Anda di halaman 1dari 3

Ilmu sosiologi telah berkembang sejak lama, ilmu ini mencoba menerangkan bagaimana manusia

berinteraksi, pengertian "Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial
yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai sebuah
ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran
ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. "

Sosiobiologi adalah dekripsi gejala sosial yang dianalisis secara dari sisi ilmu biologi. Gagasan
sosiobiologi adalah "Gen memainkan peran pokok dalam menentukan perilaku manusia" baik
secara individual ataupun kelompok, perilaku seperti agresivitas dapat dijelaskan melalui biologi
daripada lingkungan sosial. Biasanya ahli sosiobiologi menanggapi dengan menyebutkan
hubungan yang kompleks antara alam dan pemeliharaan.

3. Teori Sosiobiologi

Pada umumnya sosiobiologi didefinisikan sebagai studi sistematis mengenai basis biologis yang
mendasari segala prilaku sosial (Wilson, 1975). Dimana prilaku sosial didefinisikan sebagai
ineraksi antar organisme. Para ahli sosiobiologi memandang prilaku manusia yang paling
komplek sekalipun, seperti pemilihan pasangan atau pengasuhan anak, sebagai hal yang
memiliki basis biologi. Prilaku-prilaku kompleks semacam itu adalah hasil dari kemajuan
evolusioner, bukan sebagai hasil belajar, dan dari segi bentuk dan fungsinya amat mirip dengan
kategori-kategori prilaku yang sama pada hewan-hewan lain.

Para ahli sosiobiologi menegaskan bahwa suatu organisme memiliki peraturan dasar untuk
mengembangkan pola-pola yang menyambung keberhasilan reproduksi speciesnya. Sering kali
dengan megorbankan genarasi tua. Maksudnya tugas terpenting bagi organisme adalah menjamin
kelangsungan evolosioner speciesnya, yang menuntut penyampaian warisan genetik pribadi
milik organisme tersebut; kemudian unsur penting namun bersifat skunder adalah penyampaian
kultur organisme yang mendukung wairsan itu. Sebagai contoh pengorbanan yang begitu tinggi
dalam kultur bangsa Eksimo tradisional. Di kalangan orang Eksimo dewasa ini, mereka sangat
menghormati para orang tuanya. Ini didasarkan antara lain pada tindakan mengorbankan diri
yang pada masa silam dilakukan oleh nenek moyang anggota keluarga yang lebih muda dan
hidup saat ini. Secara sosiobiologis prilaku ini bisa ditafsirkan para kakek nenek yang telah
banyak mengenyam pengalaman hidup mengambil satu-satunya pilihan yang bisa mereka ambil.
Dan melakukan pengorbanan demi segenap sukunya, untuk memastikan bahwa species mereka
terus menjaga kelangsungan hidupnya. Apa yang dilakukan oleh nenek moyang masyarakat
Eksimo merupakan warisan genetika mereka.

Para ahli sisiobiologi berpandangan bahwa mata rantai yang menghubungkan status evolusi dan
para nenek moyang genetikanya yang dekat maupun yang jauh hampir tidak bisa dipatahkan. Ini
berarti bahwa pembawaan genetika menjadi hal yang terpenting dalam kaitanya dengan prilaku.
Hal ini juga berarti manusia tidak bersifat unik baik secara moral maupun spiritual diantara
binatang-binatang lainya. Dan memang, kebanyakan ahli sosiobiologi yakin bahkan sifat
Altruisme (kemampuan manusia untuk mengorbankan dirinya) yang dibanggakan ummat
manusiapun memiliki dasar genetika.
Salkind, Neil J. (2004). An Introduction to Theories of Human Development. Thousand Oaks,
London, New Delhi: Sage Publications. International Education and Publisher

Pada saat Indonesia masih dalam zaman penjajahan hingga sekarang sepertinya pembagian kerja
di Indonesia masih sangat terkait dengan perbedaan biologis. Laki-laki lebih kuat dan perempuan
diidentikkan dengan mengandung atau merawat anak. Perbedaan peran sosial tersebut
merupakan cerminan takdir biologisnya. Kaum perempuan dalam keluarga inti, bertanggung
jawab terhadap pergaulan anak remajanya dan kematangan atau kestabilan kepribadian (lelaki)
dewasa. Laki-laki adalah pencari nafkah, mereka bersaing dalam suatu masyarakat yang
berorientasi pada prestasi sehingga bisa menyebabkan stres dan keterasingan. Oleh
karenanya lelaki membutuhkan kaum perempuan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Stigma
masyarakat sosial yang masih menyudutkan perempuan sebagai kaum yang harus patuh akan
kehendak laki-laki memosisikan perluasan kekuasaan laki-laki akan hak-hak perempuan dan
menimbulkan ketidaksetaraan atas gender.
Namun pandangan kolot seperti itu sepertinya telah mulai terkikis dengan sendirinya setelah
mulai berkembangnya pemikiran masyarakat khususnya kaum perempuan itu sendiri. Hal ini
mulai bisa dilihat dari mulai eksisnya atau mulai terlihatnya peran dari kaum perempuan dalam
pengambialan suatu keputusan penting dalam masyarakat atau bahakan dalam suatu Negara. Hal
ini bisa dilihat dari cukup banyaknya para perempuan yang duduk di kursi pemerintahan. Stigma
negative terhadap kaum permpuan itu mulai berkurang dalam masyarakat yang telah mengalami
perkembangan pemikiran setelah terbitnya catatan harian seorang R.A. Kartini tentang kaum
perempuan pada zamannya yang selalu ditindas oleh para kaum laki-laki. Yang mulai
mengilhami perjuangan para kaum perempuan di negeri ini.
Permasalahan diatas tentang masih adanya unsur rasis dalam pandangan ataua paradigma
masyarakat Indonesia disebabkan oleh sangat lambatnya perkembangan pemikiran dari sebagian
masyarakat Indonesia yang saat ini pemikiran masyarakat Indonesia itu masih dan hanya
terkungkung pada satau paradigama saja tanpa mau meneriama paradigama lain yanh bersifat
baru bagi mereka. Namun tak dapat dipungkiri huga bahwa sebagian lain dari masyarakat
Indonesia telah mengalami perkembangan pemikiran, mereka yang telah mengalami
perkembangan pemikiran adalah orang yang yang mau berubah dan mau menerima berbagai
paradigma baru dalam pla pikir mereka. Merekalah yang telah melahirkan srikandi-srikandi baru
dalm urat perjuangan bangsaini menuju bangsa yang lebih baik.
Agar pemikiran atau stigma tersebut dapat hilang atau luntur dari pemikiran masyarakat
Indonesia yang masih belum mau menerima perubahan yang bersifat baru pendekatan ini
menawarkan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah yang sangat kronis dalam
masyarakat ini yakni para warga masyarakat harus dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan
mereka dalam hal ini bahwa masyarakat harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
pola pikir dari masyarakat yang lain yang lebih maju

Bertens, Kees. 2002. Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
http://staff.blog.ui.edu/arif51/2008/11/07/logika-sebagai-esensi-dari-filsafat
http://www.marxist.com/reason-in-revolt-bab-14-marxisme-dan-darwinisme.ht

Anda mungkin juga menyukai