ESSAY REFLEKSI
IBU NIFAS
DI RUANG KIA PUSKESMAS TAMPAKSIRING II
Oleh
DEWA AYU PUTRI PRAMESTI
A. Introduction
Essay pada kasus ini menggunakan Gibss Reflection Cycle (1988). Melalui
refleksi ini dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan saya
kedepannya.
B. Descriptions
Rotasi selanjutnya saya pada stase asuhan kebidanan pada ibu nifas. Pada
stase ibu nifas ini saya mendapatkan beberapa hal yang menjadi bahan
pertimbangan mengenai praktik dan teori yang ada. Adapun permasalah yang saya
temui pada saat melakukan asuhan yaitu ibu yang masih bingung cara menyimpan
ASI untuk bayi. Ibu sendiri mengatakan bahwa ini merupakan anak pertamanya dan
ibu akan meninggalkan anaknya untuk bekerja. Hal yang menyulitkan ibu adalah
mempertimbangkan kembali antara teori dengan kebijakan yang ada pada instansi.
Agar bayi mendapatkan sentuhan pertama dari si ibu dan mendapatkan ASI
pertamanya.
C. Evaluation
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu (28 hari).
Kahirnya biasanya dengan usia kehamilan 38-42 minggu. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir denan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan
3. Keringkan
4. Pantau tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat, tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit
setelah lahir
6. Lakukan IMD
9. Pemeriksaan fisik
10. Beri imunisasi hepatitis B (HB 0), dipaha kanan anterolateral, kira-kira 1 jam
D. Analysis
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan
pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi
akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin. Adapun tahap IMD,
yaitu :
1. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap didada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi
harus berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting.
2. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasangkan topi pada kepala
bayi.
3. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu jam.
Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya ke kulit ibu, lakukan
4. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai menyusu.
WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam
pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan
Selain itu dengan dilakukannya IMD pada ibu dan bayi bisa memanipulasi
rasa sakit yang dirasakan oleh ibu selama penjahitan robekan perineum. Jika
dilakukan IMD maka secara tidak langsung isapan pertama bayi dapat
melahirkan bayi, meningkatkan bounding antara ibu dan bayi, sehingga dapat
kembali atas kebijakan pada instansi terkait pelaksanaan IMD dan menggali factor
penyebab tidak dilakukannya IMD pada ibu dan bayi pada saat persalinan.
Mengkaji kembali tindakan yang tepat sesuai dengan teori yang sudah ada.
Referensi
Johnson Ruth dan Wendy Taylor. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Editor Edisi Bahasa
Indonesia oleh Sari Kurnianingsih. Jakarta: EGC.
Jordan, Soe. 2003. 8. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mitchel, Richard N et.al, 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Alih Bahasa oleh
Andry Hartono Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
Marisa Yunia. 2021. Modul UKOM Bidan. Lampung: Bimbingan Belajar Yumaribimbel