Anda di halaman 1dari 8

Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal

Vol 3 No 2 Tahun 2020


e-ISSN 2580-3093
HUBUNGAN LAMA WAKTU PEMOTONGAN TALI
PUSAT DENGAN LAMA WAKTU PUPUT DI BPS L.
DAN BPS D. KEC.TELUKNAGA TANGERANG
Zuhrotunida1
Universitas Muhammadiyah Tangerang umiearkan07@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel: Infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi.
Tanggal di Publikasi: WHO melaporkan sekitar 500.000 bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya karena
Maret 2020 infeksi bakteri. Dimana penyebabnya adalah praktik pemotongan dan cara perawatan
Kata kunci: tali pusat yang tidak steril. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Waktu pemotongan hubungan antara lama waktu pemotongan dengan lama waktu puput.. Desain
Waktu Puput penelitian yang digunakan adalah pendekatan analitik kuantitatif dengan metode
quasi eksperimen. Tehnik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan
responden bayi yang lahir berjumlah 25 responden. Berdasarkan hasil analisis
didapatkan hasil bahwa bayi yang memiliki lama waktu puput cepat sebanyak 64%
sedangkan bayi dengan waktu puput lama sebanyak 36%, dimana waktu tercepat 3
hari dan waktu terlambat 9 hari dengan waktu rata-rata puput 5 hari. Bayi yang
dilakukan penundaan pemotongan tali pusat sebanyak 52% dan yang dilakukan
pemotongan segera 48%. Dari hasil uji statistic menggunakan chi square test
didapatkan hasil p=0,041 (p< α), artinya Ho ditolak. Terdapat hubungan signifikan
antara lama waktu pemotongan dengan lama waktu puput. Saran hendaknya dalam
melakukan pemotongan tali pusat tidak dilakukan sesegera mungkin, melihat hasil
dari penelitian sangat banyak nilai positif yang sangat menguntungkan ibu dan bayi
sendiri.

19
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

PENDAHULUAN risiko penyakit kuning pada bayi atau


jaundice. (Rini, 2013).
Kesehatan ibu dan bayi merupakan Isu terkini dalam praktik kebidanan
salah satu indikator suatu negara. adalah lotus birth. Lotus Birth atau tali
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu pusat yang tidak dipotong, adalah
negara ditentukan dengan perbandingan praktek meninggalkan tali pusat yang
tinggi rendahnya angka kematian ibu tidak diklem dan lahir secara utuh. Tali
dan angka kematian perinatal. pusat kemudian kering dan akhirnya
Dikemukakan bahwa angka kematian lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut
perinatal lebih mencerminkan umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
kesanggupan satu negara untuk Dalam panduan praktis asuhan
memberikan pelayanan kesehatan. persalinan normal di Swiss (1997).
(Manuaba, 2010). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Berdasarkan Survei Demografi dan menekankan pentingnya penyatuan atau
Kesehatan Indonesia (SDKI) angka penggabungan pendekatan untuk asuhan
kematian bayi (AKB) mengalami ibu dan bayi. (Djami, 2013). Para
penurunan, yaitu dari sebesar 35 per penganjur lotus birth mengatakan
1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) pemotongan tali pusat dalam proses
menjadi sebesar 34 per 1000 kelahiran persalinan akan menghentikan
hidup (SDKI 2007), dan terakhir penyaluran darah dan oksigen dari
menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup plasenta.
(SDKI 2012). Meski demikian, Menurut salah satu pengajar lotus
Penurunan AKB tersebut tergolong - birth yaitu Mary Ceallaigh, ibu dan bayi
lamban dan masih belum sesuai dengan akan mendapatkan manfaat lebih besar
target MDGs yakni 23 per 1000 dengan metode ini, terutama dalam hal
kelahiran hidup. (KKI, 2013). bonding. Pemotongan tali pusat sebelum
Salah satu penyebab dari Kematian waktunya lepas, disebutkan dapat
Bayi yakni Infeksi pada bayi baru lahir berbahaya bagi bayi yang baru lahir
akibat infeksi tali pusat (tetanus karena membuat mereka dua kali lebih
neonatorum). WHO melaporkan bahwa rentan terkena infeksi. (Kartika, 2013).
sekitar 500.000 bayi baru lahir Penjepit tali pusat digunakan untuk
meninggal setiap tahunnya karena menghentikan perdarahan. Penjepit tali
infeksi bakteri. Salah satu penyebabnya pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah
adalah praktik pemotongan tali pusat kering, biasanya sebelum ke luar dari
yang tidak steril. (Djami, 2013). rumah sakit atau dalam waktu dua puluh
Memotong tali pusat bayi segera empat jam hingga empat puluh delapan
setelah bayi lahir hal biasa dalam proses jam setelah lahir. Sisa tali pusat yang
persalinan, membuat bayi terkena resiko masih menempel di perut bayi
kekurangan zat besi karena jumlah darah (umbilical stump), akan mengering dan
yang ditransfer ibu ke bayi lewat biasanya akan terlepas sendiri dalam
plasenta mempengaruhi cadangan zat satu minggu setelah lahir dan luka akan
besi pada bayi. Sebaliknya, membiarkan sembuh dalam 15 hari. (Meiliya dan
tali pusat melekat lebih lama beberapa Karyuni, 2008:65).
menit, memungkinkan darah dari tali
pusat mengalir ke tubuh bayi. Meski Adapun faktor-faktor yang
demikian, menunda pemotongan tali mempengaruhi lamanya pelepasan
pusat sebenarnya juga meningkatkan tali pusat yaitu; cara perawatan tali
pusat, kelembaban tali pusat dan
kondisi sanitasi lingkungan,
timbulnya infeksi pada tali pusat dan

20
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

pengetahuan (Wawan, 2010). lembar observasi tentang lama waktu


Menurut penelitian Fita Supriyanik pemotongan tali pusat dan lama
dan Sri Handayani (2011), ada waktu puput. Instrumen yang
perbedaan yang signifikan antara digunakan untuk mengumpulkan
perawatan tali pusat menggunakan data, yaitu lembar observasi. Adapun
ASI dan perawatan kassa kering teknik untuk meminimalisir
dengan lama pelepasan tali pusat terjadinya bias, penulis melakukan
pada bayi baru lahir. Dimana waktu tindakan pemberian penkes kepada
pelepasan yang diberi perawatan ASI para ibu dari responden mengenai
2 hari 1 jam lebih cepat daripada cara perawatan tali pusat dengan
dengan perawatan kassa kering menggunakan kassa kering.
selama 6 hari 4 jam. (Supriyanik,
2012). HASIL DAN PEMBAHASAN
. A. Hasil Penelitian

METODE PENELITIAN 1. Analisis Univariat

A. Rancangan Penelitian Tabel 4.1


Penelitian ini dilakukan dengan Distribusi frekuensi lama waktu
analitik kuantitatif. Sedangkan jenis puput di BPS L dan BPS D
metode penelitian yang digunakan Kec. Teluknaga Kabupaten
adalah metode penelitian eksperimen Tangerang.
dengan desain quasi eksperimental
atau rancangan eksperimen semu.
Quasi eksperimen adalah desain No Lama waktu N %
penelitian yang mempunyai puput
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk 1 Lambat (> 5 9 36
mengontrol variabel-variabel luar hari)
yang mempengaruhi pelaksanaan
2 Cepat (< 5 16 64
eksperimen (Sugiyono, 2009). hari)

Sampel yang digunakan dalam Jumlah 25 100


penelitian ini adalah seluruh bayi
yang lahir di BPS L. dan BPS D.
sejumlah 25 bayi. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam Berdasarkan tabel di atas dapat
penelitian ini dengan total sampling, diketahui bahwa dari 25 responden,
yaitu seluruh populasi dijadikan lama waktu puput terbesar terdapat pada
sampel. responden yang mengalami waktu puput
cepat yaitu sebanyak 64% (16
B. Teknik Pengumpulan Data responden), sedangkan lama waktu
Jenis data yang dikumpulkan puput terkecil terdapat pada responden
dalam penelitian ini berupa data yang mengalami waktu puput lambat
primer, yaitu data yang sifatnya baru yaitu sebanyak 36% (9 responden).
dan dikumpulkan sendiri oleh
peneliti. Adapun metode Tabel 4.2
pengumpulan data dilakukan dengan Distribusi frekuensi lama waktu
observasi. Data diperoleh langsung pemotongan tali pusat di BPS L dan
dari responden melalui pengisian

21
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

BPS D Kec.Teluknaga Kabupaten Lama P


Tangerang waktu
pemoto Lama waktu Total OR va
ngan puput lu
No Lama waktu N % (95
tali e
pemotongan tali Cepat %
pusat Lamb
pusat CI)
at
1 Segera 12 48
N % N % N %
2 Tertunda 13 52
Segera 7 58 5 41 12 10 7,70
,3 ,7 0 0
(Hingga tali pusat
0,
tak berdenyut)
Tertund 2 15 11 84 13 10 (1,15 04
a ,4 ,6 0 9– 1
Jumlah 25 100 51,1
71)

Berdasarkan tabel di atas dapat Jumlah 9 36 16 64 25 10


diketahui bahwa dari 25 responden, 0
lama waktu pemotongan tali pusat
terbesar terdapat pada responden yang
dilakukan pemotongan tali pusat Berdasarkan tabel analisis hubungan
tertunda yaitu sebanyak 52% (13 antara lama waktu pemotongan tali pusat
responden), sedangkan lama waktu dengan lama waktu puput, diperoleh hasil
pemotongan tali pusat terkecil terdapat bahwa responden yang mengalami waktu
pada responden yang dilakukan puput lambat sebanyak 9 responden (36%)
pemotongan tali pusat segera yaitu dengan perincian 7 responden (58,3%)
sebanyak 48% (12 responden). dengan pemotongan tali pusat segera dan
2 responden (15,4%) dengan penundaan
2. Analisis Bivariat pemotongan tali pusat.
Sedangkan responden yang mengalami
Tabel 4.4 waktu puput cepat sebanyak 16 responden
Hubungan lama waktu (64%), dengan perincian 5 responden
pemotongan tali pusat dengan (41,7%) dengan pemotongan tali pusat
lama waktu puput segera dan 11 responden (84,6%) dengan
di BPS L dan BPS D Kec. penundaan pemotongan tali pusat. Hasil
Teluknaga Kabupaten Tangerang uji statistik diperoleh nilai p = 0,041 (p<
α), maka dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara lama waktu
pemotongan tali pusat dengan lama waktu
puput. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR= 7,700, yang berarti bahwa bayi
yang dilakukan pemotongan tali pusat
segera memiliki potensi 7,700 lebih lama
waktu puputnya daripada bayi yang
dilakukan penundaan pemotongan tali
pusat.

B. Pembahasan

Lama waktu pemotongan tali


pusat

22
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

bayi yang dilakukan pemotongan tali


Berdasarkan lama waktu pusat segera. (Kartika, 2013).
pemotongannya, didapatkan hasil Hal ini sesuai dengan penelitian yang
bahwa dari 25 responden terdapat 12 dilakukan oleh Lia Ratnasari tahun 2013
responden (48%) bayi yang tentang “pengaruh persalinan lotus birth
dilakukan pemotongan tali pusat terhadap lama pelepasan plasenta, lama
segera dan sebanyak 13 responden pelepasan tali pusat dan keberhasilan
(52%) bayi yang dilakukan bounding attachment”, dari penelitian
penundaan pemotongan tali pusat. tersebut dapat disimpulkan bahwa
Jika dihubungkan dengan lama terdapat hubungan yang signifikan
waktu puput, diperoleh hasil bahwa antara lama pelepasan plasenta, lama
bayi yang dilakukan pemotongan pelepasan tali pusat dan keberhasilan
tali pusat segera dan memiliki waktu bounding attachment terhadap
puput lambat sebanyak 58,3% persalinan dengan lotus birth. Selain itu
sedangkan yang memiliki waktu menurut Dr Sarah Buckley dalam
puput cepat sebanyak 41,7%. penelitiannya tahun 2005 menunjukkan
Sedangkan pada bayi yang bahwa waktu pemotongan tali pusat
dilakukan penundaan pemotongan mempengaruhi lama waktu
tali pusat dan memiliki waktu puput penyembuhan pusar pada bayi. Bayi
lambat sebanyak 15,4% dan yang yang dilakukan pemotongan tali pusat
memiliki waktu puput cepat segera akan mengalami waktu
sebanyak 84,6%. penyembuhan pusar selama 9,56 hari,
Dari analisis statistik diperoleh pemotongan setelah berhenti berdenyut
hasil p=0,041 (p< α) yang berarti waktu penyembuhannya 7,16 hari dan
bahwa terdapat hubungan yang yang tidak melakukan pemotongan tali
bermakna antara lama waktu pusat lama waktu penyembuhan 3,75
pemotongan tali pusat dengan lama hari.
waktu puput. Dengan nilai OR = Berdasarkan teori dan jurnal diatas
7,700, berdasarkan nilai OR peneliti menyimpulkan bahwa semakin
dinyatakan bahwa bayi yang lama tali pusat bayi dilakukan
dilakukan pemotongan tali pusat pemotongan maka akan semakin cepat
segera memiliki potensi 7,700 lebih waktu pelepasan tali pusat (puput). Hal
lama waktu puputnya daripada bayi ini dapat terjadi karena pada tali pusat
yang dilakukan penundaan terdapat jelly yang banyak mengandung
pemotongan tali pusat. air dimana setelah bayi lahir, tali pusat
Penundaan pemotongan tali pusat mudah kering dan lekas terlepas dari
merupakan suatu isu terkini dalam pusar bayi. Maka semakin banyak air
praktik kebidanan yang sangat yang terkandung dalam tali pusat akan
fenomenal yaitu lotus birth. Pemotongan semakin cepat kering pula tali pusatnya
tali pusat sebelum waktunya lepas, sehingga waktu puput pun akan menjadi
disebutkan dapat berbahaya bagi bayi lebih cepat.
baru lahir karena membuat mereka dua
kali lebih rentan terkena infeksi. Proses
pelepasan plasenta dari umbilicus KESIMPULAN
umumnya terjadi pada 3-10 hari setelah
bayi lahir. Itu berarti bahwa bayi yang Kesimpulan
dilakukan penundaan pemotongan tali
pusat akan mengalami waktu puput yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
lebih cepat jika dibandingkan dengan dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :

23
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

Asuhan Bayi Baru Lahir dan Balita


1. Dari 25 responden bayi yang Berdasarkan Evidence Based
mengalami waktu puput cepat http://bidanshop.blogspot.com/2011
sebanyak 64% dan bayi yang /10/asuhan-bayi-baru-
mengalami waktu puput lambat lahirdanbalita.html diakses tanggal
sebanyak 36%, Dimana lama 25 Januari 2018, pukul 11:15 WIB.
waktu puput tercepat pada hari
ke 3 dan waktu puput terlambat Badan Pusat Statistik
pada hari ke 9, dengan waktu http://www.bps.go.id/tab_sub/view.
rata-rata puput 5 hari. php?tabel=1&daftar=1&id_subyek
2. Bayi yang dilakukan =12&notab=5 diakses tanggal 15
pemotongan tali pusat tertunda Desember 2018 , pukul 23:15 WIB.
sebanyak 52% dan bayi yang
dilakukan pemotongan tali pusat Baety,A.N. 2011. Biologi Reproduksi
segera sebanyak 48%. Kehamilan dan Persalinan.
3. Bayi yang mendapatkan Yogyakarta: Graha Ilmu
perawatan tali pusat dengan cara .
kering sebanyak 64% dan Citra Listya Rini (Juli, 2013) Jangan
yang mendapatkan perawatan Buru-Buru Potong Tali Pusar Bayi
tali pusat dengan cara basah http://www.republika.co.id/berita/h
sebanyak 36%. umaira/ibuanak/13/07/11/mprhe1-
4. Terdapat hubungan yang jangan-buruburu-potong-tali-pusar-
signifikan antara lama waktu bayi diakses tanggal 8 Desember
pemotongan tali pusat dengan 2013, pukul 21:30 WIB.
lama waktu puput dengan p =
0,041 (p< α). Ellen. 2008. Bayi Neonatus Paling
Rawan Tetanus. Yogyakarta :
Saran Pustaka Pelajar.

Bidan mampu menerapkan Jitowijoyo, S., Kristiyanasari, W. 2010.


evidencebased terutama dalam asuhan Asuhan Keperawatan Neonatus dan
persalinan, salah satunya yakni dengan Anak.
metode lotus birth.
Fita Supriyanik dan Sri Handayani.
Perbedaan Perawatan Tali Pusat
dengan Menggunakan ASI dan
DAFTAR PUSTAKA dengan Kassa Kering terhadap
Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Baru Lahir di BPS Endang Purwati
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Rineka Cipta. Samodra Ilmu, Volume 03, Nomor
02, Juli 2012.
Ari Yunanto, dkk. Peran Alkohol 70%,
Povidon-Iodine 10% dan Kasa Hidayat, A. 2008. Riset Keperawatan
Kering Steril dalam Pencegahan dan Tehnik Penulisan Ilmiah.
Infeksi pada Perawatan Tali Pusat. Jakarta : Salemba Medika.
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 2,
September 2005:58-62. Ida Bagus Rendra, dkk. Penundaan
Pemotongan Tali Pusat Sebagai
Strategi yang Efektif untuk

24
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

Menurunkan Insiden Anemia Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan,


Defisiensi Besi pada Bayi Baru Penyakit Kandungan &
Lahir. Keluarga Bencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta:
Jitowijoyo, S., Kristiyanasari, W. EGC.
2010. Asuhan Keperawatan
Neonatus dan Anak. Moudy E.U.Djami (Juni, 2013). Isu
Yogyakarta: Muha Medika. Terkini dan Evidance Based
dalam Praktik
JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Kebidanan.http://moudyamo.wo
Normal. Jakarta: JHPIEGO. rdpress.com/2013/06/01/isu-
JNPK-KR. 2012. Asuhan terkini-dan-evidence-based-
Persalinan Normal. Jakarta: dalam-praktik-kebidanan/
JHPIEGO. diakses tanggal 10 Januari 2014,
pukul 14:00 WIB.
Kabar Banten (September, 2012).
Kematian Ibu Melahirkan Masih Notoatmodjo, S., 2002. Pendidikan
Ada http://kabar- dan Perilaku Kesehatan.
banten.com/news/detail/2873 Jakarta: Rhineka Cipta.
diakses tanggal 15 Desember
2013, pukul 23:00 WIB. Nursalam. 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi
Karyuni, Meiliya. 2008. Buku Saku Penelitian Ilmu Keperawatan.
Manajemen Masalah Bayi Baru Jakarta: Salemba Medika
Lahir Pandua untuk Dokter
Perawat & Bidan. Jakarta: EGC. Permanasari, D. (2009). Perbedaan lama
pelepasan tali pusat antara
Kebijakan Kesehatan Indonesia perawatan tertutup dengan yang
(2013). dibiarkan terbuka. Fakultas
http://kebijakankesehatanindone Kedokteran UNY, terdapat pada :
sia.net/component/content/articl http://awanwati.blogspot.com/2008/
e/2231.html diakses tanggal 5 10/Tian-Tali-PusaU Materi.html.
Januari 2014, pukul 21:30 WIB.
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu
Lusia Kus Anna (Mei, 2010). Infeksi, Kebidanan. Jakarta: EGC.
Penyebab Utama Kematian
Bayi. Rajamina (Oktober, 2012). Penundaan
http://health.kompas.com/read/2 Pemotongan Tali Pusat.
010/05/12/11530337/Infeksi.Pen http://rajamina22.blogspot.com/201
yebab.Utama.Kematian.Bayi 2/10/penundaan-pemotongan-tali-
diakses tanggal 7 Januari 2014, pusat.html diakses tanggal 10
pukul 16:00 WIB. Januari 2014, pukul 16:30 WIB.

Machfoedz. 2009. Metodologi Riksani Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat


Penelitian Bidang Kesehatan, Dan Plasenta Bayi, Dunia Sehat.
Keperawatan, Kebidanan, Jakarta.
Kedokteran. Yogyakarta:
Fitramaya. Riwidikdo. 2009. Statistik Kesehatan.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

25
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 2 Tahun 2020
e-ISSN 2580-3093

Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional


Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata Sulaiman. 2005. Ilmu


Kesehatan Reproduksi Obstetri
Patologi. Jakarta : EGC.

Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan


Tali Pusat. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wawan cit Utami. 2010. Tata Cara


Pemotongan Tali Pusat.
Yogyakarta: Nuha Medika.

26

Anda mungkin juga menyukai