Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Setiap manusia normal memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu 46,XX pada wanita atau 46,XY pada pria. Konstitusi kromosom yang normal akan bermanifestasi dengan kemunculan fenotip yang normal, meskipun dapat terjadi ariasi antar indi idu akibat adanya pengaruh genetik dan lingkungan. !alam peranan kemunculan fenotip secara normal, kromsom seks yaitu kromosom X dan Y memainkan peran yang penting, terutama dalam penentuan jenis kelamin. Selama pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis, dapat terjadi kesalahan yang menimbulkan kelainan kromosom. Kelainan yang terjadi dapat berupa kelainan jumlah maupun struktur yang dapat terjadi baik pada kromosom autosom maupun kromosom seks. "neuplodi kromosom seks adalah penyebab kelainan jumlah kromosom yang paling banyak ditemukan pada bayi, anak#anak dan dewasa. "neuploidi merupakan berkurangnya atau penambahan satu atau lebih kromosom. $enyebab utama kondisi aneuploid adalah gagal pemisahan %nondisjunction& selama proses meiosis atau mitosis. "neuploidi juga disebabkan adanya suatu kesalahan dalam proses anafase %anaphase lag&. 'eberapa sindrom utama yang diakibatkan oleh mekanisme ini antara lain sindrom (urner, sindrom Klinefelter, sindrom (ripel X dan sindrom XYY. Kelainan jumlah lain, yang cukup sering terjadi yaitu mosaikisme. )osaikisme dapat diartikan sebagai adanya dua atau lebih garis keturunan pada satu indi idu atau dalam jaringan yang berbeda dalam konstitusi kromosom namun berasal dari satu *igot yaitu berasal dari asal genetik yang sama. )osaikisme terjadi akibat nondisjunction yang terjadi pada awal pembelahan mitosis embrional. Kelainan lain yaitu kelainan struktur kromosom seks dapat berupa translokasi, delesi, duplikasi, in ersi dan kromosom cincin. !ibandingkan dengan kelainan autosom, kelainan pada kromosom seks memiliki manifestasi klinis yang tidak terlampau berat. Secara umum, tingkat kelainan fenotip berkaitan dengan jenis kelainan kromosom, baik adanya tambahan maupun pengurangan materi kromosom.Sebagai ilustrasi, perkembangan skeletal yang diatur oleh gen S+,X, berlokasi pada regio pseudoautosomal pada regio Xp. $erawakan pendek dan gambaran skeletal pada sindrom (urner maupun perawakan tinggi pada kelebihan atau supernumerary kromosom seks bisa diakibatkan oleh kelainan pada kromosom X, berkaitan dengan gen S+,X tersebut. Kelainan struktur kromosom Y, akibat delesi yang terjadi, berkaitan dengan kondisi a*oospermia, infertilitas, dan perawakan pendek.
1

Kondisi yang berkaitan dengan kromosom seks sering berpengaruh terhadap determinasi seks, apakah seseorang memiliki karakteristik seks pria maupun wanita, perkembangan seksual, dan fertilitas. $ada kelainan kromosom seks, adanya perubahan kromosom X atau Y dapat menghasilkan kelainan fisik dan kognitif yang ber ariasi. )elakukan pemeriksaan fisik merupakan salah satu bagian dari upaya melakukan diagnosis secara menyeluruh. !engan melakukan pemeriksaan fisik dapat membantu menemukan kondisi dismorfik akibat penyimpangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan secara normal. )elakukan diagnosis pada sindrom kelainan kongenital bisa jadi merupakan hal yang sulit namun penting untuk memberikan keterangan yang tepat berkaitan dengan manajemen, prognosis dan resiko perulangan. Salah satu kelainan kromosom seks yang akan dibahas dalam makalah ini ada sindroma XYY. 1.2 Rumusan Masalah -umusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah . a. "pa itu sindroma 4/, XYY 0 b. 'agaimana proses terjadinya sindroma 4/, XYY 0 c. "pa tanda dan gejala pada pria dengan sindroma 4/, XYY 0 1.3 Tujuan Penul san (ujuan penulisan makalah ini adalah . a. 1ntuk mengetahui apa itu sindroma 4/, XYY b. 1ntuk mengetahui bagaimana proses terjadinya sindroma 4/, XYY c. 1ntuk mengetahui tanda dan gejala pada pria dengan sindroma 4/, XYY

BAB II PEMBAHA!AN 2.1 De" n s Sindroma 4/,XYY adalah kelainan jumlah kromosom seks dimana seorang bayi laki#laki terlahir dengan kelebihan kromosom Y. $ria biasanya hanya memiliki 2 kromosom X dan 2 kromosom Y, digambarkan sebagai 46, XY. $ria dengan sindroma XYY memiliki 3 kromosom Y dan digambarkan sebagai 4/, XYY. Kelaianan ini ditemukan pada 2 diantara 2444 pria. 2.2 E# $em %l%g (idak ada data yang pasti mengenai jumlah kejadian sindroma 4/,XYY di 5ndonesia. 6amun menurut !emografisnya rata#rata pada setiap 2444 pria yang dilahirkan ada satu yang menderita sindroma 4/,XYY ini. 2.3 Pr%" l &enet k Kromosom X dan Y telah diketahui sebagai kromosom seks karena perannya yang sangat penting dalam penentuan jenis kelamin.$enentuan jenis kelamin, yang tergantung pada komplemen kromosom seks pada embrio, didahului dengan tahapan molekuler yang mengarahkan pertumbuhan sel benih, migrasinya ke rigi urogenital, dan pembentukan testis, dengan keberadaan kromosom Y %46,XY& atau o arium dengan ketiadaan kromosom Y dan keberadaan kromosom X %46,XX&. 'r%m%s%m ( Kromosom Y lebih kecil dari pada kromosom X dan membawa sedikit gen yang memiliki peran fungsional yang penting. Kromosom Y terdiri dari kurang lebih 78 juta pasang basa dan merupakan 3 9 dari total !6" dalam sel. Kromosom Y diperkirakan terdiri dari antara /4 hingga 344 gen. Kromosom Y terdiri dari beberapa regio yang berbeda. )eliputi regio pseudoautosomal pada bagian distal lengan panjang dan pendek, $"-2 and $"-3.-egio heterokromatik pada lengan panjang dan regio di antara $"-2 dan $"-3, yang disebut dengan )SY %Male Spesific Region&. -egio ini mengandung beberapa gen yang diekspresikan pada banyak organ dan beberapa yang hanya diekspresikan pada testis. :en S-Y yang merupakan penentu jenis kelamin laki#kaki, berlokasi pada lengan pendek dari kromosom Y regio )SY. :en ini memegang peranan kunci dalam perkembangan testis. :en
3

lain pada lengan panjang kromosom Y diketahui penting dalam mengatur spermatogenesis yaitu gen#gen ";< %Azoospermia Factor& antara lain !";, -')Y, 1S$=Y dan +S<Y2. Keberadaan kromosom Y yang utuh menjadikan jenis kelamin laki#laki, berapapun jumlah kromosom X yang ada. Ketiadaan kromosom Y menghasilkan perkembangan wanita. $ada beberapa kelainan mutasi pada gen S-Y ditemukan pada disgenesis gonad murni di mana memunculkan fenotip wanita namun dengan kariotip 46,XY. $ada orang yang mengalami kelainan tersebut terdapat streak gonad bilateral dengan struktur duktus )ulleri yang masih dipertahankan, tuba fallopi serta uterus. $ada kelainan dengan translokasi gen S-Y pada kromosom X selama meiosis paternal menjelaskan perkembangan testis pada =49 laki#laki dengan kariotip XX. Kelainan pada gen#gen azoospermia factor %";<& dapat mengakibatkan infertilitas pada pria. Keberadaan kromosom Y pada pasien dengan sindrom (urner merupakan faktor risiko %:'Y&. perkembangan gonadoblastoma. +al ini diduga karena adanya lokus yang rentan terhadap gonadoblastoma

&am)ar 1. Peta genet k #a$a kr%m%s%m ( . :en spesifik pada kromosom Y pada sebelah kiri, sedangkan gen yang homolog dengan kromosom X pada sebelah kanan. 'r%m%s%m * Kromosom X terdiri dari 277 juta pasang basa dan merupakan 79 dari total !6" dalam genom manusia. $ria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y sedangkan wanita
4

memiliki dua kromosom X. pada awal perkembangkan embrio pada wanita, salah satu dari kromosom secara acak dan menetap diinakti asi dalam sel somatik. <enomena ini disebut inakti asi kromosom X atau lionisasi. $roses inakti asi kromosom X terjadi secara acak pada sel tubuh dan diatur oleh gen X5S( %X-inactive-specific transcript& yang berada di pusat inakti asi X %X5>& pada pita X?2@.3,6,=,28 Suatu kelainan dapat terjadi pada proses inakti asi tersebut, yaitu skewed X-inactivation, di mana proses yang seharusnya terjadi acak, menjadi tidak acak namun nyaris seragam hanya pada salah satu kromosom X untuk hampir semua sel tubuh.

&am)ar 2. !truktur gen #a$a kr%m%s%m *, terlihat beberapa gen yang menjadi landmark, X5S( %Xinactive- specific transcript&, <)-2 dan regio $"-2 yang mengandung gen S+,X.3/ Pat%" s %l%g 'ela nan 'r%m%s%m Kelainan kromosom yang banyak ditemui dalam klinik berasal dari kelainan selama pembentukan sel benih, terutama saat meiosis selama gametogenesis. Selain itu dapat juga terjadi pos*igotik, pembelahan mitosis selama masa embrio yang dapat menghasilkan kondisi
5

mosaikism.)eiosis bertujuan untuk mereduksi jumlah kromosom pada sel puncak gonad dari kondisi diploid %3nA46& menjadi haploid pada gamet %nA3@&. )eiosis terdiri dari dua tahap, yaitu meiosis 5 dan 55, meiosis 5 secara umum terdiri dari tiga tahap, sinapsis, pindah silang %crossing over&, dan pemisahan %disjunction&. Kondisi patologis pada kromosom dapat muncul pada proses disjunction, yaitu pada kondisi nondisjunction dan malsegregasi. isjunction merupakan segregasi normal pada kromosom homolog atau kromatid ke arah kutub pada saat pembelahan meiosis dan mitosis. !ondisjunction merupakan kegagalan proses tersebut, dan dua kromosom atau kromatid akan kearah hanya salah satu kutub. !ondisjunction terjadi secara spontanB proses molekuler yang mendasarinya secara tepat belum banyak diketahui. !ondisjunction lebih sering terjadi pada fase meiosis 5. !ondisjunction pada meiosis menghasilkan gamet dengan 33 atau 34 kromosom, di mana seteleah fertilisasi dengan gamet normal akan menghasilkan *igot trisomi atau monosomi. !ondisjunction merupakan penyebab aneuploidi yang paling sering. $enyebab lain dari kondisi aneuplodi adalah anaphase lag. Anaphase lag merupakan kegagalan kromosom atau kromatid untuk bergabung menjadi satu dalam nucleus sel anakan mengikuti pembelahan sel, sebagai hasil dari keterlambatan perpindahan %lagging& selama anafase. Kromosom yang tidak masuk dalam nucleus sel anakan akan hilang. Kelainan kromosom dapat terjadi pada tahap pos*igotik, berupa kelainan nondisjunction pada pembelahan mitosis sel pada embrio yang dapat menghasilkan kondisi mosaikisme. )osaikisme dapat diartikan sebagai adanya dua atau lebih garis keturunan pada satu indi idu atau dalam jaringan yang berbeda dalam konstitusi kromosom namun berasal dari satu *igot yaitu berasal dari asal genetik yang sama. )utasi pos*igotik menghasilkan mosaic dengan dua %atau lebih& cell line yang berbeda secara genetik. )osaiksme berasal dari nondisjunction yang terjadi pada awal pembelahan mitosis embrional dengan keberadaan lebih dari satu garis keturunan. )osaikisme dapat terjadi pada jaringan sel somatik maupun sel benih. Kelainan yang berkaitan dengan struktur kromosom bisa disebabkan oleh kerusakan !6" %oleh karena radiasi, bahan kimia& atau akibat dari mekanisme rekombinasi. $ada fase :3 pada siklus sel, kromosom terdiri dari dua kromatid. Kerusakan pada tahap ini bermanifestasi sebagai kerusakan kromatid, mengenai salah satu dari dua kromatid. Kerusakan pada fase :2 bila tidak diperbaiki sebelum fase S, muncul sebagai kerusakan kromosom, mengenai kedua kromatid. 6amun sel memiliki mekanisme en*im yang berfungsi mengenali dan memperbaiki kerusakan kromosom. $erbaikan dapat berupa penggabungan pada ujung kedua bagian kromosom atau menutupi ujung yang rusak dengan telomere. )ekanisme checkpoint siklus
6

sel normalnya mencegah sel dengan kerusakan kromosom yang tidak dapat diperbaiki memasuki tahap mitosis, bila kerusakan tidak dapat diperbaiki terdapat mekanisme apoptosis. Kromosom yang dihasilkan tanpa memiliki sentromer %asentris& atau dua sentromer %disentris& tidak akan mengalami segregasi yang stabil dalam mitosis, dan akan hilang. Kromosom dengan sentromer tunggal dapat stabil melalui putaran mitosis, bahkan bila strukturnya abnormal. Kelainan struktur terjadi ketika kerusakan tidak dapat diperbaiki secara benar atau rekombinasi antara kromosom yang nonhomolog. -ekombinasi meiosis antara kromosom yang salah berpasangan merupakan penyebab utama translokasi, terutama dalam spermatogenesis. !elesi, duplikasi, dan translokasi dapat terjadi pada tahap crossing over"

&am)ar 3. Skema terjadinya 4/,X 2.+ Tan$a $an &ejala )ayoritas laki#laki dengan kariotip ini tidak memiliki bukti kelainan klinis dan tidak terdiagnosis. 1kuran saat lahir tidak berbeda dengan bayi normal kaitannya dengan berat badan, panjang, dan lingkar kepala. $ertumbuhan pada anak#anak umumnya terjadi percepatan, terjadi perawakan tinggi, tapi tidak ada manifestasi klinis yang lain selain ada laporan adanya kejadian jerawat yang umumnya berat. 5ntelejensi umumnya normal tetapi 24
7

poin lebih rendah dibandingkan saudaranya, gangguan belajar dapat terjadi. :angguan tingkah laku meliputi hiperaktifitas, distrac#ility, dan impulsif. !itemukan bahwa angka kriminalitas pada penderita sindrom ini 4 kali lipat lebih tinggi. 'erdasarkan penelitian Kristine Stochholm dkk, bahwa terjadi peningkatan insiden kriminalitas %semua jenis kriminalitas, kecuali pada penyalahgunaan obat#obatan dan kriminalitas dijalan raya& pada laki#laki dengan sindroma 4/, XYY. $enelitian ini dilakukan di !enmark melalui lembaga !anish >ytogenetic >entral -egister, Statistic !enmark dan !anish >entral >rime -egistry. $enelitiannya berupa cohort study. 2., D agn%sa !iagnosa dari Sindroma 4/,XYY ditegakkan bila didapatkan kelebihan satu kromosom Y pada pria. +al ini dapat diketahui sejak masa kehamilan dengan pemeriksaan prenatal seperti sample illi chorionic atau amniosintesis. $rosedur sample illi chorionic dapat dilakukan pada usia kehamilan 24#23 minggu. "mniosintesis dapat dilalukan pada usia kehamilan 26#28 minggu dengan mengambil sedikit cairan amnion untuk diperiksa.

&am)ar +. Karyotipe 4/ XYY 2.- Management Tera# (idak ada pengobatan yang tersedia untuk mengubah kromosom. "nak laki#laki dengan sindroma XYY seringkali secara fisik lebih aktif daripada saudara kandungnya dan jika akti itas ini ditanggapi dan disalurkan dengan baik, biasanya tidak akan menimbulkan masalah.
8

)ereka cenderung mengalami keterlambatan dalam kematangan emosi dan cenderung mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga perlu dirangsang secara dini dan adekuat. $ria XYY memiliki keadaan hormon seks yang normal dan tidak perlu menjalani terapi hormonal. "nak laki#laki XYY yang tumbuh di dalam lingkungan yang baik, dengan cinta, dukungan dan rangsangan yang mereka perlukan, tidak akan mengalami kelainan jiwa. $ria XYY yang tumbuh dalam lingkungan yang jelek, tanpa cinta, rangsangan dan dukungan, memiliki resiko mengalami kelainan jiwa dan gangguan dalam bersosialisasiB tetapi mereka tidak memiliki resiko menderita ski*ofrenia, kelainan manik#depresif maupun kelainan jiwa yang serius lainnya. )ereka bisa dibantu melalui penyuluhan dan pengobatan psikolog# psikiater.

BAB III 'E!IMPULAN

2. Sindroma 4/, XYY adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan kromosom Y pada seorang pria 3. Sindroma 4/, XYY terjadi karena nondisjunction pada tahap meiosis 55 paternal @. Sindroma 4/, XYY memiliki tanda dan gejala . 5C rata#rata 24#27 point dibawah rata#rata +iperaktif "gresif :igi yang besar#besar, dahi menonjol, telinga panjang , jari#jari relatif panjang <ertilitas normal, pubertas biasanya terlambat sampai 6 bulan 4. (idak ada pengobatan yang tersedia untuk mengubah kromosom. +anya diperlukan lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak#anak dengan sindroma 4/, XYY.

10

DA.TAR PU!TA'A >orwin. D.E, 344=. $uku Saku %atofisiologi &disi '. Eakarta. D:> Kristine S, "nders ', "nne SE dkk. 3422. (riminality in Men with )linefelter*s Syndrome and X++ Syndrome , a cohort study" Eournal . ')E ,pen Kristine S, S end E, >laus +:. 3424. iagnosis and Mortality in -./ X++ %ersons , a registry study" Eournal . ,rphanet Eournal of -are !isease

11

Anda mungkin juga menyukai