Anda di halaman 1dari 3

1.

Masyarakat praaksara memiliki dua pola hunian, yakni kedekatan


dengan sumber air dan kehidupan di alam terbuka. Pola ini
bergantung dengan letak geografis dan kondisi lingkungan di sekitar.
Biasanya, hunian yang dekat dengan sumber air dipilih lantaran air
mengundang kehadiran binatang di lingkungan sekitar.

2.
A. Kebudayaan Pacitan adalah kebudayaan manusia prasejarah dari
Zaman Paleolitikum yang berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur.
Hasil kebudayaan ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald pada
1935 di Sungai Baksoka, dekat Punung, Kabupaten Pacitan.
Dalam penelitiannya, Koenigswald menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan
atau alat-alat dari batu yang masih kasar.
Alat-alat tersebut memiliki ciri menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
cara penggunaannya dengan digenggam.
Ujung peralatan dari batu tersebut agak runcing, tergantung kegunaannya.

B. Awal mula dari sejarah budaya Ngandong berhasil ditemukan oleh seorang
fisikawan bernama Ter Haar pada tahun 1931, dengan penemuan berupa tengkorak
manusia pra aksara.
Setelahnya di tahun 1993 ia bekerja sama dengan Oppenoorth dan Von
Koenigswald. Setelah itu semakin banyak ditemukan berbagai peninggalan dari
budaya Ngandong dan juga budaya Pacitan.
Berbagai hasil peninggalan dari budaya Ngandong ditemukan pada permukaan
bumi, dan tidak berada pada lapisan tanah. Para peneliti yang berpengalaman di
bidangnya dapat memastikan bahwa alat-alat peninggalan budaya Ngandong ini
berasal dari Pleistosen bawah.
Di perkirakan alat-alat peninggalan dari budaya Ngandong tersebut dihasilkan dari
kebudayaan manusia pra aksara Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Alat-alat peninggalan budaya Ngandong umumnya digunakan untuk berburu,
menangkap ikan, dan lainnya yang memiliki berbagai bentuk.
Artefak peninggalan kebudayaan Ngandong antara lain adalah
 Flakes
 Kapak genggam
 Serpih pilah
 Chalcedon
 Alat yang terbuat dari tanduk rusa
 Alat-alat yang terbuat dari tulang dan duri
 Lukisan-lukisan gua

C. Ketika pertama kali ditemukan, para ahli geologi mengira bahwa


kjokkenmoddinger adalah suatu lapisan bumi yang istimewa.
Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata tumpukan kerang tersebut adalah sisa
sampah dapur manusia purba.
Kjokkenmoddinger terdiri dari tumpukan kerang yang sama sekali tidak bercampur
dengan pasir ataupun tanah di sekitarnya.
Bahkan kerang-kerangnya sebagian telah menjadi fosil dan merekat menjadi satu
membentuk tumpukan yang sangat padat.
Penemuan kjokkenmoddinger menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup di
zaman ini memiliki kecenderungan tinggal di pinggir pantai.
Benda-benda peninggalan kjokkenmoddinger antara lain:
 Kapak genggam
 Kapak pendek
 Batu pipisan

D. Abris sous roche pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenfels di
Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo, pada 1928-1931.
Tempat tinggal bagi para manusia purba ini penampilannya menyerupai ceruk-
ceruk di dalam batu karang.
Oleh manusia zaman prasejarah, abris sous roche difungsikan sebagai tempat
perlindungan dari panas dan hujan karena mereka belum mempunyai keterampilan
untuk membuat bangunan.
Hasil kebudayaan Abris sous roche adalah:
 Serpih bilah
 Alat tulang
 Lukisan gua

Anda mungkin juga menyukai