Anda di halaman 1dari 5

Mengapa Valuasi Ekonomi perlu dilakukan?

Valuasi ekonomi lingkungan muncul sebagai dampak dari proyek / pembangunan


yang selama ini tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan sehingga terjadi
Krisis ekologi ditunjukkan sebagai akibat dari aktivitas ekonomi yang memberikan
manfaat lingkungan yang semakin menurun. Oleh karena itu, perlu diluruskan tentang
makna pentingnya keberadaan nilai atau harga dari sebuah valuasi lingkungan.

Bagaimana Pendekatan ekonomi yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan


valuasi barang sumber daya alam dan jasa lingkungan?

Pendekatan keuntungan atau manfaat (benefit) dalam mencapai kesejahteraan manusia


(masyarakat) mencapai kesejahteraan (welfare) atau kepuasan (utility)
Valuasi yang dikenal sebagai manfaat valuasi dapat berupa penghitungan manfaat dari
perbaikan kualitas lingkungan, manfaat dalam menjaga kelestarian lingkungan,
manfaat dari perbaikan wilayah yang terpapar pencemaran lingkungan, dan
meningkatnya objek wisata lingkungan.

Pendekatan biaya (cost) di sisi yang lain merupakan setiap kerugian yang dihasilkan
dan yang mengakibatkan menurunnya kesejahteraan manusia (masyarakat).
seperti penghitungan biaya atau hilangnya manfaat yang dikeluarkan ketika terjadi
penurunan kualitas lingkungan, biaya pencemaran lingkungan, biaya perbaikan akibat
degradasi lingkungan, dan sebagainya.

Apa alasan perlunya valuasi dengan pendekatan Benefit and Cost Analysis?

Salah satu pendekatan biaya dan manfaat sebagai dasar dalam valuasi lingkungan
melalui Cost-Benefit Analysis untuk menentukan pilihan atas kebijakan lingkungan.

Pendekatan biaya dan manfaat sebagai dasar dalam valuasi lingkungan dibedakan
atas: (a) Secara grafik dan fungsi, dilakukan melalui penentuan titik optimal barang
dan jasa lingkungan, dengan menggunakan konsep MDF dan MAC Functions; dan
(b) Secara empiris, melalui Cost-Benefit Analysis untuk menentukan pilihan atas
kebijakan lingkungan.
Apa itu Cost Benefit Analysis (CBA) ?

CBA adalah metodologi yang bertujuan untuk memilih proyek dan kebijakan yang
efisien dalam hal penggunaan sumber daya (Arvanitoyannis, 2008 dalam Prasetyo &
Arifin, 2017)

cara untuk menentukan hasil yang menguntungkan dari sebuah alternatif akan
cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya pengambilan alternatif
(Apriliya dkk., 2010; Söderqvist dkk., 2015). A

Langkah- langkah

Langkah-langkah untuk membuat model Analisis Biaya-Manfaat yang bermakna


adalah:

1. Tentukan kerangka kerja untuk analisis.


Identifikasi keadaan sebelum dan sesudah perubahan kebijakan atau investasi pada
proyek tertentu. Analisis biaya status quo ini. Pertama-tama kita perlu mengukur
keuntungan dari mengambil opsi investasi ini daripada tidak melakukan apa-apa atau
berada di titik nol. Terkadang status quo adalah tempat yang paling menguntungkan.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan biaya dan manfaat.


Penting untuk diklasifikasikan biaya dan manfaat dengan cara berikut untuk
memastikan bahwa Anda memahami dampak dari setiap biaya dan manfaat.
– Biaya Langsung (Biaya/Manfaat yang Dimaksudkan)
– Biaya Tidak Langsung (Biaya/Manfaat yang Tidak Diinginkan),
– Tangible (Mudah Diukur Dan Dikuantifikasi)/
– Intangible (Sulit Diidentifikasi dan Diukur), Dan
– Nyata (Apapun Yang Berkontribusi Pada Keuntungan Bersih Intinya)/Transfer (Uang
Tukar Tangan)

3. Menggambar garis waktu untuk biaya dan pendapatan yang diharapkan.


Ketika datang ke pengambilan keputusan, waktu adalah elemen yang paling penting.
Pemetaan perlu dilakukan ketika biaya dan manfaat akan terjadi dan seberapa besar
mereka akan berjalan selama satu fase. Ini memecahkan dua masalah utama.
Pertama, garis waktu yang ditentukan memungkinkan bisnis untuk menyelaraskan
diri dengan harapan semua pihak yang berkepentingan. Kedua, memahami garis
waktu memungkinkan mereka untuk merencanakan dampak biaya dan pendapatan
terhadap operasi. Ini memberdayakan bisnis untuk mengelola berbagai hal dengan
lebih baik dan mengambil langkah lebih awal dari segala kemungkinan.

4. Menguangkan biaya dan manfaat.


Kita harus memastikan untuk menempatkan semua biaya dan semua manfaat dalam
unit moneter yang sama.

5. Diskon biaya dan manfaat untuk mendapatkan nilai sekarang.


Ini menyiratkan mengubah biaya dan manfaat masa depan menjadi nilai sekarang.
Ini juga dikenal sebagai mendiskontokan arus kas atau manfaat dengan tingkat
diskonto yang sesuai. Setiap bisnis cenderung memiliki tingkat diskonto yang
berbeda.

6. Hitung nilai uang sekarang bersih.


Hal ini dilakukan dengan mengurangi biaya dari manfaat. Proposisi investasi
dianggap efisien jika diperoleh hasil yang positif. Namun, ada faktor lain yang harus
dipertimbangkan juga.

Beberapa metode yang digunakan dalam analisis biaya dan manfaat

NPV
Menurut Mahaputriana (2006), NPV digunakan dalam penilaian investasi karena nilai
uang setiap tahun akan mengalami perubahan sehingga kita harus mengembalikan
nilai uang di masa yang akan datang (future value) menjadi nilai uang sekarang
(present value). NPV pun dapat dikatakan sebagai terjadinya perbedaan antara nilai
aliran kas keluar yang tergabung dengan proyek investasi. Kriteria penilaian NPV
yaitu, jika NPV>0, maka usulan proyek diterima, jika NPV<0, maka usulan proyek
ditolak, dan apabila NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima
atau ditolak (Rumiyanto dkk., 2017).

BCR

Net B/C Ratio merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha
setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk usaha tersebut. Menurut
Febriyan dkk. (2017), Net B/C Ratio dapat diartikan sebagai rasio antara manfaat
bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata
lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap
satu satuan kerugian dari bisnis tersebut.

DAPUS
A.  Dehnhardt Decision-makers’ attitudes towards economic valuation – a case study
of german water management authorities J. Environ. Econ.
Policy, 2 (2) (2013), pp. 201-221
A.E.,  Boardman, D.H. Greenberg, A.R. Vining and D.L. Weimer,  (2018). Cost-
Benefit Analysis in Practice (fourth ed.), Cambridge University Press
Al Madaidy, A., & Juwana, I. (2019). Penentuan Nilai Ekonomi Taman Nasional
Gunung Ciremai Dengan Metode Contingen Valuation
Method. Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, 3(2).
Barde, J.- P. (2000), ‘Environmental policy and policy instruments’, in H. Folmers
and H. Landis Gabel (eds), Principles of Environmental and
Resource Economics, Cheltenham, UK: Edward Elgar, pp. 157–20
C. Vianello, M.F. Milazzo, G. Maschio Cost–benefit analysis approach for the
management of industrial safety in chemical and petrochemical industry
J. Loss Prev. Process. Ind., 58 (2019), pp. 116-123,
Carter, William, K dan Usry, Milton F. 2014. Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh
Krista. Buku 1. Edisi keempat belas. Salemba empat. Jakarta
Dehnhardt, A., Grothmann, T., Wagner, J.. (2022). Cost-benefit analysis: What limits
its use in policy making and how to make it more usable? A case study
on climate change adaptation in Germany, Environmental Science &
Policy, 137, 53-60
de Neufville, R. (1990) Applied System Analysis : Engineering Planning and
Technology Management, McGraw-Hill, Inc
F.A. Ward. (2012). Cost–benefit and water resources policy: a survey.Water
Policy, 14 (2), pp. 250-280
Febriyan, H.Y., Walangitan, D.R., & Sibi, M. (2017). Studi kelayakan proyek
pembangunan perumahan bethsaida bitung oleh PT. cakrawala indah
mandiri dengan kriteria investasi. Jurnal Sipil Statik, 5(7), 401-410.
Fitri, D. R. K. (2018). Valuasi ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan. Proceeding IAIN Batusangkar, 1(1), 125-134.
G.  Atkinson, B. Groom, N. Hanley, S. Mourato. (2018). Environmental valuation and
benefit-cost analysis in U.K. policy J. Benefit-Cost. Anal., 9 (1), pp. 97-
119,
Guerriero, C., (2020). Cost-Benefit Analysis of Environmental Health Interventions :
Introduction, Academic Press.
Hanley, N., Jason, F.S., White, B. (2019). Introduction to Environmen ed. Oxford
University Press, Oxford.
Mangkoesoebroto, G. (1998) Ekonomi Publik, BPFE-Yogyakarta.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN
N.  Hockley. (2014). Cost–benefit analysis: a decision-support tool or a venue for
contesting ecosystem knowledge Environ. Plan. C: Gov. Policy, 32 (2),
pp. 283-300
Navrud S. 2000. Strenths, Weaknesses and Policy Utility of Valuation Techniques
and Benefit Transfer Methods. Invited Paper for the OECD-USDA
Workshop The Value of Rural Amenities: Dealing With Public Goods,
Non-market Goods and Externalities, Washington D.C. Department of
Economics and Sosial Sciences, Agricultural University of Norway.
Pearce, D.W dan D. Moran, 1994. The Economic Value of Biodiversity. IUNC.
Earthscan Publication, London.
Phelia, A., & Damanhuri, E. (2019). Kajian Evaluasi Tpa Dan Analisis Biaya Manfaat
Sistem Pengelolaan Sampah Di Tpa (Studi Kasus TPA Bakung Kota
Bandar Lampung) Evaluation Of Landfill And Cost Benefit Analysis
Waste Management System Landfill. Jurnal Teknik Lingkungan, 25(2),
85-100.
Prasetyo, A. & Arifin, M. Z. (2017). Analisis biaya pengelolaan limbah makanan
restoran. Indocamp.
Putra, I. G. B. A. W., Prijanto, A., Sukendar, N. M. C., & Arisena, G. M. K. (2020).
Kajian analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) kawasan
agrowisata di Indonesia. AGROMIX, 11(2), 189-201.
R. Tinch, N. Beaumont, T. Sunderland, E. Ozdemiroglu, D. Barton, C. Bowe, T. Börg
er, et al. Economic valuation of ecosystem goods and services: a review
for decision makers J. Environ. Econ. Policy, 92 (2) (2019), pp. 1-20
Rumiyanto, R., Irwan, H. & Purbasari, A. (2015). Analisa studi kelayakan
penambahan mesin cnc baru dengan metode npv (net present value) di
PT. usda seroja jaya shipyard Batam. Profisiensi, 3(2), 151-159.
Salman, Kautsar, R, Farid, M. 2016. Akuntansi Manajemen. Indeks, Jakarta
Söderqvist, T., Brinkhoff, P., Norberg, T., Rosén, L., Back, P. E., & Norrman,J.
(2015). Cost-benefit analysis as a part of sustainability assessment of
remediation alternatives for contaminated land. Journal of environmental
management,157, 267-278
-

Anda mungkin juga menyukai