HASIL PENGAMATAN
1
Kasus 4. Syndrome Klinefelter, kromosom 47, XXY
V. PEMBAHASAN
2
didalam inti sel sebagai perubahan kromosom, dan mutasi gen yang sitologis tidak
tampak namun mempunyai pengaruh pada fenotip suatu organisasi. Berdasarkan
istilah mutasi umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedang perubahan
kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau abarrasi.
Terjadinya variasi kromosom biasanya mengakibatkan abnormalitas pada
individu. Aberrasi kromosom dibedakan atas perubahan dalam jumlah kromosom
dan perubahan dalam struktur kromosom. (Suryo,2008)
Jenis kelamin (seks) suatu individu ditentukan oleh 2 faktor yaitu genetis
dan lingkungan keduanya bekerja sama, jika salah satu abnormal, mengkarakter
kelamin juga akan menjadi abnormal. Jika suatu genetis yang susunannya normal,
tapi ada kelainan dalam kehormonan atau suasana psikologis anak, karakter
kelamin setelah dewasa akan mengalami kelainan. Begitu pula jika susunan
genetis abnormal, meskipun faktor lingkungan baik, karakter kelamin individu
akan abnormal juga.
3
kromosom seksnya begitupun dengan kromosom tubuhnya sehingga terbentuk
individu baru dengan 46 kromosom (Suryo,2008)
a) Orang dengan kelainan genetik kongenital (bawaan), yaitu ayah atau ibu yang
membawa kelainan kromosom. Misal kromosom yang mengalami
translokasi. Mungkin pada mereka tak menjadikan masalah kecacatan karena
kromosomnya tetap seimbang. Artinya, translokasinya terjadi karena di
nomor tertentu hilang, tapi menempel ke nomor lain. Itulah mengapa untuk
mereka tetap bisa normal. Namun tak demikian halnya pada anak-anak
mereka, karena yang diturunkan yang jelek itu, maka jatuh ke anaknya bisa
tak seimbang. Akibatnya, anaknya cacat.
4
b) Pembawa mutasi gen, seperti penderita hemofilia atau anaknya menderita
thalasemnia, albino.
c) Mengalami keguguran berulang kali yang mungkin penyebabnya susunan
kromosom tak seimbang.
d) Memiliki anak dengan kelainan kromosom, hingga perlu diselidiki apakah
karena keturunan atau bukan. Untuk itu, perlu dilakukan analisa kromosom
pada saudara-saudara dan ayah-ibunya.
e) Memiliki anak retardasi mental/kebodohan tanpa diketahui penyebabnya.
f) Memiliki anak dengan jenis kelamin diragukan (sex ambigua).
g) Penderita leukimia dan tumor ganas.
h) Suami-istri yang mengalami infertilitas.
i) Wanita dengan manore primer (tak pernah haid); wanita hamil usia di atas 35
tahun.
VI. KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA
6
JAWABAN PERMASALAHAN
1. Berdasarkan analisis kariotip yang kami susun, individu pada kasus 1 berjenis
kelamin laki-laki sedangkan individu pada kasus 4 berjenis kelamin
perempuan tetapi hanya memiliki satu kromosom seks X.
2. Individu pada kasus 1 normal, sedangkan individu pada kasus 4penderita
Syndrom Turner.
3. Pada kariotipe laki-laki memiliki dua kromosom seks yaitu kromosom X dan
Y sedangkan pada kariotipe perempuan hanya memiliki satu jenis kromosom
yaitu kromosom X yang berjumlah dua.
4. Pada perempuan jumlah kromosom akrosentrik sebanyak 10 sedangkan pada
laki-laki jumlah kromosom akrosentrik sebanyak 11
5. Kelainan kromosom terjadi karena mutasi. Kromosom dapat mengalami
mutasi karena adanya perubahan struktur atau susunan dan jumlah
kromosom. Mutasi kromosom ini disebut juga dengan mutasi besar (gross
mutation). Hal ini disebabkan karena susunan kromosom yang mengandung
banyak gen, sehingga jika terjadi mutasi pada kromosom akan menimbulkan
perubahan fenotipe yang lebih besar, bahkan dapat muncul individu baru
hasil mutan yang menyimpang dari aslinya. Penyebab terjadinya mutasi
kromosom antara lain adanya gangguan fisik dan kimia sehingga terjadi
kesalahan di dalam pembelahan sel yang mengakibatkan struktur kromosom
rusak dan jumlah kromosom berubah. Pada prinsipnya mutasi pada
kromosom terdiri atas dua macam yaitu Euploidi merupakan mutasi yang
melibatkan pengurangan atau penambahan dalam perangkat kromosom
(genom).Aneuploid merupakan mutasi kromosom yang tidak melibatkan
perubahan pada seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada salah satu
kromosom dari genom.
7
JAWABAN PERTANYAAN