Anda di halaman 1dari 13

PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA

Dosen Pengampu: Dr. Noor Aini Habibah, S.Si., M.Si.

Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si.

KELOMPOK 1 ROMBEL 02

Nama Kelompok:

Dhimas Fajar Eka Purnama (4411417043)

Fauzizah Kusmawati (4411417055)

F. Ayuningtyas Wahyu Paramita (4411417060)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA

A. Tanggal : 10 April 2019


B. Tujuan
1. Mengenal beberapa sifat genetik yang ditentukan oleh seri alel ganda.
2. Mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas
Biologi.
3. Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan)
kedua pada populasi kelas.
C. Landasan Teori
Alel ganda adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Di dalam suatu lokus,
terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam suatu
lokus, maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu
lokus, maka disebut alel ganda atau multiple alellisme. Perubahan frekuensi alel dan
genotip merupakan suatu indikasi adanya mikroevolusi, yaitu evolusi yang terjadi pada
tingkat kecil (gen) (Khoiriyah, 2014).

Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda


satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti salah
satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut menunjukkan
dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotip
heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan (Campbell, dkk., 2010).

Contoh dari peristiwa alel ganda adalah pada golongan darah sistem ABO.
Golongan darah merupakan salah satu substansi genetik dalam tubuh manusia. Orangtua
yang melahirkan anak akan mewarikan salah satu alel golongan darahnya kepada
anaknya. Jika sejumlah gen yang asli mengalami mutasi maka akan membentuk alel baru.
Mutasi yang berlangsung satu kali akan terbentuk alel sebanyak dua alel, namun jika
mutasi terjadi berulang-ulang maka alel yang terbentuk juga akan banyak sehingga
disebut dengan alel ganda (Hulse, 1963; Suryo, 1994 dalam Raditya, 2016).

Sistem golongan darah ABO berasal dari fakta bahwa gen A dan gen B yang
sangat antigenik, anti A dan anti B yang ada dalam serum orang yang sesuai dan antibodi
ini mampu menghasilkan hemolisis intravaskuler dalam kasus transfusi tidak kompatibel.
Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1990 dan faktor Rh
yang ditemukan oleh Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh
alel ganda (Sultan et al, 2013).

Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di
dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu karakteristik
reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah. Antibodi adalah
zat penangkal terhadap berbagai zat asing (antigen) dan zat-zat yang tidak diinginkan
lainnya yang masukkedalam tubuh. Dalam tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi
antara antigen dan antibodi yang dimilikinya sendiri. Karl Landsteener dalam
penelitiannya menemukan adanya dua antibodi ialamiah disalam darah dan dua antigen
pada permukaan eritrosit.Inilah penyebab terjadinya penggumpalan (aglutinasi) sel-sel
darah merah (eritrosit) dari beberapa individu apabila dicampur dengan serum dari
beberapa orang. Antigen dan antibody dalam golongan darah tersebut adalah (Agus dan
Sjafaraenan, 2013).

Antigen yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk memproduksi antibodi


dalam derajat yang berguna untuk melawan virus penyebab penyakit. Aglutinasi
(penggumpalan) terjadi ketika antibodi mengenal antigen. Antibodi pada antigen sel
darah merah tidak terdapat pada sel darah merah itu sendiri. Antibodi mulai muncul dalam
plasenta setelah bayi berusia sekitar 6 bulan. Antibodi dibentuk secara alamiah di dalam
darah, meskipun antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi alamiah mengambil
peranan dalam golongan darah manusia, terutama dalam golongan darah A, B, AB dan
O.. Orang yang memiliki antigen A dan antigen B dalam eritositnya, dan tidak memiliki
zat anti A maupun zat anti B maka orang tersebut bergolongan darah AB. Dan apabila
ada orang yang memiliki zat anti A dan zat anti B dalam plasma darahnya dan tidak
memiliki antigen A maupun antigen B, maka orang tersebut bergolongan darah O
(Nagariya, 2013).

Selain pada golongan darah sistem ABO, alel ganda juga dapat ditemukan pada
jari tangan yaitu tumbuhnya rambut segmen digitalis kedua jari-jari tangan pada manusia.
Tidak semua jari dapat ditumbuhi rambut, misalnya pada ibu jari. Adapun seri alel ganda
adalah sebagai berikut :

H1 : rambut terdapat pada semua jari, ibu jari tidak dipakai.


H2 : rambut terdapat pada jari kelingking, jari manis, dan jari tengah.
H3 : rambut terdapat pada jari manis dan jari tengah.
H4 : rambut terdapat pada jari manis.
H5 : tidak terdapat rambut pada semua jari tangan.

D. Alat dan Bahan

1. Kegiatan 1 (Golongan darah sistem ABO)


a. Darah/ kartu golongan darah
b. Serum anti A dan anti B
c. Kaca obyek
d. Blood lancet
e. Kapas, alkohol
f. Pengaduk/ tusuk gigi
2. Kegiatan 2 (Pengamatan ada tidaknya rambut pada segmen digitalis tengah)
1. Jari tangan
2. Loup
3. Alat tulis
E. Cara Kerja
1. Kegiatan 1 (Golongan darah sistem ABO)

Menguji golongan darah tiap


mahasiswa dengan mengambil Mengamati adanya
darah dari jari menggunakan blood penggumpalan dan menentukan
lancet dan meneteskannya pada golongan darahnya.
kartu golongan darah dan ditetesi
menggunakan serum anti A, B,
dan AB.

Menghitung persentase golongan Mengumpulkan data golongan


darah dalam satu kelas. darah dan menuliskan dalam
tabel pengamatan.

2. Kegiatan 2 (Pengamatan ada tidaknya rambut pada segmen kedua digitalis


tengah)

Mengamati adanya rambut pada Menentukan fenotip dan


ruas digitalis jari tangan dengan genotipnya dan memasukkan
menggunakan loop. dalam tabel pengamatan
kelompok dan kelas.
F. Data Pengamatan
Tabel Data Pengamatan Kelas Golongan Darah.
Golongan Darah Jumlah Persentase (%)
A 13 39,4
B 9 27,3
AB 3 9,1
O 8 24,2
Jumlah 33 100,0

13
 Golongan darah A = 33 x 100% = 39,4%
9
 Golongan darah B = 33 x 100% = 27,3%
3
 Golongan darah AB = 33 x 100% = 9,1 %
8
 Golongan darah O = 33 x 100% = 24,2

Tabel Data Pengamatan Rambut Pada Segmen Digitalis Kedua.


Alel Ganda Tally Jumlah Persentase (%)
H1 - 0 0
H2 ||| 3 9,1
H3 ||| 3 9,1
H4 | 1 3
H5 |||| |||| |||| |||| |||| | 26 78,7
Jumlah 33 100,0

3
 H2 dan H3 = 33 x 100% = 9,1 %
1
 H4 = 33 x 100% = 3 %
26
 H2 = 33 x 100% = 78,7 %
G. Pembahasan

Alel ganda adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Di dalam suatu lokus,
terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam suatu
lokus, maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu
lokus, maka disebut alel ganda atau multiple alellisme (Khoiriyah, 2014). Golongan darah
dan rambut pada jari tangan merupakan sifat yang diwariskan berdasarkan alel ganda
yang merupakan adanya interaksi antara gen gen tertentu yang pada akhirnya membentuk
suatu fenotip orang tersebut. Golongan darah sistem ABO diatur oleh seri alel ganda yaitu
alel IA, IB, dan i. Dari ketiga seri alel ganda tersebut akan terbentuk enam kombinasi
genotip yang mungkin dari golongan darah yaitu IAIA, IAi, IBIB, IBi, IAIB, dan ii.

Praktikum golongan darah dalam mengidentifikasi menggunakan bahan utama


serum anti A, anti B, dan anti AB. Jika darah yang ditetesi serum anti A dan anti AB
terjadi penggumpalan sedangkan yang ditetesi serum anti B tidak terjadi penggumpalan,
maka golongan darah probandus adalah A. Jika darah yang ditetesi serum anti B dan anti
AB terjadi penggumpalan sedangkan yang ditetesi serum anti A tidak terjadi
penggumpalan, maka golongan darah probandus adalah B. Sedangkan jika darah yang
ditetesi serum anti A, anti B, dan anti AB tidak terjadi penggumpalan, maka golongan
darah probandus O (Nagariya, 2013).
Golongan darah A memiliki antigen A di dalam eritrositnya dan memiliki zat anti
B di dalam plasma darahnya, sehingga darah akan menggumpal ketika ditetesi serum anti
A, sama halnya dengan serum anti AB akan terjadi penggumpalan karena di dalam serum
anti AB terdapat zat anti A. Golongan darah B memiliki antigen B di dalam eritrositnya
dan memiliki zat anti A di dalam plasma darahnya, sehingga darah akan menggumpal
ketika ditetesi serum anti B, sama halnya dengan serum anti AB akan terjadi
penggumpalan karena di dalam serum anti AB terdapat zat anti B. Sedangkan orang yang
bergolongan darah O tidak memiliki antigen A dan B di dalam eritrositnya dan memiliki
zat anti A dan B di dalam plasma darahnya, sehingga darah tidak menggumpal ketika
ditetesi serum anti A, anti B, dan anti AB.
Berdasarkan hasil pengamatan kelas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 33
orang, didapatkan persentase golongan darah A adalah 39,4%, golongan darah B
sebanyak 27,3%, golongan darah AB sebanyak 9,1%, dan golongan darah O sebanyak
24,2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa golongan darah A memiliki persentase terbesar
pada populasi kelas yakni sebanyak 39,4%, sedangkan golongan darah AB memiliki
perrsentase terkecil sebanyak 9,1%. Banyak sumber menyatakan bahwa golongan darah
O merupakan golongan darah yang paling banyak di dunia. Namun, hal tersebut berlainan
dengan hasil pengamatan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan hasil
diantaranya populasi yang digunakakan terlalu sedikit sehingga akan membuat hasil yang
berbeda pula.
Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B.
Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel
atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid (Kiswari,
2014).

Pada prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu antigen yang di reaksikan


dengan antibodi yang senama maka akan terbentuk aglutinasi. Di dalam serum terdapat
antibodi karena antibodi golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung
jawab sebagai kekebalan tubuh alamiah (Gandasoebrata, 2009). Aglutinasi dapat terjadi,
karena di eritrosit terdapat antigen α dan antigen β. Antigen ini akan bereeaksi dengan
antibodi yang ada didalam serum. Setiap golongan darah memiliki struktur antigen
dimana struktur tersebut berfungsi untuk membedakan darah.

Penelitian dari Oktari dan Silvia (2016) menunjukkan data hasil menunjukkan
pemeriksaan golongan darah menggunakan serum sebagai reagen pada golongan darah A
didapatkan hasil positif 3 yaitu pada darah yang diteteskan serum golongan darah B dan
golongan darah O dimana positif tiga adanya gumpalan yang terpecah dan cairan jernih.
dan darah yang diteteskan serum golongan darah A didapatkan hasil negatif dimana hasil
negatif tidak terjadi gumpalan, cairan homogen. Golongan darah A yang diperiksa dengan
kontrol didapatkan hasil positif 4 yaitu terjadi gumpalan besar, bersatu dan cairan jernih.
Golongan darah B didapatkan hasil positif 2 yaitu pada darah yang ditetesi serum
golongan darah A dan serum golongan darah O didapatkan hasil positif 2 yaitu terjadi
gumpalan lebih banyak dan kasar, cairan agak keruh. Darah yang di tetesi serum golongan
darah B didapatkan hasil negatif yaitu tidak terjadi gumpalan, cairan homogen. Golongan
darah B yang diperiksa dengan kontrol didapatkan hasil positif 4 yaitu terjadi gumpalan
besar, bersatu dan cairan jernih. Golongan darah AB didapatkan hasil positif 2 yaitu pada
darah yang di tetesi serum golongan darah A, serum golongan darah B, dan serum
golongan darah O di dapatkan hasil positif 2 yaitu terjadi gumpalan lebih banyak dan
kasar, cairan agak keruh. Darah yang diperiksa dengan menggunakan kontrol didapatkan
hasil positif 4 yaitu terjadi gumpalan besar, bersatu dan cairan jernih.
Pada pengamatan ke dua, dilakukan pengamatan terhadap rambut pada segmen
digitalis kedua dari jari-jari tangan, diperoleh hasil Persentase fenotip rambut jari
terbanyak pada H5 (ketiadaan rambut pada setiap jari) sebanyak 78,7% (26 orang), Hal
ini menunjukkan ketiadaan gen dominan yang mengendalikan sifat adanya rambut pada
keempat digitalis tersebut. Hal ini terkait dari pewarisan sifat induknya (hereditas).
Fenotip H4 (rambut hanya pada jari manis) sebanyak 3% (1 orang) dikendalikan oleh 1
alel saja sedangkan 3 alel yang lainnya bersifat resesif). Fenotip H3 (rambut pada jari
manis, tengah) sebanyak 9,1% (3 orang), sifat ini dikendalikan oleh 2 alel dominan dan 2
alel resesif. Selanjutnya, fenotip H2 (adanya rambut pada jari manis, tengah, telunjuk)
memiliki persentasi terkecil yakni hanya 9,1% (3 orang), dikendalikan oleh 3 alel
dominan dan 1 alel resesif. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa frekuensi
tidak adanya rambut pada segmen digitalis kedua dari semua jari paling banyak
ditemukan dibandingkan frekuensi pada H1, H2, H3, dan H4. Dengan demikian, seri alel
ganda H5 bersifat dominan dibandingkan tipe seri alel ganda yang lainnya. Hal ini
menunjukkan ketiadaan gen dominan yang mengendalikan sifat adanya rambut pada
keempat digitalis tersebut. Hal ini terkait dari pewarisan sifat induknya (hereditas).
Rambut yang tumbuh pada ruas kedua jari-jari tangan tidak dipengaruhi oleh adanya
faktor lingkungan atau faktor luar.
Berdasarkan hasil persentase, urutan dominansi fenotip rambut jari dalam
populasi kelas
H5 > H3 >H2 >H4 > H1
Dominansi suatu alel dapat mempengaruhi fenotip yang muncul, peristiwa diatas
merupakan peristiwa alel majemuk. Karena sesungguhnya sifat rambut pada digitalis
tengah dikendalikan oleh 4 alel, dibedakan menjadi H5 > H4 >H3 >H2 > H1 didasarkan
pada kedominanan alel yang mengendalikan sifat tersebut. Jika alel dominan maka akan
tampak rambut pada digitalis tengah tersebut, namun jika alel resesif maka sifat adanya
rambut tersebut akan tersembunyi sehingga tidak terlihat sama sekali pada fenotip H5.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sifat genetik yang ditentukan oleh alel ganda salah satunya adalah sifat golongan
darah dengan sistem ABO dan sifat tumbuhnya rambut pada segmen digitalis
kedua.
2. Distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi Biologi Rombel 2 2017 dari
33 mahasiswa yaitu menghasilkan presentase yang memiliki golongan darah
paling banyak adalah golongan darah A yaitu sebesar 39,4%, diikuti dengan
golongan darah B yaitu 27,3%, golongan darah O yaitu 24,2% dan golongan darah
AB yaitu 9,1%.
3. Frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis kedua pada populasi Biologi Rombel
2 2017 yaitu dari 33 mahasiswa didapatkan presentase untuk fenotipe H1 yaitu
sebesar 0%, H2 sebesar 9,1%, H3 sebesar 9,1%, H4 sebesar 3% dan H5 sebesar
78,7%.
I. DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rosana dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar :
Universitas Hasanuddin.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Gandasoebrata R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Khoiriyah, Yustin Nur. 2014. Karakter Genetik Populasi Bedeng 61BDesa


Wonokarto Kabupaten Lampung Timur Pasca
Program Kolonisasi Pemerintah Belanda. Bandar
Lampung: Biogenesis Jurnal Ilmiah Biologi. 2(2):
132-137.
Kiswari Rukman. 2014. Hematologi Dan Transfusi. Jakarta : Erlangga.
Koraag, J. F. 2010. Berbagi Nyawa Hidup Bahagia Dengan Berdonor Darah.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Mawar.
Nagariya. 2013. Allelic Frequency of ABO Blood Group typing & Rh-D factor in
Muslim and Hindu caste of Amravati district
(Maharashtra). India: International Research Journal
of Science & Engineering. 1(3): 100-102.
Oktari A & N D Silvia. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode
Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B,
O. Jurnal Teknologi Laboratorium. 5(2) : 49-54.
Raditya, A. 2016. Distribusi Golongan Darah ABO pada Masyarakat Tengger.
AntroUnairdotNet. (5). 3: 411-421.
Sultan, Rayhana et al. 2013. Study Of Abo And Rh-D Blood Groups Among The
Common People Of Capital City Of Bangladesh.
International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. 5(3): 814-816.
J. Jawaban Permasalahan
1. Menurut saya yang ditemukan terlebih dahulu adalah alelnya baru kemudian dapat
ditentukan golongan darah parental ataupun filialnya. Karena dalam satu
golongan darah, terdapat 2 kemungkinan pasang alel missal golongan darah A
tidak hanya memiliki genotip IAIA tetapi juga memiliki genotip IAi, begitu juga
golongan darah B jugatidak hanya memiliki genotip IBIB tetapi juga memiliki
genotip IBi. Golongan darah Ab memiliki genotip IAIB dan golongan darah O
memiliki genotip ii
2. Frekuensi masing masing golongan darah dalam kelas :
Golongan darah A = 39,4 %
Golongan darah B = 27,3 %
Golongan darah AB = 9,1 %
Golongan darah O = 24,5 %
Karena di Indonesia memiliki frekuensi terbanyak bergolongan darah O sebesar
35%, sedangkan A dan B frekuensinya sama yaitu 25%

3. Golongan darah ayah Mita =O


Golongan darah ibu Mita =B
Golongan darah Mita =B
Kemungkinan genotip golongan darah saya adalah IBi
P ♂ ii x ♀ IBi
F1 IB i = 25% golongan darah B ( Mita )
ii = 25% golongan darah O ( jika saya memiliki adik)
IBi =25% golongan darah B ( jika saya memiliki adik)

4. Alel paling banyak dalam populasi kelas adalah H5 dengan fenotip tidak tumbuh
pada semua jari.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Golongan darah A dan O dengan presentase 39,4 %, karena memang orang yang
bergolongan darah O paling banyak ditemukan
2. P ♂ ii x ♀ IAIB
F1 IA i = golongan darah A
IBi = golongan darah B

L. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai