Anda di halaman 1dari 8

Nama : Novia Mila Hapsari

NIM : 21100120140085

Jurusan: Teknik Geologi (KelasA)

Matkul : Geomorfologi

1. Penanggalan Dendrochronology
Dendrokronologi adalah suatu metode pertanggalan (dating) yang
menggunakan lingkaran tahun (tree-ring/annual ring) pada tumbuhan. Metode
ini dapat diterapkan pada ilmu arkeologi untuk mengetahui usia benda-benda
peninggalan yang menggunakan material kayu, misalnya panel lukisan, pilar
bangunan dll. Dendrokronologi pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an
oleh seorang astronom bernama Andreww Ellicot Douglas dan dikenal dengan
The Douglass Method. Metode ini dilakukan dengan menghitung secara teliti
setiap lingkaran tahun yang terekspresi pada sebuah penampang lintang batang
pohon. Penghitungan harus dipastikan tidak melewatkan atau mengulang setiap
lingkar tahun, karena satu lingkaran mewaliki satu tahun usia batang kayu.
Dendrokronologi pertama kali ditemukan pada tahun 1960-an oleh seorang
astronom bernama Andreww Ellicot Douglas dan dikenal dengan The
Douglass Method. Metode ini dilakukan dengan menghitung secara teliti setiap
lingkaran tahun yang terekspresi pada sebuah penampang lintang batang
pohon. Penghitungan harus dipastikan tidak melewatkan atau mengulang setiap
lingkar tahun, karena satu lingkaran mewaliki satu tahun usia batang kayu.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam Dendrokronologi adalah
dengan membuat sayatan tipis atau dengan melakukan coring untuk
mendapatkan garis-garis lingkaran tahun yang selengkap-lengkapnya.
Berikutnya adalah pengamatan menggunakan binokuler dan
pendokumentasian dengan resolusi kamera yang tajam.
Referensi :
Kunniholm,P.I .2001. Dendrochonology and other Aplications of
Tree-ring studies in Acheology. John Wiley.
BPSMP Sangiran .2015.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/dendrochrono
logy-salah-satu-metode-pertanggalan-dalam-arkeologi/ (akses 18
Oktober 2020)

2. Penanggalan Radiocarbon Dating


Penanggalan karbon atau carbon dating adalah metode untuk mengukur usia
dari suatu artefak bersejarah yang berusia ribuan tahun. Carbon dating berbasis
pada mengukur isotop karbon C-14 pada artefak-artefak bersejarah yang
tersisa. Penanggalan karbon ini sering digunakan dalam dunia arkeologi.
Karbon (C) memiliki tiga isotop berbeda dengan rincian dua isotop stabil dan
satu isotop radioaktif. Dua isotop stabil adalah karbon-12 dan karbon-13 dan
satu isotop radioaktif asalah karbon-14. Seperti prinsipnya, isotop radioaktif
bisa meluruh. Dalam konteks karbon-14 waktu peluruhannya adalah 5.730
tahun. Itulah mengapa carbon dating bisa digunakan untuk mengukur umur
suatu peninggalan bersejarah. Diketahui bahwa karbon-14 diproduksi di
atmosfer, tepatnya di lapisan stratosfer bawah dan troposfer atas. Hal ini
memungkinkan tumbuhan dan hewan yang hidup di bumi untuk berkontak
secara terus-menerus dengan karbon-14 ini. metode yang sering dimanfaatkan
untuk penentuan usia temuan benda kuno dalam bidang arkheologi adalah
penanggalan radiocarbon (radiocarbon dating). Metode ini pertama kali
dikembangkan oleh Willard F. Libby yang bekerjasama dengan James Arnold
dan Ernest C. Anderson pada tahun 1940 di Institute for Nuclear Studies,
Universitas California. Penanggalan radiocarbon bertumpu pada peluruhan
unsur radioaktif alam 14C. Karena dapat memberikan hasil yang sangat
memuaskan, metode tersebut hingga kini masih tetap digunakan secara luas
untuk penanggalan temuan-temuan arkheologi. Penemuan metode ini
merupakan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka penelusuran benda-
benda peninggalan bersejarah. Penemuan metode ini juga telah mengantarkan
Libby meraih Hadiah Nobel Bidang Kimia tahun 1960. Penanggalan
radiocarbon telah digunakan di beberapa negara untuk mendata usia
temuantemuan arkheologi. Berbagai temuan sejarah dan arkheologi telah
didata menggunakan teknik ini. Di Amerika Serikat, penanggalan ini dipakai
untuk menentukan usia benda arkheologi berupa 300 pasang sandal bertali
ditenun yang ditemukan dalam gua yang dikenal sebagai Fort Rock Cave di
Oregon. Hasil pendataan sampel organik dalam sandal menunjukkan bahwa
benda tersebut dibuat sekitar 9.000 tahun lalu. Masih di AS, penanggalan
radiocarbon telah dipakai untuk memperkirakan saat terbentuknya Danau
Kawah di Oregon. Danau itu muncul karena adanya letusan gunung berapi
kuno yang menghancurkan puncak gunung sehingga reruntuhan dan lahar
panasnya mengubur seluruh kawasan dan membakar atau menghanguskan
hutan-hutan di sekitarnya. Sampel yang dipakai untuk penyelidikan ini adalah
arang dari suatu pohon yang hangus oleh lahar panas. Hasil pengukuran kadar
14C dalam arang tersebut menunjukkan bahwa Danau Kawah di Oregon tadi
terbentuk kira-kira 6.400 tahun lalu. Penanggalan radiocarbon juga telah
berhasil mengungkap misteri homo sapiens moderen yang menjadi nenek
moyang masyarakat Amerika Serikat. Laporan sementara mengenai kehadiran
nenek moyang masyarakat Amerika Serikat di bumi belahan barat (Western
Hemisphere) sebelumnya diperkirakan telah berlangsung sejak 30.000 sampai
40.000 tahun silam. Tetapi bukti paling akurat yang diperoleh dengan
penanggalan radiocarbon menunjukkan bahwa leluhur bangsa Amerika Asli
yang oleh orang Eropa disebut Bangsa Indian itu datang melalui Siberia Timur
dan Alaska sekitar 13.000 sampai 15.000 tahun silam. Di Mesir yang kaya
dengan peninggalan benda-benda arkheologi, penanggalan radiocarbon dengan
sukses digunakan untuk INFORMASI IPTEK Radionuklida kosmogenik untuk
penanggalan 173 (Helfi Y. dan Mukhlis A.) menentukan usia kayu dari dek
kapal keranda agung dari makam raja Sesostris III. Menurut kisah, pohon-
pohon yang tumbuh di Mesir pada suatu saat ditebang, dan kayu hasil tebangan
tadi dijadikan patung, kursi, tempat tidur, perahu dan sebagainya yang
kemudian ditempatkan dalam suatu piramida. Perahu itu kini berada di Musium
Sejarah Alam di Chicago, AS. Perahu dengan panjang kira-kira 3,5 meter dan
lebarnya 2 meter itu diketahui sudah berumur sekitar 3.600 tahun. Masih di
Mesir, penanggalan radiocarbon digunakan untuk mengetahui usia kepingan
balok kayu akasia dari makam Zoser di Sakkara yang diawetkan dengan
cermat. Makam itu diperkirakan telah berumur 4.650 tahun. Butiran gandum
dan jawawut yang ditemukan dalam lumbung di provinsi Faiyun didata dengan
penanggalan radiocarbon sehingga diketahui usianya sekitar 6.000 tahun.
Penanggalan radiocarbon juga dapat dilakukan melalui pengukuran 14C dalam
arang sisa pengapian manusia purba. Metode ini telah digunakan di Perancis
untuk mengetahui usia lukisan peninggalan manusia purba di gua Lascaux, di
departemen Dordogne. Di dalam gua itu sangat terkenal akan lukisan
berwarnanya yang terdiri atas lukisan hewan dari zaman batu. Melalui
pengukuran 14C dalam arang sisa pengapian manusia purba yang di temukan
di dalam gua tersebut, diketahui bahwa lukisan dalam gua Lascaux dibuat kira-
kira 15.000 tahun silam. Dengan metode yang sama seperti di Perancis, sampel
arang yang ditemukan di monumen batu terkenal Stone Henge di Wiltshire,
Inggris, dipakai untuk menentukan usia bangunan tersebut. Lubang yang
berada di luar lingkaran pada bongkahan batu yang besar itu diperkirakan
digunakan sebagai sarana upacara keagamaan. Sampel arang ditemukan pada
salah satu lubang Stone Henge. Pengukuran 14C dalam arang menunjukkan
bahwa bangunan tersebut telah berumur hampir 4.000 tahun. Panggung
Birchwood dari pemukiman manusia purba di danau Pickering di Yorkshire,
juga di Inggris, telah didata menggunakan penanggalan radiocarbon dan
diketahui telah berumur sekitar 9.500 tahun. Manuskrip-manuskrip sangat
terkenal yang ditemukan di Laut Mati telah didata berdasarkan pada kandungan
radionuklida 14C nya dan diketahui bahwa temuan itu dibuat sekitar tahun 20
SM. Taimyr, fosil gajah raksasa asal Siberia didata menggunakan teknik
radiocarbon sehingga diketahui spesies itu telah binasa sejak 10.000 SM.
Penanggalan radiocarbon telah dimanfaatkan untuk menelusuri kapan manusia
mulai mempunyai tradisi bercocok tanam. Pengenalan budaya tani merupakan
perkembangan paling penting yang dilakukan nenek moyang kita. Kegiatan
bertani merupakan perubahan fundamental dimana peradaban sosial
masyarakat zaman kuno dan peradaban moderen mulai dibangun. Informasi
pengetahuan yang tepat mengenai budidaya tanaman merupakan bidang kajian
baru bagi para arkheolog sejak beberapa dasawarsa terakhir ini. Dari penelitian
menggunakan teknik radiocarbon, sekelompok peneliti menawarkan suatu
pandangan bahwa tradisi bercocok tanam (terutama untuk gandum sebagai
bahan roti) telah dilakukan oleh masyarakat Pleistocene di dekat Aswan,
Pakistan, sekitar 17.000 sampai 18.000 tahun yang lalu, atau 10.000 tahun lebih
awal dibandingkan dengan data yang diperoleh dari penelitian di Timur
Tengah. Penetapan usia itu didasarkan pada seonggok arang sisa yang terdapat
di dalam tungku pengapian yang ditemukan terkubur di daerah itu. Sementara
itu, analisa terhadap sampel biji jewawut (barley sheeds) yang ditemukan di
tempat-tempat lain selain kedua daerah tadi, menunjukkan tidak ada yang
usianya lebih tua dari 5.000 tahun. Oleh sebab itu, para peneliti berkesimpulan
bahwa kebiasaan bercocok tanam oleh manusia purba di luar kawasan Timur
Tengah dan Pakistan baru dimulai sekitar 5.000 tahun silam.
Referensi :
Wikipedia.org.id
Helfi Yuliati dan Mukhlis Akhadi . RADIONUKLIDA KOSMOGENIK
UNTUKPENANGGALAN.
https://media.neliti.com/media/publications/241794-none-2fd98678.pdf .
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir:BATAN(akses 18
Oktober 2020)

3. Penanggalan Kalium Argon (K/Ar)


Metode Kalium Argon (K/Ar) Kencan Kalium-argon , disingkat K-Ar dating ,
adalah metode penanggalan radiometrik yang digunakan dalam geokronologi
dan arkeologi. Hal ini didasarkan pada pengukuran produk peluruhan radioaktif
dari isotop kalium (K) menjadi argon (Ar). Kalium adalah unsur umum yang
ditemukan dalam banyak bahan, seperti misel, mineral lempung, tephra, dan
evaporit. Dalam bahan-bahan ini, produk peluruhan Ar mampu melepaskan
batuan cair (cair), tetapi mulai terakumulasi ketika batuan membeku
(rekristalisasi). Jumlah argon sublimasi yang terjadi adalah fungsi kemurnian
sampel, komposisi bahan induk, dan sejumlah faktor lainnya. Faktor-faktor ini
memperkenalkan batas kesalahan pada batas atas dan bawah kencan, sehingga
penentuan usia akhir bergantung pada faktor lingkungan selama pembentukan,
peleburan, dan paparan terhadap tekanan yang menurun dan / atau udara
terbuka. Waktu sejak rekristalisasi dihitung dengan mengukur rasio jumlah Ar
yang terakumulasi dengan jumlah K yang tersisa. Waktu paruh K yang panjang
memungkinkan metode yang digunakan untuk menghitung usia absolut sampel
yang lebih tua dari beberapa ribu tahun. Para lava cepat didinginkan yang
membuat sampel hampir ideal untuk K-Ar kencan juga mempertahankan
catatan arah dan intensitas medan magnet lokal sebagai sampel didinginkan
melewati suhu Curie besi. Skala waktu polaritas geomagnetik dikalibrasi
sebagian besar menggunakan K-Ar dating.
Kalium-argon (K-Ar) kencan isotop metode ini sangat berguna untuk
menentukan usia lava. Dikembangkan pada 1950-an, itu penting dalam
mengembangkan teori lempeng tektonik dan mengkalibrasi skala waktu
geologi.
Referensi :

Mimir Ensiklopedia Bahasa Indonesia. metode kalium-argon.


https://mimirbook.com/id/5a6a6e16139#:~:text=Kencan%20Kalium%2Da
rgon%20%2C%20disingkat%20K,digunakan%20dalam%20geokronologi
%20dan%20arkeologi.&text=Waktu%20sejak%20rekristalisasi%20dihitu
ng%20dengan,dengan%20jumlah%20K%20yang%20tersisa. (akses 18
Oktober 20200

4. Penanggalan Uranium Thorium (U-Th)


Penanggalan uranium adalah metode penanggalan isotop tertua di mana kita
dapat menentukan usia bahan organik menggunakan unsur kimia radioaktif
Uranium. Ada tiga jenis teknik ini: metode Uranium-Uranium, metode
Uranium-Thorium dan metode Uranium-Lead. Di antara mereka, metode
timah-Uranium adalah metode tertua. Tapi, itu memberikan hasil yang paling
akurat meskipun memiliki risiko tinggi. Dalam metode Uranium-Uranium,
digunakan dua isotop radioaktif Uranium yang berbeda. Ini adalah U-234 dan
U-238. U-238 mengalami peluruhan alfa dan beta dan membentuk Pb-206,
yang merupakan isotop stabil. Dalam metode penanggalan Uranium-Thorium,
digunakan radioisotop U-234 dan Th-230. Metode timbal uranium mencakup
peluruhan U-238 menjadi isotop Pb-206 atau Pb-207. Penanggalan uranium–
torium umumnya digunakan untuk menentukan usia material kalsium
karbonat seperti speleotem dan batu karang karena uranium lebih larut
daripada torium dan protaktinium, sehingga kedua unsur ini secara selektif
mengendap ke dalam sedimen laut. Dari sedimen inilah rasio kedua unsur
tersebut diukur. Penanggalan ini memiliki kisaran waktu beberapa ratus
tahunan
Referensi :
id.Wikipedia.org
id.mort-sure.com.2020.Perbedaan Antara Penanggalan Karbon dan Penanggalan
Uranium. https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-carbon-dating-and-
uranium-dating/ (akses 19 Oktober 2020)

5. Luminescene Dating
Luminescence dating mengacu pada sekelompok metode untuk menentukan
berapa lama butiran mineral terakhir kali terkena sinar matahari atau
pemanasan yang cukup. Ini berguna bagi ahli geologi dan arkeolog yang ingin
tahu kapan peristiwa semacam itu terjadi.
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Luminescence_dating (akses 20 Oktober
2020)
6. In-Situ Cosmogenic Nuclide Analysis
Nuklida kosmogenik dapat digunakan untuk secara langsung menentukan
waktu kejadian dan laju perubahan di permukaan bumi dengan mengukur
produksinya akibat reaksi yang diinduksi sinar kosmik pada batuan dan
sedimen. Teknik ini telah diadopsi secara luas oleh komunitas geomorfologi
karena dapat digunakan pada berbagai bentang alam dengan rentang usia yang
berkisar antara ratusan hingga jutaan tahun. Akibatnya, telah digunakan untuk
berhasil menganalisis peristiwa pemaparan dan penguburan; tingkat erosi,
penggundulan dan pengangkatan; dinamika tanah; dan perubahan palaeo-
altimetrik. Makalah ini menawarkan garis besar teori dan penerapan teknik dan
pertimbangan yang diperlukan saat menggunakannya.
Referensi :
https://www.geomorphology.org.uk/sites/default/files/geom_tech_chapters/4.
2.10 _CosmogenicNuclideAnalysis.pdf

Anda mungkin juga menyukai