0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan5 halaman
Museum Purbakala Sangiran berisi fosil dan artefak manusia purba yang berumur 2 juta hingga 200.000 tahun yang ditemukan di situs Sangiran, Jawa Tengah. Sangiran diakui sebagai situs purbakala terlengkap di Asia setelah ditemukannya fosil Pithecanthropus erectus pada tahun 1934. Museum ini menjelaskan sejarah evolusi manusia dari zaman Pleistosen hingga ditemukannya fosil-fosil Homo erectus yang pertama di Indonesia.
Museum Purbakala Sangiran berisi fosil dan artefak manusia purba yang berumur 2 juta hingga 200.000 tahun yang ditemukan di situs Sangiran, Jawa Tengah. Sangiran diakui sebagai situs purbakala terlengkap di Asia setelah ditemukannya fosil Pithecanthropus erectus pada tahun 1934. Museum ini menjelaskan sejarah evolusi manusia dari zaman Pleistosen hingga ditemukannya fosil-fosil Homo erectus yang pertama di Indonesia.
Museum Purbakala Sangiran berisi fosil dan artefak manusia purba yang berumur 2 juta hingga 200.000 tahun yang ditemukan di situs Sangiran, Jawa Tengah. Sangiran diakui sebagai situs purbakala terlengkap di Asia setelah ditemukannya fosil Pithecanthropus erectus pada tahun 1934. Museum ini menjelaskan sejarah evolusi manusia dari zaman Pleistosen hingga ditemukannya fosil-fosil Homo erectus yang pertama di Indonesia.
Tidak banyak orang tahu, di Jawa Tengah terdapat museum purbakala
yang besar yang dikenal dengan nama Sangiran. Sangiran adalah sebuah situs museum arkeologi di pulau Jawa, Indonesia. Museum Sangiran memiliki luas 48 kilometer persegi dan berada sekitar 15 kilometer sebelah utara kota Solo. Secara administratif Sangiran berada di kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar. Pada tahun 1977 museum Sangiran telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan pada tahun 1996 sudah terdaftar di situs warisan dunia UNESCO. Sangiran bahkan menjadi situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.
Pada tahun 1977 di Situs Sangiran didirikan sebuah museum
dengan nama Museum Prasejarah Sangiran. Sebelum Museum Prasejarah Sangiran berdiri, semua fosil ditempatkan di rumah Kepala Desa Krikilan kala itu yang bernama Toto Marsono. Karena rumah Toto Marsono sudah tidak muat, maka didirikanlah sebuah Museum Prasejarah Sangiran. Museum ini didirikan dengan tema “Apresiasi Sejarah Peradaban Manusia”. Di Museum Sangiran, kamu dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, fosil binatang yang hidup pada masa itu mulai dari binatang bertulang belakang, binatang laut dan air tawar, bermacam batuan hingga peralatan yang digunakannya pada zaman purba.
Dengan bangunan bergaya joglo, Museum Sangiran memiliki beberapa
ruang pameran benda koleksinya. Selain itu juga terdapat aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia prasejarah), hingga gudang penyimpanan. Lalu ada juga musala, toilet, area parkir, dan kios suvenir (khususnya menjual kerajinan tangan “batu indah bertuah” yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro).
Suasana di dalam museum cukup nyaman. Tiap-tiap ruang
pameran tersebut menyuguhkan berbagai fosil jutaan tahun lalu yang tertata rapi, dilengkapi dengan keterangan fosil tersebut. Ruang pameran juga dilengkapi dengan AC, sehingga pengunjung dapat menikmati dan belajar apa yang ada di sana dengan nyaman.
Museum Purbakala Sangiran terdiri dari empat klaster
(cluster), yakni Klaster Krikilan, Klaster Bukuran, Klaster Dayu, dan Klaster Ngebung. Keempat klaster ini sama- sama memiliki koleksi fosil, namun klaster yang paling ramai dikunjungi di Museum Purbakala Sangiran adalah Klaster Krikilan. Klaster tersebut terbagi menjadi tiga ruangan.
Ruangan pertama menampilkan penjelasan mengenai
sejarah situs arkeologi Sangiran yang meliputi geologi Sangiran dan keanekaragaman hayati Sangiran. Temuan- temuan fosil hewan dan manusia purba beserta artefak di Situs Sangiran dipajang dalam ruangan ini. Selain temuan fosil dan artefak, ada juga diorama yang menggambarkan kehidupan manusia purba Sangiran beserta penjelasannya. Sebagian besar temuan Homo erectus Indonesia berasal dari situs Sangiran. Homo erectus merupakan jenis manusia purbakala yang telah punah.
Ruangan kedua menampilkan informasi tentang
pembentukan alam semesta beserta makhluknya menurut teori Big Bang, teori evolusi dan persebaran manusia, abad penemuan, sejarah terbentuknya kepulauan di Indonesia, lingkungan alam daerah Sangiran, kehidupan kala Pleistosen, dan kehidupan awal Holosen, serta proses penelitian kehidupan purbakala. Di dalam ruangan ini juga terdapat berbagai diorama, fosil, dan artefak serta informasi dalam bentuk video. Ruangan ketiga berfokus pada Homo erectus. Ruangan terakhir ini berisi diorama yang menggambarkan masa keemasan Homo erectus sekitar 500.000 tahun yang lalu. Beragam informasi mengenai Homo erectus dapat kita temukan di ruangan ini. Homo erectus merupakan jenis manusia purbakala yang telah punah.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap
tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi.
Pada tahun 1934 seorang antropologi yang bernama Gustav
Heinrich Ralph Van Koenigswald melakukan penelitian di wilayah Sangiran. Kemudian dari hasil penggalian ditemukan fosil nenek moyang manusia pertama yaitu Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa. Ditemukan sekitar 60 lebih fosil dan salah satunya adalah Meganthropus palaeojavanicus.
Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan
fosil rahang bawah Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald. Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Di Museum Sangiran juga dijelaskan sejarah manusia purba sejak sekitar 2 juta tahun dan juga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari jaman Pliosen hingga Pleistosen. Museum Sangiran mempunyai 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba yang sudah berdiri tegak dan terlengkap di Asia. Selain itu juga ditemukan fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, fosil tumbuhan laut serta peralatan dari batu. Relatif utuh pula. Sehingga para ahli dapat merangkai sebuah benang merah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.
Pada awalnya, lahan penelitian di Sangiran adalah sebuah kubah
yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah kemudian terbuka sendiri melalui proses erosi sehingga membentuk suatu depresi. Ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di jaman purba dan sebagian besar koleksinya tersimpan di museum.
Usai mempelajari sejarah Sangiran, kamu juga bisa berfoto-foto di
jembatan yang berbentuk menyerupai fosil tubuh dinosaurus yang berada di luar ruangan museum. Jembatan tersebut menjadi salah satu spot foto favorit di Museum Purbakala Sangiran. Tak hanya itu, pengunjung yang telah selesai mengelilingi Museum Purbakala Sangiran dapat membeli souvenir Museum Purbakala Sangiran di area luar museum. Jangan lupa juga untuk mengunjungi Menara Pandang Sangiran untuk menikmati pemandangan alamnya.