Adapun kegiatan pembersihan fosil yang dilakukan untuk menjaga agar fosil
tetap terjaga kebersihannya dan ketahanannya. Proses pembersihan mekanis dengan
menggunakan peralatan pendukung seperti pisau tatah berbagai ukuran, kuas dan
palu. Pembersihan mekanis dilakukan untuk membersihkan secara langsung kotoran
yang menempel pada permukaan fosil. Pada pembersihan mekanis ini diupayakan
proses pembersihannya dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai merusak
permukaan fosil itu sendiri. Setelah dilakukan pembersihan mekanis selanjutnya
dilakukan pembersihan kimiawi. Pembersihan kimiawi dilakukan untuk
membersihkan kotoran lebih lanjut yang menempel pada permukaan fosil. Adapun
bahan-bahan kimia yang digunakan yaitu alkohol 96 % dan adexin. Pembuatan
larutan adexin dilakukan dengan melarutkan adexin dan aquades dengan
perbandingan 1 : 3. Alat-alat pendukung yang digunakan untuk pembersihan kimiawi
yaitu beker glass, kuas dan pisau tatah berbagai ukuran. Fungsi pembersihan dengan
larutan adexin yaitu untuk membersihkan kotoran yang relatif sulit saat dibersihkan
dengan pembersihan mekanik dan alkohol. Efek dari pembersihan dengan larutan
adexin yaitu akan menimbulkan buih pada permukaan fosil yang terbungkus kotoran.
Buih-buih ini akan melarutkan kotoran yang menempel sehingga kotoran akan lebih
mudah dibersihkan. Sedangkan pembersihan dengan alkohol adalah untuk melarutkan
kotoran-kotoran yang masih menempel setelah sebelumnya terlebih dahulu dilakukan
pembersihan secara mekanis ataupun pembersihan dengan menggunakan larutan
adexin. Jika fosil yang berstruktur kuat hanya dicuci dengan alkohol tetapi jika fosil
rapuh harus dikonsolidasi menggunakan paraloid dan asetat. Untuk beberapa fosil
yang patah tim konsevasi melakukan proses penyambungan fosil dengan
menggunakan bahan perekat UHU. Sebagai langkah akhir proses konservasi tim
konservator melanjutkan dengan proses pelapisan/coating. Proses coating ini
dilakukan dengan menggunakan bahan coating larutan paraloid B72 2 %. Fungsi
coating ini sendiri adalah untuk melapisi permukaan fosil agar lebih awet dan terjaga
dari proses pelapukan lebih lanjut (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id).
Jadi terdapat beberapa informasi yang dapat diperoleh dari Museum Ngebung, yaitu: