Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

PERAWATAN TALI PUSAT DI RSUD WONOSARI


KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TRI NOFIASARI
1810104352
Seriusness and magnitude of the problem
1. Angka kematian bayi baru lahir di dunia menurut data WHO cukup tinggi estimasi sebesar 4 juta
kematian pertahun
2. Sejumlah negara berkembang masih sering dijumpai kasus infeksi pada tali pusat (omfalitis)
3. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang, jumlah angka kematian bayi (AKB) menurut
data SDKI (2017) adalah 34/1000 kelahiran hidup.
4. Menurut Kemenkes RI (2018) salah satu penyebab utama dari kematian bayi di Indonesia adalah
infeksi setelah asfiksia dan BBLR
5. Upaya penurunan angka kejadian infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu upaya dalam
menurunkan angka kematian bayi (AKB)
Political and community concern
1. Rekomendasi terbaru dari WHO dalam perawatan tali pusat adalah cukup membersihkan pangkal tali
pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikeringkan hingga benar-benar kering.
2. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan kunjungan nifas (KF) sebanyak 3 kali yaitu 6-48 jam
setelah lahir (KF 1) kemudian 3-7 hari setelah lahir (KF 2), dan terakhir pada 8-28 hari setelah lahir
(KF 3).
3. Pemerintah selalu mengupayakan akan arti pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan melalui
berbagai upaya promotif dan preventif.
Manageability
1. World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan untuk perawatan sehari-hari
tali pusat cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun
2. Angka kejadian infeksi tali pusat (omfalitis) dapat dikurangi dengan perawatan tali pusat
yang baik dan benar
3. Bidan memiliki peran sebagai fungsi promotif dan preventif
4. Perhatian orang tua untuk merawat anak dengan baik
Batasan Masalah
Pada studi kasus ini berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan bayi baru lahir
dengan perawatan tali pusat.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada bayi baru lahir ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan pada
bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat di RSUD Wonosari?
Tujuan
1. Tujuan umum
Peneliti mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap bayi baru
lahir dengan penatalaksanaan perawatan tali pusat
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir dalam penatalaksanaan perawatan
tali pusat di RSUD Wonosari
b.Melakukan analisa dan penatalaksanaan perawatan tali pusat di RSUD
Wonosari
c. Membandingkan hasil penatalaksanaan perawatan tali pusat
RSUD Wonosari
Manfaat
1. Bagi responden
2. Bagi Bidan
3. Bagi Unisa
Ruang Lingkup
1. Lingkup Materi
2. Lingkup Responden
3. Lingkup Waktu
4. Lingkup Tempat
Keaslian Penelitian
1. Suyani, Erna (2011) dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam
Perawatan Tali Pusat di Desa Tegalrejo Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo”.
2. Martini, Diah Eko (2012), dengan judul “Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru
Lahir Yang Mendapatkan Perawatan Menggunakan Kassa Kering Dan Kompres Alkohol
Di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan”.
3. Putri, Diana, dkk (2017), dengan judul “Perbandingan Penggunaan Topikal ASI Dengan
Perawatan Kering Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat”.
Persamaan :
Tentang perawatan tali pusat, subyek penelitian pada bayi baru lahir
Perbedaan :
Jenis penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir 2500-4000 gram cukup bulan menangis
spontan dan tidak ada cacat bawaan (Kosim, 2014)
B. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir pada prinsipnya adalah menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus (Prawirohardjo, 2014)
 Rekomendasi terbaru dari WHO dalam perawatan tali pusat adalah cukup membersihkan pangkal tali
pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikeringkan hingga benar-benar kering. Penelitian
menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput
(lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol (Arif, 2009)
 Untuk membersihkan pangkal ini, pastikan harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali
pusat harus dibersihkan minimal 2 kali sehari (Saifudin, 2010).
 Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat lepasnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi
 Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya
meskipun bagian tali pusat yang tersisa diperut bayi hanya tinggal selembar benang
 Setelah tali pusat lepas, terkadang tali pusat bayi terlihat menonjol (bodong), dalam budaya
tertentu ada yang memberikan uang logam (binggel) diatas pusar bayi tersebut sebagai pemebrat
agar pusar tersebut tidak menonjol (bodong). Padahal tanpa diberiakan pemberat uang logam
tersebutpun lama-lama tonjolan tersebut akan menghilang (Susyanto, 2009).
 Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat
puputnya tali pusat. Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan
tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih.
C. Interkoneksi dengan ayat Al Qur’an
1. Q.S Al Baqarah 233 : kewajiban orang tua bertanggungjawab terhadap anaknya
2. Q.S An Nisa 9 : sebagai orang tua mempersiapkan kondisi yg baik dan sehat sehingga tidak
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakangnya.
D. Peran Bidan Dalam Deteksi Dini
Peran bidan dalam memberikan perawatan dan pengobatan pada infeksi pada tali pusat dengan cara
mendeteksi sedini mungkin dan memberikan nasihat kepada ibu untuk melakuakan perawatan tali pusat
di rumah dengan metode kering
E. Kompetensi Bidan Dalam Memberikan Asuhan
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan nomer 1464/Menkes/per/2010 pasal 11 ayat 2 seorang bidan
berwenang untuk memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),
termasuk perawatan tali pusat.
F. Manajemen Asuhan Kebidanan
Menurut Mufdillah (2010) manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Manjemen yang digunakan adalah manajemen Varney
dengan pendokumentasian SOAP.
Pathway BBL Bayi Baru Lahir

Adaptasi Bayi Baru Lahir

Permukaan Pemotongan Tali Pusat Sistem pencernaan


tubuh luas belum matang

Dilakukan perawatan Dilakukan perawatan tali


tali pusat metode pusat metode kompres
kering alkohol

•Kejadian infeksi •Kejadian infeksi


•Lama pelepasan tali •Lama pelepasan tali
pusat (waktu puput) pusat

Pelepasan tali Tidak ada


pusat lebih cepat kejadian infeksi
BAB III STUDI KASUS
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif observasional dengan desian studi
kasus berbasis asuhan.
B. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi : di ruang nifas (Kana) RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul
2. Waktu : bulan April sampai dengan Mei 2019 dengan melakukan evaluasi perawatan tali pusat dan melakukan
pencatatan kejadian infeksi serta waktu lepasnya tali pusat (waktu puput) pada KF 1, KF 2, KF3 .
C. Subyek Asuhan / Laporan
Pada studi kasus ini subyeknya adalah bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat di RSUD Wonosari
dengan pasien sebanyak 2 bayi.
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pendokumentasian, lembar observasi, dan
termometer.
2. Metode pengumpulan data
Menggunakan data primer dan sekunder
Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
1)Pemeriksaan Fisik : Inspeksi, palpasi
2)Wawancara : pada ibu pasien (bayi) dan tenaga kesehatan di RSUD Wonosari
3)Observasi : dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (bila
diperlukan), serta observasi langsung pada bayi.
b. Data Sekunder : Studi dokumentasi diambil dari rekam medis ibu dan pasien (bayi baru lahir) di RSUD
Wonosari dengan menggunakan rancangan studi pendokumentasian SOAP.
E. Uji Keabsahan Data
Pada studi kasus ini uji keabsahan menggunakan triangulasi yaitu triangulasi data, triangulasi
metode, dan triangulasi teori
F. Analisa Data
Analisis data dalam studi kasus ini dilakukan secara deskriptif menggunakan prinsip-prinsip
manajemen asuhan kebidanan dengan pola pikir varney dan didokumentasikan dengan metode
asuhan kebidanan SOAP. Analisis jurnal menggunakan PICOT.
G. Etika Penelitian
Informed Consent, Anonimity (tanpa nama), Confidentaly (kerahasiaan), bertindak adil,
keamanan responden.
H. Jalannya Penelitian
Tahap persiapan, tahapan pelaksanaan, tahap akhir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian


RSUD Wonosari dan ruang nifas kelas 3 yaitu ruang Kana
B. Gambaran subyek penelitian
Ny. S dan Ny. D adalah pasien dengan persalinan SC elektif atas indikasi
medis.
1. Bayi Ny S lahir tanggal 24 April 2019 pukul 10.47 WIB pada umur
kehamilan 38 minggu oleh karena Plasenta previa totalis. BB 2900 gr /
PB 50 cm dan tidak asfiksia.
2. Bayi Ny D lahir tanggal 25 April 2019 pukul 11.30 WIB pada umur
kehamilan 40+6 minggu oleh karena re-seksio sesaria/ seksio ulangan. BB
2670 gr / PB 46 cm dan tidak asfiksia.
Hasil pemeriksaan: By.Ny. S usia 5 jam Hasil pemeriksaan : By. Ny. D Usia 5 jam
Lahir pada tanggal 24 April 2019 pukul Lahir pada tanggal 25 April 2019 pukul 11.30
10.47 WIB di Ruang Kana RSUD Wonosari. WIB di Ruang Kana RSUD Wonosari.

Pemeriksaan fisik: Perut bentuk simetris, Pemeriksaan fisik: Perut bentuk simetris,
tidak ada penonjolan pada tali pusat saat tidak ada penonjolan pada tali pusat saat
menangis, tidak ada perdarahan pada tali menangis, tidak ada perdarahan pada tali
pusat, tali pusat basah, tampak sisa tali pusat, tali pusat basah, tampak sisa tali pusat
pusat 1 - 2 cm dari perut, tidak ada benjolan 2 - 3 cm dari perut, tidak ada benjolan pada
pada perut. perut.

Intervensi : Intervensi :
Memberikan penjelasan pada ibu tentang cara Memberikan penjelasan pada ibu tentang cara
perawatan tali pusat yang baik dan benar pada perawatan tali pusat yang baik dan benar
bayi. pada bayi.
Follow up I : By. Ny. S usia 1 hari.
Tanggal 25 April 2019 pukul 07.00 WIB di Ruang Kana RSUD Wonosari.
Pemeriksaan fisik, penjelasan cara perawatan tali pusat, melakukan perawatan tali pusat.

Follow up II : By. Ny. S usia 3 hari.


Tanggal 27 April 2019 pukul 15.00 WIB di Ruang Kana RSUD Wonosari.
Melakukan perawatan tali pusat, mengingatkan kembali cara perawatan tali pusat di
rumah dan tanda infeksi.

Follow up III : By. Ny. S usia 8 hari.


Tanggal 02 Mei 2019 pukul 10.00 WIB di Poli Kandungan RSUD Wonosari.
Tali pusat puput tanggal 30 April 2019 pukul 08.00 WIB hari ke-6 dan membersihkan
bekas perlekatan.
Follow up I : By. Ny. D usia 1 hari.
Tanggal 26 April 2019 pukul 07.00 WIB di ruang Kana RSUD Wonosari.
Pemeriksaan fisik, penjelasan cara perawatan tali pusat, melakukan perawatan tali pusat.

Follow up II: By. Ny. D usia 3 hari.


Tanggal 28 April 2019 pukul 15.00 WIB di Ruang Kana RSUD Wonosari.
Melakukan perawatan tali pusat, mengingatkan kembali cara perawatan tali pusat di
rumah dan tanda infeksi.

Follow up III : By. Ny. D usia 8 hari.


Tanggal 03 Mei 2019 pukul 10.00 WIB di Poli Kandungan RSUD Wonosari.
Tali pusat puput tanggal 01 Mei 2019 pukul 08.20 WIB hari ke-6 dan membersihkan
bekas perlekatan.
PEMBAHASAN
1. Dalam penelitian ini diberikan intervensi yang sama pada kedua pasien yaitu dilakukan perawatan
tali pusat dengan baik dan benar dengan menggunakan prinsip terbuka, bersih, dan kering
2. Metode perawatan tali pusat yang dibiarkan terbuka merupakan metode perawatan tali pusat yang
sekarang dianjurkan
3. Hasil penelitian Martini (2012) yang menjadi jurnal rujukan dalam penelitian ini, perlu sosialisasi
kepada ibu nifas untuk melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir menggunakan kasa
kering steril. Hal ini selain dapat mempercepat waktu pelepasan (puput) juga akan menurunkan
infeksi terutama tetanus neonatorum.
4. Hasil penelitian lain oleh Eprila (2013) menyatakan bahwa rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan
menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10 %
5. Penelitian yang dilakukan Diana Putri, dkk (2017) dengan hasil rata-rata lama pelepasan tali pusat
dengan topikal ASI 0,97 hari lebih cepat dibandingkan perawatan kering
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pengkajian terhadap kasus bayi dengan perawatan tali pusat dilakukan dengan pengumpulan data melalui anamnesa untuk
A.Kesimpulan mendapatkan data subyektif, pemeriksaan fisik untuk mendapatkan data obyektif dan wawancara untuk melakukan evaluasi dan follow
up. Pada bayi Ny. S dan bayi Ny. D ibu mengatakan bayinya lahir dengan cara seksio sesaria oleh karena dianjurkan oleh dokter dan
belum dilakukan perawatan tali pusat. Pada data obyektif didapatkan hasil tali pusat masih basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
B.Saran 2. Analisa kasus bayi Ny. S dan bayi Ny.D yaitu bayi baru lahir normal, cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan perawatan tali pusat.
Bayi Ny. S lahir pada hari selasa tanggal 24 April 2019 pukul 10.47 WIB dengan berat badan lahir 2900 gram panjang badan 50 cm dan
menangis spontan. Bayi Ny. D lahir pada hari rabu 25 April 2019 pukul 11.30 WIB dengan berat badan lahir 2670 gram panjang badan 46
cm dan menangis spontan. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat pada kedua bayi tersebut
dengan melakukan perawatan tali pusat secara terbuka yaitu bersihkan tali pusat dengan air DTT lalu keringkan pangkal tali pusat dengan
benar-benar kering menggunakan kasa steril tanpa menutup tali pusat, kemuadian memberikan KIE kepada ibu tentang cara perawatan
tali pusat sehari-hari serta tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
3. Evaluasi kasus diatas dapat dilakukan setiap tindakan selesai dilaksanakan. Setelah dilakukan asuhan selama 8 hari pada bayi Ny. S
dan bayi Ny. D dengan perawatan tali pusat didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, hasil pemeriksaan fisik dan tanda vital baik, tidak
ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat, kebersihan bayi terjaga, keadaan lingkungan sekitar bayi tetap bersih. Bayi Ny. S tali pusat puput
pada tanggal 30 April 2019 pukul 08.00 WIB yaitu pada hari ke-6. Bayi Ny. D tali pusat puput pada tanggal 01 Mei 2019 pukul 08.20
WIB yaitu hari ke-6 dan didapati bekas perlekatan masih basah saat kontrol hari ke-8.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan 1. Bagi Ibu


Diharapkan mampu memberikan pengalaman perawatan tali pusat bayi secara baik dan benar kepada bayinya
B.Saran sehingga mampu menularkan informasinya kepada orang terdekat disekitar lingkungan ibu.
2. Bagi RSUD Wonosari
Diharapkan mampu meningkatan perhatian dalam perawatan tali pusat sehingga dapat meningkatkan pelayanan
dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara komprehensif secara baik dan benar.
3. Bagi UNISA
Dapat menjadi referensi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
khususnya tentang perawtan tali pusat.

Anda mungkin juga menyukai