Oleh:
JURUSAN KIMIA
2019
Penentuan kadar Ca (kalsium) dan Mg (magnesium) dalam air sadah sumur dangkal
secara Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
TUJUAN
Untuk menganalisis kadar Ca(kalsium) dan Mg (magnesium) yang terdapat dalam air
sumur dangkal dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
DASAR TEORI
Dalam masyarakat desa masih banyak yang menggunakan air yang berasal dari air sumur
dangkal,air sumur dangkal biasanya terlihat agak keruh atau berwarna kuning kecoklatan dan
apabila digunakan untuk mencuci maka sabun berbuih sedikit. Maka kualitas air sumur dangkal
perlu di perhatikan lagi, Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah
kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya disebut kesadahan air. Kesadahan
dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk
penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan
konsumsi sabun lebih banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari
molekul sabun diikatoleh unsur Ca atau Mg.
Kesadahan tetap disebabkan oleh ion kalsium( Ca2+ ) atau ion magnesium ( Mg2+ ) yang
berikatan dengan Cl- , SO42- ,NO3- . Kesadahan tetap hanya dapat dihilangkan dengan cara
ditambah zat lain atau dengan perlakuan khusus.Air yang banyak mengandung mineral kalsium
dan magnesium dikenal dengan “air sadah”, atau yang jika air direbusakan meninggalkan
endapan atau karat pada peralatan logam atau air yang sukar berbuih untuk dipakai mencuci
(Yuli Priyana, 2008). Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air.Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relative sukar
larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk
endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak. Kalsium dan magnesium berikatan dengan
anion penyusun alkanitas, yaitu bikarbonat dan karbonat.
Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kadar analit Ca dan Mg sebagai berikut :
1. UV-VIS
2. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) (Suyanta,2016).
3. ICP-OES (Suyanta,2016)
HIPOTESIS
Alat
1. Gelas Beker 100 mL (1)
2. Gelas Ukur 5 (2) mL dan 10 mL (1)
3. Labu Ukur 10 (6) mL, 50 mL (1) dan 100 mL (1)
4. Pipet Volume 1mL (1), 5 mL (1) dan 10 mL (1)
5. AAS (Atomic Absorption Spectrometry
6. Corong (1)
7. Kaca Arloji (1)
8. Pipet Tetes (5)
9. Ball Pipet (2)
10. Kertas Saring (1)
Bahan
1. Asam Nitrat (HNO3) pekat
2. Asam Klorida (HCl) pekat
3. Larutan KCl0,1%
4. Larutan Induk Ca2+ 1000 ppm
5. Aquades
6. Sampel Air sadah
CARA KERJA
PERSIAPAN BAHAN YANG DI PAKAI
Pembuatan Larutan Standar Ca2+
a. Menyiapkan labu ukur ukuran 10 ml kemudian mengambil sebanyak 1 mL larutan induk
Ca2+ 1000 ppm menggunakan pipet volume.
b. Lalu mengencerkannya kedalam labu ukur10 mL menggunakan akuades menjadi larutan
Ca2+ 100 ppm.
c. Mengambil sebanyak 10mL larutan Ca2+ 100 ppm, lalu mengencerkannya dalam labu
ukur 100 mL menggunakan akuades menjadi larutan Ca2+ 10 ppm.
a. Persiapan alat
1. Menyalakan kompresor dan gas
2. Menyalakan AAS
3. Memeriksa spektrum AAS
4. Melengkapi parameter
5. Memilih lampu katoda Ca
ANALISIS DATA
ABSORBANSI
2
f(x) = 4.46 x
1.8 R² = 0.9
1.6
1.4
1.2 ABSORBANSI
Linear (ABSORBANSI)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
ABSORBANS
Mg (ppm) I
0 0
0,1 1,0191
0,2 1,4836
0,3 1,8217
0,4 1,5075
0,5 1,8142
Persaman : y = 4,4641x
Sd = 0,482023366
3 x Sd
LoD =
slope
=0,46543825
10 x Sd
LoQ =
slope
=1,551460833
PRESISI
Persaman : y = 4,4641x
sampel HCl HNO3
pengulangan (mL) (mL) (mL) absorbansi Mg (ppm)
RSD = 6,352529 %
AKURASI
Persaman : y = 4,4641x
Mg 1 Mg terukur Mg terukur
pengulanga sampe ppm HCl HNO3 absorbans mg/L (mg/10mL)
n l (mL) (mL) (mL) (mL) i
pengukuran 0,04955086 0,00049550
1 5 1 7,5 2,5 0,2212 1 9
pengukuran 0,05770480 0,00057704
2 5 2 7,5 2,5 0,2576 1 8
pengukuran 0,16899263 0,00168992
3 5 3 7,5 2,5 0,7544 6
Jumlah Mg teoritis
PEMBAHASAN
UNTUK ION Ca
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar Ca dan Mg dalam air sadah, diamana
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air
yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sampel air sadah di ambil dari air sumur , pengukuran
kadar Ca dan Mg dengan menggunakan instrument AAS karena Lebih spesifik dan lebih teliti,
Apabila menggunakan UV VIS maka sampel harus di pekatkan berulang kali, Apabila
menggunakan ICP maka konsentrsi sampel harus kecil, Batas (limit) deteksi rendah, Dari
satularutan yang sama, beberapa unsure berlainan dapat diukur, Pengukuran dapat langsung
dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana,
kecuali bila ada zat pengganggu)
Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi atau loD dan LoQyaitu Batas deteksi adalah jumlah
terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi
merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam
sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
Cara penentuan: Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada
metode analisis itu mengguna kan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan
instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran
bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon
blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko dan formula di bawah ini
dapat digunakan untuk perhitungan
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx,
sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual (Sy/x.)Untuk
perhitungan LoD dan LoQ
Sd = 0,482023366
3 x Sd
LoD =
slope
=0,46543825
10 x Sd
LoQ =
slope
=1,551460833
Penetuan Kriteria kecermatan sangat tergantung kepada konsentrasi analit dalam matriks sampel
dan pada keseksamaan metode (RSD)Pada metode yang sangat kritis, secara umum diterima
bahwa RSD harus lebih dari 2%.
presisian dari suatu sistem pengukuran, disebut juga adalah sejauh mana pengulangan
pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama
Dari analisis data di dapatkan presisi di lihat dari hasil RSD , apabila nilai RSD nya kurang dari
2 maka presisi nya bagus, dan apabila lebih dari 2 maka kurang bagus Di dapatkan dari analisis
data nilai RSD = 6,352529 % , dapat di simpulkan bahwa presisi nya kurang baik
akurasi dari suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas
terhadap nilai yang sebenarnya, mendapat nilai akurasi dari analisis data yaitu 32,18470937 %
Tabel pengamatan
(Ca)100 ppm(mL) KCl 0,1 % H2O mL Absorbansi
(mL)
0 1 9 0,0000
1 1 8 0,1292
2 1 7 0, 1303
3 1 6 0,1309
4 1 5 0, 132
5 1 4 0,1325
Sampel 1 1 0 0,1292
Sampel 2 1 0 0,1293
Sampel 3 1 0 0,1285
Sampel + 5 mL Ca 1 0 0.1312
Sampel + 7,5 mL Ca 0,1327
Sampel + 10 mL Ca 0,1363
Ca(ppm) Absorbansi
0 0
1 0,1292
2 0, 1303
3 0,1309
4 0, 132
5 0,1325
ABSORBANSI
0.15
f(x) = 0.02 x + 0.06
0.1 R² = 0.45
Axis Title
ABSORBANSI
0.05 Linear (ABSORBANSI)
0
0 1 2 3 4 5 6
Axis Title
y= 0,0192x + 0,0612
Standandar Devisiasi = 0.03965317
LoD = 3 x SD
Slope
= 3 x 0.03965317
0,0192
= 6.19580803
LoQ = 3 x SD
Slope
= 10 x 0.03965317
0,0192
= 20.6526934
PRESISI
AKURASI
Pengulangan Sampel Ca 1 HCL HNO3 Absorbans Mg (mg/L) Mg
(mL) ppm (mL) (mL) i terukur(mg/10
(mL) mL)
Pengukuran 5 1 7,5 2,5 0.1312 6.833333333 0.068333333
3
Pengukuran 5 2 7,5 2,5 0,1327 6.911458333 0.069114583
4
Pengukuran 5 3 7,5 2,5 0,1363 7.098958333 0.070989583
5
Jumlah Mg Teoritis
Ca(ppm) Absorbansi
0 0
1 0,1292
2 0, 1303
3 0,1309
4 0, 132
5 0,1325
Berdasarkan data larutan standar tersebut dapat digunakan untuk membuat kurva
standar kalsium hubungan absorbansi dengan konsentrasi.
ABSORBANSI
0.15
f(x) = 0.02 x + 0.06
0.1 R² = 0.45
Axis Title
ABSORBANSI
0.05 Linear (ABSORBANSI)
0
0 1 2 3 4 5 6
Axis Title
Dari kurva diatas, didapatkan persamaan regresi linier y= 0,0192x + 0,0612, dan
didapatkan R2 = 0,450. Dari persamaan tersebut dapat dihitung nilai SD, LoD, LoQ. Hasil
pengamatan diperoleh nilai SD sebesar 0.0396 , nilai LoD sebesar 6.1958 dan nilai LoQ sebesar
20,6526.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai presisi, didapatkan nilai presisi pada
sampel sebesar 0,64 % . Nilai presisi yang didapatkan lebih besar dari nilai presisi teoritis yaitu
sebesar 0,02.. Dan didapatkan nilai akurasi pada sampel sebesar 126.3962. Hasil presisi dan
akurasi yang jauh dari nilai teoritis disebabkan karena kesalahan pada saat pengenceran yang
tidak dikembalikan pada kosentrasi awal setelah dilakukan pemanasan.
KESIMPULAN