Anda di halaman 1dari 3

1.

3 Materi dan Metode

Praktikum Biologi acara Pengamatan Sel dilakukan pada pukul 07.30 - 12.30
WIB di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

1.3.1.Materi
Bahan yang digunakan dalam Pengamatan Sel adalah umbi bawang merah
(Allium ascalonicum), HCl 1 N, Aceton Orcein 2% (pewarna khromosom). Alat yang
digunakan antara lain cawan petri, gelas objek, kaca penutup (deglass), pisau/silet,
kertas tisu, mikroskop dengan kamera.

1.3.2.Metode
Praktikum Biologi acara Pengamatan Sel bawang merah dilakukan melalui
metode squash (metode pencet), yaitu metode untuk membuat preparat dari bahan
yang tipis dengan cara memencet atau meremas suatu potongan jaringan organisme
sehingga dapat diamati dengan mikroskop. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin
(2014) yang menyatakan bahwa Metode squash yaitu suatu metode untuk
mendapatkan suatu preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan atau suatu
organisme secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang
dapat diamati di bawah mikroskop. Metode ini memiliki prinsip yaitu pemencetan
dengan reagen tertentu yang dilakukan untuk mempertahankan sel tetap pada
prometafase mitosis dengan menggunakan jarinagan somatis. Hal ini sesuai dengan
pendapat Aziz (2019) yang menyatakan bahwa prinsip metode squash adalah
mempertahankan sel tetap berada pada prometafase mitosis dengan pemencetan yang
tepat dengan menggunakan jaringan somatis dan reagen tertentu. Perbesaran
mikroskop yang digunakan adalah …x.

Tahapan membuat preparat dengan metode squash yang dilakukan adalah dengan
membuat irisan tipis umbi bawang merah lau irisan tipis tersebut diambil dan
diletakkan pada gelas objek lalu ditetesi Hcl 1 N, kemudian ditetesi Aceton Orcein 2%
dan ditutup dengan gelas penutup, lalu preparat tersebut diamati dengan mikroskop
dan difoto. Menurut Raja, dkk (2015) Pembuatan preparat dilakukan dengan metode
squash ujung akar. Ujung akar dipotong ± 2 mm, pada jam 06.00-08.15 pagi dengan
rentang waktu 15 menit tiap pemotongan dan langsung difiksasi dalam larutan farmer
2-24 jam. Kemudian dihidrolisis dalam larutan 3N HCL ± 2-5 menit dan kemudian
pewarnaan dengan aceto orcein ± 5 menit. Metode squash secara jelasnya memiliki 4
tahapan,yaitu tahap fiksasi, tahap maserasi, tahap pewarnaan, kemudian tahap
pemencetan. Menurut Muhlisyah, dkk (2014) urutan tahapan metode squash adalah
sebagai berikut
(1) Tahap Fiksasi.Dilakukan dengan memotong ujung akar yang masih muda
kemudian akar tersebut dimasukkan ke dalam botol flakon. Langkah selanjutnya
adalah dilakukan fiksasi dengan menggunakan larutan asam asetat glasial 45% (45 ml
asam asetat glasial ditambahkan 55 ml akuades) dengan waktu 15 menit pada suhu
4ºC, kemudian, potongan ujung akar tersebut dicuci dengan menggunakan akuades
sebanyak 3 kali pengulangan. Fiksasi dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan komponen dari sel-sel markisa sehingga tetap dalam keadaan hidup.
(2) Tahap Maserasi. Pada tahap maserasi potongan ujung akar yang telah difiksasi
serta dicuci bersih selanjutnya dilakukan proses maserasi dengan menggunakan
larutan HCl 1N (1 ml asam klorida ditambah 11ml akuades) kurang lebih 11 menit
dengan suhu 55ºC dalam inkubator. Kemudian potongan ujung akar tersebut dicuci
dengan akuades sebanyak 3 kali. Tahap maserasi dilakukan dengan laruran HCL
bertujuan untuk melisiskan lamela tengah.
(3) Tahap Pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan pada bagian ujung akar yang
telah dimaserasi dan dibersihkan. Selanjutnya adalah tahap pewarnaan dengan
menggunakan larutan aceto orcein 1% (1 gram orcein yang dilarutkan dalam 100ml
asam asetat 45%) selama 20 menit pada suhu kamar. Pewarnaan dengan larutan
orcein bertujuan untuk pewarnaan kromosom.
(4) Pemencetan. Proses pemencetan dilakukan setelah potongan ujung akar tersebut
diwarnai. cuplikan dari ujung akar tersebut selanjutnya diletakkan pada gelas preparat
namun sebelum ditutup dengan gelas penutup terlebih dahulu ditetesi gliserin,
langkah selanjutnya adalah dilakukan proses pemencetan (squash) dengan
menggunakan ujung pensil. Kemudian bagian tepi gelas penutup tersebut diberi
kuteks yang bertujuan agar bagian tepi gelas penutup melekat dengan baik serta diberi
label. Selanjutnya preparat kromosom tersebut disimpan di lemari pendingin pada
suhu 4ºC sampai waktu pengamatan.
Fungsi metode squash adalah menipiskan sel sehingga sel dapat menyebar,
seperti pendapat Muhlisyah, dkk (2014) yang menyatakan bahwa Squash bertujuan
untuk menipiskan sel, agar sel menyebar. Aziz (2019) juga menyatakan bahwa
Squash bertujuan untuk menipiskan sel agar sel menyebar dengan baik.

Daftar Pustaka

Abidin, A.Z. 2014. Studi indeks mitosis bawang untuk pembuatan media
pembelajaran preparat mitosis. J. BioEdu, 3(3): 571-579.

Aziz, I.R. 2019. Kromosom tumbuhan sebagai marka genetik. J. Teknosains,


13(2):125-131.

N. Muhlisyah, C. Muthiadin, Wahidah, B.F., dan Aziz, I.R. 2014. Preparasi


kromosom fase mitosis markisa ungu (Passifloraedulis) Varietas
Edulis Sulawesi Selatan. J. Ilmiah Biologi, 2(1): 48-55.

Raja, P.D., E. Kriswiyanti, dan Darsini, N.N. 2015. Indeks mitosis ujung akar
kecambah cabe besar (Capsicum annuum L.) setelah perlakuan
suspensi Trichoderma sp. J. Biologi, 19(2): 80-83.

Anda mungkin juga menyukai