GENETIKA
KARIOTIPE
Dibuat Oleh :
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
PRAKTIKUM GENETIKA “KARIOTIPE”
(Selasa, 12 Februari 2019)
I. Tujuan Praktikum
1. Menganalisis kromosom pada manusia
2. Membuat kariotip
3. Mengenal kariotp individu yang mengalami kelainan kromosom
VI. Pembahasan
Tujuan memahami kariotipe manusia normal adalah untuk mengetahui gambaran
kromosom manusia normal dan mendeteksi abnormalitas pada tingkat kromosom.
Karyotipe merupakan tampilan visual kromosom setiap individu. Salah satu manfaat
karyotipe adalah tes untuk mendeteksi beberapa kelainan yang berhubungan dengan
struktur dan jumlah kromosom. Karyotipe dibuat apabila ada dugaan kelainan kromosom
pada suatu individu. Karyotipe manusia tidak normal jika jumlahnya bukan 46 atau
terjadi penambahan, pengurangan atau penyusunan kromosom yang tidak sesuai.
Terjadinya kelainan pada jumlah kromosom manusia disebabkan adanya mutasi
kromosom yang terjadi pada fase metaphase ketika fertilisasi. Mutasi kromosom yang
terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau
penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanya terjadi
pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid. Macam-macam aneuploid di
antaranya adalah monosomik (2n-1) yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom,
nullisomik (2n-2), yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom, trisomik (2n+1) yaitu
mutasi karena kelebihan satu kromosom, dan tetrasomik (2n+2) yaitu mutasi karena
kelebihan dua kromosom.
Pada praktikum ini setelah seluruh kromosom disusun berdasarkan urutan dan
bentuknya, didapatkan kromosom berjumlah 45 X dengan diagnosa Sindrom Turner.
Sindrom Turner adalah penyakit akibat kelainan kromosom seks yang hanya terjadi pada
wanita. Kelainan ini terjadi ketika kromosom X hilang sebagian atau seluruhnya
(monosomi). Penderita sindrom Turner biasanya memiliki gejala yang berbeda-beda.
Namun, terdapat beberapa ciri-ciri yang bisa membedakannya dari kondisi lain. Ciri fisik
yang paling sering muncul pada kejadian sindrom Turner adalah tinggi badan yang lebih
pendek dan ovarium yang kurang berkembang. Ovarium yang kurang berkembang bisa
mengakibatkan kemandulan dan tidak adanya menstruasi.
Sindrom Turner pertama kali dijelaskan sebagai suatu kondisi yang diakibatkan
hilangnya salah satu kromosom X fungsional manghasilkan kariotip 45,X. Hal tersebut
terjadi pada 50% kejadian pada kelainan sindrom Turner, varian yang lain dari sindrom
Turner yaitu :
a. mosaikisme dengan kariotip 45,X/46,XX pada 20% kejadian
b. isokromosom 46,X,i(Xq) pada 15 % kejadian
c. kromosom cincin 46,X,r(X) pada 5% kejadian
d. delesi 46,X,del(Xp) pada 5% kejadian
e. mosaikisme 45,X dengan tambahan cell line yang memiliki kromosom Y yang
mengalami kelainan struktur, di mana yang paling banyak ditemukan adalah
isodisentrik kromosom Y yang muncul sebagai bagian dari kariotip mosaik dengan
cell line 45,X
Penderita sindrom Turner harus melakukan pemeriksaan rutin pada jantung,
ginjal, dan sistem reproduksi sepanjang hidup mereka. Pemeriksaan rutin ini bertujuan
agar penderita bisa hidup dengan normal dan sehat. Satu hal yang terpenting pada
penderita Sindrom Turner adalah menimbulkan rasa percaya diri dan harga diri
sebagai seorang perempuan yang tinggal di lingkungan sosial.
VII. Kesimpulan
1. Kromosom normal pada manusia berjumlah 46 atau 23 pasang, terdiri dari 22 pasang
autosom dan 2 kromosom sex : XX untuk perempuan dan XY untuk laki-laki.
2. Karyotipe pada manusia normal yaitu 22AA + XX untuk perempuan dan 22AA +
XY untuk laki-laki.
3. Kariotip individu pada praktikum berjumlah 45 X, sehingga dapat didiagnosa
mengalami Sindrom Turner.
VIII. Saran
1. Disarankan agar berhati-hati dalam menggunting kromosom agar tidak ada yg hilang,
terbuang, maupun sobek.
2. Dalam menyusun kariotipe harus cermat dalam memperhatikan bentuk dan letaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Juniarto, Achmad Zulfa dan Juwono. 2002. Biologi Sel. EGC. Jakarta
Lewis, R. 2009. Human genetics concept and applications. Mc Graw Hill. New York : 512
Suryo, Ir. H. 2010. Genetika Manusia (cetakan ke-10). Gajah Mada University Press.
Yogyakarta