel
desidua
dan sel
epitel,
selaput
lendir
serviks
dan
serabut
jaringan
yang
mati.
Loche Terjadi
a infeksi,
21
purule keluar
nta cairan
seperti
nanah
berbau
busuk
Lochi Lochea
astatis tidak
lancar
keluarny
a
Sumber : Maryunani,Anik. 2017. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu
Menyusui.Bogor: In Media
3) Serviks
menurun.
22
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
kebelakang.
minggu.
menghilang.
1) Hormone plasenta
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan
2) Hormon Oksitosin
3) Hormon pituitary
1) Suhu badan
Dalam 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5º-
lain. Maka dianggap nifas terganggu jika ada demam lebih 38ºC
2) Nadi
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit adalah
(Anggraini,2010)
3) Tekanan darah
4) Pernafasan
pencernaan. (Anggraini,2017)
26
1) Volume darah
berubah-ubah
27
minggu.
output akan tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam post
h. Sistem hematologi
pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun
akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum.
oleh status gizi dan hidrasi. Selama kelahiran dan masa postpartum
Hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
Menurut Dewi dan Sunarsih (2012) Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada
a. Fase Taking in
yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Ibu
rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu
c. Fase letting go
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri
a. Perdarahan Pervaginam
juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di
lantai.
berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia
jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada
partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi. Ibu dalam 48 jam
preeklamsia post-partum.
odema pada bagian wajah atau ekstremitas atas perlu diwaspadai gejala
air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta
mastitis.
nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.
34
Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau
makanan yang sifatnya ringan karena alat pencernaan perlu istirahat guna
sebagainya.Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi,
olehhisapan bayi.
a. Refleks Prolaktin
tingkat alveoli.
b. Refleks aliran ( Let Down Reflex)
35
keluar.
membuat bayi berkembang denganbaik pada usia 6 bulan pertama, atau bahkan
pada usia lebih dari 6 bulan.Kekebalan yang paling besar yang diterima bayi
adalah pada saat diberikan ASIEksklusif, karena ASI memiliki kandungan 50%
adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI adalah 3,5 - 4,5%. Walaupun
menjadi asam lemakdan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam
dua macam asam amino yang tidak terdapatdalam susu sapi yaitu sistin
jumlahnya berkisar0,25% - 0,34% dalam setiap 100 ml. Hal ini harus
bersifat
yang
mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI, karena ASI
untukpertumbuhannya.
3) Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding
lebihjarang.
3) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapansaja.
c. Manfaat ASI untuk Negara
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
2) Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit
2.2.4 Upaya Memperbanyak ASI
Menurut Walyani (2015) upaya untuk memperbanyak ASI adalah :
a. Berikan ASI sesering mungkin, meskipun ASI tidak begitu banyak
ASI.
e. Memompa ASI setelah selesai menyusui apabila ASI masin banyak.
f. Buatlah suasana yang tenang dan rileks sehingga bayi lebih lama
menyusu.
g. Banyak mengkonsumsi air putih.
h. Hindari perasaan cemas akan ASI yang tidak lancar.
dan tertidur.
d. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui dibandingkan
sebelumnya.
e. Kurva pertumbuhan atau berat badan dalam KMS sesuai dengan
seharusnya.
Menurut Walyani (2015) masalah yang muncul pada ibu menyusui adalah:
karenaputingnyan sakit.
b. Payudara Bengkak
40
puttinglecet, kulit mengkilap walau tidak merah, dan bila diperiksa atau
dihisapASI tidak keluar, badan dapat demam selama 24 jam. Hal ini terjadi
merah,bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dan Bayi
2.3.1 Pengkajian
Nama : Untukmemudahkan
41
memanggil/menghindari kekeliruan
Usia : Untuk mengetahui adanya resiko
kan
Pekerja : Untuk mengetahui tingkat social
2) Keluhan utama
Menurut Ambarwati & Wulandari (2010) keluhan utama pada ibu nifas
pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
perineum.
selama hamil, kenaikan berat badan dari awal kehamilan sampai saat
persalinan, pernah mendapatkan terapi apa saja dari bidan. Pada saat
pada saat nifas, apakah ibu pernah mengalami pusing berlebihan, kaki
7) Riwayat KB
serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa
meliputi:
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
BAK normal bila dapat buang air kecil spontan 3-4 jam.BAB
biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar, jika
klien hari ke-3 belum juga buang air besar maka diberikan laksan
supositoria.
c) Pola istirahat
serta untuk tidur siang atau beristirahat selama bayi tidur. Kurang
d) Personal hygiene
e) Seksual
9) Data Psikososial
a) Fase taking in
c) Fase letting go
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
n ibu.
2) Tanda-tanda vital
Menurut Ambarwati & Wulandari (2010) tanda-tanda vital meliputi:
an 24x/menit.
Suhu : Suhu normal adalah 36,5oC-37,5oC.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
meliputi:
ung
Mul : Bibir kering/ lembab, apakah terdapat
parotis
Dad : Melihat bentuk dan ukuran, simetris
ome operasi/tidak
n
Gen : Menurut Maryunani (2017) pemeriksaan
banyaknya, konsentrasi).
preeklamsi
b) Palpasi
meliputi :
belum.
postpartum
(2) TFU : mengetahui TFU. TFU akan
dalam berkemih
(4) Diastasis Rectus Abdominalis : ibu
2 jari.
51
secara bergantian
c) Auskultasi
a pernapasan ibu
d) Perkusi
a) Pemeriksaan umum
kekeliruan
Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis
kelamin
Tanggal Lahir : Untuk mengetahui usia
neonatus
Berat Bayi : Berat bayi Lahir Normalnya
Kepala 33-38 cm
52
cm
Lingkar : Normal 10-11 cm
Lengan Atas
b) Pemeriksaan fisik
hematoma
Wajah : Tidak tampak pucat dan
kuningatau tidak.
Mata : Bagaimana warna
labio/labiopalato-schisis.
Telinga : Tidak ada serumen
Dada : Ronchi/wheezing, ada tidak
tarikan intercosta.
Perut : Bagaimana keadaan talipusat,
atau tidak.
Genetalia : Perempuan (genetalia bersih,
skrotum)
53
aktif
Do :
Keadaan : Baik
umum
Kesadaran : Composmentis
darah
Nadi : Normal (60-90 x/menit)
Suhu : Normal (36,5-37,5 ᵒC)
Pernafasa : Normal (16-24 x/menit)
n
Dada : Bersih, putting susu menonjol, ASI
sudah keluar/belum
Abdomen : TFU 1 cm dibawah pusat, kontraksi
lahir.
Masalah pada ibu nifas menurut Dewi (2012) antara lain :
a. Masalah nyeri
b. Masalah infeksi
2.3.5 Intervensi
55
untuk klien sesuai interpretasi yang telah dilakukan. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat atau dari setiap
masalah yang berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi klien, yakni
Tujuan :
terjadi.
Masa nifas berjalan normal, ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Kriteria hasil :
TD : 90/60-130/90 mmHg.
Suhu : 36,5-37,5 ᵒC
RR : 16-24 x/menit.
1) Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya
2) Ajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai
kontaksi.
merupakan hal yang normal bagi ibu nifas seperti rasa mules dan nyeri
luka jahitan.
(Doenges, 2001).
infeksi puerpuralis.
kemih (Doenges, 2001) dan BAB biasanya akan terjadi pada 2-3 hari
Berikan terapi berupa tablet Fe, vit A, asam mefenamat, seta amoxilin.
58
R/ pil zat besi (Fe) harus diminum untuk menambah gizi setidaknya
unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam
nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang, sehubungan dengan sakit
nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan nyeri pada
pemberian ASI.
dan kering secara longgar, dan tidak memakai gurita. Jika dipakai,
popok sebaiknya dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena
11) Beritahu dan ajarkan ibu cara menjemur bayi untuk penanganan
R: bayi dijemur di bawah sinar matahari antara pukul 7-8 pagi selama
selanjutnya.
masa nifas normal yaitu dijadwalkan antara hari ke-6, 14, dan 42
postpartum (Manuaba,2007).
1) Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya
Sumber protein hewani didapat dari telur, daging, ikan, udang, kerang,
susu, dan keju. Sementara itu, protein nabati banyak terkandung dalam
dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu, dan
jus buah. Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh
(Dewi, 2012).
R/ ASI ekslusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja pada bayi
bulan.
R: Pada periode 0-6 bulan, kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun
(Marmi, 2015).
5) Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi.
R: neonatus harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering,
yang diberikan pada usia 0-2 bulan. Polio tetes digunakan untuk
3 kali dengan interval waktu tiap 4 minggu/ 1 bulan mulai usia 2 bulan.
selanjutnya.
masa nifas normal yaitu dijadwalkan antara hari ke-6, 14, dan 42
postpartum (Manuaba,2007).
1) Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya
R: Ibu dapat mengerti tindakan awal jika bayi dalam keadaan sakit,
ASI Eksklusif.
putting susu dibersihkan dengan air yang sudah dimasak, tiap kali
selanjutnya.
64
masa nifas normal yaitu dijadwalkan antara hari ke-6, 14, dan 42
postpartum (Manuaba,2007).
1) Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya
sehingga jika ibu merasa sudah tidak ingin menambah anak lagi maka
ibu perlu suatu konseling tentang alat kontrasepsi yang tepat dan benar.
dasar bagi setiap pasangan, namun pada saat nifas hal tersebut boleh
dilakukan jika ibu nifas sudah berhenti haid atau kurang lebih sekitar
40 hari (6 minggu).
65
Masalah :
Intervensi:
tepat.
2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatikan oedema,
jaringan.
R/ dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal yang
presepsi nyeri.
b) Nyeri yang berhubungan dengan involusi uterus.
1) Jelaskan penyebab nyeri kepada pasien.
66
presepsi nyeri.
c) Nyeri tekan payudara
1) Inspeksi payudara dan jaringan putting, kaji adanya pembesaran dan
nyaman.
3) Anjurkan klien memulai menyusui pada putting yang tidak nyeri bila
menghilangkan bendungan.
5) Berikan analgesic 30-60 menit sebelum ibu menyusui
R/ memberikan kenyamanan, khususnya selama laktasi karena
dengan lancar.
Kriteria hasil :
Intevensi :
putting susu.
R/ penggunaan sabun dapat menyebabkan putting susu menjadi kering
5) Informasikan pada klien untuk mengoleskan sedit ASI pada area putting
setelah menyusui
R/ mengoleskan ASI pada area putting bermanfaat untuk mengatasi
perineum.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan resiko tinggi terhadap infeksi
tidak terjadi.
68
Kriteria hasil :
menyatunya jahitan)
Intervensi :
a. Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi : catat tanda-tanda
infeksi.
b. Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus, perhatikan perubahan tinggi fundus
uteri.
R/ fundus yang pada awalnya 2 cm di bawah pusat, meningkat 1-2
jaringan uterus.
e. Anjurkan klien ganti pembalut sedikitnya 4 jam dari arah depan ke
belakang.
R/ membantu mencegah kontaminasi area rectal memasuki vagina atau
uretra.
69
pembalut.
R/ membantu mencegah atau menghalangi penyebaran infeksi.
g. Berikan informasi tentang makanan tinggi protein pada klien
R/ protein membantu meningkatkan penyembuhan dan regeneresi
jaringan baru
h. Berikan antibiotic spectrum luas
R/ mencegah infeksi dari penyebaran ke jaringan sekitar atau aliran darah.
4. Konstipasi
Intervensi:
R/diet tinggi serat dan asupan cairan yang cukup serta pola pengosongan
BAB.
jaringan.
70
dari keluarga.
Intervensi:
perkembangannya.
71
cukup.
Kriteria hasil:
Intervensi:
rangsangan.
d) Anjurkan ibu tidur siang atau tidur dengan bayi lebih awal
tidur ibu.
bertabah.
Kriteria hasil:
Intervensi:
bayi.
individu.
R/dengan melihat ibu dapat lebih mudah memahami dan mudah mengingat
2.3.6 Implementasi
atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman. Yaitu meliputi
kontak dini sesering mungkin dengan bayi, mobilisasi dan istirahat, perawatan
perineum, buang air kecil spontan, pemberian vitamin dan xat besi, perawatan
payudara, rencana KB, tanda-tanda bahaya masa nifas dan kebiasaan rutin yang
2.3.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan
yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang
belum terlaksana.
S : Subjektif
O : Objektif
74
A : Analisa
objektif
P : Penatalaksanaan