Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

PADA
RSUD dr. T.C. HILLERS MAUMERE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. T.C. HILLERS MAUMERE
Jln. Wairklau. No.Telp. (0382) 2426132 - Fax. (0382) 2426133
 www.rsudtchillers.id  info@rsudtchillers.id
BAB I

DEFINISI

1. PENGERTIAN RAWAT GABUNG


Rawat gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan
bersama ibunya dalam satu ruangan. Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan
dijaga serta dijangkau oleh ibunya setiap saat, sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada
bayi sesuai kebutuhannya.
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat
gabung/rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga
mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama
diranjang ibu.

2. TUJUAN RAWAT GABUNG


Tujuan umum yaitu menurunkan agka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Tujuan khusus :
a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat
b. Bayi segera memperoleh kolostrum dan air susu ibu
c. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI
f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang benar
g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir
h. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat

3. JENIS RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT


Rawat gabung dapat dilakukan secara :
A. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruang secara
terus menerus selama 24 jam
B. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu (misalnya
pada malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya). Untuk bayi yang
mengalami asfiksia, maka rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan resusitasi selesai.
4. MANFAAT RAWAT GABUNG
A. Mempercepat Mantapnya Dan Terus Terlaksananya Proses Menyusui
Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu
segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat
menyusui/menyusui on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI
yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya
menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung.

B. Memungkinkan Proses Bonding


Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak
waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan
respon setiap saat. Rawat gabung juga dapat menurunkan hormone stress pada ibu dan
bayi. Bonding merupakan dasar secure attachment bayi dikemudian hari. Pembentukan
pribadi dasar (basic trust) merupakan dasar pribadi yang kokoh yang tangguh pada
anak,adalah hasil dari secure attachment yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada
lingkungan, mereka akan tumbuh menjadii pribadi yang penuh percaya diri.

C. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan
mengurangi pemberian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui dengan
posisi tidur ibu sebaiknya dilakukan sejak di rumah sakit. Yang masih mengenal kan botol
untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan mempersulit bayi
melekatkan mulutnya pada payudara ibu.

D. Menurunkan Infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar pada
bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman
berbahaya. Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya
sangat sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi
bayi terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi
bila jam besuk tiba. Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan
utama. Ibu yang sakit flu cukup memakai masker saja. Menyusui dikala ibu sakit
memberikan paparan antibodi yang dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap
penyakit tertentu tidak akan terjadi saat ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang
sangat baik.
E. Keuntungan Untuk Bayi
Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, tidak
sulit tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badan yang lebih cepat naik. Ikterus lebih
jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus dengan
kulit ibunya.

F. Melatih Ketrampilan Ibu Merawat Bayinya Sendiri


Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu melatih
ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung
lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. PERSYARATAN RAWAT GABUNG


Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari :
A. Kondisi Bayi
1. Semua bayi
2. Kecuali bayi berisiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk
menyusu pada ibu
B. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
C. Ruangan Rawat Gabung
1. Untuk Bayi
1.1 Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu
1.2 Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakkan di tempat tidur samping ibu
(bedding-in)
1.3 Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang (side guard)
1.4 Tersedianya pakaian bayi
2. Untuk Ibu
2.1 Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun (bila perlu
ada tangga injakan naik ke tempat tidur)
2.2 Tersedianya perlengkapan perawatan nifas
3. Ruangan
3.1 Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28℃

3.2 Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat
dengan ruang petugas (di Rumah Sakit)

4. Sarana

4.1 Lemari pakaian (ibu dan bayi)


4.2 Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
4.3 Tempat cuci tangan ibu (air mengalir)
4.4 Kamar mandi tersendiri bagi ibu
4.5 Sarana penghubung (bel/intercom)
4.6 Tersedia poster, leaflet, buku-buku, model tentang manajemen laktasi
2. KRITERIA RAWAT GABUNG
Ibu dan Bayi Dalam Keadaan Sehat
1. Lahir spontan (baik presentasi kepala maupun bokong), SC, VE tanpa komplikasi
2. Bayi yang lahir dengan section cesarean dengan anesthesia umum, rawat gabung dilakukan
segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah
operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus
3. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7, bayi bugar)
4. Umur kehamilan 37 minggu - 41 minggu
5. Berat lahir 2500 gram – 4000 gram
6. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
7. Ibu sehat

3. PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG


A. Peran Institusi
1. Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung
2. Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait
3. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung
4. Menyiapkan SDM yang terampil
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
6. Memberikan reward dan punishment secara internal

B. Peran Tenaga Kesehatan


1. Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung
2. Melaksanakan perawatan ibu dan neonates termasuk PMK (Perawatan Metode
Kanguru)
3. Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi) kepada ibu dan keluarganya
4. Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi, dan
perawatan nifas
5. Mengatasi masalah laktasi
6. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang
timbul
7. Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan
C. Peran Ibu
1. Mempraktikan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat
payudara, kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi
2. Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas
D. Peran Suami dan Keluarga
1. Memberikan dukungan pada ibu
2. Membantu merawat ibu dan bayi
3. Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi
4. Mengambil keputusan yang mendukung
BAB III
TATA LAKSANA

1. PRAKTEK RAWAT GABUNG


A. Cara Memandikan Bayi
1. Siapkan alat-alat
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi
3. Bayi diletakkan terlentang diatas tempat tidur / meja dengan alas perlak dan handuk
4. Muka dan telingan dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan
dengan handuk
5. Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun
(leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian
belakang bayi)
6. Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi
bayi
7. Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk
8. Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alcohol 70%
9. Dada, perut, dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha,
ketiak, dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.

B. Cara Menyusui
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
2. Ibu duduk atau berbaring santai
3. Payudara dipijat / massage supaya lemas
4. Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan
ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui
5. Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan disebelah ibu bila tiduran
6. Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya di
bagian bawah payudara
7. Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi
8. Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit
9. Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong
10. Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara
mulut bayi dan payudara
11. Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta
biarkan kering oleh udara
12. Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa
13. Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung
14. Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah
15. Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, diluar waktu menyusui.

C. Cara merawat tali pusat


1. Siapkan alat-alat
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3. Tali pusat dibersihkan dengan air matang bersih atau bila tali pusat berbau, bersihkan
dengan kain kasa yang dibasahi alcohol 70%
4. Biarkan tali pusat tetap terbuka
5. Setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dibersihkan dengan air matang bersih,
biarkan tali pusat tetap terbuka

2. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG


Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi
pelayanan, ibu hamil, suami, dana tau keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.
A. Institusi Pelayanan
1. Perlu adanya kebijakan yang tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari
unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi
2. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan/program untuk mendukung
keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi
3. Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hal ibu antara lain; mendapat
pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang
sesuai keinginan
4. Hak bayi, antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi
terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh apapun,
dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang
dan selalu dekat dengan ibunya.

B. Ibu Hamil, Suami dana tau Keluarga


1. Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.
2. Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan
bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayan Antenatal Care (ANC)
3. Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
minimal 2 kali pertama pada ANC (trimester 1 dan 2 ), dimulai secara kelompok,
dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami dan keluarga.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut :
1. Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi
2. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung
3. Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi
4. Terampil dalam melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan
5. Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik
6. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,
misalnya : putting ibu lecet, payudara bengkak, dll
7. Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari
ibunya
8. Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar
9. Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung

D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung,
antara lain :
1. Ruang klinik kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi
2. Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan
bimbingan
3. Ruang perinatology, dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya dirawat
4. Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung

3. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI


A. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan (ANC)
B. Diawali dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar bersalin
C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :
1. Menyusui On Cue(melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui)
2. Menyusui eksklusif
3. Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
3.1 Mencegah hipotermi
3.2 Pemeriksaan klinis bayi
3.3 Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi,
menjaga hygiene bayi)
3.4 Deteksi dini bayi baru lahir
4. Asuhan ibu nifas, antara lain :
4.1 Puerpperium
4.2 Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
4.3 Pendampingan menyusui, termmasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar,
mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas menyusu
4.4 Mengenali hambatan nifas
4.5 Asuhan ibu nifas pasca tindakan
4.6 Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan putting,
pembengkakan mamae, engorgement, dll

5. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)


Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung
keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi tentang :
5.1 Nutrisi ibu menyusui
5.2 Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif
5.3 Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI
5.4 Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusui bayi
5.5 Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi
5.6 Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan
sendok
5.7 KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL)
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan/asuhan yang diberikan kepada ibu dan
bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :

1. Cakupan Rawat Gabung


A. Jumlah rawat gabung
1. Rawat gabung penuh
2. Rawat gabung parsial
B. Inisiasi menyusui dini
C. Menyusui On Cue
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
a. Forrmulir follow up bayi
b. Informasi dan persetujuan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan rawat gabung
c. Formulir rawat gabung dan ASI eksklusif
2. Jumlah Persalinan
A. Persalinan normal
B. Persalinan dengan tindakan
3. Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui
4. Jumlah Rujukan(dirujuk atau menerima rujukan)
Pencatatan dan pelaporan menggunakan sistem dan format yang telah ada, misalnya :
mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada rekam
medis.
Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada, misalnya : di rumah sakit dari ruangan di
koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting
dilaksanakan, sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan
sebagai bahan informasi.

Anda mungkin juga menyukai