Anda di halaman 1dari 18

EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT

DENGAN MENGGUNAKAN ASI


TERHADAP WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Arum Catur Wahyuningtyas (21219056)


Febriyanti (21219060)
Ihsan Rustandi (21219062)
Lidia Yuswita (21219064)
Mira Rahartuti (21219068)
Panty Sari Utami (21119001)
Siti Noor Islah (21119001)
Siti Mulyani (21219004)
Yusnita Febriyana (21219087)
Tali Pusat
Istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.
Merupakan saluran kehidupan bagi janin selama ia di
dalam kandungan
Diameter tali pusat antara 1-2,5 cm, dengan rentang
panjang antara 30-100 cm
Pemotongan, pengikatan/penjepitan tali pusat
Pada manajemen aktif persalinan kala tiga, tali pusat
segera dijepit dan dipotong setelah persalinan. Ini
dilakukan untuk memungkinkan untuk intervensi
manajemen aktif yang lain. Pada manajemen menunggu,
penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali
pusat berhenti berdenyut. (Sodikin, 2009;40).
Mekanisme lepasnya tali pusat
Ketika neonatus pertama kali tiba di ruang perawatan,
sekitar 5 cm tali pusat biasanya masih terdapat pada
abdomen dengan beberapa tipe penjepitan. Setelah
beberapa hari tali pusat mengkerut dan menghitam.
Kemudian setelah beberapa hari atau minggu tali
pusat akan lepas dengan sendirinya, meninggalkan
area kecil yang bergranulasi, dan biasanya
menghilang. Jaringan parut yang kecil dan kontraktur
disebut umbilikalis. (Sodikin, 2009;65-66).
Perawatan tali pusat
Perawatan tradisional Lebih kuranng 2/3 proses
persalinan di negara berkembang terjadi diluar fasilitas
kesehatan dan hanya ½ ibu-ibu tersebut melahirkan
bayi ditolong oleh dukun terlatih

Perawatan tali pusat secara medik Alat pemotong


tali pusat harus tajam dan steril seperti silet atau
gunting. Penggunaan instrumen yang tumpul dapat
menimbulkan perdarahan akibat trauma yang cukup
luas.
Panjang tali pusat yang disisakan sehabis dipotong
dianjurkan 2-3cm.
ASI
Air Susu Ibu ( ASI ) merupakan bahan makanan
utama bayi yang disekresikan oleh kelenjar payudara
ibu yang berupa suatu emulsi lemak dalam larutan
protein , laktosa dan garam-garam organik
Komponen ASI
Kolostrum Kolostrum mengandung tinggi protein
(imunoglobulin), laktosa , lemak , mineral , vitamin,
dan zat lainnya. Kandungan imunoglobulin (IgA, IgG
dan IgM)
ASI Transisi atau Peralihan
Merupakan cairan ASI yang keluar setelah kolostrum,
yakni kira-kira pada hari ke empat sampai sepuluh
ASI Matur
Merupakan cairan ASI yang berwarna putih kekuningan dikarenakan mengandung
Ca caseinat, riboflavin dan karoten dan disekresikan mulai hari ke sepuluh hingga
seterusnya

Manfaat ASI
Sebagai nutrisi
Meningkatkan daya tahan tubuh
Nutrisi dan penyembuhanluka
nutrisi adalah salah satu faktor yang penting dalam penyembuhan luka. Setiap fase
pada penyembuhan luka memerlukan nutrisi. Saat terjadi kerusakan jaringan,
katekolamin dilepaskan dan terjadi peningkatan metabolik (hipermetabolik).
Pada masa hipermetabolik terjadi peningkatan kebutuhan kalori dan protein
berlebih
Pengaruh ASI Terhadap Pelepasan Tali Pusat ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi
TALI PUSAT & ASI

EFEKTEFITAS PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN


MENGGUNAKAN ASI TERHADAP WAKTU LEPAS
TALI PUSAT
Latar belakang
Data Kemenkes kasus tetanus neonatorum di Indonesia Tahun 2014
dilaporkan terdapat 84 bayi dari 15 provinsi dan 54 bayi diantaranya
meninggal dunia. Kasus tetanus neonatorum ini terjadi karena
beberapa faktor diantaranya 15 bayi karena faktor risiko perawatan
tali pusat dengan alkohol atau iodium, 32 bayi dengan perawatan
tradisional, 26 bayi dengan cara perawatan lain lain, dan yang tidak
diketahui cara perawatan tali pusatnya sebanyak 7 bayi, 2014).
Syafrudin (2009) dalam Lisnawati mengatakan bahwa perawatan
tali pusat yang baik merupakan salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya infeksi neonatal. Perawatan tali pusat yang baik dan
benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan
pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada komplikasi,
sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak
benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum
dan dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan dan Manfaat
Mengetahui efektifitas perawatan tali pusat dengan
menggunakan ASI terhadap waktu pelepasan tali
pusat
Dapat menambah refrensi dan pengetahuan dalam
bidang Kesehatan terutama pada perawatan bayi
tentang perawatan tali pusat dan efisien.
Analisa jurnal
Judul Artikel:
Efektifitas Pemberian Topikal ASI dibanding
Perawatan Kering Terhadap Kecepatan Waktu Lepas
Tali Pusat di Puskesmas Sumbersari Jember
Peneliti: Eni Subiastutik
Metodologi Penelitian: Uji klinik dengan rancangan
randomized clinical trial. Penelitian ini menggunakan
dua kelompok yang mendapat perlakuan, dimana
kelompok A ( kelompok perlakuan ) adalah bayi yang
mendapat perawatan tali pusat dengan ASI sedangkan
kelompok B ( kelompok kontrol ) adalah bayi yang
mendapat perawatan tali pusat dengan tehnik kering
Analisa jurnal pendukung 1
Perbedaan Perawatan Tali Pusat dengan Menggunakan ASI
dan dengan Kassa Kering Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat
Bayi Baru Lahir di BPS Endang Purwati Yogyakarta.
Peneliti: Fita Supriyanik dan Sri Handayani
Hasil rata-rata lama pelepasan tali pusat pada kelompok
perawatan ASI adalah 4 hari 3 jam dan perawatan kassa kering
adalah 6 hari 4 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
waktu pelepasan yang diberi perawatan ASI 2 hari 1 jam lebih
cepat daripada dengan perawatan kassa kering selama 6 hari 4
jam. 4.
Ada perbedaan yang signifikan antara perawatan tali pusat
dengan menggunakan ASI dan dengan kassa kering terhadap
lama pelepasan tali pusat bayi baru lahir di Bidan Praktik
Swasta Endang Purwati
Analisa jurnal pendukung 2
Judul:
Efektifitas Penggunaan Air Susu Ibu Pada Percepatan
Pelepasan Tali Pusat Bayi.
Peneliti:
Aris Hartono, Nasrul Hadi Purwanto
Hasil:
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ASI lebih
efektif digunakan untuk media perawatan tali pusat
dibandingkan dengan menggunakan kasa kering
dengan rerata waktu pelepasan tali pusat menggunakan
ASI selama 127,41 jam dan rerata waktu pelepasan tali
pusat menggunakan kasa kering selama 157,38 jam.
Analisa jurnal pendukung 3
Judul:
Perawatan Tali Pusat dengan menggunakan topical
ASI Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat.
Peneliti:
Happy Marthalena Simanungkalit dan Yeni
Hasil:
Dengan demikian diketahui bahwa ada pengaruh
perawatan tali pusat dengan topikal ASI terhadap
waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di
PMB N Palangka Raya dengan ρ value 0,023 < α 0,05
ANALISA PICOT
Problem
1.

Salah satu penyebab kematian bayi adalah infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Infeksi tali pusat
atau omphalitis disebabkan oleh bakteri yang memasuki tubuh melalui tali pusat bayi dan apabila infeksi
tidak segera ditangani dapat menyebabkan kejadian tetanus neonatorum dan kematian pada bayi.
2. Intervention
Perawatan pada tali pusat pada kelompok perlakuan dengan mengoleskan topikal ASI pada pangkal tali
pusat yang diambil dari ibu bayi sendiri

3. Comparison
Perawatan tali pusat dengan metode terbuka, lalu dikeringkan tanpa diberikan apapun.

4. Outcome
a. Rata-rata Perawatan tali pusat menggunakan topikal ASI adalah 5.69 hari
b. Rata-rata Perawatan tali pusat menggunakan metode kering adalah 7.06 hari
c. Perawatan tali pusat menggunakan topikal ASI lebih cepat lepas daripada metode perawatan
kering, yang berarti perawatan denga topkal ASI lebih efektif

5. Time
Dilakukan dua kali sehari setiap habis mandi, Pada kelompok intervensi dioleskan ASI dari pangkal
sampai sekitar puntung dan pada kelompok kontrol hanya dengan dikeringkan tanpa diberikan apapun
sampai tali pusat lepas dengan sendirinya, dan dihitung dalam hari. Pengukuran dengan cara pengamatan
langsung pada tali pusat.
ANALISA PICOT
Problem
1.

Salah satu penyebab kematian bayi adalah infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Infeksi tali pusat
atau omphalitis disebabkan oleh bakteri yang memasuki tubuh melalui tali pusat bayi dan apabila infeksi
tidak segera ditangani dapat menyebabkan kejadian tetanus neonatorum dan kematian pada bayi.
2. Intervention
Perawatan pada tali pusat pada kelompok perlakuan dengan mengoleskan topikal ASI pada pangkal tali
pusat yang diambil dari ibu bayi sendiri

3. Comparison
Perawatan tali pusat dengan metode terbuka, lalu dikeringkan tanpa diberikan apapun.

4. Outcome
a. Rata-rata Perawatan tali pusat menggunakan topikal ASI adalah 5.69 hari
b. Rata-rata Perawatan tali pusat menggunakan metode kering adalah 7.06 hari
c. Perawatan tali pusat menggunakan topikal ASI lebih cepat lepas daripada metode perawatan
kering, yang berarti perawatan denga topkal ASI lebih efektif

5. Time
Dilakukan dua kali sehari setiap habis mandi, Pada kelompok intervensi dioleskan ASI dari pangkal
sampai sekitar puntung dan pada kelompok kontrol hanya dengan dikeringkan tanpa diberikan apapun
sampai tali pusat lepas dengan sendirinya, dan dihitung dalam hari. Pengukuran dengan cara pengamatan
langsung pada tali pusat.
ANALISA SWOT
Strength (kekuatan)
Perawat RSU BUNDA minimal berpendidikan D3 keperawatan
Perawatan talipusat memungkinkan diterapkan karena dapat
dilakukan dengan cara mandiri di rumah dengan dibantu oleh
keluarga
Perawatan talipusat dengan menggunakan ASI tepat diterapkan
karena sesuai dengan kebutuhan
Perawatan talipusat dengan menggunakan ASI tidak
memerlukan biaya yang besar
Perawatan talipusat dengan menggunakan ASI mudah
diterapkan
Perawatan talipusat dengan menggunakan ASI merupakan
tindakan keperawatan Mandiri
ANALISA SWOT
Weakness (kelemahan)
Intervensi tidak bisa dilakukan pada ibu dengan ASI yang tidak langsung
keluarpada saat melahirkan
Oppurtunities (kesempatan)
Intervensi ini dapat dilakukan pada semua bayi baru lahir tanpa
kontraindikasi
Langkah yang aman mudah dilakukan dan dapat di bantu oleh
keluarga
Threats (ancaman)
Pengetahuan klien dan keluarga terbatas tentang perawatan
talipusat dengan menggunakan ASI
Klien dan keluarga menolak karena belum mengetahui manfaat
dari perawatan talipusat dengan menggunakan ASI
Pengetahuan perawat yang terbatas tentang perawatan talipusat
dengan menggunakan ASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai