Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SEJARAH WAJIB

NAMA: JOHANES TRIVALDI


NO : 10
KELAS : X IPS C

Peneliti menganggap pertanyaan tersebut tidaklah mudah dijawab.


Mereka berpendapat bahwa kemungkinan bukti untuk api tidaklah
terawetkan dengan baik.

Apa yang para ahli tahu menurut sebuah artikel di jurnal Philosophical
Transactions of the Royal Society, bahwa sekitar 400.000 tahun yang
lalu, api mulai keluar lebih sering di catatan arkeologi di seluruh Eropa,
Timur Tengah, Afrika dan Asia. Para peneliti menganggap bahwa api-api
ini ada secara meluas, meski bukti akan hal ini masih relatif langka.
Peneliti mengatakan setidaknya ada dua situs terisolasi yang
menunjukkan manusia awal menggunakan api sebelum 400.000 tahun
yang lalu. Sebagai contoh, menurut sebuah studi di journal Science
pada 2012 yang lalu, sebuah situs di Israel, yang berusia 800.000 tahun
yang lalu, para arkeologi menemukan perapian, batuan api dan
serpihan kayu yang terbakar.

Dari situs lain yang dinamakan Wonderwerk Cave di Afrika Selatan,


peneliti menemukan bukti bahwa manusia menggunakan api sekitar 1
juta tahun yang lalu. Di gua tersebut mereka menemukan sisa-sisa
tulang serta tanaman yang terbakar dan sesuatu yang nampak seperti
perapian.

Peneliti mengatakan bahwa bukti ini ditemukan jauh di dalam gua.


Mereka berpendapat bahwa ini bukanlah disebabkan oleh kebakaran
lahan, oleh karena apinya tidak akan sampai pada ke dalam dimana
bukti tersebut ditemukan. Dengan kata lain, kecil kemungkinannya
bahwa data tersebut salah.

Meskipun Wonderwerk adalah situs paling awal di mana sebagian besar


ahli setuju bahwa manusia menggunakan api, namun secara teori
mereka seharusnya menggunakannya lebih awal. Sekitar 2 juta tahun
yang lalu, usus nenek moyang manusia Homo erectus mulai menyusut,
menunjukkan bahwa sebuah tindakan seperti memasak membuat
Apencernaan mereka jauh lebih mudah.

Sementara itu, otak mereka juga berkembang, yang dimana hal ini
membutuhkan banyak energi. Hal ini membawa pada pendapat bahwa
mereka telah mengenal api yang digunakan untuk memasak makanan
jauh sebelum sisa api yang ditemukan disitus Wonderwerk.
Untuk mendukung argumen tersebut itu, peneliti kini sedang mencari
tanda-tanda api kuno yang terkendali pada sebuah situs di Koobi Fora,
sebuah wilayah di Kenya utara yang kaya akan peninggalan
paleoantropologi sekitar 1,6 juta tahun yang lalu. Sejauh ini, peneliti
telah menemukan tulang yang terbakar berkerumun dengan artefak
lain di sana. Sedimen yang terbakar dikelompokkan secara terpisah,
menunjukkan bahwa ada satu area untuk mempertahankan api dan
area lain di mana manusia purba menghabiskan sebagian besar
waktunya.

Meski terdapat ahli yang percaya bahwa sisa api ini dibuat oleh
manusia, terdapat juga yang meragukan dan mengatakan bahwa sisa
api yang ditemukan mungkin saja berasal dari kebakaran alami.

Kapanpun penggunaan api muncul, kemampuan manusia untuk


menangkap dan mengendalikannya –atau membuat api mereka
sendiri– berdampak besar pada evolusi spesies kita. Hal ini mungkin
dapat memperpanjang masa hidup mereka, membuat manusia lebih
bersosialisasi dengan memberi mereka tempat untuk berkumpul dan,
bersama dengan penemuan pakaian, membantu mereka pindah ke
iklim yang lebih dingin, menurut para ilmuwan.

Menggunakan api juga kemungkinan meningkatkan kognisi manusia.


Manfaat dari menggunakannya memperkuat perolehan kognitif yang
sudah didapatkan dan kemudian memperbanyaknya. Oleh karena api,
siapapun bisa terluka parah jika menggunakannya secara tidak benar.
(Disadur dari situs livescience).

Anda mungkin juga menyukai