KEPURBAKALAAN INDONESIA
Oleh :
Kelompok 1 :
Nabilah Nur Yasinda (2010712022)
Nissy Yulia Putri (2010711002)
Qurata Aini (2010711006)
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
A. Situs Sangiran
Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang memiliki peran dalam memahami proses
evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran adalah berada di dua wilayah, yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Karanganyar, dengan luas 5,6 km2 atau 5.600 hektar. Nama situs Sangiran mulai dikenal sejak
seorang peneliti Belanda, G.H.R. von Koenigswald melakukan penelitian pada tahun 1934. Ia
menemukan alat-alat serpih di perbukitan tandus di Desa Ngebung, bagian barat laut Kubah
Sangiran. Alat-alat serpih yang ditemukan bewarna kuning kemerah-merahan dari batuan
kalsedon yang kita kenal sebagai “Sangiran Flake Industry”. Lalu, pada tahun 1936,
ditemukan fosil manusia purba pertama di Sangiran yaitu Meganthropus Paleojavanicus,
berupa rahang bawah dan atas yang ia teliti hingga tahun 1941. Setelah itu, dari tahun ke
tahun banyak ditemukannya fosil-fosil hewan, manusia, alat tulang, dan alat batu. Hasil
penggalian situs, menemukan fosil nenek moyang manusia pertama, yaitu Pithecanthropus
Erectus. Selain itu juga terdapat sekitar 60 fosil Meganthropus Paleojavanicus, dan 100 fosil
Homo Erectus. Di situs ini juga terdapat museum Sangiran yang berisi replica manusia purba
sejak 2 juta tahun yang lalu. 13.086 koleksi fosil manusia purba ada di museum ini.
Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menetapkan Sangiran dan daerah sekitarnya
sebagai Daerah Cagar Budaya. Kemudian pada tahun 1996, UNESCO menetapkan Sangiran
sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593, dengan nama The Sangiran Early Man Site.
Semua isi arkeologis dari situs Sangiran dikelola oleh salah satu UPT Kemendikbud, yaitu
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
B. Museum Sangiran
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fciplit.blogspot.com%2F2011%2F01%2Flaporan.html&psig=AOvVaw0vkX1WcC30wxn79JV9N-
YJ&ust=1632923261569000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjhxqFwoTCKCo_6rnofMCFQAAAAAdAAAAABAD
D. CANDI HINDU
Candi merupakan bangunan kuno yang dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan,
penyimpanan abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu pada jaman dahulu), (KBBI,
2007: 191). Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau
yang berasal dari agama Hindu.
Ciri khas candi Hindu
Menurut Purwo Prihatin dalam buku Seni Rupa Indonesia dalam Perspektif Sejarah
(2017), salah satu ciri khas dari candi Hindu ialah bentuk atapnya yang tinggi menjulang.
Contohnya Candi Prambanan yang memiliki atap menjulang tinggi.
Candi Hindu juga memiliki beberapa ciri khas lainnya. Berikut penjelasannya yang
dikutip dari buku Ensiklopedia Meyakini Menghargai, karya Ibn Ghifarie:
1. Bentuk candi Hindu biasanya lebih ramping dan menjulang tinggi
Candi Hindu memiliki bentuk bangunan yang lebih ramping, mungkin bentuk
ruangannya seperti segi empat dan tidak terlalu lebar.
2. Ada arca Dewa Trimurti
Candi Hindu memiliki arca Dewa Trimurti, yakni Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan
Dewa Brahma. Ini merupakan ciri khas candi Hindu yang membedakannya dengan
candi Buddha. Selain arca Dewa Trimurti, biasanya dalam bangunan candi juga bisa
ditemui arca Dewa Ganesha, Dewi Durga, dan lain sebagainya.
3. Digunakan sebagai tempat penghormatan orang meninggal serta pemakaman
raja
Candi Hindu digunakan sebagai tempat penghormatan orang yang telah meninggal
dan lokasi pemakaman raja, pada zaman dahulu. Candi Hindu juga sering digunakan
sebagai tempat penyembahan kepada dewa.
4. Struktur candi dibagi menjadi tiga bagian
Candi Hindu memiliki tiga struktur candi, yakni Bhurloka (kaki candi tempat
makhluk hidup tinggal), Bhuwahloka (bagian tengah candi melambangkan manusia
yang sedang disucikan dan menuju kesempurnaan batiniah) serta Swahloka
(perlambang dunia dewa).
5. Bagian atas atau puncaknya berbentuk ratna
Ratna merupakan bentuk atap yang meruncing. Biasanya menjulang tinggi ke atas
disertai dengan bentuk seperti mengerucut (makin lama makin kecil).
6. Biasanya pintu masuk menghadap arah barat
Pintu masuk candi Hindu biasanya menghadap arah barat. Pada bagian pintunya
disertai kepala kala dengan rahang bagian bawah.
E. CANDI BUDHA
Candi merupakan bangunan kuno yang dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan,
penyimpanan abu jenazah rajaraja, pendeta-pendeta Budha pada jaman dahulu), (KBBI,
2007: 191). Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau
yang berasal dari agama Buddha.
Ciri khas candi Buddha
Salah satu ciri khas utama dari candi Buddha ialah atapnya berbentuk stupa. Selain itu,
candi Buddha juga memiliki ciri khas lainnya, yaitu:
1. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa
Candi Buddha sering digunakan sebagai tempat pemujaan atau penghormatan kepada
dewa. Selain itu, candi Buddha juga dijadikan tempat peribadatan bagi warga Buddha,
pada zaman dahulu.
2. Pada candi Buddha terdapat arca Buddha dengan bentuk kesederhanaannya
Dalam candi Buddha biasanya terdapat tiga jenis arca, yakni Dyani-Buddha, Manusi-
Buddha, serta Dhyani-Bodisattwa. Ketiga arca ini melambangkan arca Buddha dalam
bentuk kesederhanannya. Biasanya disimbolkan dengan sikap tangan atau mudra
sebagai bentuk ajakan kemuliaan.
3. Pada relief candi biasanya memiliki kisah tersendiri
Umumnya relief candi Buddha menggambarkan kisah tertentu yang ingin
disampaikan . Contohnya kisah dalam relief Candi Borobudur menggambarkan
tentang perjuangan kehidupan manusia untuk meninggalkan sisi duniawinya.
4. Struktur candi dibagi menjadi tiga bagian
Candi Buddha memiliki tiga struktur candi, yakni Kamadhatu (melambangkan
manusia penuh dosa), Rupadhatu (melambangkan kehidupan manusia yang penuh
dengan hawa nafsu), dan Arupadhatu (melambangkan manusia yang mencapai
nirwana).
5. Biasanya pintu candi menghadap timur
Pintu masuk candi Buddha biasanya menghadap timur. Pada bagian pintunya disertai
kepala Kala dengan posisi mulut menganga tanpa rahang bawah.
6. Bentuk bangunan candi Buddha biasanya lebih melebar
Candi Buddha biasanya memiliki bentuk bangunan yang lebih melebar dan tidak
terlalu tinggi. Contohnya Candi Borobudur.
F. PENINGGALAN KOLONIAL
ciri-ciri bangunan kolonial:
Penggunaan gewel (gable) pada fasade bangunan biasanya berbentuk segitiga.
Penggunaan tower pada bangunan.
Penggunaan dormer pada atap bangunan yaitu model jendela atau bukaan lain
yang letaknya di atap dan mempunyai atap tersendiri.
Model denah yang simetris dengan satu lantai atas.
Model atap yang terbuka dan kemiringan tajam.
Mempunyai pilar di serambi depan dan belakang yang menjulang ke atas
bergaya Yunani.
Penggunaan skala bangunan yang tinggi sehingga berkesan megah.
Model jendela yang lebar dan berbentuk kupu tarung (dengan dua daun
jendela), dan tanpa
Periode Masa Kolonial, terbagi atas :
Abad 16—1800-an: Pada masa VOC, arsitektur kolonial Belanda kehilangan
orientasinya pada bangunan tradisional di Belanda serta tidak mempunyai
suatu orientasi bentuk yang jelas.
1800-an—1902: Periode ini, Belanda membangun gedung-gedung yang
berkesan grandeur (megah), dipinjam dari gaya arsitektur neo-klasik.
1902—1920-an: Mulai terlihat gaya arsitektur modern yang berorientasi ke
negeri Belanda.
1920—1940-an: Muncul gaya ekletisisme atau campuran dengan kebudayaan
arsitektur tradisional Indonesia.
Berikut adalah beebrapa peninggalan arsitektur masa colonial:
Arsitektur Kolonial Museum Fatahillah, Jakarta
1. Masjid
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Agung Demak
Masjid Sang Cipta Rasa
Masjid Sultan Ternate
Masjid Agung Banten
Masjid Kotagede
Masjid Agung Surakarta
2. Makam
Makam Sultan Malik Al-Saleh dari Kerajaan Samudera Pasai
Makam Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh Darussalam
Makam Sunan Kalijaga
Makam Sunan Gunung Jati
Makam Sultan Baabullah
Makam Fatimah Binti Maimun
3. Keraton
Keraton merupakan pusat pemerintahan yang sekaligus menjadi tempat tinggal raja beserta
keluarganya. Pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam, banyak didirikan keraton yang
umumnya menghadap ke utara. Misalnya Keraton Demak, Keraton Kasepuhan dan Kanoman
di Cirebon, Keraton Surosowan di Banten, dan Keraton Surakarta.
4. Seni Rupa
Kaligrafi
Seni Sastra
Suluk, Suluk karya sastra berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal tasawuf.
Kitab-kitab suluk merupakan karya sastra Islam tertua di Indonesia. Contoh suluk
antara lain sebagai berikut.
Suluk Sukarsa
Suluk Wujil
Suluk Malang Sumirang
5. Syair
Syair adalah karya sastra berupa sajak-sajak yang dalam satu bait terdiri dari empat baris,
dan tiap barisnya berakhir dengan bunyi yang sama. Misalnya syair Sidang Fakir karya
Hamzah Fansuri.
6. Hikayat
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Beberapa hikayat
yang terkenal antara lain, Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat
Khaidir, dan Hikayat 1001 Malam.
7. Babad
Babad berisi cerita sejarah, yang biasanya berisi campuran antara fakta, mitos, dan
kepercayaan. Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Pajajaran,
Babad Mataram, dan Babad Surakarta.
8. Seni Pertunjukan
Seni gamelan
Wayang
Permainan debus
Saudati (tarian dari Aceh)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/museum-manusia-purba-sangiran-
klaster-ngebung-pengakuan-panjang-menuju-pengakuan-dunia/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/museum-manusia-purba-sangiran-
klaster-dayu-budaya-dan-lapisan-tanah-purba/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/grenzbank-lapisan-pembatas-
peradaban/
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/04/mengenal-situs-manusia-purba-sangiran
https://www.museumindonesia.com/museum/19/1/Museum_Purbakala_Sangiran_Sragen
https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/destinations/situs-prasejarah-sangiran/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/klaster-bukuran-1/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/klaster-ngebung/
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/sangiran/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/klaster-dayu/
http://kemuseum.org/museum/museum-sangiran-klaster-bukuran/
https://www.sragenkab.go.id/jelajah-sukowati-10.html
https://www.sragenkab.go.id/jelajah-sukowati-58.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/15/191617869/ciri-khas-candi-hindu-dan-
candi-buddha
https://www.tokopedia.com/blog/candi-hindu-buddha-indonesia-edu/
https://www.99.co/blog/indonesia/gedung-peninggalan-arsitektur-kolonial/
https://amp.kompas.com/travel/read/2021/07/08/111814527/7-peninggalan-kerajaan-islam-
di-jawa-wisata-religi-hingga-keraton
https://www.99.co/blog/indonesia/gedung-peninggalan-arsitektur-kolonial/